Life Cycleof Drosophilamelanogaster
Life Cycleof Drosophilamelanogaster
disusun oleh:
Sigit Nur Pratama
10615023
Kelompok 4
Asisten:
Meilisa
10614046
2.2 Ciri – Ciri Morfologi Lalat Buah dan Perbedaan Jantan dan Betina
Menurut Ashburner dan Thompson (1978), lalat buah wild type memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Warna tubuhnya kuning kecoklatan dan memiliki cincin berwarna hitam di
tubuh bagian abdomen.
b. Ukurannya relatif kecil (kurang lebih 3 sampai 5 milimeter).
c. Urat tepi sayap mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan
tubuhnya.
d. Memiliki arista/sungut yang pada umumnya berupa bulu dan memiliki 7-12
percabangan.
e. Crossvein posterior umumnya lurus dan tidak melengkung.
f. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
g. Terdapat mata oseli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil
dibanding mata majemuk.
h. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih sedangkan abdomen bersegmen
lima dan bergaris hitam.
i. Sayap panjang melebihi abdomen dengan warna transparan dan posisi bermula
dari thorax.
j. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil
dibanding mata majemuk.
k. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen
bersegmen lima dan bergaris hitam.
l. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Menurut Flymove (2016), terdapat perbedaan ciri pada lalat buah jantan
dan betina yaitu:
a. Ukuran jantan lebih kecil dan betinanya lebih besar.
b. Jantan memiliki 5 segmen abdomen dan 7 segmen abdomen dimiliki oleh
betina.
c. Ujung abdomen jantan berwarna kehitaman dan betinanya lebih putih dan
terang.
d. Terdapat struktur unik pada foreleg jantan yaitu sexcomb dan tidak pada betina.
e. Ukuran sayap jantannya lebih pendek dan betina relatif lebih panjang.
f. Betina memiliki spermateka.
2.3 Siklus Hidup Lalat Buah
Menurut Ashburner dan Thompson (1978), Drosophila melanogaster siklus
hidup terpendek lalat buah berlangsung selama 7 hari yaitu pada suhu 28 °C. Pada
suhu 30 °C (panas) umur lalat yaitu 11. Dibawah kondisi suhu 25 °C
perkembangannya 8,5 hari, dibawah 18 °C perkembangan lalat memakan waktu 19
hari, dan dibawah 12 °C mencapai 50 hari.
Lalat buah betina mampu melakukan kopulasi setelah 8 jam menetas dari
fase larva instar tiga (Pitnick, 1996). Fase hidup lalat buah diawali dari telur yang
dihasilkan dari kopulasi jantan dan betina. Telur berbentuk oval, rata dibagian
lateral, ukurannya 0,5 mm (Ashburner dan Thompson, 1978). Fase telur
berlangsung selama satu hari.
Lalat buah mengalami fase larva yang terbagi menjadi instar I, instar II, dan
instar III. Menurut Ashburner dan Thompson (1978), larva instar I (1 mm) memiliki
3 segmen thoraks dan delapan segmen abdomen, berlangsung selama 24 jam, dan
dapat berlangsung 15 jam pada suhu kamar. Larva instar II (2-3 mm) berlangsung
selama kurang lebih 24 jam dan kemudian berubah menjadi larva instar III (3-5
mm) yang berlangsung 24 jam pula. Tingkat motilitas larva instar naik dari I, II,
dan III.
Setelah berubah menjadi prepupa warna yang semula putih berubah menjadi
coklat muda, bersifat tak motil, dan menyukai tempat yang kering. Prepupa berubah
menjadi pupa yang warnanya lebih gelap. Tahap tersebut berlangsung berturut-turut
24 jam. Kemudian 2-3 hari setelahnya pupa menetas menjadi lalat dewasa atau
imago yang motil dan dapat terbang setelah beberapa jam (Ashburner dan
Thompson, 1978).
pada dinding
botol Gambar 5.1 Telur
(Dokumentasi pribadi, 2016)
Larva 1,2 mm, 5 1 hari, 10
instar I mulai aktif September jam
bergerak 2016, pukul Larva
instar I
walau masih 19.00 WIB
lambat Gambar 5.2 Larva Instar I
(Dokumentasi pribadi, 2016)
Larva 3 mm, lebih 6 2 hari, 11
instar II aktif dari September jam
instar I. 2016, pukul
20.00 WIB
Larva Instar II
mm,
Gambar 5.7 Imago
menyukai (Dokumentasi pribadi, 2016)
daerah dekat
busa
5.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat dibandingkan antara
hasil yang didapatkan dengan literatur. Telur yang teramati sesuai dengan literatur
dimana ukurannya 0,5 mm dan menempel di dinding botol media (Ashburner dan
Thompson, 1978). Waktu sampai lalat bertelur tidak dapat ditentukan karena telur
teramati 10 jam sejak peletakkan dan dimungkinkan lalat telah berkopulasi sebelum
ditangkap. Pada fase larva untuk instar I, II, dan III waktunya sesuai dengan literatur
yaitu berselang sekitar 24 jam. Sama halnya dengan morfologi yang tidak berbeda
jauh dengan literatur. Berdasarkan percobaan, termometer yang disimpan
disamping botol media menunjukkan suhu rata-rata 25 derajat C (paling tinggi 26
derajat dan paling rendah tercatat 24 derajat) dan ditempat yang intensitas
cahayanya remang-remang. Hanya saja segmen tidak terlalu jelas terlihat karena
tidak ada alat seperti kaca pembesar maupun mikroskop.
Pengamatan pada fase prepupa dari segi waktu yang berselang 24 jam
menjadi pupa, dan dibutuhkan waktu 2 hari untuk menjadi imago, bentuk, dan
warna sesuai dengan literatur. Transformasi menjadi imago yang membutuhkan
waktu dua hari memang lebih cepat satu hari dari biasanya namun masih kategori
normal (Ashburner dan Thompson, 1978). Total life span siklus memakan waktu 7
hari cukup optimal karena faktor cahaya yang redup dan pada suhu kamar.
Motilitas pada telur bisa dikatakan nol. Sementara itu, larva instar I mulai
motil dengan gerak yang masih lamban (cenderung di lapisan media), larva instar
II (mulai naik ke dinding) lebih motil dari instar I. Larva instar III (naik ke dinding
botol bahkan ke busa untuk mencari tempat yang kerin) lebih motil dari instar II
(James, 2001). Pada imago yang baru menetas gerak dan terbang aktif namun belum
seaktif seperti parental saat dimasukkan ke botol media. Imago lebih suka terbang
dan hinggap di busa atau tissue.
Ada beberapa reagen yang penting dalam pengamatan siklus hidup lalat
buah. Pada percobaan sempat muncul bintik-bintik putih berupa jamur. Jamur
tersebut merupakan ragi yang muncul dan memfermentasikan pisang. Agar pada
media berfungsi untuk mengurangi keenceran media pisang. Gula merupakan
molekul yang akan difermentasi untuk menghasilkan alkohol sebagai antiseptik.
Kemudian terdapat nipagin/tegosept dll untuk membasmi dan mencegah biotik
seperti bakteri yang mengganggu. Kertas saring atau tissue yang diletakkan di atas
media berfungsi untuk menyerap air dan alkohol berlebih.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pengamatan siklus hidup lalat buah yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan:
Siklus hidup lalat buah yaitu telur (0,5 mm, putih, sesil), larva instar I (1
mm, mulai bergerak, putih terang), larva instar II (lebih motil dari instar I,
warna lebih gelap sedikit, 3 mm), larva instar III (5 mm, terdapat warna
hitam dimulut, segmen terlihat), prepupa (3 mm, warnanya mulai
kecoklatan, tidak motil), pupa (kecoklatan dan hitam, 4 mm, tidak motil,
menempel di daerah yang kering), dan imago (bisa terbang dan dapat
dibedakan gendernya).
Telur dihasilkan 8-12 jam setelah imago bertransformasi, larva instar I (24
jam), larva instar II (24 jam), larva instar III (24 jam), prepupa (24 jam),
pupa (2-3 hari), lalu menjadi imago dan siklus berlangsung kembali.
5.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan saran yang
harus diperhatikan dalam melakukan pengamatan siklus hidup lalat buah yaitu:
Kesterilan media perlu dijaga dari kontaminan dan jika perlu diberi
nipagin.
Simpan botol media pada suhu kamar dan cahaya yang remang-remang.
Pilihlah pisang yang benar-benar matang agar memudahkan pembuatan
media dan penangkapan lalat buah.
DAFTAR PUSTAKA