Nama anggota kelompok : Thiara Eka A (152210101016) Riza Avifah (162210101092) M Febrian Bachtiar (162210101096) Tri Ananda A (162210101110) Afalah Zulfa L (162210101118) Apa itu Western Blot?? metode untuk mengidentifikasi antibodi spesifik pada suatu protein dengan berat molekul tertentu yang telah diseparasi. Pada awalnya berat molekul protein diseparasi atau dipisahkan dengan menggunakan SDS-PAGE elektroforesis kemudian ditransfer ke kertas nitrocellulose (NC) untuk melakukan western blot. Western Blotting Untuk mengetahui keberadaan protein tertentu dalam suatu sampel diperlukan prosedur imunodeteksi menggunakan antibodi yang spesifik terhadap protein target. Imunodeteksi tidak dapat dilakukan pada gel karena gel mudah rapuh apabila diinkubasi dalam waktu lama dan dicuci berulang kali. Oleh karena itu, protein harus diblot pada membran. Transfer protein dari gel ke membran ini dinamakan western blotting atau protein blotting atau imunoblotting (Fatchiyah dkk., 2011) Tahapan Western Blot Elektroblotting Elektroblotting Imunnodeteksi Hasil Western Blot Prosedur Kerja 1. Menyiapkan sampel 2. Menyiapkan dapar agar pH tetap stabil 3. Menyiapkan antibodi yang digunakan sebagi pelacak 4. Melisiskan sel untuk mengeluarkan protein yang diinginkan dari sel 5. Gel elektroforesis,misalnya SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulfate- Polyacrilamide Gel Electrophoresis) yang mampu mendenaturasi polipeptida yang sebelumnya dibuang struktur sekunder dan tersiernya. Sampel dimasukkan ke dalam sumur gel yang nantinya protein sampel akan memiliki muatan yang sama dengan SDS yaitu negatif sehingga bergerak menuju elektroda positif melalui jaring-jaring akrilamid 6. Transfer gel. Protein harus dipindahkan ke kertas membran misalnya nitroselulosa atau PVDF agar dapat diakses oleh antibodi 7. Dilakukan deteksi menggunakan antibodi yang telah dimodifikasi dengan reporter enzim. Deteksi dilakukan dengan dua tahap yaitu dengan antibodi primer dan antibodi sekunder 8. Dilakukan analisis yang terdiri dari Colometric detection , Chemiluminescent, Radioactive detection, Fluorescent detection. Metode Blotting Southern blot Kegunaan Western Blot dalam Bidang Kesehatan • Untuk mendeteksi adanya antigen dalam tubuh sebagai teknik diagnosa suatu penyakit yang berbahaya seperti HIV/AIDS, Mad-Cow, Lyme, Hepatitis. • Transfer protein • Penelitian mengenai spesifitas dan sensitifitas antibodi anti eRF3 ragi Saccharomyces cerevisia • Identifikasi dan memposisikan protein berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan antibodi yng spesifik • Untuk memberikan informasi terkait dengan ukuran dari protein untuk transfer protein ke pasien Daftar Pustaka • Fatchiyah, E. L. Arumingtyas, S. Widyarti, dan S. Rahayu. 2011. Biologi Molekular Prinsip Dasar Analisis. Jakarta: Erlangga. • Jensen, E. C. 2012. The basics of western blotting. Anatomical Record. 295(3):369–371. • Kurien, B. T. dan R. H. Scofield. 2003. Protein blotting: a review. Journal of Immunological Methods. 274(1–2):1–15. • MacPhee, D. J. 2010. Methodological considerations for improving western blot analysis. Journal of Pharmacological and Toxicological Methods. 61(2):171–177. • Mahmood, T. dan P. C. Yang. 2012. Western blot: technique, theory, and trouble shooting. North American Journal of Medical Sciences. 4(9):429– 434. • Bollag DM, Edelstein SJ. 1991. Protein Methods. New York : Wiley-Liss • Kurien,B.T.,R.H Scofield. 2006. Western blotting (Methods 38 hal 283-293). Oklahoma City: Elsevier • TERIMA KASIH