Antro Isi
Antro Isi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
salah satu perwujudan akan pentingnya tinjauan latar sosial antropologik dalam
pendidikan (Soedomo, 1990).
2. Perkembangan Antropologi
Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam
perkembangannya. Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi
menjadi empat fase sebagai berikut:
a. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk
menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam
penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak
6
berbagai bidang dari Eropa, semuanya bisa dianggap pendorong bagi dibangunnya
tradisi antropologi.
Sebagai contoh, Alan Bernand (2000) berpendapat bahwa kelahiran antropologi
adalah ketika konsep "kontrak sosial" lahir, dan persepsi mengenai hakikat manusia,
masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan tumbuh dari konsep "kontrak sosial"
tersebut. Gagasan ini dalam beberapa hal adalah pelopor dalam teori evolusi.
Perdebatan pada abad ke 18 mengenai asal usul bahasa dan mengenai
hubungan antara manusia dengan apa yang kita sebut primate yang lebih tinggi juga
relevan, seperti halnya perdeatan pada abad ke 19 antara poligenis (keyakinan bahwa
setiap 'ras' mempunyai asal usul terpisah) dan monogenis (keyakinan bahwa manusia
memiliki asal usul keturunan yang sama, dari adam atau dari makhluk yang disebut
dengan kera). Gagasan demikian itu tidak hanya penting sebagai fakta sejarah, tetapi
juga karena gagasan itu membentuk persepsi antropologi modern mengenai dirinya
sendiri.
Dalam arti tertentu, praktik antropologi dimulai begitu manusia mulai berfikir
tentang masyarakat dan keyakinan-keyakinan mereka, dan secara sadar memutuskan
untuk membandingan diri mereka sendiri dengan masyarakat-masyarakat lain yang
melakukan kontak dengan mereka.
Antropologi mengemuka setelah melewati serangkaian perkembangan yang
kompleks, dan saat ini mencakup minat-minat dan bidang-bidang ilmu yang sangat
beragam. Kita akan meninjau beberapa diantaranya untuk memahami bagaimana
antropologi sampai saat pada perkembangannya saat ini.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, dapat kami simpulkan bahwa
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul
berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa kemudian terbentuklah ilmu
antropologi dengan melalui beberapa fase.
Atropologi itu tidak hanya ilmu yang mempelajari tentang seputar manusia,
akan tetapi juga memperluas tentang manusia tersebut. Seperti halnya dalam
kehidupan bermasyarakat yang berbudaya dan berbangsa. Dapat dilihat dari segi
manapun antropologi tidak jau dari ilmu sejarah. Selain itu Atropologi ini mempunyai
tujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo
sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan
komprehensif.
Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam
memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di
bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga lebih memusatkan pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang
tinggal daerah yang sama, antropologi tidak hanya mirip ilmu sejarah akan tetepi
antropologi ini sangat dekat kaintannya dengan ilmu sosiologi. Tetapi pada sosiologi
lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Olehnya itu, penulis meminta sumbangsi saran dan pemikiran yang sifatnya
membangun, demi kesempurnaan makalah ini, sehingga menjadi suatu bahan bacaan
yang dapat bermanfaat untuk setiap orang yang membacanya.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi