lebih sering mengenai bagian ileum terminalis sampai colon bagian awal.
hingga profundal.
adalah bagian dari intestinum tenue (usus halus), setelah duodenum dan
mukosa ileum melipat ke lumen dan membentuk struktur vili yang tinggi
1
Gambar 2. Histologi Ileum
C. Anatomi Histologi Ileum pada Crohn Disease (Patologi)
Fistula dapat terbentuk antara usus dengan usus, kandung kemih dan kulit.
2
Gambar 4. Mikroskopis Crohn’s Disease
D. Etiologi
Integritas barrier epitel Penelitian di Jerman dan Norwegia mengemukakan bahwa orang
manusia.
abnormal Intestinal Injury
yang memiliki gen alel CARD15 lebih berisiko terkena penyakit pada
Defisiensi reseptor imun Inflamasi kripte
innate ileum dan colon. Granuloma non
kaseosa
Maslah diferensiasi limfosit
Ulserasi mukosa
superficial profunda
Cobblestone Appearance
seperti mikroba, virus, rokok dan dari diet akan dianggap sebagai antigen
dan dibawa oleh Antigen Presenting Cell (APC) menuju ke sel T helper 1.
Sel T helper akan mengeluarkan sitokin –sitokin pro inflamasi seperti (IL1
CARD 15, bagian ileum dan colon lebih rentan terjadi ‘injury’, selanjutnya
4
dengan agregasi sel-sel limfoid sehingga menimbulkan titik merah dan
F. Penegakkan Diagnosis
Diagnosis Crohn Disease ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang
perianal
d) Dermatologi : ulkus mukokutan, eritema nodosum, pioderma
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
Darah lengkap : anemia, leukositosis
Elektrolit : hipoalbumin, penurunan serum Fe,
Inflammatory marker : CRP meningkat
Serologi : Antibodi sacromyces , antibody eschericia coli
b) Radiologi
1) Foto polos abdomen
Foto polos abdomen merupakan tes yang tidak spesifik
5
Disease’ dengan eksaserbasi akut. Dapat ditemukan obstruksi,
longitudinal.
6
Gambar 6. Ulsearasi, inflamasi dan penyempitan pada
colon ascendens pada Crohn’s Disease
3) CT enterografi
Pada pemeriksaan CT enterografi dapat dinilai penebalan
7
diambil biopsi jaringan, untuk menilai lesi dan dibandingkan
atau makrofag dan sel inflamasi lain, dengan atau tanpa ‘Giant
Cell’.
G. TERAPI
Tujuan umum dari pengobatan Crohn’s Disease yang pertama
dan yang ketiga adalah agar anak-anak dapat tumbuh dan mendapatkan
Disease.
1. Farmakoterapi
a. Antidiare : loperamid, difenoksilate.
8
Pada pasien dengan Crohn’s disease terjadi inflamasi
diare berhenti.
b. Derivate agen asam 5-aminosalisilat (5-ASA) : sulfasalazine,
mesalamine, balsalazide)
Pengobatan dengan menggunakan 5-ASA adalah pilihan
tunggal.
9
Pada prinsipnya penggunan kortikosteroid hanya untuk
b. Adalimumab
Adalimumab adalah antibodi monoclonal immunoglobulin
10
Dosis pemberian 160 mg/hari, ditrunkan menjadi 80mg/hari pada
selanjutnya.
c. Natalizumab
Natalizumab adalah antibodi monoclonal yang bekerja melawan
area inflamasi.
Dosis pemberian natalizumab adalah 300mg setiap 4 minggu sekali
dapat dilakukan :
a. Reseksi bagian intestinal yang terkena inflamasi
Tindakan pembedahan untuk membuang bagian intestinal yang
11
Gambar 10. Reseksi Ileum, Ileocolon dan Colon
b. Ileostomi
Ileostomi berasal dari kata ‘Ileum’ dan ‘Stoma yang artinya adalah
Gambar 11.
c. Strikturplasti
Strikturplasti adalah tindakan bedah yang dilakukan untuk
12
Gambar 12. Strikturplasti
e. Manajemen Fistula
Komplikasi dari Crohn’s Disease adalah terjadinya fistula.
coloduodenal).
Tindakan pertama yang dilakukan adalah mencegah dan
13
metronidazole atau ciprofloxaxin. Kemudian memperbaiki
H. PROGNOSIS
Prognosis Crohn’s Disease dikarakteristikkan dalam periode
14
BAB III
KESIMPULAN
traktus gastrointestinal.
2. Pasien paling banyak mengeluhkan sakit perut dan diare berkepanjangan
yang kadang disertai darah, selain itu keluhan yang sering timbul adalah
demam, malaise, mual muntah, berat badan turun, konstipasi dan obstipasi
3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan fistula, ulkus, abses pada abdomen
natalizumab
8. Berbagai intervensi bedah yang dapat digunakan yaitu, reseksi intestinal,
15