Anda di halaman 1dari 21

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN

ARTRITIS SEPTIK

dr.Maulina Debbyousha, Sp.PD


Fakultas Kedokteran
Universitas Malikussaleh
Pendahuluan
Artritis infeksi oleh berbagai
mikroorganisme

Monoartikuler/
multiartikuler.  Artritis septik Prevalensi me ↑ 
hematogen 8-27 %

Insiden 2-6 kasus


/100.000 . Me ↑ pada
Mortalitas  2-10%
sosioekonomi rendah

1.Bambang S.Sanusi T.Infeksi tulang dan sendi. In : Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi V Jilid III. Jakarta : Balai penerbit FKUI ; 2010. p.2639-41
2.Lawrence CM. Infectious artritis. In : Editors : Longo, Fauchi, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo .Harrison’s principle of International Medicine, 18th edition. New
York : The McGraw-Hill companies Inc; 2011.p .2842-45
3.A.Azis R, Sidartawan S, Anna UZN, Ika PW, Nafrialdi, Arif M. Artritis septik. In Panduan pelayanan medik perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia.
Jakarta : Pusat penerbitan departemen IPD FK Universitas Indonesia; 2008; p.129
4.Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012
Faktor predisposisi artritis septik
• Usia > 80 tahun
• Diabetes Mellitus
• Penyakit dasar seperti RA, osteoartritis, Crystal arthropathies.
• Sendi prostetik
• Riwayat bedah sendi yg baru dilakukan.Prevalensi 14 / 10.000 prosedur pembedahan
• Infeksi kulit, luka kutaneus
• Penyalahgunaan obat intra vena
• Alkoholisme
• Riwayat penyuntikan kortikosteroid intra artikular sebelumnya, prevalensi 4 kasus/10.000
tindakan injeksi intra artikular.
• Pasien yang menerima terapi immunosupresif atau kortikosteroid.
• Kondisi penyakit kronik& imunitas yg lemah( HIV, leukemia, cancer, gangguan hati ,ginjal)
• Haemodialisis  faktor resiko yang penting untuk artritis septik , prevalensi 500 kasus /
100.000 pasien.

1.Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012


2.Miriam GA, Alejandro B, Emilio MM. Septic arthritis.Best Practice & Research Clinical Rheumatology Elsevier. 25.2011 ; 407–21
3.John LZ. Septic Arthritis. JAMA, 2007 : 297
4.Ross JJ, Davidson L. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus septic arthritis: an emerging clinical syndrome. Rheumatology Oxford: 2005;44:1197–8.
Tabel 1. Mikroorganisme etiologi artritis septik
Organisme Petunjuk klinis
Staphylococcus aureus Orang dewasa yang sehat, kerusakan kulit, riwayat kerusakan sendi
sebelumnya (rheumatoid artritis), sendi prosthetik.

Strepotococcal species Orang dewasa yang sehat, disfungsi lien


Neisseria gonorrhea Orang dewasa sehat (usia muda, aktif secara seksual),
tendosinovitis yang berhubungan, pustule vesikel , defisiensi
complemen yang tertunda, kultur cairan synovial yang negatif dan
pewarnaan gram negatif.

Aerobic gram negative bacteria Immune compromised, infeksi gastrointesitinal


Anaerobic gram negative bacteria Immune compromised, infeksi gastrointesitinal
Mycobacterial species Immune compromised
Fungal species (sporotrichosis, cryptococcus, Immune compromised
blastomycosis, coccidioidomycosis)

Spirochete (Borellia burgdorferi) Paparan yang berlebihan, didahului ruam, keterlibatan sendi lutut

Mycoplasma hominis Immune compromised


Catherine J, Mathews, Gerald C. Septic arthritis: current diagnostic and therapeutic algorithm.Curr Opin Rheumatol. 2008 : 20:457–462
Patogenesis
Rute utama akumulasi patogen pada sendi :
(a) secara hematogen patogen memasuki kapiler sinovial
(b) fokal infeksi yang berdekatan
(c) sepsis jaringan lunak yang berdekatan
(d) inokulasi langsung akibat trauma atau pasca artrosintesis diagnostik atau teurapetik
maupun pembedahan sendi

