Anda di halaman 1dari 4

Laporan Pelaksanaan Tugas

1. Kegiatan

Kegiatan yang diikuti adalah Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support ( BT & CLS )
untuk tenaga kesehatan / perawat merupakan pelatihan yang menyediakan suatu metode
yang dapat dipercaya dalam menangani kasus trauma dan cedera, dan diberikan
pengetahuan dasar kepada pesertanya dengan cara:
1. Menilai kondisi pasien dengan cepat dan teliti
2. Resusitasi dan stabilisasi pasien menurut prioritas.
3. Menentukan tindakan jika kebutuhan pasien melebihi suatu kemampuan fasilitas.
4. Transfer pasien sesuai dengan kebutuhan
5. Memastikan penanganan yang diberikan optimal

2. Dasar
Dasar dari pelaksanaan tugas tersebut adalah: Surat Tugas Nomor:
800/KP.04.05.3.3591/RSJDSB/2017 tertuju kepada: Susana Hatumessen, A.Md.Kep
(NIP. 19831203 200903 2 001).

3. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Selasa - Sabtu, 31 Oktober 2017 – 4 November 2017


Waktu : 5 (Lima) hari
Tempat : Rumah Sakit UNTAN Pontianak

4. Laporan Kegiatan

a. Materi yang disampaikan :


Konsep yang melatar belakangi kursus ini menggunakan metode sederhana.
Pendekatan terhadap penderita cedera masih seperti yang diajarkan dalam ilmu
keperawatan di bangku kuliah, yaitu anamnase yang lengkap termasuk riwayat
penyakit terdahulu, pemeriksaan fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki dan
akhirnya dibuat diagnose.

Kursus BT & CLS menekankan bahwa cedera dapat menyebabkan kematian dalam
waktu yang cepat. Maka penting untuk kita pelajari Bersama konsep ini agar semakin
efektif dalam memberikan pertolongan. Jadi A B C D E mendefinisikan secara spesifik
urutan evaluasi dan tindakan yang harus diikuti dalam penanggulangan semua
penderita dengan cedera yaitu:
1. A B C D E – melalui pendekatan evaluasi / tindakan
2. Tindakan untuk “life Saving”
3. Diagnosa medistidak menjadi prioritas utama
4. Waktu adalah prioritas utama
5. “ Do No Futher Harm”
A  Airway
B  Breathing
C  Circulation
D  Disability
E  Exposure (undress) / Environment ( temperature Control)

Adapun materi pelatihan BT & CLS yang diberikan selama 5 hari diantaranya berupa
teori dan praktek

Pre Test – Teori


1. Gawat Darurat Sehari hari ( Silent Disaster ), Korban Masal dan Bencana
2. Initial Assesment
3. Bantuan Hidup Dasar
4. Airway & Breathing
5. Syok
6. Trauma Toraks dan Trauma Abdomen
7. Trauma kaptis dan Trauma Spinal
8. Trauma Muskuloskeletal
9. Trauma Termal
10. Trauma Pada Anak
11. Merujuk Penderita
12. Biomekanika Trauma
13. Keracunan dan gigitan binatang
14. Triage Skenario
15. Jantung dan Aritmia

Post Test – Evaluasi Praktek


1. Bantuan Hidup Dasar (BHD)
2. Airway & Breathing
3. Initial Assesment
4. Stabilisasi Spinal Cord Injury
5. Stabilisasi Musculoskeletal
6. Membaca EKG dan DC Shock

b. Narasumber / fasilitator kegiatan berasal dari : Tim Yayasan Ambulan Gawat Darurat
118 Indonesia (AGD 118)
c. Rangkuman materi:

PRIMARY SURVEY (Pasien Trauma)


A. Airway (Jalan Napas)
Pegang kepala (Fixasi)  Pasang neck collar (bila curiga Fr. Cervical)
Periksa Airway  Lok, Listen, Feel
 Bila Gurling lakukan suction / dimiringkan (longroll)
 Bila Snoring lakukan Jaw Thrust / Chin Lift
Gunakan OPA ( pasien tidak sadar ) atau NPA ( pasien tidak sadar )
 Bila terdengar Stridor  Perlu Airway Definitif
(Intubasi/Surgical airway)
B. Pernapasan + oksigen / ventilasi
Nilai Frekwensi pernapasan, kemudian berikan oksigen bila ada masalah terhadap
A B C D:
Pilihan:
 Canul  2-6 LPM
 Face mask/RM (Rebreathing Mask)  6-10 LPM
 NRM (Non Rebreathing Mask  10-15 LPM
 BVM ( Bag Valve Mask)  Bila pernapasan tidak adekuat atau apneu berikan
ventilasi tambahan dengan Teknik Bagging/ventilator

C. Cilculation + Control perdarahan dan perbaikan volume


Perdarahan eksternal lakukan balut tekan, cek akral dan nadi, bila terjadi tanda-
tanda syok hemoragic (hipovolemik) berikan infus dua jalur dengan cairan Ringer
Lactad (RL) yang hangat 1-2 liter diguyur. Jangan lupa ambil sample darah
(Lab dan golongan darah)
D. Disability (Pemeriksaan Status Neorologis)
1. Nilai GCS
 Eye
 Verbal
 Motorik

2. Reaksi Pupil Mata dengan Pen Light


Isokor, atau UnIsokor, Midriasis, Dilatasi, Ukuran

3. Kekuatan Otot motoric


E. Exposure
Gunting Pakaian dan lihat jejas/cedera ancaman yang lain), kemudian cegah
hiportermia -> selimut.

F. Folley catheter
Lihat ada Kontra indikasi ?
Bila tidak ada kontra indikasi: pasang, urine pertama dibuang, lalu ditampung
Pemeriksaan pengeluaran /jam, 0,5 cc/kg BB/jam,dewasa
1 cc/kgBB/jam , anak
2 cc/kgBB/jam, bayi
Pertimbangan pemasangan, indikasi bias saja dilakukan pada tahap circulasi
G. Gastric Tube (NGT)
Indikasi pemasangan:
 Untuk kepentingan selama proses pembedahan
 Untuk mengurangi distensi abdomen
 Untuk mencegah aspirasi
 Untuk kuras lambung
 Untuk pemberian nutrisi dan therapi obat

H. Heart Monitor
Waspada terhadap aritmia yang mengancam, pulse oximeter (saturasi normal),
pemeriksaan radiology (pada lokasi cederayang terindikasi / thorax dan pelvics
RE  Evaluasi A- B- C- D- E

SECONDARY SURVEY
Anamnese : AMPELE (Alergi, Medication, Past History, Last meal, Event) atau
KOMPAK (Keluhan, Obat, Makan terakhir, Penyakit penyerta, Alergi,
Kejadian)
Long Roll  From Head to toe, Finger in every orifice
TTV (Tanda-Tanda Vital)

Pontianak, 7 November 2017


Yang Membuat Laporan

Susana Hatumessen, A.Md.Kep : ..............................................


NIP. 19831203 200903 2 001

Anda mungkin juga menyukai