PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebijakan merupakan fitur penting dari organisasi publik dan swasta. Dalam
keputusan dan penyebaran sumber daya. Secara tradisional, analisis kebijakan telah
proses pemeriksaan tata kelola dan advokasi kebijakan, bukan dengan murni fokus
pada pemerintahan sendiri. Hal ini terutama terjadi pada ruang lingkup kesehatan.
(Coveney, 2010)
sangat bergantung pada kerangka disiplin yang digunakan dan tujuan analisisnya.
melihat potensi dampak pada kapasitas masyarakat. Menurut Collins dalam Coveny
(2005) telah dengan mudah meringkas jumlah metodologi analisis kebijakan yang
dapat dilakukan dan diterapkan untuk kesehatan masyarakat. Dunn dalam Coveny
(1981) mengemukakan hal itu terdapat enam prosedur umum yang harus
kebijakan tersebut harus dapat dinikmati secara berkelanjutan, adil, dan merata
organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk
menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan
Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan
kesehatan memberi manfaat kepada mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem
kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada tingkat manfaat yang diberikan,
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan
terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk
mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan
KAJIAN TEORI
kata lain habwa kebijakan adalah sejumlah keputusan yang dibuat oleh
pemerintah.
diselenggarakan.
pemerintah.
d. Ideologi kebijakan.
a. Faktor situasional yaitu faktor yang tidak permanen khusus yang dapat
b. Faktor struktural yaitu bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah
a. Perumusan masalah
masalah.
b. Forecasting
kebijakan.
c. Rekomendasi kebijakan
e. Evalusi kebijakan
publik. Tingkat permasalahan tergantung pada nilai dan kebutuhan apa yang
masalah dengan yang lain tidak dapat di pisahkan dan diukur sendirian.
2. Subjektif
Populasi udara secara objektif dapat diukur (data). Data ini menimbulkan
penafsiran yang beragam (Gangguan kesehatan, lingkungan, iklim, dll).
3. Artifisial
4. Dinamis
lanjutan.
5. Tidak terduga
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara soial dan ekonomi (RI, 1992).
oleh WHO, yaitu: kesehatan adalah suatu keadaan yang sempurna yang
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
ekonomis.
berbagai negara
yaitu :
pembuatan kebijakan.
sebagainya.
intelektual.
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan.
e. Mempunyai tujuan
dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara
garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam
arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah
serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya bukanlah
nasional. Health System atau sistem kesehatan menurut WHO adalah semua
sering disebut JKN dan salah satu programnya yaitu BPJS Kesehatan atau
risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Dengan
salah satu prinsip dalam hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah
satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong
peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan
peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena
Indonesia.
Jaminan Sosial (BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for
Indonesia.
d. Prinsip kepesertaan bersifat wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat
e. Prinsip dana amanat Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan
kesejahteraan peserta.
kepentingan peserta
wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan
dan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan, yang
BPJSnya. Namun setelah mendaftar ternyata harus dirujuk untuk berobat lanjut
ke Rumah Sakit yang alat pemeriksaan kesehatannya lebih lengkap. Namun
kesehatan dalam ini BPJS kesehatannya karena alasan harus merubah wilayah
hanya peserta penerima bantuan iuran APBN lah yang dapat berobat ke seluruh
Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
3.1 Persamaan & Perbedaan PBI KIS APBN dan PBI APBD
3.1.1 Persamaan Peserta BPJS PBI APBN dan APBD adalah sebagai berikut:
peserta PBI BPJS baik APBN maupun APBD, anda tidak perlu membayar
premi (iuran bpjs) bulanan, karena iuran sepenuhnya sudah ditanggung atau
c. Pemegang kartu KIS dari BPJS, kedua jenis kepesertaan BPJS PBI tersebut
saat ini menjadi pemegang kartu KIS dari BPJS, walaupun masih ada yang
KIS (kartu indonesia sehat) sedangkan PBI APBD adalah pemegang kartu
Setelah kami menganalisis salah satu kasus BPJS kesehatan dan teori yang
berobat menggunakan BPJS nya dan pada akhirnya BPJS kesehatan APBD
BPJS APBN.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tingkat permasalahan ini tergantung pada nilai dan kebutuhan apa yang dipandang
paling penting.
terdapat di negara tercinta kita ini Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu
Sosialisasi yang kurang merata dari tenaga BPJS kesehatan kepada seluruh pihak
4.2 Saran
Khoirunnisa Rizki, 2017, Artikel, Mengenal Persamaan dan Perbedaan BPJS PBI
Masyarakat.