Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang

pengalaman hidup yang dilihat dari sudut pandang orang yang diteliti. 1

Van manen dalam Afiyanti (2014) menjelaskan yang dimaksud

pengalaman individu berdasarkan pendekatan fenomenologi adalah

berbagai persepsi individu tentang keberadaannya di dunia, kepercayaan

dan nilai–nilai yang dimilikinya tangtang sesuatu dari sudut pandangnya.2


Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatifdigunakan untuk

memperoleh informasi yang mendalam tentang pengalaman manajemen

scabies santri PondokPesantren X. Pendekatan ini juga memberikan

peluang bagi partisipan untuk berbagi tengtang pengalamannya selama

manajemen scabies berdasarkan perspektif individual.


Rancangan fenomenologi ini dilaksanakan berpedoman pada 3 tahapan

fenomenologi yaitu tahapan intuitif, bracketing, analisis dan melakukan

deskriptif serta interpretasi.3 Padatahap intuitif peneliti secara utuh

mengenali dan memahami fenomena yang diteliti, tahap bracketing

1John W. Creswell,2014, “Penelitian Kualitatif & Desain Riset Memilih Diantara Lima
Pendekatan”, Yogyakarta, Pustaka Pelajar; 105

2Yati Afiyanti & Imami Nur Rachmawati, 2014, “Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Riset
Keperawatan”, Jakarta, RajaGrafindo Persada; 66

3Denis F. Polit &Cheryl Tatano Beck, 2012, “Nursing research: generating and assesing evidance
for nursing practice”, Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins; 121

1
2

peneliti menghindari sikap kritis dan evaluatif terhadap semua informasi

yang diberikan partisipan dengan cara tidak menghakimi dan mengurung

semua pengetahuan yang diketahui peneliti tentang fenomena tersebut.

Pada tahap analisis peneliti melakukan proses coding, proses kategorical,

dan proses tematik, tahap deskriptif dan interpretasi, membuat narasi yang

luas dan mendalam tentang fenomena yang dialamai oleh partisipan.


B. Partisipan
Metode dengan fenomenologi memungkinkan peneliti menyeleksi

karakteristik partisipan yang heterogen untuk lebih memperdalam

pemahaman terhadap fenomena yang diteliti.45 Rekrutmen partisipan

dilakukan dengan cara purposive sampling.6 Kriteria penelitian adalah:


1) Santri Pondok Pesantren X di Desa Klenang Kidul

Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggoyang yang

mengalami scabies. Peneleti menyeleksi partisipan dengan bantuan

keterangan pengurus pondok pesantren dengan menunjukkan

nama-nama santri yang terkena scabies.


2) Santri yang berusia 13-18 tahun baik laki- laki maupun

perempuan. Pada Pondok Pesantren X di Desa Klenang Kidul

Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo mayoritas

santrinya berusia 13-18 yang masih duduk di bangku sekolah

SMP-SMA.
3) Dapat menceritakan dengan lancar tentang pengalaman

manajemen scabies yang dialami santri. Streubert & Carpenter

4Yati Afiyanti & Imami Nur Rachmawati; 104

5John W. Creswell; 215

6John W. Creswell; 215


3

(1999) berpendapat kriteria ini penting dipenuhi oleh partisipan

untuk tujuan penyampaian pengetahuan dan informasi tentang

fenomena yang ada.7

Fokus penelitian kualitatif pada kedalaman dan proses,

penelitian ini melibatkan 3–15 partisipan sampai ditemukan

kejenuhan.8 Semua partisipan dapat berperan serta dari awal

pengambilan data sampai selesai penelitian dan tidak ada partisipan

yang mengundurkan diri.9

Untuk menentukan partisipan, peneliti dibantu oleh santri lain

(sebagai key informan). Santri lain memberikan nama–nama calon

partisipan dan menunjukkan kepada peneliti. Selain itu peneliti

menjalin hubungan kedekatan dengan para calon partisipan di

Pondok Pesnatren X di Desa Klenang Kidul Kecamatan

Banyuanyar Kabupaten Probolinggo.

Peneliti menerangkan secara terperinci tentang studi yang akan

dilakukan dan meminta persetujuan merekan untuk ikut dalam

studi ini, termasuk ijin merekam seluruh pernyataan dengan

mendapatkan tanda tangan mereka pada lembar persetujuan

mengikuti penelitian ini. Peneliti menjawab jika terdapat

pertanyaan yang diajukan partisipan. Selanjutnya, para partisipan

7Yati Afiyanti & Imami Nur Rachmawati; 104

8John W. Creswell, 2014; 182

9John W. Creswell, 2014; 182


4

diminta peneliti untuk menentukan waktu dan tempat untuk

melakukan wawancara sesuai dengan keinginan mereka dengan

tujuan membuat mereka nyamann ketika menceritakan

pengalaman–pengalaman mereka.

C. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Bahrul Huda

Desa Klenang Kidul Kecamatan Banyuanyar Kabupaten

Probolinggo. Alasan pemilihan tempat penelitian dikarenakan

Pondok Pesantren Bahrul Huda Desa Klenang Kidul Kecamatan

Banyuanyar Kabupaten Probolinggo memberikan kemudahan bagi

peneliti mendapatkan partisipan. Kemudahan tersebut seperti

budaya, nilai–nilai yang dianut di dalam pesantren dapat dipahami

oleh peneliti karena peneliti juga berlatar belakang pendidikan

pesantren. Dari sisi bahasa juga yang digunakan adalah Bahasa

Madura dan Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Streubert

& Carpenter (2011) menyatakan peneliti merupakan bagian dari

proses penelitian,peneliti berpartisipasi utuh (immers) kedalam

proses penelitian. Pemahaman pada realitas sosial sehari–sehari

yang dialami manusia/individu, baik berupa pandangan hidup,

serta nilai–nilai yang dianut (Streubert & Carpenter 2011).


Dalam proses pengambilan data, peneliti menggunakan Bahasa

Indonesi begitu juga partisipan. Akan tetapi, terdapat istilah–istilah

bahasa daerah yang digunakan partisipan dalam wawancara.


5

Penelitipun mengerti istilah tersebut sehingga mempermudah

proses komunikasi. Sedangkan tempat pengambilan data

tergantung kesepakatan awal dari peneliti dan partisipan.


2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Maret-Juni 2017 sampai

dengan selesai di Pondok Pesantren Bahrul Huda Desa Klenang Kidul

Kecamatan Banyuanyar. Dengan alokasi waktu penelitian dimulai dengan

pengambilan data pada subjek penelitian, pengolahan data, penyusunan

hingga penyajian data.


D. Etika Penelitian
Penelitian kualitatif pada dasarnya tidak menimbulkan resiko

berkenaan dengan kemungkinan dampak yang membahayakan secara

langsung, terutama bahaya secara fisik untukpartisipan. Namun

kemungkinan para partisipan tidak menerima manfaat langsung atau

berpotensi mengalami ketidaknyamanan secara psikologis karena data ini,

karena penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi memaparkan

pengalaman pribadi partisipan untuk para pembaca.10 Untuk itu, penelitian

ini menggunakan prinsip etik agar terhindar dari permasalahan etik.

1. Prinsip menghargai harkat dan martabat partisipan


Penerapan prinsip ini diperuntukkan memenuhi hak–hak partisipan

dengan cara menjaga kerahasiaan identitas partisipan (anonymity),

kerahasiaan data (confidentiality), menghargai privacy dan

dignity,danmenghormati otonomi (respect for autonomy).

Partisipan diberikan hak otonomi untuk menentukan keputusannya

secara sadardan sukarela/ tanpa adanya paksaan setelah diberikan

10Yati Afiyanti & Imami Nur Rachmawati, 2014; 23


6

penjelasan oleh peneliti dan memahami bentuk partisipasinya

dalam penelitian ini.


Peneliti menjaga kerahasiaan berbagai informasi yang diberikan

partisipan dengan sebaik–baiknya untuk menjaga kerahasiaan data,

peneliti menyimpan seluruh dokumen hasil pengumpulan data baik

lembar persetujuan penelitian, biodata, rekaman,dan transkip

wawancara. Hasil rekaman diberi kode partisipan tanpa nama,

untuk selanjutnya disimpan di dalam file khusus di komputer

dengan kode partisipan. Semua bentuk data hanya digunakan untuk

keperluan proses analisis data sampai penyusunan laporan

penelitian.
Peneliti memberikan kepada partisipan untuk menentukan

tempat dan waktu wawancara,dibuat berdasarkan kesepakatan

bersama tanpa adanya pemaksaan. Selama proses pengumpulan

data peneliti menginformasikan bahwa partisipan berhak untuk

tidak menjawab pertanyaan wawancara yang dapat menimbulkan

rasa tidak nyaman bagi partisipan. Dan partisipan diberikan

kesempatan untuk dapat mengundurkan diri dari proses penelitian

kapanpun partisipan inginkan.


2. Prinsip memperhatikan kesejahteraan partisipan
Penerapan prinsip ini dilakukan peneliti dengan memenuhi

hak–hak partisipan dengan cara memperhatikan kemanfaatan

(beneficience) dan meminimalkan resiko (nonmaleficience).

Penelitian ini bukan hanya kepentingan peneliti, manfaat bagi

partisipan dapat berbagi pengalaman sebagai sumber ilmiah. Untuk


7

resiko penelitian secara fisik dan psikologis santri tidak ada dalam

penelitian ini, karena penelitian hanya mencari pengalaman

manajemen scabies pada santri.


3. Prinsip keadalian
Hak ini diberikan semua partisipan hak yang sama untuk dipilih

dan berkonsentrasi dalam penelitian ini tanpa adanya diskriminasi.

Peneliti memberikan perlakuan danpenghargaan yang sama dalam

hal apapun selama penelitian tanpa membedakan suku, agama,

etnis, dan kelas sosial.


4. Persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent)
Peneliti memberikan penjelasan berkenaan proses penelitian

sebelum penandatanganan persetujuan berpartisipasi dalam

penelitian. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan kemungkinan bahaya yang didapatkan selama

penelitian.
E. Alat Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti merupakan instrumen

utama dalam penelitian, selain itu peneliti juga menggunakan alat bantu

berupa pertanyaan–pertanyaan tertulis sebagai pedoman untuk

waawancara, buku catatan dan alat tulis, serta perekam (recorder) untuk

merekam wawancara antara peneliti dengan partisipan, observasi dan

dokumen sebagai pelengkap apabila data dari catatan lapangan dan

wawancara dirasa masih kurang.


F. Prosedur Pengumpulan Data
Dari studi ini, data di peroleh di kumpulkan melalui wawancara

mendalam dengan partisipan. Wawancara formal tidak bersetuktur

digunakan sebagai metode utama pengumpulan data, hal ini merupakan


8

metode pengumpulan data yang sesuai dalam studi fenomenologi. Dengan

pertanyaan spesifik dari studi ini yang tidak berstruktur, peneliti dan para

partisipan berada pada suatu diskusi yang tidak berstruktur dalam usaha

untuk lebih memperjelas suatu arti dari suatu pengalaman 11. Pengumpulan

data dari partisipan di lakukan peneliti beberapa tahapan anara lain :

1. Tahap partisipan /administrasi

a) Mengurus surat ijin penelitian dari program S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nurul Jadid.

b) Ijin penelitian dari Pengasuh Pondok Pesantren X Desa

Klenang Kidul Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo.

