Anda di halaman 1dari 9

BAB I

IDENTITAS JURNAL

Judul
ANALISIS PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA
MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI
KELAS X AKUNTANSI DI SMK NEGERI 2
BUDURAN SIDOARJO

jurnal
Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, UNESA
Volume/halaman -----
Tahun -----
Penulis Siti Nur Ainunnajah
Joni Susilowibowo
Riviwer Yuni marilla sinambela
tanggal 15-10-2017
BAB II

Ringkasan jurnal

Abstrak

alasan pemilihan, kelayakan dan respon siswa terhadap alat evaluasi yang digunakan guru
pada mata pelajaran produktif akuntansi di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 34 siswa dan
seorang guru mata pelajaran produktif akuntansi di kelas X Ak 1 sebagai sampel.
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan angket. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Alat evaluasi yang digunakan adalah soal uraian dan
soal praktek. Alasan pemilihan didasarkan pada kompetensi dan indikator yang hendak
dinilai. (2) Berdasarkan hasil telaah soal uraian maupun praktek yang digunakan guru pada
mata pelajaran produktif akuntansi di kelas X Akuntansi 1 dinyatakan layak. Berdasarkan
hasil analisis butir soal secara kuantitatif, secara keseluruhan memiliki kualitas yang baik dari
segi reliabilitas dan validitas namun kurang baik dari segi daya pembeda dan tingkat
kesukaran. (3) Alat evaluasi yang digunakan guru memperoleh respon baik dengan persentase
sebesar 62,50%.

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Perubahan zaman yang terus bergulir maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi menuntut manusia untuk terus meningkatkan kualitasnya agar mampu bersaing
secara konsisten dalam persaingan global Pendidikan memegang peranan penting bagi
kemajuan dan pembangunan nasional, karena melalui pendidikan yang berkualitaslah akan
terlahir manusia Indonesia yang mumpuni dan mampu bersaing di era globalisasi yang syarat
akan kompetisi. pada tanggal 14 Maret 2013 menyebutkan bahwa meskipun anggaran
pendidikan Indonesia mencapai 20% dari APBN, meningkatnya pembiayaan pendidikan
tersebut belum membuahkan capaian pendidikan yang diharapkan (Djalal, 2013).
Berdasarkan laporan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB
(UNESCO) tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara (Fitri, 2012).
Informasi tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya upaya secara sistematis, masif dan
berkesinambungan dari berbagai aspek agar peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai
secara maksimal. Pendidikan yang didefinisikan oleh UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki
peserta didik melalui proses pembelajaran memiliki tiga bagian yang sangat penting. Tiga
bagian yang sangat penting tersebut adalah kurikulum, proses pembelajaran, dan evaluasi
(Amalia dan Widayati : 2012 . Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
dan menilai tingkat ketercapaian kurikulum dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian
tersebut mengisyaratkan bahwa evaluasi merupakan muara dari kegiatan pembelajaran dan
merupakan tahap penting dalam menentukan kualitas suatu program pembelajaran.

Menurut Tyler dalam Arikunto (2005:3) evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk
menunjukkan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai. Sedangkan menurut Arifin (2012:5) evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.

Kajian Pustaka

Pengertian Alat Evaluasi Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan
untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih
efektif dan efisien. Kata “alat” biasa disebut juga dengan istilah instrumen. Dengan demikian
maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi (Arikunto, 2009:25).

Macam-macam Teknik dan Alat Evaluasi

Untuk keperluan evaluasi diperlukan teknik dan alat evaluasi yang bermacam-macam.
Dalam evaluasi hasil proses pembelajaran disekolah teknik dan alat-alat penilaian dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

 Tes, Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan
pengajaran tertentu (Uno dan Koni, 2012:3). Pada umumnya tes digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar dari segi ranah kognitif.
 Non tes , Non tes adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yang
dilakukan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan
pengamatan secara sistematis, wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau
meneliti dokumen-dokumen (Sudijono, 2011:76). digunakan untuk menilai
kemampuan peserta didik yang mencakup aspek sikap, minat, kepribadian peserta
didik, wawancara, angket dan observasi. Pada umumnya non-tes digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah afektif dan psikomotor.
 Karakteristik Alat Evaluasi yang Baik
 Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal

METODE

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun


tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah : (1) studi pendahuluan untuk
mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalah yang diteliti menjadi lebih
jelas kedudukannya serta mengetahui situasi dan kondisi baik lokasi, subyek maupun
obyek penelitian, (2) studi kepustakaan untuk mengetahui berbagai teori dan informasi
baik mengenai masalah yang diteliti yakni alat evaluasi

A. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan guru kelas X jurusan
akuntansi SMKN 2 Buduran Sidoarjo yang berjumlah 105 siswa dan 3 orang guru.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang guru mata pelajaran produktif
akuntansi kelas X Akuntansi 1 beserta siswa kelas tersebut yang berjumlah 34 orang
yang diambil menggunakan teknik purposive sampling.
B. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
dokumentasi untuk mengumpulkan data sekunder berupa dokumen alat evaluasi
beserta kelengkapannya, wawancara untuk mengetahui jenis dan alasan pemilihan alat
evaluasi, dan kuisioner atau angket untuk mengetahui respon siswa terhadap alat
evaluasi yang digunakan pada mata pelajaran produktif akuntansi.
C. Teknik Analisa Data Data hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif untuk
mengetahui jenis, alasan dan proses penyusunan alat evaluasi. Data yang telah
terkumpul dari instrumen telaah soal akan diolah dan dianalisis secara deskriptif
menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui sejauh mana kelayakan alat
evaluasi yang digunakan. Begitu juga data yang telah terkumpul dari angket siswa
akan diolah dan dianalisis dengan secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
untuk mengetahui pendapat siswa terhadap alat evaluasi yang digunakan oleh guru.
Data yang diperoleh dari instrumen telaah soal akan dianalisis menggunakan skala
Guttmann, hal ini dikarenakan peneliti menginginkan jawaban yang tegas yakni
sesuai atau tidak sesuai. Dengan demikian maka butir soal yang sesuai dengan aspek
yang ditelaah akan diberi skor 1 dan 0 apabila tidak sesuai (Nazir, 2009:340).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Alat evaluasi Berdasarkan hasil wawancara kepada guru mata pelajaran produktif
akuntansi kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo yang didukung oleh
hasil dokumentasi dapat diketahui bahwa alat evaluasi yang digunakan guru pada
ujian formatif atau ulangan harian mata pelajaran produktif akuntansi di kelas X
Akuntansi 1 SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo terdiri dari soal uraian dan soal praktek.
2. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
kesesuaian dan ketidaksesuaian antara praktek dilapangan dengan teori yang ada.
Adapun letak kesesuaian antara praktek dilapangan dengan teori yang ada terlihat
pada : a. Langkah guru dalam memilih dan menentukan jenis alat evaluasi dalam hal
ini soal ujian formatif didasarkan pada SK, KD, indikator dan tujuan penilaian dalam
hal ini ranah yang hendak dinilai. Hal ini menunjukka bahwa guru memperhatikan
relevansi instrumen penilaian atau alat evaluasi dengan kompetensi yang hendak
dinilai. b. Dalam menyusun alat evaluasi guru memperhatikan tujuan penilaian, dan
mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar meskipun hal tersebut tidak dilakukan
secara terperinci dengan mengelompokkan kompetensi yang akan dinilai berdasarkan
domain atau ranah hasil belajar yakni kognitif, afektif dan psikomotor. c. Guru
menyusun kunci jawaban dan pedoman penilaian meskipun tidak untuk semua alat
evaluasi. Adapun letak ketidaksesuaian antara praktek dilapangan dengan teori yang
ada terlihat pada : a. Tidak disusunnya kisi-kisi soal b. Terdapat alat evaluasi yang
tidak terdapat kunci jawaban dan pedoman penskoran.
3. c. Tidak dilakukannya analisis butir soal yang sistematis baik secara kualitatif dan
kuantitatif sehingga kelemahan-kelemahan butir soal baik dari aspek substansi,
konstruksi dan bahasa/budaya dapat diminimalisir. Selama ini guru hanya memeriksa
soal dengan membaca ulang soal yang telah dibuat dan menentukan kualitas soal
tersebut berdasarkan naluri dan

Kelayakan alat evaluasi


a. Hasil Analisis Kualitatif Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2007 instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik harus
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa. Dengan melakukan analisis
kualitatif terhadap butir soal yang terdapat dalam alat evaluasi, maka guru dapat secara
cermat mengetahui apakah butir soal yang telah disusun telah memenuhi persyaratan
tersebut atau tidak. Apabila butir soal tidak memenuhi salah satu atau lebih persyaratan
tersebut, maka butir soal yang bersangkutan perlu direvisi atau bahkan diganti. Alat
evaluasi yang digunakan pada SK Mengelolah Dokumen Transaksi memperoleh
presentase aspek kelayakan materi sebesar 95.00% dengan kriteria layak, persentase
aspek kelayakan konstruksi sebesar 75,00% dengan kriteria layak, dan persentase aspek
kelayakan bahasa/budaya sebesar 94.00% dengan kriteria layak. Sehingga secara
keseluruhan alat evaluasi butir soal uraian pada SK Mengelolah Dokumen Transaksi
memperoleh persentase kelayakan sebesar 88.46% dengan kriteria layak.

Alat evaluasi yang digunakan pada SK Memproses Entri Jurnal memperoleh presentase
aspek kelayakan materi sebesar 58.33% dengan kriteria layak, persentase aspek kelayakan
konstruksi sebesar 50,00% dengan kriteria tidak layak, dan persentase aspek kelayakan
bahasa/budaya sebesar 95.00% dengan kriteria layak. Sehingga secara keseluruhan alat
evaluasi butir soal uraian pada SK Memproses Entri Jurnal memperoleh persentase
kelayakan sebesar 69,87% dengan kriteria layak.

