LANDASAN TEORI
Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk
memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan
operasi perhitungan / aritmatik biasa ( tambah, kurang, kali dan bagi ). Secara
harafiah metode numerik memiliki arti sebagai cara berhitung dengan
menggunakan angka – angka. Metode numerik yang berangkat dari pemakaian
alat bantu hitung merupakan alternatif yang baik dalam menyelesaikan
persoalan – persoalan perhitungan yang rumit, saat inipun telah banyak yang
menawarkan program – program numerik sebagai alat bantu perhitungan.
Metode numerik berangkat dari pemikiran bahwa permasalahan dapat
diselesaikan menggunakan pendekatan–pendekatan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara analitik. Metode numerik ini disajikan dalam bentuk
algoritma-algoritma yang dapat dihitung secara cepat dan mudah. Pendekatan
yang digunakan dalam metode numrik merupakan pendekatan analisis
matematis. Sehingga dasar pemikirannya tidak keluar dari dasar pemikiran
analitis, hanya saja pemakaian grafis dan teknik perhitungan yang mudah
merupakan pertimbangan dalam pemakaian metode numerik. Mengingat
algoritma yang dikembangkan dalam metode numrik merupakan algoritma
pendekatan, maka dalam algoritma tersebut akan muncul istilah iterasi yaitu
pengulangan proses perhitungan. Dengan kata lain, perhitungan dalam metode
numerik adalah perhitungan yang dilakukan berulang-ulang untuk terus–
menerus memperoleh hasil yang mendekati nilai penyelesaian exact. Dengan
menggunakan metode pendekatan semacam ini , tentukan bahwa setiap nilai
hasil perhitungan akan mempunyai nilai error ( nilai kesalahan ). Dalam
analisa metode numerik, kesalahan ini menjadi penting artinya. Karena
kesalahn dalam pemakaian algoritma pendekatan akan menyebabkan nilai
kesalahan yang besar , dimana tentunya kesalahan ini tidak diharapkan.
Sehingga pendekatan metode analitik selalu membahas tingkat kesalahan dan
tingkat kecepatan proses yang akan terjadi.
Metode Runge Kutta yaitu suatu metode yang digunakan untuk
menyelesaikan persamaan diferensial secara numerik atau pendekatan
1
sehingga mendapatkan penyelesaian yang lebih signifikan daripada
penyelesaian secara eksak atau analitik.
Metode Runge Kutta merupakan gabungan dari suatu kelas besar
metode pendekatan satu langkah (metode Euler, Heun, dan titik tengah).
Metode ini mencapai keakuratan dari suatu pendekatan Taylor tanpa
memerlukan turunan-turunan tingkat tinggi. Bentuk umumnya:
𝑦0 = 𝛼
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ℎ 𝐹(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ; ℎ)
Dengan :
𝑘1 = 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 )
1 1
𝑘2 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘1 ℎ)
2 2
1 1
𝑘3 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘2 ℎ)
2 2
𝑘4 = 𝑓(𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘3 ℎ)
2
Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali
dengan panjang L dan bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada
bola pendulum adalah gaya berat (w = mg) dan gaya tegangan tali FT. Gaya
berat memiliki komponen yang searah tali (mg cos θ) dan komponen yang
tegak lurus tali (mg sin θ). Pendulum berosilasi akibat adanya komponen
gaya berat mg sin θ. Karena tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum
melakukan osilasi sepanjang busur lingkaran dengan besar amplitude tetap
sama. Berdasarkan persamaan Lagrange yang digunakan sebagai
penyelesaian analitik pada sistem ini didapatkan rumus :
𝑑2𝜃 𝑔
= 𝛼 = − [ sin 𝜃]
𝑑𝑡 2 𝑙
B. METODE PENELITIAN
Pada penelitian kali ini akan diselesaikan persamaan bandul sederhana
dalam kondisi ideal (tidak terendam) dengan metode analitik dan metode
Runge-Kutta Orde empat. Hasil penyelesaian tersebut akan dibandingkan
sehingga diketahui apakah terdapat perbedaan kedua metode untuk
menyelesaikan masalah bandul sederhana ideal. Metode yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Analisis metode analitik untuk persamaan bandul sederhana dengan
sudut simpangan kecil (<150).
2. Analisis metode Runge-Kutta Orde 4 untuk persamaan bandul
sederhana dengan langkah – langkah sebagai berikut.
a. Menentukan persamaan matematis sistem ini, didapat :
𝑑2 𝜃 𝑔
2
= − [ sin 𝜃]
𝑑𝑡 𝑙
Persamaan ini merupakan persamaan diferensial tak linier orde kedua.