Bakteri yang masuk ke rongga sendi  berkembang di dalam cairan sendi, dan
sebagian akan mati akibat difagositosis oleh synovial lining cells  sebagian
membentuk abses di dalam membran sinovial  Bakteri mencapai sinovium melalui
aliran darah, kuman akan berkembang biak dan membentuk abses subsinovial yang
akhirnya pecah dan bakteri masuk ke dalam rongga sendi

1. Bambang S.Sanusi T.Infeksi tulang dan sendi. In : Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi V Jilid III. Jakarta : Balai penerbit FKUI ; 2010. p.2639-41
2.Miriam GA, Alejandro B, Emilio MM. Septic arthritis.Best Practice & Research Clinical Rheumatology Elsevier. 25.2011 ; 407–21
Diagnosa
Gejala Klinis

Pembengkakan sendi yang akut, biasanya monoartikular

Nyeri sendi dan sekitar sendi yang konsisten dari tingkat sedang hingga berat

Efusi sendi

Kaku sendi disertai terbatasnya kemampuan gerak sendi

Demam, jarang disertai mengigil (38,3-39o C), didapatkan pada 30-40 % kasus

Lemah dan fatique

1,Lawrence CM. Infectious artritis. In : Editors : Longo, Fauchi, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo .Harrison’s principle of International Medicine, 18th edition. New
York : The McGraw-Hill companies Inc; 2011.p .2842-45
2. Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012
3.John LZ. Septic Arthritis. JAMA, 2007 : 297
PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM

Analisa cairan sendi kultur, pewarnaan gram, hitung leukosit, PMN, glukosa

kultur dari darah, fokal infeksi, seperti kulit, urine dsb.


Kultur darah positif pada rata-rata 50-70 % kasus artritis septik non gonococcus

Leukosit darah  me ↑  sensitivitas 75 %, spesivitas 55%

LED  me ↑  sensitivitas 75 %, spesivitas 11%

CRP  me ↑

Pemeriksaan lainnya  Deteksi asam nukleat dan protein mikroba dengan nucleic
acid amplification (NAA) dgn teknik assay dan imunologi.

1.Lawrence CM. Infectious artritis. In : Editors : Longo, Fauchi, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo .Harrison’s principle of International Medicine, 18th edition.
New York : The McGraw-Hill companies Inc; 2011.p .2842-45
2.Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012
3.Miriam GA, Alejandro B, Emilio MM. Septic arthritis.Best Practice & Research Clinical Rheumatology Elsevier. 25.2011 ; 407–21
4. John LZ. Septic Arthritis. JAMA, 2007 : 297
5. Christopher R, Jeremiah DS, Worth WE, Jesse MP. Evidence-based Diagnostics: Adult Septic Arthritis. Journal of the society for academic emergency medicine :
2011 : 781-96
Tabel 2.Kategori analisa cairan sendi
Pengukuran Normal Noninflamasi Inflamasi Septik Hemoragik
Volume, ml < 3,5 Sering > 3,5 Sering > 3,5 Sering > 3,5 biasanya > 3,5
(lutut )
Kejernihan Transparan Transparan Translusen- Opaque Berdarah
opaque
Warna Jernih Kuning Kuning hingga Kuning hingga Merah
keruh kehijauan

Viskositas Tinggi Tinggi Rendah Bervariasi Bervariasi


Lekosit, per mm3 < 200 200-2000 2000-100.000 15.000- 200-2000
>100.000
PMN, persen < 25 < 25 >50 > 75 50-75

Kultur Negatif Negatif Negatif Sering positif Negatif

Total protein, 1-2 1-3 3-5 3-5 4-6


g/dL

Glukosa, g/dL Mendekati Mendekati darah >25 dari darah <25 dari darah Mendekati darah
darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG RADIOLOGI
Rontgen X Ray  Normal, kecuali dengan osteomielitis

Ultrasonografi > murah, non invasif u/ deteksi cairan sendi

CT SCAN  gambaran edema, erosi tulang, pusat osteotik dan sklerosis


Tidak dapat memberikan gambaran abnormalitas pada tahap awal infeksi

MRI  efusi sendi, destruksi kartilago dan tulang, abses jaringan lunak, edem
tulang, dan interupsi kortikal  sensitivitas mendekati 100 %

Scintigrafi  mendeteksi adanya inflamasi jam-jam pertama, tetapi tidak dapat


membedakan apakah inflamasi tersebut berasal dari infeksi atau bukan

Radionuclide scans  berguna untuk menentukan lokasi inflamasi

1.Bambang S.Sanusi T.Infeksi tulang dan sendi. In : Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi V Jilid III. Jakarta : Balai penerbit FKUI ; 2010. p.2639-41
2.Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012
3. Miriam GA, Alejandro B, Emilio MM. Septic arthritis.Best Practice & Research Clinical Rheumatology Elsevier. 25.2011 ; 407–21
4.Margaretten ME, Kohlwes J, Moore D, Bent S. Does this adult patient have septic arthritis. JAMA. 2007 ; 297 ; 1978
5.David BH, John BI. Musculoskletal and immunologic disorders. In : Current medical diagnosis and treatment. New York : The McGraw-Hill companies
Inc; 2011.p. 858-59
DIAGNOSIS BANDING
Crystal induced arthritis  sulit dibedakan dari artritis bakterial dari klinis
analisa cairan sendi kristal urat dari gout atau kalsium pirofosfat.
Pseudogout  sulit dibedakan, sering terlihat sebagai sinovitis akut sendi lutut atau
pergelangan tangan.
Artritis reaktif

Rheumatoid artrtitis

Lyme disease

Artritis mikobakterial dan fungal

Artritis gonococcal

Artritis traumatik akut

1.Lawrence CM. Infectious artritis. In : Editors : Longo, Fauchi, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo .Harrison’s principle of International Medicine, 18th
edition. New York : The McGraw-Hill companies Inc; 2011.p .2842-45
2.Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012
Penatalaksanaan
• Aspirasi cairan sendi yang adekuat.
• Antibiotik berspektrum luas sebelum ada hasil kultur dan diubah setelah
hasil kultur diperoleh.
• Drainase sendi yang terinfeksi.
• Tindakan bedah (infeksi koksa pada anak-anak, infesi mengenai sendi
yang dilakukan drainase secara adekuat, terdapat bukti osteomielitis,
infeksi berkembang ke jaringan lunak sekitarnya)

Lawrence CM. Infectious artritis. In : Editors : Longo, Fauchi, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo .Harrison’s principle of International Medicine, 18th
edition. New York : The McGraw-Hill companies Inc; 2011.p .2842-45
David BH, John BI. Musculoskletal and immunologic disorders. In : Current medical diagnosis and treatment. New York : The McGraw-Hill
companies Inc; 2011.p. 858-59
Catherine J, Mathews, Gerald C. Septic arthritis: current diagnostic and therapeutic algorithm.Curr Opin Rheumatol. 2008 : 20:457–462
Penatalaksanaan
ANTIBIOTIK INTRA ARTIKULAR tidak direkomendasikan dan tdk efektif  inflamasi

DURASI TERAPI  antibiotik parenteral 14 hari +oral sbg tambahan selama 14 hari
UK guideline antibiotik IV diberikan selama 2 minggu + antibiotik oral 4 minggu.

KORTIKOSTEROID  Sakiniene et al :cloxacillin intra peritoneal + kortikosteroid intra


abdominal  hasil yang > baik dibandingkan terapi cloxacillin saja
Odio et al : dexamethasone + antibiotik  hasil yang > baik dibandingkan terapi
antibiotik saja, me ↓durasi pengobatan dan me ↓ kerusakan /disfungsi sendi

BISPHOSPONAT Verdrengh et al  kombinasi antibiotik dengan bisphosponat


memiliki densitas tulang yang > tinggi, artritis yang lebih ↓ dan tingkat aktivitas
osteoklastik yang lebih ↓

