Anda di halaman 1dari 16

STUDI KERUSAKAN JALAN DAN CARA PENANGGULANGANNYA PADA

JALAN METRO TANJUNG BUNGA, KOTA MAKASSAR


Dosen Pembimbing :
1. Ir.H.Lambang Basri Said, MT.Ph.D
2. Ir. Musyafir Turu, M.sc
3. Andi Alifuddin, ST.MT

Penulis :
Siti. Hardianti
031 2010 0170
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia

ABSTRAK
Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup
masyarakat. Dalam dimensi yang lebih luas jaringan jalan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pengembangan wilayah, baik wilayah nasional, regional,
maupun kabupaten / kota sesuai dengan fungsi dari jaringan jalan tersebut. Kerusakan
jalan yang terjadi di sejumlah ruas jalan di wilayah kota Makassar kondisinya semakin
memprihatinkan. Pasalnya, Kondisi jalan yang awalnya rusak ringan, Lantaran
dibiarkan, kini makin parah dengan kondisi lubang yang dalam. Akibatnya, kelancaran
berlalu lintas dan keamanan serta kenyamanan dari pengguna jalan menjadi
terganggu.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai jenis
kerusakan jalan yang terjadi, Faktor penyebab kerusakan jalan serta upaya
penanggulangannya yang di laksanakan di ruas jalan metro tanjung bunga kota
Makassar. Metode Pengambilan data berupa survey visual jenis kerusakan jalan yang
dilaksanakan secara langsung dilapangan dan analisis datanya menggunakan metode
Bina Marga.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa kerusakan jalan yang
terbesar pada perkerasan kaku adalah pelepasan butir dengan persentase 0,076 persen
pada ruas kiri dan 0,089 persen pada ruas kanan, sedangkan jenis kerusakan jalan
yang terkecil adalah retak sudut / pojok dengan persentase 0,0035 persen pada ruas
kiri dan 0,0027 persen pada ruas kanan. Untuk jenis kerusakan jalan yang terbesar
pada perkerasan lentur adalah pelepasan butir dengan persentase 0,121 persen pada
ruas kiri dan 0,088 persen pada ruas kanan, sedangkan jenis kerusakan yang terkecil
pada ruas kiri adalah retak pinggir dengan persentase 0,003 persen dan jenis
kerusakan amblas pada ruas kanan dengan persentase 0,002 persen. Diantara jenis
kerusakan yang paling dominan adalah pelepasan butir.