2. Tahap pengumpulan data

Pada tahap ini peneliti melaukan wawancara pada setiap partisipan

sebanyak dua kali. Peneliti memebantu partisipan dalam

mendeskripsikan pengalaman partisipan tanpa memimpin diskusi

tersebut. Untuk meningkatkan akurasi data, peneliti menggunakan

teknik wawancara terbuka, merekam wawancara, dan membuat

transkrip verbatim (kata demi kata). Sebagai tambahan peneliti juga

membuat catatan lapangan (field notes) untuk lebih menjamin

percapayan hasil deskripsi yang komperhensif dan keakuratan hasil

deskripsi tersebut. Selain itu peneliti berusaha mensupresi segala hal

yg diketahui dan dialami peneliti tentang pengalaman santri yang

menderita scabies.
11Yati Afiyanti & Imami Nur Rachmawati; 135
9

Sebelum pengambilan data peneliti melakukan uji coba

wawancara. Yang bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan-

pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara dapat di pahami oleh

partisipan. Uji coba juga di lakukan perekaman wawancara untuk

menghindari tidak berfungsinya alat pada saat di gunakan. Setelah uji

coba wawancara dan hasil sesuai dengan harapan peneliti, maka di

lanjutkan dengan pengumpulan data.

a) Pra intraksi

1) Menghubungi partisipan untuk memberikan penjelasan

sebelum persetujuan tentang penelitian,setelah partisipan

menyetujui maka di persilahkan menandatangani lembar

persetujuan menjadi partisipan.

2) Membuat kesepakatan wawancara terkait waktu dan

tempat.

b) Fase kerja

1) Tahap awal pengambilan data biografi dari seluruh

partisipan yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, dan alamat.

2) Wawancara pertama, dirancang untuk mendapatkan

berbagai perasaan dan pikiran berkaitan dengan


10

pengalamannya tentang penyakit scabies. Mula-mula

partisipan di berikan kesempatan untuk mendeskripsikan

pengalaman-pengalaman mereka tanpa interupsi. Peneliti juga

menggunakan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan pedoman

wawancara yag di buat peneliti. Wawancara pertama ini

membutuhkan waktu 30-60 menit. Para partisipan di

wawancarai secara pribadi dan semua wawancara direkam

dengan menggunakan recorder atas ijin partisipan.

3) Wawancara kedua, dilakukan setelah semua data dari hasil

wawancara pertama dibuat dalam suatu transkip data dan

peneliti telah mengidentifikasi kemungkinan berbagai tema

sementara dari berbagai pengalaman yang dideskripsikan para

partisipan. Selama wawancara ini, partisipan diminta

mengkonfirmasi tema-tema yang sementara dihasilkan

berhubungan dengan pengalaman partisipan berdasarkan hasil

interprestasi data yang dibuat peneliti dan pada kesempatan itu

pula peneliti dapat membuat perbaikan atau koreksi jika

terdapat berbagai gap dari data yang diperoleh pada

wawancara pertama.

Sebagai tambahan, wawancara keduan semua partisipan tidak

ada penambahan ataupun pengurangan pernyataan dari


11

wawancara pertama. Wawancara kedua ini memerlukan waktu

selama 30 menit dan dengan ijin partisipan, wawancara kedua

pun juga direkam.


c) Fase terminasi
1) Setelah pengambilan data atau wawancara selesai,

peneliti memberikan kesempatan kepada partisipan untuk

pengalamanlainnya yangingin diceritakan partisipan.


2) Peneliti mengumpulkan semua berkas termasuk alat

rekam dan fieldnotes.


3) Pada tahap wawancara pertama, peneliti

memberikan penjelasan untuk wawancara kedua sekaligus

membuat janji waktu dan tempat untuk wawancara kedua.


4) Pada tahap akhir wawancara kedua, peneliti

memberikan ucapan terima kasih kepada partisipan.


G. Analisa Data
Analisa data dilakukan setiap selesai mengumpulkan data dari satu

partisipan. Hasil analisa dapat mengarahkan pada proses selanjutnya.

Transkip–transkip dari hasil wawancara dan catatan lapangan (field notes)

yang telah dibuat peneliti secara bersamaan di analisis. Teknik analisis

spesifik dengan menggunakan pendekatan analisis selektif dan fokusing

(the selective or highlighting approach) yang telah diuraikan oleh seorang

fenomenologis, Van Manen (1997), digunakan dalam analisis penelitian ini

untuk mengungkapkan dan mengisolasikan berbagai aspek tematik dari

fenomena–fenomena yang disoroti dalam penelitian ini.


