BAB III
PROFIL PUSKESMAS NAGASWIDAK
Kondisi geografi wilayah kerjanya terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa.
No KE LURAHAN
Jumlah
. 11 Ulu 12 Ulu 13 Ulu 14 Ulu
1 Jumlah Penduduk 7.951 6.656 12.677 11.224 38.508
2 Jumlah KK 1.990 1.571 2.896 2.931 9.388
3 Jumlah KK Gakin 1.185 774 1.737 1.426 5.122
4 Jumlah PUS 1.636 1.311 2.583 2.425 7.955
5 Jumlah WUS 2.319 1.907 3.401 2.829 10.456
6 Jumlah Ibu Hamil 184 152 292 258 886
7 Jumlah Ibu Bersalin 175 146 278 246 845
8 Jumlah Ibu Menyusui 175 146 278 246 845
9 Jumlah Bayi 160 133 255 226 774
10 Jumlah Balita 654 545 1.042 921 3.162
11 Jumlah Lansia 1.740 1.453 2.767 2.450 8.410
12 Jumlah RT 21 16 34 33 104
13 Jumlah Rumah 1.464 1.594 2.054 2.173 7.285
14 Jumlah Posyandu 5 2 4 6 17
15 Jumlah Posyandu Lansia 1 1 1 1 4
16 Jumlah Kader 18 9 15 21 63
17 Jumlah SD/MI 0 3 4 5 12
18 Jumlah SMP 0 1 4 1 6
19 Jumlah SMU 0 1 3 2 6
20 Jumlah PTN/PTS 0 0 0 0 0
21 Jumlah TTU 0 5 12 9 26
22 Jumlah TPM 14 18 31 37 100
23 Jumlah TPS 0 0 0 2 2
24 Jumlah Sumber Air
Bersih - - 21 26 47
Sumur Pompa - - 21 26 47
SGL 1 - 1 - 2
PDAM/PAM
25 Jumlah Jamban Keluarga 2.250 5.500 8.250 9.000 26.625
3.4.1 Penduduk
Pada tahun 2015, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Nagaswidak adalah 38.508 jiwa, yang tersebar di empat kelurahan. Lebih
dari separuh ( 18.854 jiwa) penduduk berjenis kelamin perempuan dan
29
6. Laboratorium
Melayani pemeriksaan laboratorium sederhana seperti darah
rutin, urin rutin, reduksi, protein urin, test kehamilan, HB, golongan
darah dan BTA sputum. Khusus untuk pemeriksaan BTA sputum, di
Puskesmas Nagaswidak petugas hanya membuat preparatnya saja,
sedangkan pembacaan hasilnya dilakukan oleh puskesmas lain yang
telah ditunjuk. Pelayanan dilakukan setiap hari bagi pasien yang
membutuhkan.
7. Penyuluhan Kesehatan
Dilakukan pada perorangan ataupun perkelompok, baik
dilaksanakan di Puskesmas, sekolah ataupun di tempat lain yang
membutuhkan. Pelayanan ini akan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga
penyuluh yang menguasai materi yang dibahas.
11. Lain-Lain
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah
kerjanya, Puskesmas Nagaswidak melakukan kegiatan-kegiatan
secara jemput bola. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah
Posyandu Balita di 17 Posyandu, Posyandu Lansia di 4 Posyandu,
UKS/UKGS di 28 SD/MI dan SMP, UKGMD di 10 Posyandu serta
melakukan kunjungan ke rumah pasien bagi pasien-pasien yang
membutuhkannya.
38
5. Protap
39
Terlampir
3.7 KETENAGAAN
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan sehari-harinya, Puskesmas
Nagaswidak dipimpin oleh seorang Pimpinan Puskesmas yang sejak 15
Januari 2015 dijabat oleh drg. Bencas Nainggolan yang dibantu oleh 1 orang
dokter umum, 6 orang perawat ahli madya, 2 orang perawat gigi, 8 orang
bidan, 2 orang asisten apoteker, 1 orang sanitarian, 1 orang petugas gizi, 1
orang petugas Laboratorium dan 1 orang Dokter Umum ( PTT ).
Sesuai dengan komitmen yang telah disepakati bersama antara
pimpinan dan seluruh staf Puskesmas Nagaswidak maka diadakan jadwal
pembelajaran dan pelatihan baik di dalam maupun di luar Puskesmas
Nagaswidak. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan
sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Nagaswidak.
1 2 3 4
Nursyah Febriyanti.
5 196902221989032003 Bidan
Am.Keb
1 2 3 4
Rully Sasmita
28 - Staf Loket
Primanata.S.Kep.NS
Petugas Kes.Olahraga
Petugas Gizi Hj. Yuni Hartati,AMKG Petugas Gizi Petugas Gigi & Mulut
Qur Ratu Aini. AMG Qur Ratu Aini. AMG Hj. Yuni Hartati,AMKG
Petugas Kes.Batra
Petugas Kes Ibu Petugas Kes Jiwa
Petugas KIA dan KB Dwi Fitri Supriyanti
Nursyah Febriyanti Vivin Aryanti, Akper
Nursyah Febriyanti, AMKeb
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
…………………………….
PASIEN
Baru / Lama
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
44
……..
LOKET
JAMKESMAS
BPJS
JAMSOSKES
UMUM
LABORATORIUM
KIA/KB BP
UMUM/ANAK BP GIGI
IMUNISASI
LOKET
PEMBAYARAN
Biaya Tindakan
Pasien Umum
KLINIK GILINGANMAS
APOTIK
Loket
RUANG MTBS
Gilingan mas
= 14 x 100% = 5,4 %
256
Cakupan penemuan Balita penderita ISPA (pneumonia) di Puskesmas
Nagaswidak Palembang tahun 2016 adalah 5,4 %. Hasil yang didapatkan
harus 100%. Alasannya berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga
48
(SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun
diketahui bahwa pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian balita di
Indonesia. Penyebab utama kematian akibat pneumonia adalah tatalaksana
yang tidak tepat baik di rumah maupun sarana kesehatan. Apabila cakupan
penemuan penderita pneumonia telah mencapai 100%, berarti seluruh
penderita pneumonia telah mendapatkan terapi yang tepat dan akurat sehingga
dapat menurunkan angka kematian akibat pneumonia.