Disusun oleh
Dosen pengampu :
Drs. M. Japar, M.Si
Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “Hakekat dan
Momentum Perkembangan Hak Asasi Manusia” dengan lancar. Penyusunan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Demokrasi dan HAM yang diampu oleh Bapak
M.Japar, M.Si
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan
makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk penulis khususnya.
Penulis
Daftar Isi
Cover……………………………………………………………………………………………
Kata pengantar…………………………………………………………………………………
Daftar isi………………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………
a. Latar belakang…………………………………………………………………………..
b. Rumusan masalah………………………………………………………………………
c. Tujuan masalah…………………………………………………………………………
Bab IV Penutup…………………………………………………………………………….........
a. Kesimpulan………………………………………………………………………….......
b. Rekomendasi …………………………………………………………………………...
Daftar pustaka……………………………………………………………………….................
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia
manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh
masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan
martabatnya sebagai manusia. Dalam arti ini, maka meskipun setiap orang terlahir
dengan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya dan kewarganegaraan yang
berbedabeda, ia tetap mempunyai hak-hak tersebut. Inilah sifat universal dari hak-hak
tersebut. Selain bersifat universal, hak-hak itu juga tidak dapat dicabut (inalienable).
Artinya seburuk apapun perlakuan yang telah dialami oleh seseorang atau betapapun
bengisnya perlakuan seseorang, ia tidak akan berhenti menjadi manusia dan karena itu
tetap memiliki hak-hak tersebut. Dengan kata lain, hak-hak itu melekat pada dirinya
sebagai makhluk insani
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat perkembangan HAM di dunia ?
2. Bagaimana Momentum perkembangan HAM di dunia ?
c. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hakikat perkembangan HAM di dunia
2. Untuk mengetahui momentum perkembangan HAM di dunia
BAB II
LANDASAN TEORI
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan seperangkat yang yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahnya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang.
Sacara formal konsep mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) lahir padatanggal 10
Desember 1948, ketika PBB memproklamirkan Deklarasi Universal HAM. Yang di dalamnya
memuat 30 pasal, yang kesemuanya memaparkan tentang hak dan kewajiban umat manusia.
Secara eksplisit, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah suatu yang melekat pada manusia, yang
tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia, sifatnya tidak dapat dihilangkan atau
dikurangi oleh siapapun.
Adapun isi dalam mukadimah Deklarasi Universal tentang HAM oleh PBB adalah:
1. Pengakuan atas martabat dan Hak-hak yang sama bagi semua anggota keluarga,
kemanusiaan dan keadilan di dunia.
2. Mengabaikan dan memandang rendah Hak Asasi Manusia (HAM) akan
menimbulkan perbuatan yang tidak sesuai dengan hati nurani umat manusia.
3. Hak-hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum.
4. Persahabatan antara Negara-negara perlu dianjurkan.
5. Memberikan Hak-hak yang sama baik laki-laki maupun perempuan.
6. Memberi penghargaan terhadap pelaksanaan Hak-hak manusia dan kebebasan
asa umat manusia.
7. Melaksanakan Hak-hak dan kebebasan secara tepat dan benar.
Berikut ini pengertian HAM menurut beberapa ahli: Menurut Tilaar “HAM adalah Hak-
hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa Hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak
sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh Bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di
dalam kehidupan masyarakat”.1
1
Syarbaini dkk (2006:128)
Musthafa Kemal Pasha (2002:129) “menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Hak
Asasi Manusia (HAM) adalah Hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir yang melekat
pada esensinya sebagai anugrah Allah”.2
Sependapat dengan pendapat tersebut, John Locke (2000:15) “mengemukakan bahwa
HAM adalah Hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta”. HAM
merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai
suatu anugrah tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat, atau negara. Dengan demikian, hakekat penghormatan dan perlindungan terhadap
HAM ialah menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan,
yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum.3
Hakekat dari asasi manusia adalah keterpaduan antara Hak Asasi Manusia (HAM)
kewajiban asasi manusia dan tanggung jawab asasi manusia yang berlangsung secara sinergis
dan seimbang. Bila ketiga unsur asasi yang melekat pada setiap individu manusia baik dalam
tatanan kehidupan pribadi, masyarakat, kebangsaan, kenegaraan, dan pergaulan global, dapat
dipastikan tidak akan menimbulkan kekacauan, anarkisme, dan kesewenang-wenangan dalam
tata kehidupan umat.
