TINJAUAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang konsep lansia, konsep menua dan asuhan
A. Konsep Lansia
Bagian konsep akan memaparkan teori yang menjadi sumber referensi atau
pengertian lansia, batasan lansia , lanjut usia sebagai populasi berisiko (population
1. Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-
tiba menjadi tua, tetapi pekembangan menjadi bayi, dewasa dan akhirnya menjadi
tua. Semua ini bisa dikatakan normal, dengan berbagai perubahan fisik dan tingkah
laku yang dapat diramalkan pada usia lanjut. Lansia merupakan proses alami yang
ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami menjadi tua,
dimana akan terjadi kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap. (Azizah,
2011).
kesejahteraan lanjut usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang
adalah kelanjutan dari usia dewasa, dimana kedewasaan dibagi menjadi 4, yang
pertama iufentus, usia 25 – 40 tahun, yang kedua verilitas, usia 40 – 50 tahun, yang
ketiga, fase pension yaitu usia 50 – 65 tahun, dan yang terahir fase senium yaitu
Lansia adalah orang yang telah tua dan menunjukkan ciri fisik rambut beruban, gigi
ompong, dan kerutan kulit. Dalam masyarakat tidak mampu lagi menjalankan
fungsinya dengan baik dan tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai orang
dewasa, seperti pada pria tidak terikat atau berperan dalam ekonomi produktif,
sedangkan pada wanita tidak mampu memenuhi tugas rumah tangga (Stanley dan
Beare, 2007).
2. Batasan Lansia
berdasarkan usia kronologi, yaitu Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok
lansia dengan usia antara 45-59 tahun. Lanjut usia (elderly) yaitu usia 60-74 tahun,
Lanjut usia tua (old) yaitu antara 75-90 tahun, Usia sangat tua (very old) yaitu usia
bahwasanya lanjut usia yaitu orang yang telah berumur 65 tahun keatas.
Menurut UU No. 4 Tahun 1965 pasal 1 seorang dapat dikatakan jompo atau lanjut
usia apabila yang bersangkutan telah berumur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak
menerima nafkah dari orang lain. Sedangkan menurut UU No. !3 tahun 1998
tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang telah berumur 65
biologic risk, social risk, economic risk, lifestyle risk dan life-event risk dan
populasi rentan meliputi status sosial ekonomi, usia, kesehatan, dan pengalaman
hidup.
Proses menua (aging) adalah proses alami pada manusia yang disertai dengan
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain (Wold, 2004; Stanhope & Lancaster, 2010; Mauk, 2010). Perubahan
fisik merupakan bentuk nyata dari proses menua yang dapat diamati secara
langsung, dan terjadi pada semua sistem dan terjadinya penurunan berbagai
fungsi tubuh (Wold, 2004). Dampak proses menua yang dialami menjadikan
untuk menjadi sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Birenbaum dalam Stanhope
& Lancaster, 2010). Lansia sebagai populasi berisiko memiliki beberapa faktor
hipertensi.
jelas atau telah ditentukan walaupun sedikit atau kecil akan terjadi peristiwa
tertentu. Kondisi ini sangat relevan dengan kondisi yang dialami oleh lanjut
secara umum berisiko dikaitkan dengan kondisi biologis (biologic risk), sosial
(social risk), ekonomi (economic risk), gaya hidup (lifestyle risk) dan peristiwa
1) Biologic risk
Risiko biologi merupakan faktor genetika atau kondisi fisik tertentu yang
berpeluang untuk terjadi risiko kesehatan. Risiko ini adalah faktor yang
berkontribusi terjadinya risiko penyakit yang berasal dari faktor genetika atau
hipertensi. Hipertensi pada lansia lebih banyak disebabkan oleh proses penuaan
fungsinya. Kannel (2003), menyatakan bahwa mayoritas lansia usia lebih dari
2) Social risk
lingkungan yang tercemar, kebisingan dan tercemar zat kimia, kurang rekreasi
dan tingginya tingkat stress lingkungan serta sulitnya akses sumber kesehatan
3) Economic risk
tinggal yang layak, pakaian, sandang, makanan dan pendidikan serta perawatan
status kesehatannya.