b. Mereduksi persamaan diferensial biasa orde dua diatas menjadi
sistem persamaan diferensial linier orde satu, didapatkan :
𝑑𝜃
𝑑𝑡
= 𝜔
3
𝑑𝜔 𝑔
= − [ 𝑙 sin 𝜃]
𝑑𝑡
1 ℎ ℎ
k2 = f (t + 2 ℎ, θ + 2 𝑘1 , ω + 2 𝑙1)
ℎ
= ω + 2 𝑙1
1 ℎ ℎ
l2 = y (t + 2 ℎ, θ + 2 𝑘1 , ω + 2 𝑙1 )
𝑔 ℎ
= − [ 𝑙 sin(θ + 𝑘1 )]
2
1 ℎ ℎ
k3 = f (t + 2 ℎ, θ + 2 𝑘2 , ω + 2 𝑙2)
4
ℎ
= ω + 2 𝑙2
1 ℎ ℎ
l3 = y (t + 2 ℎ, θ + 2 𝑘2 , ω + 2 𝑙2)
𝑔 ℎ
= − [ 𝑙 sin(θ + 𝑘2 )]
2
1
k4 = f (t + 2 ℎ, θ + ℎ. 𝑘3 , ω + ℎ. 𝑙3)
= ω + ℎ. 𝑙3
1
l4 = y (t + 2 ℎ, θ + ℎ. 𝑘3 , ω + ℎ. 𝑙3 )
𝑔
= − [ 𝑙 sin(θ + ℎ. 𝑘3 )]
C. ANALISIS DATA
Pada penelitian kali ini diasumsikan bahwa panjang tali yang
digunakan adalah sepanjang satu meter, kecepatan sudut awal (𝜔0 ) adalah
nol, dan h = 0,05 m, serta percepatan gravitasi sebesar 9,8 m/s2. Berikut
rincian analisanya.
5
1. Analisis untuk Metode Analitik
Metode analitik ini hanya dapat digunakan ketika sudut
simpangannya kecil (<150) karenanya untuk analisis pada metode
analitik ini hanya dilakukan satu kali percobaan dengan menggunakan
sudut sebesar 100 atau 0,174533 rad. Berikut perhitungannya :
𝑙
T = 2𝜋 √𝑔
1𝑚
= 2 x 3, 14 √9.8 𝑚
⁄𝑠2
= 6, 28 x 0,319438
T = 2.006072 s
6
Tabel 1. Metode RK4 dengan menggunakan sudut sebesar 10 o
7
Untuk mendapatkan nilai pada kolom ①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩⑪
dan baris A6 – K6 input rumus berikut untuk setiap “cell”nya.
① Input : =A5+$B$1
② Input : =K5
③ Input : =K5+(($B$1)/2*(G6))
④ Input : =K5+(($B$1/2)*H6)
⑤ Input : =K5+($B$1*I6)
⑥ Input : =F5+($B$1/6)*(B6+2*C6+2*D6+E6)
⑦ Input : =(-$D$1/$H$1)*SIN(F5)
⑧ Input : =(-$D$1/$H$1)*SIN(F5+($B$1/2)*B6)
⑨ Input : =(-$D$1/$H$1)*SIN(F5+($B$1/2)*C6)
⑩ Input : =(-$D$1/$H$1)*SIN(F5+($B$1*D6))
⑪ Input : =K5+($B$1/6)*(G6+2*H6+2*I6+J6)
8
Baris A7 - K7 sampai baris An – Kn dapat diisi dengan cara mendrag
baris yang telah diinput rumus didalamnya hingga baris ke-n, maka
nantinya baris – baris lainnya akan otomatis terisi dengan rumus yang
sama dengan baris paling awal (A6 – K6).
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
-0.5
-1
-1.5
θ(n+1)
9
Dari Gambar 2 tersebut terlihat bahwa besarnya periode ayunan bandul
adalah 2 sekon, hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pada
metode numerik dan hasil pengamatan dengan menggunakan metode
analitik adalah sama. Hal ini membuktikan bahwa penyelesaian numerik
untuk persamaan bandul matematis yang telah didapat sesuai dengan teori
yang ada, dan dapat dikatakan bahwa penyelesaian numerik tersebut
adalah benar. Pada percobaan kedua hanya digunakan satu metode saja
yaitu metode numerik Runge – Kutta karena besarnya sudut yang
digunakan adalah lebih dari 15o, dimana pada percobaan kedua ini
digunakan sudut sebesar 30o atau 0,523599 rad periode ayunannya
ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini.
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
-0.5
-1
-1.5
θ(n+1)
10
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
-0.5
-1
-1.5
θ(n+1)
11
Serta semakin besar sudut simpangan yang digunakan maka akan semakin
lama pula periode yang dibutuhkan oleh bandul untuk menempuh satu kali
ayunan.
2. Saran
Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya digunakan aplikasi
lain untuk membuat grafik gerak bandulnya agar bentuk grafik yang
didapat memiliki nilai estetika lebih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Huzaimah. (2016). Metode Analitik dan Metode Runge - Kutta Orde 4 dalam
Penyelesaian Persamaan Getaran Pegas Teredam. Jurnal penelitian , 18-25.
Utami, R. P. (2005, Agustus). Metode Runge - Kutta untuk Solusi Persamaan Pendulum.
Jurnal Penelitian , 22.
13