Kata kunci : Ruas jalan Metro Tanjung Bunga kota Makassar, Jenis kerusakan
jalan, Perkerasan Kaku, Perkerasan Lentur, Persentase kerusakan, Faktor penyebab
kerusakan, Bina Marga.
PENDAHULUAN yang sangat penting dalam
1.1 Latar Belakang Masalah pengembangan wilayah baik wilayah
nasional, regional, maupun kabupaten /
Jalan merupakan prasarana yang kota sesuai dengan fungsi dari jaringan
sangat menunjang bagi kebutuhan hidup jalan tersebut.
masyarakat. Dalam dimensi yang lebih Lapisan perkerasan jalan sering
luas, jaringan jalan mempunyai peranan mengalami kerusakan atau kegagalan
sebelum mencapai umur rencana. yang semakin meningkat, curah hujan
Kerusakan pada perkerasan dapat dilihat yang tinggi, perubahan tanah dasar,
dari kegagalan fungsional dan sistem drainase yang buruk, atau bahan
struktural. Kegagalan fungsional adalah material yang kurang baik. Oleh karena
apabila perkerasan tidak dapat berfungsi itu perlu penanggulangan kerusakan
lagi sesuai dengan yang direncanakan jalan agar tidak terjadi kerusakan yang
dan menyebabkan ketidaknyamanan lebih besar atau lebih parah, sehingga
bagi pengguna jalan. Sedangkan ruas jalan tersebut dalam kondisi
kegagalan struktural terjadi ditandai kemampuan pelayanan memuaskan
dengan adanya rusak pada satu atau dengan masa pelayanan yang lebih
lebih bagian dari struktur perkerasan panjang.
jalan yang disebabkan lapisan tanah
dasar yang tidak stabil, beban lalu lintas 1.2 Rumusan Masalah
yang berlebihan, kelelahan permukaan, Berkaitan dengan latar belakang di
sistem drainase yang buruk, bahan atas, penulis merasa tertarik untuk
material yang kurang baik, serta
mengkaji lebih jauh secara umum
pengaruh kondisi lingkungan sekitar
(Yoder, 1975). tentang kegiatan studi kerusakan jalan
Kerusakan jalan yang terjadi di pada suatu ruas jalan. Berkenan dengan
sejumlah ruas jalan di wilayah Kota hal ini maka rumusan permasalahannya
Makassar kondisinya semakin dapat disusun dalam bentuk pertanyaan-
memprihatinkan. Pasalnya, kondisi pertanyaan sebagai berikut :
jalan yang awalnya rusak ringan, a. Bagaimana Mengidentifikasi jenis-
lantaran dibiarkan, kini makin parah jenis kerusakan dan penyebabnya ?
dengan kondisi lubang yang dalam. b. Bagaimana langkah-langkah dalam
Tentu saja, kondisi jalan seperti itu akan pelaksanaan penanganan setiap
mengganggu aktivitas arus lalu lintas di item pekerjaan kerusakan jalan
sekitarnya. Bahkan, sangat rentan yang di maksud dalam butir a di
menjadi penyebab kecelakaan lalu atas ?
lintas. c. Alternatif penanggulangan dengan
Dinas Pekerjaan Umum (PU) perbaikan yang di lakukan pada
Kota Makassar mencatat, dari total tiap-tiap jenis kerusakan.
panjang jalan di kota berjuluk “Anging
Mammiri” sepanjang 1.593 Km 1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan.
sebanyak 50 persen dalam kondisi Maksud Penulisan ini adalah untuk
mulus, 17 persen rusak sedang, 17 Mengidentifikasi bentuk dan jenis
persen rusak ringan, dan 15 persen kerusakan yang terjadi di ruas jalan
rusak berat. Ini belum termasuk jalan metro tanjung bunga,Makassar.
lingkungan. Salah Satu ruas jalan di Adapun Tujuan dari penulisan ini
kota makasaar yang mengalami rusak adalah untuk :
berat yakni jalan metro tanjung bunga 1. Mengetahui persentase tingkat
kota makassar. kerusakan jalan.
Melihat kerusakan yang terjadi 2. Menganalisa fakto-faktor penyebab
pada jalan metro tanjung bunga
kerusakan jalan.
sehingga penulis memandang perlu
mengamati lebih jauh kerusakan- 3. Memberikan alternatif
kerusakan tersebut. Kerusakan ini penanggulangannya, sehingga jalan
mungkin di sebabkan oleh lalu lintas
metro tanjung bunga mempunyai Lapisan perkerasan berfungsi untuk
pelayanan yang efektif dan efisien. menerima dan menyebarkan beban lalu
lintas tanpa menimbulkan kerusakan
pada konstruksi jalan itu sendiri.
1.4 Batasan Masalah
Dengan demikian lapisan perkerasan ini
Batasan masalah pada “studi memberikan kenyamanan kepada
kerusakan jalan dan cara pengguna jalan selama masa pelayanan
Penaggulangannya”, maka penulis akan jalan tersebut. Dalam perencanaannya,
membatasi ruang lingkup penulisan , perlu dipertimbangkan beberapa faktor
adapun batasan-batasan tersebut yakni : yang dapat mempengaruhi fungsi
1. Karakteristik perkerasan jalan. pelayanan konstruksi perkerasan
tersebut, diantaranya fungsi jalan,
2. Jenis-jenis kerusakan khususnya
kinerja perkerasan, umur rencana, lalu
pada lapisan permukaan jalan. lintas yang merupakan beban dari
3. Faktor penyebab kerusakan yang perkerasan, sifat dasar tanah, kondisi
terjadi. lingkungan, sifat dan material tersedia
4. Alternative Penaggulangan di lokasi yang akan digunakan untuk
kerusakan pada konstruksi jalan perkerasan, dan bentuk geometrik
raya. lapisan perkerasan.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perkerasan Jalan
Jalan merupakan prasarana yang
sangat menunjang bagi kebutuhan hidup
masyarakat. kerusakan jalan dapat
berdampak pada kondisi sosial dan
ekonomi.
Perkerasan jalan merupakan lapisan
perkerasan yang terletak di antara Gambar 1 : Penampang Melintang
lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, Perkerasan Jalan.
yang berfungsi memberikan pelayanan
kepada sarana transportasi, dan selama 2.2 Jenis Konstruksi Perkerasan dan
masa pelayanannya diharapkan tidak Komponennya.
terjadi kerusakan yang berarti. Agar Konstruksi perkerasan terdiri dari
perkerasan jalan yang sesuai dengan beberapa jenis sesuai dengan bahan ikat
mutu yang diharapkan, maka yang digunakan serta komposisi dari
pengetahuan tentang sifat, pengadaan komponen konstruksi perkerasan itu
dan pengolahan dari bahan penyusun sendiri, jenis konstruksi perkerasan
perkerasan jalan sangat diperlukan diantaranya :
(Silvia Sukirman, 2003). 1. Konstruksi Perkerasan Lentur
Perkerasan jalan raya adalah bagian (Flexible Pavement).
jalan raya yang diperkeras dengan lapis a. Memakai bahan pengikat aspal.
konstruksi tertentu, yang memiliki b. Sifat dari perkerasan ini adalah
ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, memikul dan menyebarkan
serta kestabilan tertentu agar mampu beban lalu lintas ke tanah dasar.
menyalurkan beban lalu lintas diatasnya c. Pengaruhnya terhadap repetisi
ke tanah dasar secara aman. beban adalah timbulnya rutting
(lendutan pada jalur roda).
d. Pengaruhnya terhadap penurunan Perkerasan lentur diatas perkerasan
tanah dasar yaitu, jalan kaku atau sebaliknya
bergelombang (mengikuti tanah
dasar).