4) Life stile risk
kesehatan, kebiasaan hidup sehat, pesepsi sehat, pengaturan pola tidur, rencana
aktivitas keluarga dan norma perilaku berisiko. Lansia yang memiliki gaya
hidup kurang sehat misalnya kurang olahraga, merokok, pola diet yang kurang
hipertensi.
sebagai akibat dari hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber lingkungan,
masa hidup yang lebih singkat. Hipertensi pada lansia tidak dapat dipandang
sebagai proses yang normal, karena lanjut usia dengan penyakit kronis
2006).
bagian dari proses menua yang tidak dapat dihindarkan. Bila lansia merasa
dirinya rentan, hal ini akan berpengaruh terhadap sikap atau kepribadinya.
Tetapi perubahan sikap atau kepribadian, dipengaruhi oleh struktur sosial dan
sikap atau kepribadian lansia. Menurut Stanhope dan Lancaster (2010) faktor
ekonomi, usia, kesehatan, dan pengalaman hidup, yang akan dijelaskan dalam
sehingga penghasilannya berkurang atau tidak ada sama sekali. Hal ini akan
mempunyai status kesehatan yang lebih baik dari pada lansia dengan status
Misalnya penyakit jantung dan hipertensi banyak diderita dari kalangan lansia
menegah keatas, sedangkan TB paru banyak diderira oleh lansia dengan status
Beberapa indidvidu tertentu menjdi rentan pada usia khusus karena interaksi
anatomi dan fisiologi organ semakin besar. Oleh karena itu akibat proses
menua perawatan pada lansia jug mengalami perubahan yang disebabkan oleh
perubahan anatomi dan fisiologi, berbagai penyakit dan kelainan patologis dan
pengaruh psiko-sosio pada fungsi organ (Darmojo & martno, 2001). Beberapa
dan osteoporosis. Selain itu, lansia juga berisiko mengalami penyakit kronis,
2005).
3) Kesehatan
Salah satu gaya hidup yang umum pada lansia adalah jarang braktifitas fisik
karen penurunan fungsi utuh dan adanya berbagai masalah kesehatan. Padahal
meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, termasuk jantung (Kressing & Echt,
4) Pengalaman hidup
bahwa semua yang dialami adalah diluar kontrol mereka dan akibat dari nasib
buruk. Kondisi ini membuat mereka sulit untuk berinisiatif mencari bantuan
bahwa semakin tinggi usia sekrang maka afek-afek positifnya akan lebih
lansia yang emosinya tidak selaras dengan bertambahnya usia, hal tersebut
Berbagai faktor predisposisi dan dampak dari kerentanan membentuk suatu cycle
(Stanhope & Lancaster, 2010). Jika siklus ini tidak diputus akan sulit bagi lansia
dihubungkan dengan kerentanan lansia, dan untuk mencegah onset masalah yang
terkait dimaa yang akan datang. Oleh karena itu, lansia memerlukan asuhan
Bagian konsep akan memaparkan teori yang menjadi sumber referensi atau
pengertian menua, batasan lansia , lanjut usia sebagai populasi berisiko (population
1. Pengertian Menua
kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu
sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan
(handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran (Santi, 2009).
2. Proses Menua
Proses menua (aging) adalah proses alami pada manusia yang disertai dengan
penurunan kondisi fisik, psikologis ataupun sosial yang saling berinteraksi satu
umum dan kesehatan mental secara khusus, serta masalah lain pada lansia. Selain
masalah fisik, secara umum lansia juga banyak mengalami masalah ekonomi
pelayanan yang tidak adekuat bagi lansia (Hitchock, Schubert, & Thomas, 2007).
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua
(Nugroho, 2006). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis.
berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak
harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam
hal ini diartikan: bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, mampu melakukan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, dan mendapat dukungan secara
menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses
penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbul lah berbagai
masalah. Hurlock (2004) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto (2006)
hidupnya,
c. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal
atau pindah,
banyak dan
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri
kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan
motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya
agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan
perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap
yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari
penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 2001, Munandar, 2003) adalah:
fantasi, selalu mengingat kembali masa lalu, selalu khawatir karena pengangguran,
kurang ada motivasi, rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat
kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan memiliki
Pada usia lanjut terjadi proses penuaan secara alami dan setiap individu mengalami
yang sama, namun setiap individu memiliki proses menua yang tidak sama dalam
level fungsi organ. Semakin bertambahnya umur seorang manusia, akan terjadi
diri manusia meliputi fisik, sosial, kognitif, perasaan dan seksual (Azizah, 2011).
a. Perubahan fisik
gairah.