Kelayakan Alat Evaluasi Bentuk Soal Praktek (Sumber: diolah berdasarkan hasil telaah
ahli, 2013) Dari grafik diatas terlihat alat evaluasi bentuk soal praktek yang terendah
terletak pada SK ke-1 atau memproses buku besar dimana aspek materi dan konstruksi
memperoleh persentase kelayakan 37,50% dengan kriteria tidak layak. Hal ini
dikarenakan butir soal yang disusun tidak sesuai dengan indikator yang ada, selain itu
ditemukan ketidak sesuaian antara indikator yang ada pada

silabus dengan RPP. Hal ini tentu menyembabkan soal yang disusun tidak relevan.
Sedangakan dari aspek kontruksi guru tidak menyusun kunci jawaban, pedoman
pesndkoran serta petunjuk pengerjaan yang jelas sehingga memperoleh persentase yang
rendah atau dapat dikatakan tidak layak. Sedangakan pada SK ke-2 atau menyusun
laporan keuangan persentase terendah terletak pada aspek konstruksi, adapun faktor
penyebab tersebut sama dengan SK ke-1 yakni guru tidak menyusun kunci jawaban,
pedoman penskoran dan petunjuk pengerjaan soal yang jelas
1. Reliabilitas Reliabilitas merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan suatu
soal tes. Suatu tes dapat dikatakan ajeg jika selalu memberikan hasil yang sama bila
diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan
2. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan peluang menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu
3. Daya Pembeda Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Semakin tinggi kemampuan soal
membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai yang ditunjukkan
dengan indeks deskriminasi yang tinggi maka semakin baik. Sebaliknya semakin
rendah kemampuan soal membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai yang ditunjukkan dengan indeks deskriminasi yang rendah maka kurang baik.
Berdasarkan tabel
4. Validitas Validitas butir soal merupakan tingkat ketepatan alat evaluasi untuk
mengukur hasil belajar yang seharusnya diungkap atau diukur melalui alat evaluasi
tersebut (Sudijono, 2011). Berdasarkan tabel rekapitulasi diatas diketahui bahwa
pada soal bentuk uraian terdapat butir soal yang tidak valid, memiliki validitas tinggi
dan sangat tinggi
BAB IV

PENUTUP

4.1. Keismpulan
Kesimpulan yang dapat saya tarik dari jurnal evaluasi ini adalah Berdasarkan hasil analisis
bahwa alat evaluasi yang digunakan guru pada ujian formatif mata pelajaran produktif
akuntansi di kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo adalah soal uraian dan
soal praktek. Alasan guru memilih alat evaluasi tersebut didasarkan pada kompetensi dan
indikator yang hendak dinilai. Berdasarkan hasil telaah alat evalusi tersebut dinyatakan layak
dan berdasarkan hasil analisis butir soal secara kuantitatif, secara keseluruhan memiliki
kualitas yang baik dari segi reliabilitas dan validitas namun kurang baik dari segi daya
pembeda dan tingkat kesukaran. Alat evaluasi tersebut mendapatkan persentase respon siswa
sebesar 62,50% dengan katageri baik.

4.2. Saran

Saran saya yang dapat saya sampaikan dalam critikan jurnal ini adalah
1. Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut maka perlu kiranya guru melakukan revisi
terhadap aspek-aspek soal yang memperoleh kriteria tidak layak dan tidak valid.

2. Guru perlu menyusun kelengkapan alat evaluasi guna mempermudah proses penilaian.
3. Mengingat pentingnya keberadaan alat evaluasi yang berkualitas dalam proses evaluasi
pembelajaran, maka guru perlu melakukan analisis butir soal secara berkelanjutan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
4. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diketahui bahwa masih terdapat
kelemahan pada alat evaluasi yang digunakan dilapangan, sehingga diharapkan dilakukan
penelitian lebih lanjut terutama dibidang pengembangan alat evaluasi pada mata pelajaran
akuntansi khususnya di sekolah yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Amalia, Ata Naila dan Ani. 2012. Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA
Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Di Kota Yogyakarta Tahun 2012. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia. Vol. X, No.1 Tahun 2012. (Online) (www.jurnal uny.ac.id) diaskes
tanggal 3 Maret 2013
Direktorat PSMA. 2010. Juknis Analisis Butir Soal di SMA. Pdf (Online)
(http://www.docdatabase.net/more-juknis-analisis-butir-soal-di-sma-1101226.html) diakses
tanggal 6 Maret 2013
Djalal, Dini Sari. 2013. Belanja Lebih Banyak atau Belanja Lebih Baik: Memperbaiki
Pembiayaan Pendidikan di Indonesia. Berita (Online)
(http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2013/03/14/spending-more-or-spending-
better-improving-education-financing-in-indonesia) diakses 16 April 2013

Anda mungkin juga menyukai