Gambar 4 : Komponen Perkerasan


Komposite.
Gambar 2 : Komponen Perkerasan
Lentur
2.3 Jenis-jenis kerusakan pada
2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid
perkerasa jalan.
Pavement). Kerusakan pada perkerasan
a. Memakai bahan pengikat semen konstruksi jalan pada umumnya dapat
portland (PC). disebabkan oleh :
b. Sifat lapisan utama (plat beton) 1. Lalu lintas, yang dapat berupa
yaitu memikul sebagian besar peningkatan beban dan repetisi
beban lalu lintas. beban.
c. Pengaruhnya terhadap repetisi 2. Air, yang dapat berasal dari air
beban adalah timbulnya retak- hujan, system drainase jalan yang
retak pada Permukaan jalan. tidak baik, naiknya air dengan sifat
d. Pengaruhnya terhadap penurunan kapilaritas.
tanah dasar yaitu, bersifat sebagai 3. Material konstruksi perkerasan.
balok di atas permukaan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh
sifat material itu sendiri atau dapat
pula disebabkan oleh sistem
pengelolaan yang tidak baik.
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis,
dimana suhu udara dan curah hujan
umumnya tinggi, yang dapat
merupakan salah satu penyebab
kerusakan jalan.
5. Kondisi tanah dasar yang tidak
stabil.Kemungkinan disebabkan oleh
sistem pelaksanaan yang kurang
Gambar 3 : Komponen Perkerasan baik, atau dapat juga disebabkan oleh
Kaku sifat tanah dasar yang memang jelek.
3. Konstruksi Perkerasan Komposit ( 6. Proses pemadatan di atas lapisan
Composite Pavement) tanah dasar yang kurang baik.
a. Kombinasi antara perkerasan kaku
dan perkerasan lentur
Dalam mengevaluasi kerusakan 2. Air hujan yang tergenang dapat
jalan, ada beberapa hal yang perlu merusak dan membahayakan badan
ditentukan : jalan.
1. Jenis kerusakan (distress type) dan 3. Aspal yang selalu basah dan dingin
penyebabnya. akan menjadi keras dan karena
2. Tingkat kerusakan (distress severity). tekanan yang keras dapat
3. Jumlah kerusakan (distress amount). mengakibatkan lapisan permukaan
mudah retak atau pecah.
Jenis kerusakan pada perkerasan
lentur Demikian Pula dengan air tanah.
1. Retak (Cracking) Air tanah yang tinggi akan
2. Distorsi (Distortion) membahayakan badan jalan. Karena
3. Cacat Permukaan (Disintegration) sifat kekuatan tanah sangat erat
4. Pengausan (Polished Agregaate) hubungannya dengan kadar air. Tinggi
5. Kegemukan (Bleeding) kadar air yang terkandung oleh tanah
mengakibatkan berkurangnya daya
6. Penurunan pada bekas penanaman
dukung tanah.
utilitas (Utility cut deprestion). Air tanah merupakan air bebas
yang merembes masuk kedalam tanah
Jenis kerusakan pada perkerasan
atau tertahan di bawah permukaan
kaku.
tanah. Air tanah ini pula diakibatkan
1. Retak, yang diantaranya : retak
oleh air hujan yang tergenag masuk
memanjang, retak melintang, retak ketanah sampai lapisan kedap air,di
pinggir, retak pojok. lapisan ini air dapat juga berasal dari air
2. Patahan yang tertahan di rongga- rongga antara
3. Deformasi lapisan antar batu atau agregat.
4. Abrasi, yang diantaranya : pelicinan,
pengausan dan pelepasan butir. 2. Akibat beban lalu lintas.
5. Kerusakan sambungan. Oleh Karena fungsi jalan adalah
6. Berlubang mendukung beban lalu lintas yang
7. Jembul / Hancur bekerja pada jalan tersebut, maka semua
8. Tambalan. gaya-gaya lalu lintas yang di terimanya
akan diteruskan ke tanah dasar.
Faktor-faktor penyebab kerusakan Perbandingan gaya statis dan dinamis
jalan. yang diadakan oleh beban yang sama
besarnya merupakan angka yang
1. Akibat Cuaca dinamakan koefisien tumbuk tergantung
Air Merupakan penyebab pada :
kerusakan paling berat pada konstruksi 1. Elastisitas benda yang
mengakibatkan beban elastisitas
jalan. Air hujan sangat mempengaruhi
konstruksi jalan.
kestabilan konsrtuksi suatu jalan 2. Bentuk pada roda, roda yang berupa
raya,karena air hujan dapat besi dapat mengakibatkan alur-alur
mengakibatkan bermacam-macam pada permukaan jalan.
masalah antara lain : 3. Ratanya permukaan jalan.
1. Air hujan yang mengalir deras dapat
mengupas permukaan jalan.
Karena itu beban roda yang 85% agregat berdasarkan persentase
dilimpahkan pada permukaan volume (Silvia Sukirman, 2003, Beton
perkerasan adalah merupakan dasar dari Aspal Campuran Panas). Pemilihan
adanya perhitungan perkerasan, jenis agregat yang sesuai untuk
sehubungan dengan itu dalam struktur digunakan pada konstruksi perkerasan
perkerasan jalan adalah berfungsi untuk dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
menyebar beban roda yang di gradasi, kekuatan, bentuk butir, tekstur
terimanya, agar beban tersebut memiliki permukaan, kelekatan terhadap aspal
intensitas yang kecil, yang dapat di serta kebersihan dan sifat kimia. Jenis
dukung lapisan pondasi bagian atas. dan campuran agregat sangat
Karena bertambahnya kedalaman mempengaruhi daya tahan atau
lapisan perkerasan, maka beban roda stabilitas suatu perkerasan jalan (Kerbs,
akan tersebarkan pada luas bidang yang and Walker, 1971).
lebih besar, sehingga dapat mengurangi 4. Keadaan Drainase
intensitas beban. Faktor utama yang mempengaruhi
konstruksi perkerasan jalan adalah air
yang berasal dari hujan dan pengaruh
perubahan temperature akibat
perubahan cuaca. Adanya aliran air
disekitar badan jalan dapat
mengakibatkan rembesan air ke badan
jalan, yang dapat menyebabkan :
- Ikatan antar butir-butir agregat dan
aspal lepas sehingga lapisan
Gambar 5 : Penyebaran beban roda perkerasan tidak lagi kedap air dan
melalui lapisan perkerasan. rusak.
- Perubahan kadar air mempengaruhi