1.Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012


2. Miriam GA, Alejandro B, Emilio MM. Septic arthritis.Best Practice & Research Clinical Rheumatology Elsevier. 25.2011 ; 407–21
3.David BH, John BI. Musculoskletal and immunologic disorders. In : Current medical diagnosis and treatment. New York : The McGraw-Hill companies Inc;
2011.p. 858-59
4.Catherine J, Mathews, Gerald C. Septic arthritis: current diagnostic and therapeutic algorithm.Curr Opin Rheumatol. 2008 : 20:457–462
5.Katie AF, Eric PR, John MT. Clinical Management of Septic Arthritis. Curr Rheumatol Rep .2013 : 15:332
Drainase sendi
Aspirasi jarum  Mengeluarkan bakteri & debris inflamasi dari sendi, mendasar dan
penting pada manajemen artritis infeksi. metode yang digunakan pada sejumlah kasus
berat pada sendi distal dan sendi yang > kecil.

Artroskopi  drainase yang tidak adekuat dengan jarum aspirasi atau efusi
menetap dalam 7 hari
Artroskopi > bermanfaat untuk mencapai sendi yang letaknya di dalam
seperti sendi panggul , < invasif dibandingkan artrotomi

Artrotomi dekompresi u/ me↓ neuropati atau gangguan aliran darah, pada


keadaan dimana terapi drainase konservatif gagal dilakukan, pada kerusakan sendi
yang serius disebabkan penyakit sendi sebelumnya, pada keadaan artritis septik yang
complicated karena disertai osteomilitis

1.Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012


2.Don LG, Daniel J, Stutz G, Kuster MS, Kleinstuck F, Gachter A. Arthroscopy management of septic arthritis a stage on infection ad results. Knee susg sport
traumatol arthrosc. 2000 : 8 : 270
3.Nusem I, Jabur MK, Play ford EG. Artroscopic treatment of septic artritis of the hip artroscopy. Artroscopy Journ. 2006 : 22 ; 902
4.Catherine J, Mathews, Gerald C. Septic arthritis: current diagnostic and therapeutic algorithm.Curr Opin Rheumatol. 2008 : 20:457–462
Komplikasi

osteomilitis dan sepsis

Prognosis

 faktor mikroorganisme penyebab, tingkat kerusakan sendi, virulensi organisme


penyebab,kondisi komorbid (usia lanjut, penyakit kardiak yang koeksisten,
imunosupressan) serta kecepatan diagnosis dan pengobatan.

mortalitas  10-15 %. Pada artritis septik monoartikular  11 %. Resiko kehilangan


fungsi sendi yang permanen  40%. Artritis septik poliartikular, jika disebabkan
S.aureus atau terjadi pada RA, prognosis > buruk mortalitas > 50%

1.Don LG, Daniel J. Septic artritis in adult. Up to date ; 2012


2.Ross JJ, Davidson L. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus septic arthritis: an emerging clinical syndrome. Rheumatology.Oxford.2005;44:1197–8.
3.Tarkowski A. Infection and musculoskeletal conditions: Infectious arthritis. Best Practice & Research Clinical Rheumatology.2006;20:1029–44.
4.Wston VC, Jones AC, Bradbury N. Clinical features and outcome of septic arthritis in a sigle UK health district 1982-1991. Ann Rheum Dis. 1999 ; 58 : 214
Kesimpulan
Artritis septik  infeksi berbagai mikroorganisme (bakteri, jamur, spirochetes,
virus dan parasit) destruktif kartilago artikular secara cepat .

Dianosis artritis  temuan klinis, pemeriksaan penunjang imaging, yang dapat


mendiagnosa efusi sendi lebih awal dan akurat serta laboratarium dengan
pemeriksaan cairan sendi.

Terapi defenitif pada artritis septik  parenteral antibiotik, imobilisasi,


drainase cairan sendi serta tindakan pembedahan jika diperlukan

Insidensi artritis septik jarang, tetapi berpotensi fatal, kegawatdaruratannya


berhubungan signifikan dengan mortalitas dan morbiditas. Penundaan terapi
atau terapi yang inadekuat dapat menyebabkan destruksi sendi yang
irreversible
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai