Abstract
Puddles in X Housing result in inconvenience. An alternative to solve the problem is reviewing the dimension of
the existing channels and design infiltration chambers. The objectives of the study are to redesign the drainage
channel, to find out the cost estimate, and determine the duration.
This design used rainfall data from three nearby stations of Blimbing, Tumpang, and Kedung Kandang from
2004 until 2013; situation and topographic map, and soil data. Rainfall data were processed by Log Pearson Type
III with 10 year cycle time that result in 122.35 mm. Then it was processed through rational method to result in a
planned flood ranging from 0.001 m3/sec to 0.140 m3/sec.
The redesign results in 18 different dimensioned stone channels ranging from 20 cm – 110 cm deep and 40 cm –
150 cm wide. The design of infiltration chamber is of 1 m diameter and 1m - 2 m deep. It is optimum to save 100 %
runoff water out of the designed rainwater from the plumbing. The 4,426 m drainage channel is at an estimated cost
of IDR 5,177,927,000,- within 117 work days.
1/ 2
menentukan tinggi curah hujan rata-rata diatas areal n 2
tertentu dengan beberapa titik stasiun pengamatan log X i log X
s i 1
yaitu cara rata-rata aljabar (Soemarto, 1987 : 31). Cara
(3)
ini adalah perhitungan rata-rata secara aljabar curah n 1
hujan di dalam dan di sekitar daerah yang
bersangkutan menggunakan Persamaan 1.
d1+ d2 + d3 +…………….+ dn
d= (1) 4. Koefisien kemencengan menggunakan
n
dengan : Persamaan 4.
log X
d = tinggi curah hujan rata-rata areal (mm) n
3
d1, d2, d3,..., dn = tinggi curah hujan di tiap titik i log X
pengamatan (mm) i 1
Cs = n (4)
n = jumlah titik-titik pengamatan (n 1)( n 2).S 3
5. Logaritma curah hujan rancangan periode ulang
Uji Konsistensi Data tertentu menggunakan Persamaan 5.
1. Konsistensi data Log Xi = ̅̅̅̅̅̅̅̅̅
Log Xi + G. S (5)
Data hujan yang digunakan dari berbagai stasiun 6. Hitung hujan atau banjir kala ulang T dengan
hujan diuji untuk mengetahui konsisten atau menghitung anti log Xi.
tidaknya data tersebut. Data yang tidak konsisten Dengan :
dapat disebabkan oleh berubahnya atau Log Xi : nilai logaritma dari hujan rata - rata
terganggunya lingkungan di sekitar tempat maksimum daerah
pengamatan curah hujan, misalnya: terlindung oleh Log X : rata – rata logaritna hujan rata - rata
pohon, berdekatan dengan gedung tinggi, maksimum daerah
perubahan cara pengamatan, pemindahan letak dan S : simpangan baku (standar deviasi)
lain sebagainya (Soemarto, 1987 : 38). Cs : koefisien kepencengan
Pengujian konsistensi data hujan dilakukan n : jumlah data
menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted G : variabel yang besarnya tergantung pada
Partial Sums). Dalam metode tersebut, konsistensi harga koefisien kepencengan dan
data hujan ditunjukkan dari nilai kumulatif harga kala ulang
penyimpangannya terhadap nilai rata – rata.
2. Homogenitas data Kesesuaian Distribusi
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui Untuk mengetahui apakah sebaran data sesuai
apakah data hujan yang dipakai untuk analisis dengan jenis sebaran teoritis yang dipilih, perlu
selanjutnya berasal dari populasi yang sama atau dilakukan pengujian lebih lanjut. Pengujian ini
tidak. Tidak homogennya suatu data hujan dapat biasanya disebut dengan uji kesesuaian (testing of
disebabkan oleh kondisi klimatologi di daerah godness of fit) yang dilakukan dengan dua cara yaitu
kajian tidak stabil. Metode yang digunakan untuk Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnof Kolmogorov
menguji homogenitas adalah dengan meninjau plot (Suripin, 2004 : 57). Distribusi yang digunakan
(N, TR’) pada grafik homogenitas berada pada dianggap sesuai apabila nilai hitung lebih besar dari
batas yang homogen. nilai kritis.