3. Kualitas Bahan Jalan sifat daya dukung tanah dasar.
Dalam pelaksanaan konstruksi Aliran air disekitar lapisan
perkerasan jalan perlu diperhatikan perkerasan dapat berasal dari:
kualitas bahan-bahan dari konstruksi - Seepage dari tempat yang lebih
jalan,diantaranya adalah agregat tinggi disekitar konstruksi
pembentuk konstruksi jalan. perkerasan. Hal ini terjadi terutama
Agregat adalah sekumpulan butir- pada badan jalan tanah galian.
butir batu pecah, kerikil, pasir atau - Fluktuasi ketinggian muka air tanah
mineral lainnya, baik berupa hasil alam - Infiltrasi air melalui permukaan
maupun buatan (Petunjuk Pelaksanaan perkerasan atau bahu jalan.
Laston Untuk Jalan Raya SKBI - - Rembesan air dari tempat yang lebih
2.4.26.1987). basah ke tempat yang lebih kering.
Fungsi dari agregat dalam Besarnya intensitas aliran air
campuran aspal adalah sebagai tergantung dari :
kerangka yang memberikan stabilitas - Presipitasi (hujan) dan intensitas
campuran jika dilakukan dengan alat hujan sehubungan dengan iklim
pemadat yang tepat. Agregat sebagai setempat. Air hujan akan jatuh
komponen utama atau kerangka dari kebadan jalan dan masuk ke lapisan
lapisan perkerasan jalan yaitu tanah dasar melalui bahu jalan.
mengandung 90% – 95% agregat Aliran air secara horizontal kelapisan
berdasarkanpersentase berat atau 75% – perkerasan terjadi jika kadar air
tinggi dibahu jalan dan rendah pelaksanaan yang tidak memenuhi
dibawah lapisan perkerasan jalan.hal syarat akan memperpendek umur jalan.
ini dapat diatasi dengan membuat 2. Cara pemadatan yang kurang benar
bahu dari tanah berbutir kasar. 3. Ketidak tepatan dalam hal
- Sifat kapilaritas dari tanah dasar.Jika kebersihan, bentuk butiran dan
tanah dasar mempunyai kadar rendah kepipihan, tekstur dan jenis batuan
dan dibawahnya terdapat air tanah, pada agregat yang digunakan untuk
maka air dapat merembes keatas perkerasan.
akibat adanya gaya kapiler.besarnya 4. Terlalu banyak atau kurangnya
kemampuan ini ditentukan oleh jenis aspal di dalam campuran.
tanah dasar itu sendiri.
- Intensitas aliran air ditentukan juga 6. Kelemahan Tanah Dasar
oleh kondisi drainase disekitar badan Jika tanah dasar mengalami
jalan tersebut. Aliran air pada badan penurunan secara seragam, maka
struktur perkerasan jalan akan
jalan kurang mempengaruhi kadar air
mangalami penurunan pula. Salah satu
tanah dasar jika drainase jalan kenyataannya bahwa turunnya tanah
tersebut baik. dasar adalah merupakan kerusakan total
Besar kecilnya bangunan drainase perkerasan jalan dimana semua lapisan
yang akan dibuat tergantung dari : diatasnya ikut turun pula dan karenanya
- Intensitas hujan, semakin tinggi terjadi perubahan bentuk dari konstruksi
intensitas hujan di daerah tersebut perkerasan yang bersangkutan.
semakin banyak air yang harus Beban kendaraan yang
dialirkan,semakin besar kebutuhan dilimpahkan kelapisan perkerasan
akan drainase. melalui roda-roda kendaraan
selanjutnya disebarkan kelapisan-
5. Pelaksanaan Konstruksi lapisan dibawahnya yang diterima oleh
perkerasan. tanah dasar. Dengan demikian tingkat
Pada pelaksanaan perkerasan kerusakan konstruksi perkerasan selama
konstruksi jalan, perlu diperhatikan masa pelayanan tidak ditentukan oleh
faktor-faktor berikut : kekuatan dari lapisan perkerasan tetapi
1. Biaya yang tersedia juga oleh tanah dasar. Daya dukung
2. Manusia sebagai unsur pelaksana tanah dasar dipengaruhi oleh jenis tanah
3. Peralatan. dasar, tingkat kapadatan, kadar air, dan
Mutu dari konstruksi perkerasan kondisi drainase.
banyak ditentukan dari biaya yang Tanah dasar dengan tingkat
tersedia dimana dengan biaya yang kepadatan yang tinggi mengalami
terbatas terpaksa dibuat tebal perkerasan perubahan volume yang kecil dengan
yang seadanya dengan harapan pada daya dukung yang besar jika terjadi
suatu waktu bila biaya tersedia, maka perubahan kadar air dan beban yang
akan diadakan peningkatan konstruksi diterima. Jika dibandingkan dengan
jalan tersebut. Jenis tanah yang sama yang tingkat
Yang menjadi penyebab kepadatannya lebih rendah.
kerusakan jalan, bila ditinjau dari Penyebab utama dari kerusakan
pelaksanaan perkerasan diantaranya : tersebut adalah air. Apakah air tanah, air
1. Pelaksanaan dan pemakaian bahan resapan dari permukaan jalan, air dari
yang kurang bermutu, umumnya bahu jalan, air dari drainase yang
tersumbat ataupun air yang berada
disekitarnya sehingga terjadi perubahan Sedangkan untuk menghitung persen
pada tanah dasar yang menyebabkan total kerusakan jalan dapat
kerusakan pada permukaan jalan. menggunakan rumus :
L
A  x100
METODE PENELITIAN T
Penelitian ini dimulai pada awal
bulan april 2014 hingga Mei 2014 dan Dimana ;
waktu survey dilakukan pada pagi dan A : Persen total kerusakan jalan (%).
siang hari. Sedangkan untuk lokasi L : Luas kerusakan jalan (m2).
kegiatan penelitian dilakukan diruas T : Total Luas daerah penelitian (m2).
jalan metro tanjung bunga, kota
Makassar. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian (ruas jalan
metro tanjung bunga ) dengan panjang Dari hasil survey yang telah
jalan 3 km, yang dimana pada dilakukan di ruas jalan metro tanjung
Perkerasan kaku sepanjang 1 km (Sta bunga, kota Makassar diperoleh data
0+000 – 1+000) dan pada perkerasan luas kerusakan jalan pada masing-
lentur sepanjang 2 km (Sta 1+000- masing ruas jalan yang ditunjukkan
3+000) pada gambar di bawah ini :
Kegiatan penelitian ini
menggunakan data primer dan data
sekunder. Untuk data primer, metode Pelepasan
Butir 6.843
8.029

