Sebutkan apa saja tanda dan gejala yang muncul pada seseorang yang
terkena kwasiokor ?
2. apa pengaruh budaya terhadap gizi ? dan apakah ada pengaruh negatif
dan pengaruh positif ?
1|Anropologi Kelompok 2
Tanah air kita ini memiliki bermacam-macam budaya di
dalamnya dari sabang sampai merauke, dengan suku dan tata
kehidupan sosial yang berbeda pula,hal ini telah memberikan
struktur sosial yang memenuhi menu makan maupun pola
makanya, kecenderungan muncul dari suatu budaya terhadap
makanan sangat bergantung pada potensi alamnya atau faktor
pertanian yang dominan. Sesungguhnya kebudayaan itu terjadi
karena adnya perilaku atau kebiasaan masyarakat dalam suatu
tempat,kemudian kebiasaan ini berkembang dari zaman ke zaman
yang akan menurun pada keturunan mereka kadang masyarakat itu
menganggap ada kekuatan lebih besar selain dari manusia,yakni
tuhan. Pengaruh budaya terhadap gizi ada pengaruh yang negatif
dan ada pengaruh yang positif, dampak negatifnya munculnya
masalah kekurangan gizi di masyarakat sekitar karena masyarakat
sulit meninggalkan kebiasaan-kebiasaan mereka, mereka lebih
percaya pada hal-hal yang di anggap tabuh dalam budaya mereka
sehingga apa yang sebenarnya tubuh butuhkan tidak terpenuhi
sehingga banyak menimbulkan penyakit. Dampak yang negatif.
Pada seseorang yang makan berdiri dampaknya resiko keseleknya
lebih besar.
2|Anropologi Kelompok 2
pangan sangat berpengaruh terdap masyarakat ?
Status gizi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat
pendapatan, pengetahuan gizi dan budaya setempat. Tingginya pendapatan yang
tidak diimbangi pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang jadi
konsumtif dalam pola makanya sehari-hari. Dapat dipastikan bahwa pemilihan
suatu bahan makanan lebih didasarkan kepada pertimbangan selera ketimbang
gizi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik
negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin
cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi
dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup
dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu
pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan,
kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan,
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih
3|Anropologi Kelompok 2
yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu
disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu
mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan. Perubahan pola
makan ini dipercepat dengan maraknya arus budaya makanan asing yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi.
Disamping itu perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik
masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini berakibat
semakin banyaknya penduduk dengan golongan tertentu mengalami masalah
gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier,2009).
Dampak yang negatif. Pada seseorang yang makan berdiri dampaknya
resiko keseleknya lebih besar.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan budaya ?
2. Apa yang dimaksud dengan gizi?
3. Apa yang dimaksud dengan masalah gizi masyarakat ?
4. Bagaimana perubahan social dan kebudayaan berkaitan dengan pola
konsumsi pangan dan gizi masyarakat ?
5. Bagaimana menentukan keadaan gizi dengan penilaian status gizi ?
6. Bagaiamana kaitan budaya dengan masalah gizi maysarakat ?
7. Bagaimana solusi untuk masalah gizi masyarakat ?
8. Bagaimana pencegahan masalah gizi masyarakat ?
C. Tujuan penulisan
Umum :
Memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap masyarakat
tentang kebudayaan yang dapat mempengaruhi gizi.
Khusus :
4|Anropologi Kelompok 2
1. Mahasiswa dapat mengerti tentang budaya; gizi dan masalah gizi
pada masyarakat.
2. Mahasiswa dapat membantu memberikan pemahaman dan
menanggulangi maslaah gizi pada masyarakat.
BAB II
ISI
A. Pengertian
1. Budaya
5|Anropologi Kelompok 2
Arti kata Budaya secara Terminologis Budaya adalah suatu hasil dari budi dan
atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar
maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab. Dikatakan
membudaya bila kontinyu, konvergen “kebudayaan didefinisikan sebagai
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya
untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta
menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi
tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu
masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-
anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui
proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam
bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan
yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat
mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat
tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan
proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka
hadapi tidak selamanya sama.
2. Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab “Giza“ yang berarti zat makanan, dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau
zat gizi. Lebih luas diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta
untuk menghasilkan tenaga.
6|Anropologi Kelompok 2
Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluk
hidup, yaitu:
Secara sederhana pola makan yang benar dapat kita terjemahkan sebagai
upaya untuk mengatur agar tubuh kita terdiri dari sepertiga padatan (berupa
makanan), seperti cairan dansepertiganya adalah ruangan kosong untuk udara.
