Kelainan yang menyangkut perubahan pigmentasi kulit disebut leukoderma dan
meloderma. Leukoderma merupakan penyakit yang jarang terjadi pada spesies hewan, tidak menular, dan terlihat seperti belang karena ada beberapa bagian tubuh terlihat warnanya lebih putih karena kehilangan atau kekurangan melanin pada lapisan dermal kulit, salah satu contoh leukoderma adalah vitiligo. Pada anjing terjadi vitiligo karena benar-benar kehilangan melanosit karena gangguan sistem autoimun. Ditemukan bahwa antibodi yang bersikulasi dan sel T reaktif lebih banyak pada hewan penderita vitiligo dibandingkan hewan sehat. Disfungsi pada reseptor melanosit spesifik juga bisa menjadi faktor. Vitiligo ada pada tubuh penderita tetapi tidak mempengaruhi aktivitas apapun. Pada beberapa laporan, ada beberapa hewan yang secara spontan menderita vitiligo. Depigmentasi dan imunitas selular dan humoral melawan melanosit pada babi sinclair dihubungkan dengan penyakit ini. Babi-babi ini memang sengaja dikembangbiakkan untuk sensitif terhadap melanoma (54% lahir dengan keadaan melanoma, 84% menderita melanoma selama satu tahun) tetapi 90% dari hewan penderi secara spontan pecah dan bersamaan dengan depigmentasi lokal pada kulit dan rambut. Antara minggu ke 4 dan 16 depigmentasi menyebar dari lokal ke general di daerah kulit, rambut, melanosit dan iris pada mata. Leukosit darah periferal dari individu penderita membunuh melanosit secara in vitro, dan antibodi terhadap antigen vitiligo terdapat pada serumnya. Dalam sebuah jurnal oleh Singh et al (2016), dilaporkan penelitian terhadap sekawanan kerbau (Bubalus bubalis) di India yang mengalami depigmentasi seperti pada manusia yang menyebar secara sporadik dan diperoleh saat kerbau dewasa. Dalam pemeriksaan, lesi ditemukan pada wajah, moncong, bagian dada, dan permukaan dorsal tubuh. Dengan pemeriksaan wood’s lamp dan perbesaran mikroskopik diperiksa bercak putih pada kulit kerbau. Dari gambaran patologi paertama yang terdapat pada lampiran, pada kejadian vitiligo, pada gambar C1 pada sampel yang terkena lesi tidak terdapat melanin sedangkan jika tidak ada lesi dan normal, melanin tetap ada di epidermis. Vitiligo menyebabkan pinggiran rete (rete ridges) pada gambar D1 menjadi tumpul. Dan infiltrasi mononuklear terlihat pada sampel peri-lesional dan pada yang non-lesional tidak ada infiltrasi. Dari gambar kedua, menggunakan mikriskop elektron, basal keratinosit terdapat banyak melanosome pada kulit non lesi tetapi pada yang ada lesi tidak ada melanosome. Ultrastruktur dari stratum corneum dari kulit vitiligo berlesi menujukkan penebalan korneosit daripada kulit tidak ada lesi. LAMPIRAN