pengambilan data berupa survey visual 0.246


Retak Pojok
jenis kerusakan jalan pada lokasi 0.314

0.605
kegiatan penelitian dan dilaksanakan Retak
Sambungan 0.563
secara langsung dilapangan. Retak 0.709
Memanjang 1.143
Pengambilan data primer ini dilakukan
1.094
dengan cara membagi ruas jalan Retak Halus
1.173

menjadi beberapa segmen, kemudian 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5

mengamati kerusakan jalan yang terjadi Luas Kerusakan ( m2)


pada segmen-segmen tersebut dan Gambar 6 : Grafik total luas kerusakan
menghitung luas masing-masing pada perkerasan kaku.
kerusakan dan menghitung persentase
kerusakannya. Sedangkan data sekunder Dari gambar diatas memperlihatkan
berupa data yang dipeoleh dari Ditjen bahwa kerusakan terluas pada
Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum perkerasan kaku adalah pelepasan butir
Provinsi Sulawesi Selatan. pada ruas kanan yakni sekitar 8,029 m2,
Perhitungan Luas kerusakan sedangkan pada ruas kiri, yakni sekitar
jalan tiap segmen dapat dihitung dengan 6,843 m2. Dan kerusakan terkecil pada
menggunakan rumus : ruas kanan adalah retak pojok yakni
L =pxl 0,246 m2, sedangkan pada ruas kiri
0,314 m2.
Dimana ;
L : Luas kerusakan jalan (m2).
p : Panjang kerusakan (m).
l : Lebar kerusakan (m).
Keriting 0.685
2.202
Pengausan 11.547 0.14 0.121
5.741
0.12 0.101
Amblas 0.325
2.926 0.088 0.085
0.1
Lubang 3.999 0.064
15.378 0.08
Pelepasan
Butir 15.898 0.06
21.787 0.033 0.032
Retak Kulit
5.981 0.04 0.02 0.0220.02
Buaya 18.222 0.0038 0.012
0.02 0.002 0.0054
Retak Pinggir 0.546 0.009 0.003
0.682
0
Retak Halus 1.778 0 2 J
4 e n i s 6 K e r u 8s a k a n10
3.183

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1213141516171819202122232425 Gambar 7 : Grafik persentase total


Luas Kerusakan ( m 2 ) kerusakan jalan pada perkerasan lentur.
Gambar 7 : Grafik total kerusakan pada
perkerasan lentur. Dari gambar diatas memperlihatkan
bahwa persentase kerusakan terluas
Dari gambar diatas memperlihatkan pada perkerasan lentur adalah pelepasan
bahwa kerusakan terluas pada butir pada ruas kanan yakni 0,088
perkerasan lentur adalah pelepasan butir persen, sedangkan pada ruas kiri, yakni
pada ruas kanan yakni 15,898 m2, 0,121 persen . Dan kerusakan terkecil
sedangkan pada ruas kiri, yakni 21,787 pada ruas kanan adalah amblas yakni
m2. Dan kerusakan terkecil pada ruas 0,002 persen , sedangkan pada ruas kiri
kanan adalah amblas yakni 0,325 m2, jenis kerusakan retak pinggir yakni
sedangkan pada ruas kiri jenis 0,0038 persen.
kerusakan retak pinggir yakni 0,546 m2 .
PEMBAHASAN
PENANGGULANGAN
0.089
KERUSAKAN
0.1
0.09 1.Retak Halus Dan Pelepasan Butir
0.08 0.076 Penanggulangan jenis kerusakan
0.07
0.06 ini dapat dipergunakan lapisan tipis
0.05 aspal pasir (latasir) yaitu lapisan
0.04
0.03
penutup yang terdiri dari aspal dan pasir
0.012 0.0078
0.02 0.007
0.0027 alam bergradasi menerus dicampur, di
0.01 0.013
0
0.0127 0.006
0.0035 hampar dan dipadatkan dengan
0 1 2 J e n i s3 k e r u s4a k a n 5 6 ketebalan 1 – 2 cm. Dapat pula
Gambar 8 : Grafik persentase total digunakan leburan aspal (buras), yaitu
kerusakan jalan pada perkerasan kaku. lapisan penutup yang terdiri dari lapisan
aspal taburan pasir dengan ukuran butir
Dari gambar diatas memperlihatkan maksimum 3/8 inchi.
bahwa persentase kerusakan terluas 1) Latasir (Lapisan tipis aspal pasir )
pada perkerasan kaku adalah pelepasan Lapis tipis aspal cair pasir (latasir)
butir pada ruas kanan yakni sekitar merupakan lapis penutup yang
0,089 persen , sedangkan pada ruas kiri, terdiri dari aspal keras dan pasir
yakni 0,076 persen . Dan kerusakan aspal bergradasi menerus dicampur,
terkecil pada ruas kanan adalah retak dihampar dan dipadatkan pada suhu
pojok yakni 0,0027 persen , sedangkan tertentu (tebal padat 1 – 2 cm).
pada ruas kiri 0,0035 persen.
1. Bahan c. Permukaan yang tidak
Banyak latasir dan pasir, aspal menggunakan bahan pengikat,
keras dan filler (jika diperlukan) harus cukup lemab (tidak terlalu
a. Pasir kering). Permukaan yang
b. Aspal keras pen 60 atau 80 menggunakan bahan yang harus
2. Peralatan kering.
a. Peralatan Campur : d. Permukaan harus diberi lapis
1. Unit Pencampuran pengikat (tack coat) menggunakan
2. Shovel Loader aspal cair RC-70,RC–250 atau
3. Sekop, pahat dan alat bantu aspal emulsi CRS-1,CRS–2,
lainnya. sebanyak maksimum 0,5 liter/m2
b. Peralatan Lapangan : atau disesuaikan dengan kondisi
1. Mesin Penghampar permukaan jalan.
2. Alat Pemadat tendem roller4 –8 e. Pemberian lapis pengikat ( tack
3. Aspal Spryer coat) harus tipis dan rata.
4. Compressor 5. Penghambatan
5. Sekop, sikat, kereta dorong serta 1. Pengankutan dilakukan dengan
alat bantu lainnya. dump truck.
3. Penghamparan 2. Selama pengangkutan,
1. Perbandingan Bahan campuran sebaiknya campuran ditutup
harus sesuai dengan rencana dengan terpal untuk
campuran. melindungi dari pengaruh
2. Pencampuran harus di lakukan cuaca.
sebaik-baik nya sampai bahan 6. Penghamparan
tercampur dengan rata. 1. Penghamparan hendaknya
3. Agregat di panaskan maksimum dimulai dari posisi terjauh dari
175°C, temperature aspal lebih kedudukan unit pencampuran
rendah dari temperature agregat, aspal.
dengan perbedaan maksimum 2. Hamparan disesuaikan dengan
15°C. Temperatur campuran di tebal rencana.
tentukan oleh jenis aspal yang di 3. Campuran dapat dihamparkan
gunakan dengan ketentuan pada temperature minimum
sebagai berikut : 120 °C.
a. Untuk pen 60 : 130°C - 165°C 7. Pemadatan
b. Untuk pen 60 : 124°C - 162°C Pemadatan adalah tahapan
4. Persiapan Lapangan : Sebelum pekerjaan akhir dari serangkaian
penghamparan di laksanakan kegiatan pembuatan lapisan
maka permukaan yang akan kontruksi jalan, dimana dalam
dilapisi latasir harus memenuhi tahap ini harus dilakukan
sebagai berikut : pengawasan terus – menerus dan
a. Bentuk permukaan kearah urutan pekerjaan sebagai berikut :
memanjang dan melintang 1. Pemadatan awal dilakukan
harus telah di persiapkan pada temperatur minimum 98
sesuai dengan perencanaan. – 110 °C dengan
b. Permukaan harus bebas dari menggunakan tendem roller
bahan-bahan yang tidak di atau mesin gilas roda tiga 4 –
kehendaki, misalnya debu 6 ton antara 2 – 4 lintasan
dan bahan-bahan lainnya.
pada kecepatan 3 – 4 5) Pheumatic tyre roller
Km/jam. 6) Kereta dorong, sapu dan
2. setelah pemadatan pertama alat bantu lainnya.
selesai dilakukan pemadatan 5. Persiapan dilapangan
antara dengan menggunakan Sebelum penghamparan
mesin gilas roda kereta dilaksanakan harus dipenuhi
dengan berat 8 – 10 ton pada beberapa ketentuan sebagai
kecepatan 5 – 10 Km/jam. berikut :
3. Pemadatan akhir dengan a. Permukaan jalan harus rata,
tendem roller 4 – 6 ton bila terdapat lubang harus
langsung sesudah pemadatan ditutupi dengan permukaan
hilang dengan kecepatan 5 – tidak rata diberi lapisan
8 Km/jam. perata (leveling).
b. Permukaan harus cukup
2.Retak Kulit Buaya kering dan bebas dari bahan
Penanggulangan jenis kerusakan ini – bahan yang tidak
dapat dilakukan dengan : dikehendaki, misalnya debu
- Leburan Aspal Satu Lapis ( Burtu ) dari bahan – bahan lainnya.
1. Bahan c. Permukaan yang tidak
Bahan yang digunakan untuk menggunakan bahan
leburan aspal satu lapis terdiri dari pengikat dapat diberi lapis
agregat dan aspal. pengikat (prime coat)
a. Agregat sebanyak 0,6 – 1,5 liter/m2.
Agregat yang digunakan biasanya 6. Pengankutan
batu pecah kerikil yang bersih, a. Pengangkutan agregat
keras, bersudut dan bebas debu atau yang akan ditebar yaitu
bahan lainnya yang tidak menggunakan dump truck
dikehendaki. yang cukup bersih, diisi
b. Aspal dengan kebutuhan
1) Aspal keras pen 60 dilapangan yang
2) Aspal cair RC – 250, RC – 80 sebelumnya sudah
atau MC – 250 dihitung terlebih dahulu.
2. Peralatan Pengankutan agregat
Peralatan yang dibutuhkan apabila pekerjaan
dibagi atas dua bagian yaitu persiapan sudah siap
peralatan ditempat b. Aspal sudah diangkut
penyimpanan bahan dan kelapangan dengan
peralatan dilapangan. menggunakan asphalt