2
Musthafa Kemal Pasha (2002:129)
3
John Locke (2000:15)
BAB III
PEMBAHASAN
4
Satya Arinanto,op. cit., hal. 77
monarki yang absolut berikut wawasan tradisionalnya yang amat diskriminatif dan
memperbudak. Tatkala di negeri-negeri Barat secara suksesif akan tetapi juga berdaya
akumulatif gagasan-gagasan baru itu mulai berpengaruh luas, gerakan revolusioner
untuk merealisasi cita-cita kebebasan dan egalitarianisme (demi ketahanan dan
kemakmuran. 5
2. Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB)
adalah "Human rights could be generally deined those rights which are inherent in
our nature and without which can not live as human being" (hak asasi manusia
adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil
dapat hidup sebagai manusia), Selanjutnya John Locke menyatakan hak asasi
manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha sebagai
hak yang kodrati. Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat
mencabutnya. Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM pasal 1 disebutkan
bahwa "HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.6
A. Piagam Madinah
Piagam Madinah” (Madinah Charter) adalah konstitusi tertulis pertama mendahului
Magna Carta, yang berarti Piagam Besar, disepakati di Runnymede, Surrey pada
tahun 1215. Landasan bagi konstitusi Inggris ini pula yang menjadi rujukan
Amerika membuat konstitusi yang selama ini dianggap oleh Barat sebagai
“dokumen penting dari dunia Barat” dan menjadi rujukan/model banyak negara di
dunia.
5
Satya Arinanto,op. cit., hal. 77
6
Komisi HAM PBB Jan Materson
Kehadiran “Piagam Madinah” nyaris 6 abad mendahului Magna Charta, dan hampir
12 abad mendahului Konstitusi Amerika Serikat ataupun Prancis.
24 pasal lain membicarakan tentang hubungan umat Islam dengan umat lain,
termasuk Yahudi.
“Piagam Madinah” atau juga dikenal “Perjanjian Madinah” atau “Dustar al-
Madinah” juga“Sahifah al-Madinah” dapat dikaitkan dengan Perlembagaan
Madinah karena kandungannya membentuk peraturan-peraturan yang berasaskan
Syariat Islam bagi membentuk sebuah negara (Daulah Islamiyah) yang
menempatkan penduduk berbagai suku, ras dan agama (yang tinggal di
Madinah/Yatsrib kala itu adalah kaum Arab Muhajirin Makkah, Arab Madinah, dan
masyarakat Yahudi yang hidup di Madinah).
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mencontohkan prinsip
konstitusionalisme dalam perjanjiannya dengan segenap warga Yatsrib (Madinah).
“Piagam Madinah” yang dibuat Rasulullah mengikat seluruh penduduk yang terdiri
dari bebagai kabilah (kaum) yang menjadi penduduk Madinah.7
Deklarasi Kairo tentang Hak Asasi Manusia dalam islam, 5 Agustus 1990.
Konferensi islam dihadiri Sembilan Belas Menteri Luar Negeri (Sesi Damai,
interdependensi dan) yang disetonggarakan di Kairo, Republik Arab Mesir (9-
14Muharram 1411 H atau 31 Juli - 5 Agustus 1990).