140
Perencanaan Ulang Saluran Drainase ….
141
Perencanaan Ulang Saluran Drainase ….
Perencanaan Dimensi Bangunan Pelengkap biaya tersebut bukan merupakan biaya sebenarnya
1. Sumur resapan (actual cost) yang berfungsi sebagai:
Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada 1. Tolak ukur biaya yang diperlukan dalam
permukaan tanah yang digunakan untuk meresapkan pelaksanaan sebuah proyek.
kelebihan air hujan pada tanah . Dalam pembuatannya 2. Perencanaan dan pengendali sumber daya yang
sumur resapan ini digali hingga kedalaman tertentu akan digunakan dalam proyek.
diatas muka air tanah. Dalam melakukan perhitungan RAB dihitung
Sumur resapan memiliki fungsi sebagai pengendali sesuai dengan volume pekerjaan yang dikerjakan.
banjir. Kelebihan air dapat ditampung sesuai dengan Volume pekerjaan didapatkan dari perhitungan Bill of
dimensi dan jumlah sumur resapan yang akan Quantity (BOQ), yang didalamnya memuat pula
dibangun. Selain itu dapat berfunsi untuk urutan pekerjaan. Analisa yang digunakan berdasarkan
memperbaiki air tanah dengan meresapkan air hujan Pemerintah Kota Malang tahun 2013.
kedalam tanah yang selanjutnya dapat digunakan Biaya yang diperhitungkan pada Rencana
sebagai cadangan air tanah. Air yang meresap pada Anggaran Biaya adalah:
tanah tersebut selanjutnya dapat digunakan melalui 1. Biaya Material
sumur - sumur atau mata air yang dapat dimanfaatkan Biaya yang diperlukan untuk pembelian material –
setiap waktu. material yang akan digunakan dalam sebuah proyek
Dengan adanya sumur resapan tersebut dapat konstruksi. Diperlukan survey material untuk
Menekan laju erosi. Menurunnya aliran permukaan mendapatkan kualitas material yang baik dengan
dapat menyebabkan tanah yang hanyut dan tergerus harga yang terjangkau.
menurun. 2. Biaya Tenaga Kerja
Perhitungan kedalaman sumur resapan berdasarkan Biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah
penampang lingkaran dasar dan dinding kedap air, pekerja. Biaya tenaga kerja tersebut bergantung pada :
maka dapat dihitung menggunakan rumus Sunjoto indeks biaya hidup, lamanya waktu kerja, kondisi
1988 pada Persamaan 12 (Suripin, 2004 : 301) . tempat kerja, serta keterampilan dari pekerja itu
FKT
Q sendiri (A. Soedradjat, 1984 : 5).
H= [ 1− e πR2 ] (12) 3. Biaya Alat
FK
dimana: Biaya yang dikeluarkan untuk : biaya sewa alat,
Q = debit air masuk (m3/dt) pengangkutannya, pemindahan alat, serta biaya
K = koefisien permeabilitas tanah (m/dt) operasi alat baik upah operator serta pembantunya (A.
H = kedalaman air dalam sumur resapan (m) Soedradjat, 1984 : 6) .
F = faktor geometrik (m) = 5.5 x R Penjadwalan proyek merupakan penetapan jangka
T = waktu pengaliran (dt) waktu pelaksanaan proyek yang dapat diselesesaikan
R = jari – jari susmur resapan (m) berdasarkan penggunaan sumber daya baik material
2. Inlet maupun tenaga kerja sesuai dengan metode kerja yang
Inlet merupakan penghubung aliran air dari direncanakan. Penjadwalan tersebut memiliki fungsi
perkerasan jalan ke saluran. Perencanaan inlet ini sebagai berikut (Said, 2010):
bertujuan untuk menyurutkan genangan yang timbul 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan
akibat terhalang oleh kerb dengan menggunakan inlet terhadap keseluruhan proyek.
tegak. Rumus inlet tegak yang digunakan berdasarkan 2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus
Persamaan 13 (Joko, 1996 : 206). didahulukan di antara kegiatan.
Qi = 3.1 . L . b . h0.5 (13) 3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang
dimana: realistis untuk tiap kegiatan.
L = lebar inlet (m) Pada umumnya penjadwalan dilakukan dengan
b = tinggi inlet (m) menggunakan metode:
h = tinggi permukaan air (m) 1. Gantt Chart
2. Kurva S
Manajemen Konstruksi
Analisa manajemen meliputi rencana anggaran Metode Perencanaan
biaya yang disertai dengan penjadwalannya. Gambar 1 merupakan diagram alir metode
Penjadwalan yang digunakan dengan metode kurva s perencanaan yang digunakan dalam perencanaan .
untuk mengetahui besarnya progress biaya selama
pengerjaan dan gantt chart untuk mengetahui total
durasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
Rencana anggaran biaya adalah perkiraan
perhitungan biaya – biaya proyek yang meliputi biaya
material, alat, dan upah pekerja. Rencana anggaran
142
Perencanaan Ulang Saluran Drainase ….
143
Perencanaan Ulang Saluran Drainase ….
Berikut merupakan debit banjir banjir rancangan koefisien manning sebesar 0.011 dan untuk saluran
maksimum : drainase sebesar 0.025 dengan hasil sebagai berikut :
1. Q jalan = 0.060 m3 / det 1. Dimensi saluran drainase terbesar dengan b = 1.1
2. Q rumah = 0.140 m3 / det m dan h = 1.5 m, sedangkan dimensi saluran
3. Q taman = 0.008 m3 / det drainase kecil dengan b = 0.4 m dan h = 0.2 m
2. Debit saluran terbesar 2 m3/detik, sedangkan debit
Sumur Resapan saluran terkecil 0.044 m3/detik
Sumur resapan diletakkan disetiap rumah – rumah 3. Kecepatan saluran terbesar 0.6 m/detik, sedangkan
warga yang digunakan untuk meresapkan air hujan kecepatan saluran terkecil 1.9 m/detik
yang berasal dari talang rumah. Kedalaman sumur 4. Nilai bilangan Froude antara 0.215 – 0.938 dengan
resapan bervariasi antara 1 – 2 m. Berdasarkan jenis aliran subkritis.
perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : 5. Desain saluran drainase sesuai dengan Gambar 3
1. Digunakan diameter sumur resapan sebesar 1 m dan gorong – gorong pada Gambar 4.
dengan konstruksi buis beton tebal 10 cm.
2. Debit air masuk (dari talang rumah) maksimum
untuk kedalaman sumur resapan 1 m sebesar
0.0196 m3/detik sedangkan untuk kedalaman 2 m
sebesar 0.028 m3/detik.
3. Faktor geometrik berdasarkan dinding sumur
resapan yang kedap air dan berpenampang bundar
sebesar 2.75 m
4. Desain sumur resapan yang digunakan seperti pada
Gambar 2.
144
Perencanaan Ulang Saluran Drainase ….
145
Perencanaan Ulang Saluran Drainase ….
dikumulatifkan hingga mencapai 100%. Berikut kurva Edisono, Sutarto, dkk. (1997). Drainase Perkotaan,
S pekerjaan saluran drainase dan sumur resapan sesuai Gunadarma, Jakarta
dengan Tabel 5. https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/11/24/anaslisi
s-sistem-informasi-gantt-chart/ (diakses pada
Tabel 5. Kurva S Saluran Drainase dan Sumur tanggal 8 Desember 2014 pukul 22.03)
Resapan Pemerintah Kota Malang. (2013). Analisa Harga
Satuan Pekerjaan, Malang
Sasongko, Joko. (1996). Teknik Sumber Daya Air,
Erlangga, Jakarta
Sastraatmaja, A. Soedradjat. (1984). Analisa (Cara
Modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan. NOVA,
Bandung
Soemarto, C.D.(1987). Hidrologi Teknik, Usaha
Nasional, Surabaya
Sosrodarsono, Suyono. (1983). Hidrologi untuk
Pengairan. Pradnya Paramita, Jakarta
Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. Andi, Yogyakarta
Daftar Rujukan
Chow, Ven Te. (1985). Hidrolika Saluran Terbuka.
Erlangga , Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum. (2010). Kriteria
Perencanaan Bagian Saluran KP – 03
146