Teknik ini dimulai dengan mendengarkan berbagai deskripsi verbal

partisipan dari hasil rekaman yang diperoleh dan diikuti dengan membaca

tiap teks–teks tersebut secara berulang–ulang dan seksama. Setelah itu


12

peneliti mencari, menentukan dan menggaris bawahi pertanyaan–

pertanyaan atau prase–prase yang signifikan,yang tampaknya menjadi

esensi–esensi spesifik yang mengandung arti dalam mewakili deskripsi

parapartisipan dari pengalaman manajemen scabies. Kemudian peneliti

menentukan hubungan tema-tema esensial diantara pernyataan–pernyataan

yang signifikan dari pengalaman–pengalaman para partisipannya.


Sebagai langkah terakhir, peneliti mempersiapkan tema–tema esensial

yang merupakan suatau deskripsipaling terakhir dari fenomena yang

terjadi (anexhaustive description of the phenomenom) yangmerupakan

deskripsi paling sempurna pengalaman–pengalaman para partisipan

dengan kejadian scabies. Alur analisis data dengan teknik analisis spesifik

dengan menggunakan pendekatan analisis selektif dan fokusing (the

selective or highlighting approach) dari Van Manen (1997) dalam Afiyanti

& Rachmawati 2014.12


H. Keabsahan Data
Untuk menjamin kebenaran data maka peneliti akan mengkonfirmasi

informasi yang telah ditemukan dengan cara credibility, dependability,

confirmability, dan transferability.


1) Credibility (kredibilitas) merupakan suatu tujuan untuk

menilai kebenaran dari suatu temuan peneliti kualitatif. Kredibilitas

ditujukan ketika partisipan mengungkapkan bahwa pernyataan

yang tertulis pada transkip penelitian memang benar pernyataan

partisipan yang menggambarkan pengalaman dirinya

sendiri.Dalam hal ini peneliti memberikan transkip wawancara

untuk dibaca ulang oleh partisipan. Jika partisipan menyatakan


12Yati Afiyanti & Imami Nur Rachmawati; 148
13

bahwa data tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan pada saat

wawancara, peneliti meminta partisipan untuk memberikan paraf

pada transkip verbatim, sehingga transkip dianggap telah memiliki

kredibilitas.
2) Dependability ( keabsahan data/ reliabel). Salah satu teknis

untuk mencapai reliabilitas adalah melibatkan seseorangauditor

eksternal untuk melakukan audit dan menelaah hasilpenelitian

secara keseluruhan.13 Auditor eksternal yang terlibat dalam

penelitian ini adalah para pembimbing selama melakukan

penelitian dan menyusun skripsi.


3) Confirmability adalah objektifitas ataunetralitasdata,dimana

tercapai persetujuan antara duaorang atau lebih tentang relevansi

dan arti data.14 Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip

dengan uji dependability sehingga pengujiannya dapat dilakukan

secara bersamaan. Peneliti melakukan confirmability dengan cara

menunjukkan hasil pengumpulan datatermasuk transkip verbatim

yang sudah ditambahkan catatan lapangan, analisa tema kepada

partisipan dan pembimbing sebagai auditor. Kemudian peneliti

bersma–sama dengan pembimbing menentukan analisa tematik

hasil penelitian.
4) Transferability sering disebut validitas eksternal dalam

penelitiankualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat

ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi

13Denis F. Polit &Cheryl Tatano Beck; 121

14Denis F. Polit &Cheryl Tatano Beck; 121


14

dimana sampel tersebut diambil. Transferability dilakukan peneliti

dengan caramenanyakan tema–tema yang ditemukan dalam

penelitian ini kepada 2 orang yang bukan sebagai partisipan. Dari 2

orang tersebut menyatakan tema–tema yang telah diidentifikasi

juga dialami oleh santri. Maka dengan validitas dalam penelitian

ini telah tercapai.

Anda mungkin juga menyukai