Isu lentang pelaksanaan HAM tidak lepas dari perhatian umat Islam, apalagi
mayoritas Negara-negara Islam adalah torgolong kedalam barisan Negara-negara
7
Arifin Ismail, bahan diambil dari Kitab Shirah Ibnu Hisyam, Darul Qutub, Beirut, 2001)
barat atas nama HAM. Dalam pandangan Negara-negara islam, HAM Barat tidak
sesuai dengan pandangan ajaran Islam yang telah ditetapkan Allah SWT. Berkaitan
dengan itu negara-negara Islam yang tergabung dalam organization of the Islamic
(OIC/OKI) pada tanggal 5 Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi tentang
kemanusiaan sesuai dengan syariat Islam di Kairo. Konsep hak-hak asasi manusia
hasil rumusan Negara-negara OKI ini selanjutnya dikenal dengansebutan Deklarasi
Kairo. Deklarasi ini berisi 25 pasal tentang hak asasi manusia berdasarkan Al-
Qura'an dan Sunnah yang dalam penerapan dan realitasnya memiliki beberapa
persamaan dengan pernyataan semesta hak-hak asasi manusia (The Unversal of
Human Right UDHR) yang dideklarasikan oleh PBB tahun 1948.
Menegaskan kembali membudayakanperan umat Islam Allah sebagai komunitas
terbaik dan yang memberikan manusia antara peradaban yang universal dan
seimbang, di mana harmoni didirikan antara dunia dan akhirat, pengetahuan
dikombinasikan dengan iman, dan untuk memenuhi harapan dari komunitas ini
untuk membimbing seluruh umat manusia yang bingung karena keyakinan dan
ideologi yang berbeda saling bertentangan dan memberikan solusi untuk semua
masalah kronis peradaban materialistik ini. 8
Pemikiran HAM di Inggris lebih banyak dipengaruhi oleh ajaran empirisme. dari
Francis Bacon pada abad XVII. Menurut empirisme, pengetahuan itu hanya dapat
dibentuk melalui pengalaman sebagi sumbernya. Thomas Hobbes (1588-1679)
mengajarkan bahwa semua manusia itu memiliki sifat yang sama. Manusia
dipandang sebagai homo homini lupus yaitu naluri manusia itu bagaikan serigala
untuk selalu ingin mempertahankan dirinya sendiri, bersaing, dan saling menerkam
sesamanya. Konflik dan pertikaian akan muncul manakala manusia mengikuti
nalurinya. Menurut John Locke (1632-1704) supaya negara tidak sewenang-
8
Cairo Declaration of Human Rights in Islam: http://www1.umn.edu/humanrts/instree/cairodeclaration.html
wenang, maka kekuasaannya dipisahkan menjadi: (a) legislatif yaitu kekuasaan
membuat undang-undang,
(b) eksekutif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan pemerintahan negara,
(c) federatif yaitu kekuasaan untuk menentukan perang dan damai. Ketiga
kekuasaan tersebut tidak boleh mencampuri satu dengan lainnya.
a)MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh
Raja John Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para
bangsawan. Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa
9
Magna Charta (Al Hakim, 2002)
tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk
membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada
kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau
dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas
hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu
menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah
diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya
perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan
undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
b)PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak
rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di
depan parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak
sebagai berikut :
10
Magna Charta (Al Hakim, 2002)
a)Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
b)Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
c)Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.11
d)BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
1)Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
2)Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
3)Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
4)Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing
.
5)Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.13
Bangsa Amerika berasal dari kaum imigran berbagai negara Eropa, Asia, Afrika,
dan Australia. Kaum imigran tersebut semula berpikir secara sempit untuk
kepentingannya sendiri. Mereka mempunyai kebiasaan dan pengalaman sendiri
yang dibawa dari negaranya. Keanekaragaman bangsa Amerika tersebut sebagai
potensi negara harus diterima dan diberdayakan demi kejayaan Amerika. Ketika
Amerika masih di bawah pemerintahan kolonial Inggris, masyarakat diperlakukan
secara tidak adil.14
11
Porter, Lori. "Petition - SLAPPs". First Amendment Center
12
"Habeas Corpus Act 1679". Legislation.gov.uk. Retrieved 2 October 2016.
13
http://www.billofrightsinstitute.org/founding-documents/bill-of-rights/
Pada tahun 1776 bangsa Amerika menyatakan kemerdekaan dari pemerintahan
kerajaan Inggris melaluiDeclaration of Independence. Rakyat Amerika yang
bersifat heterogen itu harus dapat hidup berdampingan secara damai. Hak-hak asasi
masyarakat harus dijamin dan dilindungi tanpa pengecualian. Simbol HAM dan
demokrasi itu diujudkan dengan patung liberty. Ketika sedang berkecamuk perang
dunia ke II, Presiden Franklin Delano Roosvelt dihadapan konggres Amerika
(1941) menyatakan ada empat kemerdekaan yaitu:
(a) freedom of speech (kebebasan berbicara dan berpendapat), (b) freedom of
Religon ( kebebasan beragama),
(c) freedom from fear (bebas dari rasa takut) dan
(d)freedom from want (bebas dari kemiskinan).
15
"Four Freedoms" Lesson plan for grades 9–12 from National Endowment for the Humanities
subur di Perancis dan dikembangkan lebih lanjut oleh Auguste Comte melalui tiga
tahap: Pertama, tahap theologis dimana kehidupan masyarakat ditentukan oleh
kepercayaan pada kekuatan adi kodrati. Kedua, tahap metafisis dimana kehidupan
masyarakat ditentukan oleh kekuatan berpikir rasional. Ketiga, tahap positif dimana
kehidupan masyarakat ditentukan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.16
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal
Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan
rezim lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES DROITS DE
L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan
warga negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak
atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite,
fraternite).
16
"Déclaration des Droits de l'Homme et du Citoyen de 1789". Conseil constitutionnel (in French). Retrieved 14
May 2012.
a.Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
b.Manusia mempunyai hak yang sama.
c.Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
d.Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta
pekerjaan umum.
e.Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
f.Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
g.Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
h.Adanya kemerdekaan surat kabar.
i.Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
j.Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
k.Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
l.Adanya kemerdekaan rumah tangga.
m.Adanya kemerdekaan hak milik.
n.Adanya kemedekaan lalu lintas.
o.Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
17
http://www.ilo.org/global/lang--en/index.htm
Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi
manusia (commission of human right).Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947
di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10
Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris
menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak –
Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam
sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan
2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati
sebagai hari Hak Asasi Manusia.
18
http://www.un.org/en/universal-declaration-human-rights/
Kekerasan juga membuat ribuan Muslim Rohingya khawatir dan melarikan diri ke
perbatasan Bangladesh.19
BAB III
PENUTUP
A. KESMIPULAN
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan seperangkat yang yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang. Perkembangan HAM di
dunia merupakan rangkaian peristiwa yang akhirnya membuat pendeklarasian
HAM dilakukan tanggal 10 desember 1948 oleh PBB.
B. REKOMENDASI
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-
injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.
19
http://nasional.kompas.com/read/2017/09/04/18424771/kekerasan-rohingya-dinilai-berdampak-buruk-
bagi-ham-di-asia-tenggara
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniawan Kunto Yuliarsono, dan Nunung Prajarto. 2005. Hak Asasi
Manusia (HAM) di Indonesia (Menuju Democratic Governances).
Yogyakarta: Jurnal ilmu sosial politik Vol.8 No.3
2. Arifin Ismail, Kitab Shirah Ibnu Hisyam, Darul Qutub, Beirut, 2001)
3. Magna Charta (Al Hakim, 2002)
4. Porter, Lori. "Petition - SLAPPs". First Amendment Center
5. "Habeas Corpus Act 1679". Legislation.gov.uk. Retrieved 2 October
2016.
6. Four Freedoms" Lesson plan for grades 9–12 from National Endowment
for the Humanities
7. Déclaration des Droits de l'Homme et du Citoyen de 1789". Conseil
constitutionnel (in French). Retrieved 14 May 2012.
8. http://www.billofrightsinstitute.org/founding-documents/bill-of-rights/
9. Cairo Declaration of Human Rights in Islam:
http://www1.umn.edu/humanrts/instree/cairodeclaration.html
10. http://www.ilo.org/global/lang--en/index.htm
11. http://www.un.org/en/universal-declaration-human-rights/
12. http://nasional.kompas.com/read/2017/09/04/18424771/kekerasan-
rohingya-dinilai-berdampak-buruk-bagi-ham-di-asia-tenggara