3. Peralatan penyimpanan distributor.
a. Ketel aspal 7. Penghamparan
b. Laoder a. Jika menggunakan salah
c. Sekop, pahat dan alat satu aspal dibawah ini
bantu lainnya maka suhunya sebagai
4. Peralatan dilapangan berikut :
1) Compressor 1) Pen 80 suhu 135 °C –
2) Chip spreader 176 °C
3) Asphal distributor 2) RC – 250 suhu 38 °C –
4) Dump truck 79 °C
3) EC – 800 suhu 79 °C – tetapi, sambil menebarkan
121 °C agregat sebelum terlewati
4) MC – 250 suhu 85 °C – dan dump truck sampai
93 °C persedian chip spreader
b. Temperatur aspal pada hampir habis.
aspal distributor dijaga agar b. Penghamparan agregat
sesuai dengan persyaratan dilanjutkan pada saat itu
yang ditetapkan. juga, sehingga saat itu
c. Pasang lembaran kertas seluruh lapisan aspal
penutup pada tempat – tertutup.
tempat penyiraman dimulai c. Untuk mendapatkan
dan berakhir, yang jumlah agregat sesuai
diperlukan untuk dengan rencana, maka
mendapatkan batas perlu diatur kecepatan
permukaan yang rapi pada penebaran yang ditentukan
awal dan akhir penyiraman. berdasarkan penebaran.
d. Pasang tanda (benang) d. Pada bagian – bagian yang
pada batas – batas samping diperlukan penambahan
pengaspalan sebagai agregat dapat dilakukan
petunjuk bagi operator. dengan menaburkan
e. Aspal distributor dijalankan agregat secara manual.
pada kertas batas awal dan 9. Pemadatan
pipa penyiraman dibuka. a. Pemadatan dilakukan
Aspal distributor bergerak dengan pheumatic type
maju dengan kecepatan roller dengan kecepatan 5
tetap sesuai dengan jumlah km/jam, sehingga agregat
penyemprotan aspal yang dapat tertahan dengan baik
ditetapkan sampai (4 – 6 lintasan).
kelembar batas kertas b. Untuk pembukaan lalu
akhir, lalu pipa penyiraman lintas dengan kecepatan
ditutup. normal tergantung pada
f. Aspal distributor jenis aspal yang
ditempatkan pada belakang digunakan.
kertas penutup yang 1) Untuk aspal keras : 4
pertama pada jarak 0,2 m. jam
g. Setelah pipa penyiraman 2) Untuk aspal cair : 6
ditutup, maka lembar kertas jam
disingkirkan. 3) Untuk aspal MC : 2
h. Bagian-bagian yang tidak x 24 jam
kena/kurang aspal akibat Dan bagian perkerasan yang
tersumbat nozel, perlu mengalami kerusakan kulit
diperbaiki dengan buaya akibat air yang
penyemprotan asphalt merembes masuk pada lapisan
dengan tangan. pondasi dan tanah dasar
8. Penaburan agregat diperbaiki dengan cara
a. Chip spreader bergerak dibongkar dan membuang
maju atau mundur sesuai bagian yang basah, kemudian
dengan kecepatan tetap
pelapisan kembali dengan a. Membongkar dan membuang
bahan yang sesuai. bahan – bahan yang berada didalam
daerah yang akan dikerjakan,
3.Retak Pinggir dilanjutkan pembuatan lubang-
Penanggulangan kerusakan ini lubang. Harus tegak lurus dan
dapat diperbaiki dengan pengisian menyiku dengan dasar yang merata,
celah dengan campuran aspal cair dan agar tambalan tetap dalam lubang
pasir. Kemudian bahu jalan diratakan tanpa mengalami perubahan akibat
serta perbaikan drainase. Adapun cara lalu lintas. Lubang yang telah
pelaksanaannya adalah sebagai berikut dibuat segera dibersihkan dengan
Pengisian celah pada daerah yang retak- menggunakan sikat baja atau sapu
retak mempunyai prosedur sebagai lidi.
berikut : b. Mengoles aspal perekat pada
1. Celah dibersihkan dengan lubang yang telah dibersihkan.
menggunakan sapu dengan peniup Apabila lubang dalam keadaan
debu atau komprosor angin. Celah basah, maka digunakan aspal
diisi dengan campuran aspal cair dingin. Dan apabila aspal dalam
dengan aspal halus. Diusahakan kondisi kering maka aspal panas
agar tidak terlalu kena supaya yang akan digunakan. Dalam
memasuki celah pengisian pada mengoleskan aspal, yang dapat
celah tersebut. berdampak pada tingkat kelekatan
2. Diusahakan agar tidak sampai aspal.
penuh, sehingga bagian paling atas c. Setelah pekerjaan diatas selesai,
celah tersedia rongga. maka langkah selanjutnya adalah
3. Setelah pengisian celah sudah memasukkan butas kedalam lubang
mantap, maka selanjutnya sisi secara bertahap dengan tebal 4-5
rongga diisi aspal cair dengan cm, dan dipadatkan dengan
menggunakan cerek aspal dan menggunakan alat penumbuk yang
kemudian diratakan. dimulai dari arah tepi kearah tengah
4. Permukaan celah yang isi aspal secara berulang- ulang sampai tidak
kemudian ditaburi pasir kering ada bekas penumbuk pada
untuk mencegah pengelupasan permukaan tambalan, selama
akibat lalu lintas. pekerjaan ini berlangsung, alat
penumbuk diberi air secukupnya
4.Lubang
agar aspal tidak melekat pada ujung
Untuk Menanggulangi kerusakan jalan
alat penumbuk.
ini dapat dilakukan dengan cara sebagai
d. Langkah terakhir dari perkerasan
berikut :
ini adalah membersihkan bahan-
1. Penambalan dengan butas.
bahan dan kotoran dari tempat
Suatu cara penambalan lubang pada pekerjaan.
jalan-jalan dengan kondisi kerusakan 2. Cara Deep Patch
masih kecil dengan ukuran maksimum 1. Bagian perkerasan yang akan
20 x 20 cm, dan kerusakan terjadi pada diperbaiki diberi tanah berbentuk
lapisan pondasi atas serta terdapat empat persegi panjang dengan sisi-
beberapa lubang setiap kilometer pada sisinya tegak lurus dan sejajar
jalan tersebut. Adapun pelakasanaanya dengan as jalan. Tanda tersebut
sebagai berikut : harus mencapai perkerasan yang
masih mulus sejauh kurang lebih 30 mengakibatkan tidak ratanya
cm. permukaan jalan maka material
2. Untuk mendapatkan daya dukung tersebut harus diratakan sedemikian
yang cukup kuat maka lapisan rupa sehingga tidak terlepas akibat
perkerasan digali atau dibongkar lindasan kendaraan. Beberapa hal
sedalam mungkin sampai yang perlu diperhatikan dalam
kerusakan tidak berpengaruh lagi. pelaksanaan pekerjaan :
3. Bagian dalam lubang dibersihkan a. Bersihkan alur sambungan dan
dan kemudian tepi-tepinya (arah buanglah sisa-sisa material penutup
vertical) diberi lapisan pengingat dan material yang lain.
(tack coat). b. Sapu, sikat kawat, pahat, dan
4. Untuk memperoleh hasil yang baik, kompresor dapat dipergunakan
maka lubang ditimbun dengan untuk membersihkan sambungan.
campuran aspal panas atau bahan c. Bagian yang akan diisi harus
untuk lapisan pondasi, kemudian dikeringkan sebelum diisi guna
dipadatkan dengan alat pemadat. menjamin lekatan yang baik dari
5. Pengisian lubang harus material pengisi (sealing material).
diperhatikan ruang untuk lapisan 2. Injeksi retak
permukaan dan disempurnakan Proses injeksi ke dalam retak–retak
dengan aspal hot mixed untuk yang tidak berkembang yaitu
lapisan permukaan, setelah terlebih dengan lebar kurang dari 0,5 mm,
dahulu permukaan base diberi ditambal dengan menggunakan
prime coat. latex berkekentalan rendah atau
6. Pemadatan dilakukan dengan dammar epoxy (epoxy resin)
vibrator. dengan kekentalan rendah. Retak
7. Untuk memeriksa kerataan akhir yang berkembang seharusnya
permukaan, maka digunakan papan ditambal dengan campuran perekat
lurus. sambungan sesudah membuat alur
sepanjang retak.
5.Keriting 1. Diusahakan agar tidak sampai
Penanggulangan jenis kerusakan ini penuh, sehingga bagian paling
dapat di lakukan dengan cara: atas celah tersedia rongga.
1. Jika lapisan memiliki pondasi 2. Setelah pengisian celah sudah
agregat, di garuk kembali dicampur mantap, maka selanjutnya sisi
dengan lapisan pondasi, dipadatkan rongga diisi dengan campuran
dan diberi lapisan perkerasan baru adukan semen, atau dapat juga
yang sesuai dengan lapisan dengan aspal emulsi.
perkerasan sebelumnya. 3. Bila menggunakan campuran
2. Bila bahan Pengikat mempunyai adukan semen atau mortar
ketebalan > 5cm, lapiasan tersebut permukaannya harus dalam
diangkat dan diberi lapisan baru keadaan jenuh kering
yang sesuai dengan lapisan permukaan,sebelum adukan
tersebut. semen atau mortar mengeras,
bentuk adukan tersebut tanpa
6.Retak Sambungan
menambah air.
untuk menaggulangi kerusakan ini
4. Setelah itu padatkan dan
dapat dilakukan sebagai berikut :
ratakan dengan alat pengaci.
1. Apabila pada injeksi material
penutup terdapat berlebihan yang
5. Setelah 30 – 60 menit Sedangkan jenis kerusakan jalan yang
kemudian, padatkan lagi terkecil yakni Retak Sudut / Pojok
mortar dan ratakan. dengan persentase 0,0035 % pada ruas
6. Bila menggunakan aspal
kiri dan 0,0027 % pada ruas kanan.
emulsi pengerjaannya lebih
muda dibandingkan dengan - Dari Delapan jenis kerusakan pada
adukan semen atau mortar, ini perkerasan lentur (Flexible
dikarenakan bila menggunakan Pavement) Sta 1+000 – 3+000,
adukan semen atau mortar, jenis kerusakan jalan yang terbesar,
dalam meruncingkan sulit, yakni pelepasan butir dengan
serta memerlukan waktu untuk persentase 0,121 % pada ruas kiri
curing. Sedangkan bila dan 0,088 % pada ruas kanan.
menggunakan aspal emulsi Sedangkan jenis kerusakan yang
pengisian celah menggunakan terkecil pada ruas kiri yakni retak
cerek aspal, dan kemudian pinggir dengan persentase 0,003 %
diratakan. dan Jenis kerusakan Amblas pada
7. Setelah celah terisi aspal cair ruas kanan dengan persentase 0,002
kemudian ditaburi agregat %.
halus atau pasir kering untuk 2. Diantara jenis kerusakan yang
mencegah pengelupasan akibat paling dominan adalah Pelepasan
lalu lintas. Butir. Penyebab utama dari semua
kerusakan adalah air. Pada musim
PENUTUP hujan air tertinggal lama
dipermukaan jalan yang
Kesimpulan menyebabkan ikatan aspal
Berdasarkan analisis dan melemah, serta bahu jalan yang
Pembahasan yang telah diuraikan pada tidak terpelihara. Di beberapa
kerusakan yang terjadi di ruas jalan tempat di ruas kiri dan kanan jalan
metro tanjung bunga, kota Makassar. terdapat tambak yang menyebabkan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah : tingkat kejenuhan tanah dasar
1. Persentase kerusakan yang terjadi semakin tinggi, sehingga jika
di ruas jalan metro tanjung bunga perkerasan jalan menerima beban
yang menjadi objek penelitian lalu lintas kendaraan atau repetisi
beban melebihi daya dukung tanah
dengan panjang jalan 3,0 km, yang maka dengan mudah terjadi
dimulai dari sta 0+000 – 1+000 deformasi.
yang merupakan perkerasan kaku 3. Dari kerusakan-kerusakan yang
(Rigid Pavement) dan Sta 1+000 – terjadi pada jalan tersebut masih
3+000 yang merupakan perkerasan dapat dilakukan tahap pemeliharaan
lentur (Flexible Pavement) adalah / perbaikan sehingga dengan
pencegahan sejak dini dari
sebagai berikut :
kerusakan yang terjadi tidak
- Dari lima jenis kerusakan pada menimbulkan kerusakan begitu
perkerasan kaku (Rigid Pavement) Sta berat dan membutuhkan biaya yang
0+000 – 1+000, jenis kerusakan jalan cukup besar.
yang terbesar, yakni pelepasan butir
dengan persentase 0,076 % pada ruas
kiri dan 0,089 % pada ruas kanan.
Saran – Saran No.1 Tahun XIII edisi Januari
2011.
Adapun saran-saran yang diutarakan Hadiyatmo, C., H. 2007.
didalam penulisan sebagai berikut : “Pemeliharaan Jalan Raya”.UGM
1. Karena penyebab utama terjadinya :Yogyakarta.
kerusakan adalah air maka system Muralia Hustim, 2012. “Analisa Nilai
drainase perlu dibenahi dengan baik Kondisi Perkerasan Jalan Pada
sesuai dengan fungsinya, Demikian Ruas Jalan Arteri Primer
juga kemiringan melintang pada Dikota makassar”, Universitas
perkerasan jalan harus dibentuk. Hasanuddin, Makassar.
2. Sehubungan dengan kerusakan- Sukirman,Silvia.1999.“Dasar-dasar
kerusakan yang terjadi sebaiknya
Perencanaan Geometrik
diadakan perbaikan yang lebih
Jalan”. Bandung : Nova.
cepat, agar tidak terjadi kerusakan Sukirman, Silvia. 1993. “ Perkerasan
yang lebih parah dan dengan Lentur Jalan raya”. Bandung : Nova.
memperbaiki kerusakan yang Yani,Ahmad,2012. “ Evaluasi jenis dan
belum parah berarti memperkecil
tingkat kerusakan dengan
biaya yang dikeluarkan.
menggunakan metode
3. Perlu dilaksanakan penelitian dan
Pavement Condition Index
kajian mendalam tentang jenis (PCI)”.UGM: Yogyakarta.
kerusakan secara spesifik.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jenderal Bina
Marga. “Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2004” : Tentang Jalan.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota.
1990. “Tata Cara
Pemeliharaan Perkerasan
Jalan Kaku (Rigid Pavement)
No.10/T/BNKT/1991”.Jakarta :
Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota.
1990.“Tata Cara Penyusunan
Pemeliharaan Jalan Kota (No.
018/T/BNKT/1990)”. Jakarta :
Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum.
Djalante, Susanti. 2011. “Evaluasi
Kondisi dan Kerusakan
Perkerasan Lentur di Beberapa
Ruas Jalan Kota Kendari”.
Jurnal Penelitian Media Teknik

Anda mungkin juga menyukai