Prinsip sepertiga padatan,sepertiga cairan dan sepertiga ruang kosong tersebut
mengajarkan kepada kita suatu pola keseimbangan tubuh melakukan metabolisme
secara wajar.
Dewasa ini berbagai penyakit akibat infeksi dan gizi kurang telah berhasil
di tekan berkat kemajuan ilmu kesehatan,teknologi pangan dan kesejahteraan
masyarakat. Akan tetapi meningkatnya kemakmuran masyarakat Indonesia yang
disertai gaya hidup santai (sedentary life style) dan perubahan pola makan,
menyebabkan meningkatnya berbagai penyakit akibat gizi lebih,dan penyakit
degenaratif (seperti jantung,diabetes,kanker,osteoporosit,dll).
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan refleksi dari apa yang
kita makan sehari-hari, status gizi dikatakan baik apabila pola makan kita
7|Anropologi Kelompok 2
seimbang, artinya banyak dan jenis makanan yang nkita maakan sesuai dengan
yang dibutuhkan tubuh. Apabila yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh maka
tubuh akan kegemukan, sebaliknya bila yang dimakan kurang dari yang
dibutuhkan maka tubuh akan kurus dan sakit-sakitan. Kedua keadaan tersebut
sama tidak baiknya sehingga disebut gizi salah.
Status gizi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat
pendapatan, pengetahuan gizi dan budaya setempat. Tingginya pendapatan yang
tidak diimbangi pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang jadi
konsumtif dalam pola makanya sehari-hari. Dapat dipastikan bahwa pemilihan
suatu bahan makanan lebih didasarkan kepada pertimbangan selera ketimbang
gizi.
2. Variasi Makanan
Didunia ini tidak ada satupun bahan pangan yang mengandung sekaligus
semua unsur gizi yang kita perlukan, dalam jumlah yang cukup. Dengan demikian
bila kita ingin memenuhi kebutuhan semua zat gizi, baik macam maupun
jumlahnya, maka tidak ada cara lain kecuali menambah keragaman bahan pangan
yang dikonsumsi sehari-hari.
8|Anropologi Kelompok 2
demikian maka konsumsi pangan yang beragam akan lebih baik bagi kesehataan
tubuh, dibandingkan dengan pola konsumsi yang hanya mengandalkan kepada
bahan pangan tunggal tertentu.
Pada tahun 1992 di Roman, Italia diadakan kongres gizi internasional yang
merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS) untuk menghasilkan sumber tenaga manusia yang handal. Oleh karena itu
indonesia melalui Direktorat Bina Gizi masyarakat, Departemen Kesehatan
(Depkes) membuat pedoman umum gizi seimbangdengan logo yang berbentuk
kerucut atau tumpeng yang berbentuk dari 3 tngkat,yaitu :
2) Diisi dengan kelompok makanan zat pengatur, yaitu sayur-sayuran dan buah-
buahan
9|Anropologi Kelompok 2
1. Makanlah aneka ragam makanan, yaitu makanan sumber zat tenaga
(kerbohidrat), zat pembangun (protein), serta zat pengangkut (vitamin dan
mineral).
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi, kebutuhan
tersebut dapat dipenuhi dari tiga sumber utama, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Konsumsi gula sebaiknya dibatasi 5% dari jumlah kecukupan energi atau
sekitar 3-4 sendok perhari, 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari
karbohidrat kompleks, setara dengan 3-4 piring nasi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energi. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung
karoner.
5. Gunakan garam beryodium,untuk mencegah timbulnya gangguan akibat
kekurangan iodium (GAKI).
6. Makanlah makanan sumber zat besi, untuk mencegah anemia besi.
7. Pemberian ASI saja pada bayi sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara
eksklusif ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
8. Biasakan makan pagi, untuk memelihara ketahanan fisik dan
meningkatkan produktifitas kerja
9. Minumlah air bersih aman dan cukup jumlahnya, yaitu minimal 2 Liter
atau setara dengan 8 gelas perhari.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur, untuk mencapai berat
badan normal dan mengimbangi konsumsi energi yang berlebihan.
11. Hindari minum-minuman berakhohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas dari cemaran
bahan kimia dan mikroba berbahaya yang dapat menyebabkan sakit.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui komposisi
bahan penyusun (ingridien), komposisi gizi serta kadarluasanya.
10 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
4. Konsumsi Energi dan Protein
11 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
B. Masalah Gizi Masyarakat
Masalah gizi masyarakat adalah hal yang sangat penting dan mendasar
dari kehidupan manusia kekurangan gizi selain dapat menimbulkan masalah
kesehatan (morbiditas, mortalitas dan disabilitas), juga menurunkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Dalam skala yang lebih luas,
kekurangan gizi dapat menjadi ancaman bagi ketahanan dan kelangsungan
hidup suatu bangsa.
Kekurangan Gizi adalah masalah yang dialami beberapa orang dimana
indikatornya adalah berat badan yang sangat kurang dari normal, sehingga
orang tersebut tampak sangat kurus, dan lemas. Penyebab kekurangan gizi
dibagi menjadi 2 yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung terdiri dari :
1. Penyakit infeksi
12 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika
jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan
tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua,
perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak
terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor.
Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di
masyarakat sebagai “busung lapar”.
2. Gizi mikro adalah masalah gizi mikro yang permasalahannya terus
berkembang, dimulai dari masalah Anemia Gizi Besi, Kekurangan
Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), dan
akhir-akhir ini mulai lebih diteliti gangguan akibat kekurangan Zink,
Folat maupun Selenium. (khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi
Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).
13 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
seperti orang tua. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot
dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat,
tekanan darah dan frekuensi napas menurun, kemudian lesu dan nafsu makan
hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut
diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mucus dan
sedikit.
2. Kwasiorkor
Kwashiorkor ialah suatu keadaan kekurangan gizi ( protein ) yang
merupakan sindrom klinis yang diakibatkan defisiensi protein berat dan
kalori yang tidak adekuat. Walaupun sebab utama penyakit ini adalah
defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang
mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang
berlainan, maka akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di
berbagai negara.
Penyebab terjadinya Kwasiorkor ini selain oleh pengaruh negatif faktor
sosial ekonomi, budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi
umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan
oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air
kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.
Tanda dan gejala yang muncul pada orang yang terkena
Kwasiorkor adalah :
11. Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan
dengan yang sehat
12. Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat
13. Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
14. Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang
dan berubah warna
15. Hilangnya massa otot
16. Dermatitis dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
17. Kulit kering dengan menunjukan garis – garis kulit yang
mendalam dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi
14 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
18. Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal,
permukaannya licin dan tajam
19. Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita
20. Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar
albumin serum yang rendah, disamping kadar globulin yang
normal atau sedikit meninggi
5. Defisiensi Iodium
Adalah penyakit dimana penderita kekurangan Iodium yang berfungsi
dalam proses metabolisme dan pertumbuhan. Masalah ini biasanya dialami
oleh orang-orang yang hidup di tempat tinggi seperti penggunungan, bukit
dan daerah-daerah gersang dimana Iodium sangat sulit untuk diperoleh.
Ciri orang dengan masalah defisiensi Iodium biasanya pendek, lemas, dan
daya konsentrasi yang rendah.
15 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
C. Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Berkaitan Dengan Pola Konsumsi
Pangan Dan Gizi Masyarakat
a) Identitas arus budaya utama (dominan culture), artinya harus ada dan menjadi
kebutuhan utama masyarakat.
16 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
b) Budaya tandingan (counterculture), yaitu menghindari arus utama akibat
adanya kesangsian atau ketidak sepakatan dengan budaya arus utama, dan
Bila orang mendengar kata gudek, maka akan terbayang kota Yogyakarta,
mendengar kata pizzahat akan terbayang Italia, mendengar kata dodol dan jeruk
terbayang kota Garut, tetapi bila mendengar jeruk bangkok atau ayam bangkok
sudah tentu akan terbayang Bangkok-Thailand.
17 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
Dalam budaya populer, produksi massal produksi pangan, khususnya
daging seperti ayam dan daging sapi, mendapat kecaman dari berbagai
dokumenter mendokumentasikan pembunuhan massal dan perlakuan buruk
terhadap binatang, terutama padaperusahaan-perusahaan besar. Produksi serealia
pun dilakukan secara massal dan menggunakan peralatan modern.
18 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
Pada kalangan anak-anak dan remaja, pola konsumsi makanan dipengaruhi
oleh budaya masyarakat yang menganggap bahwa makanan memiliki pantangan
atau tabu untuk dimakan. Contohnya bagi anak-anak dan balita dilarang memakan
makanan yang asam, pedas, anyir, karena dapat mengakibatkan perut menjadi
panas bahkan sakit perut. Di era globalisasi, pola konsumsi anak-anak dan remaja
beralih ke makanan cepat saji (fast food), snack, dan konsumsi gula yang
berlebihan. Hal tersebut dapat memperburuk status gizi dan kesehatan.
19 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
menawarkan makanan berkualitas dengan biaya yang lebih rendah melalui skala
ekonomi dan mengurangi biaya staf. Di bagian akhir abad ke-20, ini telah lebih
jauh merevolusi oleh perkembangan luas gudang berukuran, luar kota
supermarket-, menjual berbagai macam makanan dari seluruh dunia.
Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu, contoh
gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan
pengeluaran yodium dalam tubuh.
Terdapat beberapa jenis teknik penilaian status gizi, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung terbagi menjadi
empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
20 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi
berat badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan tentang cara-cara
yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT yang
kemudian disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari-hari.
IMT = ——————————————————-
Kategori IMT
Kurus sekali Kekurangan berat badan tingkat berat <>
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Obes Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Klinis : Teknik penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara klini.
Pemeriksaan secra klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini
didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial
21 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-
organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
Biofisik : Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan. Metode ini secara umum digunaakan dalam
situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes).
Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei
Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
22 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan
individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
Statistik Vital : Pengukuran status gizi dengan statistik vital dilakukan dengan
menganalisis statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan. Teknik ini digunakan antra lain dengan mempertimbangkan
berbagai macam indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
23 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
dan kekal terhadap apa, kapan, dan bagaimana penduduk makan. Kebudayaan
masyarakat dan kebiasaan pangan yang mengikutinya, berkembang sekitar
arti pangan dan penggunaan yang cocok. Pola kebudayaan ini mempengaruhi
orang dalam memilih pangan, jenis pangan yang harus diproduksi,
pengolahan, penyaluran dan penyajian (Baliwati, dkk, 2004).
Menurut Suhardjo (1986) faktor sosial budaya yang memengaruhi
status gizi adalah pengetahuan, suku/etnis, pengetahuan, distribusi makanan,
pantangan makanan, dan jumlah anggota keluarga. Koentjaraningrat (1993)
juga menjelaskan untuk melihat kondisi sosial seseorang maka perlu
diperhatikan faktor pengetahuan.
Kebudayaan suatu keluarga, kelompok masyarakat, negara atau
bangsa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap apa dan bagaimana
penduduk makan atau dengan kata lain pola kebudayaan mempengaruhi
orang dalam memilih pangan. Hal ini terlihat dari adanya beberapa jenis
makanan tertentu yang mempunyai nilai lebih dalam masyarakat dan bila
seseorang mengkonsumsi makanan tesebut maka akan meningkatkan
prestisenya dalam masyarakat. Dimana terkadang makanan tersebut kurang
mengandung nilai gizi atau mungkin mengandung nilai gizi yang cenderung
berlebihan yaitu protein dan lemak yang tinggi yang akan mempengaruhi
terjadinya obesitas (Irawati, 2000).
Indikator masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain
stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak
yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan
terhadap penyakit gizi kurang. Juga indikator demografi yang meliputi
susunan dan pola kegiatan penduduk, seperti peningkatan jumlah penduduk,
tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, serta jarak kelahiran.
Banyak sekali penemuan para peneliti yang menyatakan bahwa faktor
budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah gizi di berbagai
masyarakat dan negara. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu
kebiasaan makan penduduk yang kadang-kadang bertentangan dengan
prinsip-prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya memberikan peranan dan nilai
24 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
yang berbeda-beda terhadap pangan atau makanan. Misalnya bahan-bahan
makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dapat dianggap tabu untuk
dikonsumsi dengan alasan-alasan tertentu, sementara itu ada pangan yang
dinilai sangat tinggi baik dari segi ekonomi maupun sosial karena mempunyai
peranan yang penting dalam hidangan makanan pada suatu perayaan yang
berkaitan dengan agama atau kepercayaan.
Di sisi yang lain, kebiasaan makan juga memiliki hubungan dengan
hampir semua agama, walaupun berlainan dari agama satu dengan agama
lainnya. Kebanyakan kelompok agama juga mempunyai peraturan tertentu
terhadap makanan. Pada mulanya, mereka mengembangkan sebagai
prasangka terhadap beberapa bahaya yang berhubungan dengan pangan yang
kini dipantang atau karena faktor lain. Apapun alasannya, jenis pangan
tertentu tidak dapat diterima anggota suatu kelompok beragama (Suhardjo,
2005).
25 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
penduduk menderita masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak
terkait perlu memahami problem masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan
begitu juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi
dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan
beserta target yang ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan
keterlibatan seluruh sektor terkait.
2. Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju
percepatan peningkatan status gizi. Dengan peningkatan status gizi
masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan fisik dan produktivitas kerja
meningkat, sehingga hambatan peningkatan ekonomi dapat diminimalkan.
3. Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian ‘best
practice’ (efektif dan efisien) dan lokal spesifik. Intervensi yang dipilih
dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti: target yang
spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu yang tepat misalnya
pemberian Yodium pada wanita hamil di daerah endemis berat GAKY dapat
mencegah cacat permanen baik pada fisik maupun intelektual bagi bayi yang
dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan gizi diupayakan melalui
pembiayaan publik.
4. Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi
yang akurat dan evidence base dalam menentukan kebijakannya. Diperlukan
sistem informasi yang baik, tepat waktu dan akurat. Disamping pelaksanaan
monitoring dan evaluasi yang baik dan kajian-kajian intervensi melalui
kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung jawabkan.
5. Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya
penanggulangan masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun kemampuan
manajemen. Gizi bukan satu-satunya faktor yang berperan untuk
pembangunan sumber daya manusia, oleh karena itu diperlukan beberapa
aspek yang saling mendukung sehingga terjadi integrasi yang saling sinergi,
misalnya kesehatan, pertanian, pengetahuan diintegrasikan dalam suatu
kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.
26 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
6. Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk
melaksanakan upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui kemitraan
dengan swasta, LSM dan masyarakat.
G. Penanggulangan Masalah Gizi Masyarakat
Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang salah kian marak di
negara kita. Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna memperbaiki
gizi masyarakat Indonesia. Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi gizi salah, baik gizi kurang maupun gizi lebih.
Penanggulangan masalah gizi kurang
1. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui
peningkatan produksi beraneka ragam pangan;
2. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng diarahkan
pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan
pangan tingkat rumah tangga;
3. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan
dimulai dari tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga
Puskesmas dan Rumah Sakit;
4. Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
5. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan
dan gizi masyarakat;
6. Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai
produk pangan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas;
7. Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan
tambahan (PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet
dan sirup besi serta kapsul minyak beriodium;
8. Peningkatan kesehatan lingkungan;
9. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, Iodium, dan Zat
Besi;
10. Upaya pengawasan makanan dan minuman;
11. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
27 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
Penanggulangan masalah gizi lebih
Dilakukan dengan cara menyeimbangkan masukan dan keluaran
energi melalui pengurangan makanan dan penambahan latihan fisik atau
olahraga serta menghindari tekanan hidup/stress. Penyeimbangan masukan
energi dilakukan dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta
menghindari konsumsi alkohol.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi tersebut kita dapat membuat kesimpulan bahwa untuk
mencapai status gizi yang baik,baik fisik ,maupun mental,setiap individu harus
memenuhi status gizi.masalah status gizi masyarakat adalah masalah gizi yang
dialami karena adanya penurunan kualitas kesehatan masyarakat.jika masyarakat
masih berpegang teguh pada kepada budaya yang mereka anut tanpa mikirkan benar
atau tidaknya budaya yang diketahui oleh pengetahuan masyarakat tersebut maka
yang akan terjadi adalah masalah gizi masyarakat tersebut.solusi dan pencegahan
dan pencegahan untuk masalah gizi tersebut adalah untuk lebih diperhatikan dalam
28 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
asupan makanan terutama bahan makanan yang mengandung zat-zat gizi dengan
menu makanan yang seimbang.
B. Saran
Masalah gizi dikalangan masyarakat tidak hanya terjadi karenabeberapa
faktor saja karena masalah tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor,maka kami
meminta bantuan kepada kalangan masyarakat untuk dapat memberikan informasi
tentang masalah kesehatan dan dapat mencegah masalah tersebut,adabaiknya jika
masyarakat lebih memperhatikan masyarakat sehingga dapat bisa memilih bahan
makanan yang dapat memenuhi status gizi dan sedangkan untuk instansi kesehatan
dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya untuk gizi dan bahan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Koentjaraningrat, 1996, Pengantar Anthropologi
2. Elling, Socio Cultural Influences On Health and Health Care
3. Foster, 1973, Traditional Societes in Technological Change
4. Elling,Ray,H,socio cultural influences on health and helth care
5. Foster,G,M, traditional societes in technological
change,1973.Loentjaraningrat,pengantar anthropologi,1996
6. http://publichealth-journal.helpingpeopleideas.com/penentuan-status-gizi
( diakses pada tanggal 4 februari 2016)
7. https://www.academia.edu/6354422/
(diakses pada tanggal 4 February 2016)
29 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2
8. http://catatansafira.wordpress.com/2011/10/19/determinan-yang-
mempengaruhi-status-kesehatan-2/
(diakses pada tanggal 4 February 2016)
30 | A n r o p o l o g i K e l o m p o k 2