1) Sistem Indra
Pada lansia akan mengalami penurunan fungsi indra, yang pertama yaitu
kehilangan elastisitas dan kaku serta daya akomodasi dari jarak jauh dan dekat
pendengaran pada telinga dalam, terutama pada nada-nada yang tidak jelas.
2) Sistem Muskuloskeletal
Pada lansia akan mengalami penurunan dalam merespon dan waktu untuk
4) Sistem Kadiovaskuler
Pada lansia jantung akan mengalami penurunan elastisitas dinding aorta, katup
jantung menjadi tebal dan kaku, kemampuan darah menurun saat memompa
pembulu perifer, sistolik kurang lebih 160 mmHg dan diastolik kurang lebih
90 mmHg.
oksigen menjadi tidak adekuat, ditambah lagi dengan masukan diet yang buruk,
kondisi psikologis seperti kesepian, serta adanya penyakit kronis dapat menjadi
dan kemampuan memompa dari jantung harus kerja lebih keras sehingga
5) Sistem Respirasi
Pada sistem organ paru pada lansia, otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan
pengecap, rasa lapar menurun hal ini karena asam lambung menurun dan
7) Sistem Perkemihan
ekskresi, reabsorbsi oleh ginjal. Pada lansia akan mengalami pola perkemihan
yang tidak normal, seperti banyak berkemih di malam hari dan kadang tidak
8) Sistem Reproduksi
dan uterus, terjadi atrofi payudara, pada laki-laki testis masih dapat membentuk
seksual, selaput lendir vagina menjadi menurun dan sekresi menjadi berkurang.
9) Sistem Endokrin
perasaannya. Pada lansia biasanya akan memiliki daya ingat yang baik
c. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial yang dialami lansia yaitu, lansia akan mengalami yang
dan teman. Tidak hanya itu lansia juga akan merasakan akan datangnya
ketegapan fisik.
penyakit tersebut biasanya terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat dan faktor
jantung. Penyakit kardiovaskuler yang sering dijumpai pada lansia yaitu penyakit
jantung koroner, hipertensi, serangan jantung, dan nyeri dada (Wahyunita, 2010).
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan mengalami perubahan yaitu
mengecil, biasanya rongga balik kiri yang pertama kali akan mengalami penurunan
Tidak hanya itu otot-otot jantung juga mengalami penurunan. Pada lanjut usia
tekanan darah akan naik secara bertingkat dimana elastisitas jantung akan menurun
(Nugroho, 2000).
Pada lanjut usia sering dijumpai penyakit tekanan darah tinggi atau yang disebut
merupakan kondisi dimana tekanan sistolik sama dengan 160 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolik sama dengan 90 mmHg atau lebih (Smeltzer dan Bare, 2002)
Bebrapa faktor yang menyebabakan lansia menagalami hipertensi yaitu pola nutrisi
pada lansia yang tidak adekuat, penurunan persepsi sensori rasa, fungsi psikologi
pada lansia, stress adalah hal yang sering muncul pada lansia, dengan timulnya
stress akan menjadi faktor pencetus tekanan darah tinggi. Beberapa faktor yang
merokok, stress, asupan natrium yang berlebihan, konsumsi alkohol, pola makan
yang tidak baik, kurangnya olahraga, dan akibat dari penyakit lain seperti diabetes
militus, arterisklerosis, dan gagal ginjal akut atau kronik (Kowalak, 2011).
hipertensi yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan ini lebih berpusat terhadap diri sendiri yaitu memanfaatkan potensi
badan, diet rendah garam, pengurangan stress, melakukan terapi modalitas dan
b. Pencegahan sekunder
rasa pusing, dada berdebar- debar, dan sering kencing. Sementara mengenai
pengkajian fisik meliputi pengkajian perfusi jaringan ke otak apabila tidak baik
bingung, dan jatuh, pengkajian edema, edema yang berasal dari penyakit
jantung merupakan edema yang lembut dan pitting edema, auskultasi bunyi
bunyi suara jantung pada lansia karena perubahan emfisema senilis pada
dinding dada, dan yang terakhir yaitu pengukuran tekanan darah secara teratur.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai dari pengkajian personal klien dan mengkaji faktor
resiko yang dapat dirubah, perawat perlu menerima hak klien untuk memilih
diet, dan rencana latihan harus dikaji dan ditambahkan sesuai kebutuhan.
bantuan dari keluarga, teman atau kelompok masyarakat tertentu (Stanley &
Beare, 2007).
