PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PMS biasanya dialami oleh para remaja, kaum dewasa dan tua akibat prilaku seksual
menyimpang, free sex, anal sex, oral sex, atau karena tertular secara langsung dengan
penderita PMS melalui saluran kelamin, melalui sentuhan kulit, cairan vagina, cairan
sperma, dan hubungan seksual yang tidak menggunakan kondom dan alat keamanan
berhubungan seksual lainnya.
Untuk mencegah dan mengobati penyakit menular seksual dapat ditempuh dengan
beberapa alternatif cara sebagai berikut:
3.Tidak melakukan prilaku seksual menyimpang (termasuk praktek LGBT (Lesbian, Gay,
Biseksual dan Transgender) serta perzinahan
4.Tidak berganti-ganti pasangan seksual (orgy)
5.Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita PMS
6.Tidak Melakukan Aktivitas Anal sex dan Oral sex
Dasar hukum pengendalian tertuang antara lain dalam: Keputusan Presiden Nomor
36, tahun 1994 tentang Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan KPA
Daerah sebagai lembaga pemerintah yang mengkoordinasikan pelaksanaan pengendalian
AIDS, dimana Pemerintah telah membentuk Komisi Penanggulangan
Strategi Nasional Pengendalian HIV dan AIDS (1994) merupakan respon yang
sangat penting pada periode tersebut, dimana KPA telah mengkoordinasikan upaya
pengendalian baik yang dilaksanakan pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
serta sektor lainnya.
3.2 Saran
1. Melalui hak yang dimiliki oleh pemerintah untuk membuat kebijakan, agar sekiranya dapat
menyentuh kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga dalam penerapan kebijakan yang di
buat oleh pemerintah mudah dilaksanakan dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
2. Pemerintah bersama jajarannya selalu sigap dalam menangani masalah HIV/AIDS sehingga
penularannya dapat di cegah sehingga tidak banyak jatuh korban yang berujung kepada
kematian.
3. Pemerintah bisa menjadi tauladan bagi masyarakat sehingga perilaku yang berisiko
HIV/AIDS dapat dicegah. Selain itu agar kiranya pemerintah selalu memperhatikan alokasi dana
dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap penderita HIV/AIDS.