Penatalaksanaan keperawatan pada lansia selama situasi akut dan situasi yang
beban jantung dan peningkatan fungsi jantung (Stanley & Beare, 2007).
istirahat dan aktivitas sehingga dapat mempertahankan tonus otot dan penggunaan
sepanjang hari. Pemberian oksigen juga dapat juga dapat mengurangi beban jantung
karena akan terjadi peningkatan oksigen yang dibawa hemoglobin ke seluruh tubuh.
Tindakan untuk mengurangi ansietas juga dapat mengurangi kerja beban jantung.
Pembatasan cairan dan natrium atau pemberian deuretik sehingga volume darah
keadekuatan aliran balik darah vena melalui pemantauan tekanan darah dan
preparat digitalis. Perawat harus hati-hati dalam memberikan obat dan efek
sampingnya. Ahli geriatik sering memberikan dosis satu kali sehari dan dosis
Kelompok atau agregat adalah sekumpulan individu yang berinteraksi pada suatu
kelompok dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif tanpa
kesehatan baik yang terikat maupun yang tidak terikat dalam suatu institusi.
Sasaran asuhan keperawatan kelompok ini terdiri dari:
Sasaran yang tidak terikat institusi antara lain: kelompok balita, kelompok ibu
hamil, kelompok usia lanjut, atau kelompok penderita penyakit tertentu dan
kelompok khusus terikat dalam suatu institusi antara lain: sekolah, tempat kerja,
terjadi pada kelompok tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
a. Wawancara informan
amasalah
c. Survey
d. Windshield survei untuk mendapatkan data terkait kehidupan dan lingkungan
f. Data sekunder
g. Pemeriksaan fisik
a. Data dasar anggota kelompok meliputi nama; jenis kelamin; tanggal lahir;
pendidikan; agama; suku; keadaan umum; tanda tanda vital (TTV), status gizi
riwayat penyakit, alat bantu yang digunakan; pola olahraga, pola tidur
pekerjaan, rata rata pendapatan perbulan); status sosial budaya dan spiritual
terhadap respon diri individu, keluarga, kelompok, atau komonitas (NANDA, 2015
– 2017).
Nursing Practice (INCP), Nusrisng Outcame Classification (NOC) dan NIC pada
Fokus pada tahap implementasi adalah bagiamana mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan tetapi, hal yang sangat penting dalam
tidak sehat, mencegah penyakit dan mencegah dan dampak pemulihan. Pada tahap
implementasi ini perawat tetap fokus pada program yang telah ditetapkan pada
kebutuhan kelompok
jenis kelompoknya
d. Kemitraan: melakukan negosiasi/lobbying dam menjalani kerja sama dengan
melaksanakan implementasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis dalam
a. Evaluasi formatif
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program sudah selesai, yang
bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan temuan utama berupa
kebijaksanaan
rendah
6. Peran Perawat
berikut:
tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan melakukan evaluasi
dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan bagi klien dan keluarga dalam
- orang yang belajar adalah tingkatan lebih lanjut dari hubungan pertolongan
pandangan objektif klien. Peran ini, dapat dalam bentuk penyuluhan kesehatan,
perawatan secara efektif, hal pertama yang harus dipelajari adalah cara
tentang klien mereka yang akhirnya mampu mendiagnosa dan menemukan hal
(Coordinator)
f. Rehabilitator
membuat keputusan ini sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga.
Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama dan berkonsultasi dengan
keperawatan Amerika pada awal abad ke-19. Selama waktu tersebut, hampir
professional dan tempat dalam merawat dipindahkan dari rumah sakit, tugas
caring sebagai hal yang utama untuk merawat juga menekankan bahwa teori
suatu perhatian kepada orang lain, peristiwa, pekerjaan, dan hal-hal lain. Oleh
karena itu, dapat dipahami bahwa caring memungkinkan untuk keperawatan
Swanson juga mengemukan suatu model induktif caring. Menurut model ini,
lain.
baik dokter maupun perawat peduli tentang dan untuk pasien dan caring
adalah pusat tujuan pelayanan kesehatan yang etis. Selain itu, karena
keterampilan untuk perawat secara medis dan secara teknis lompleks. Praktek
keperawatan telah meningkat dari keperawatan domestik yang lebih sederhana
perawatan intensif (UFI) yang modern. Akhirnya, caring dan tidak hanya
meliputi membantu orang lain, tapi juga menahan diri dari mengunakan
i. Sebagai Advokasi
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan
terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan
peran sebagai advokat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan