Jelajah (current)
Indepth
Mild Report
Current Issue
1. Home
2.
3. Kesehatan
30 Juni 2016
Dibaca Normal 1 menit
Dalam semester pertama tahun 2016, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
menemukan 43 kosmetika yang mengandung bahan berbahaya.
tirto.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan menemukan 43 item kosmetika mengandung
bahan berbahaya selama semester 1 tahun 2016. Kosmetika itu berupa untuk rias mata, rias
wajah, perawatan kulit, sediaan mandi dan kuku.
"Kandungan dari 43 item itu adalah merkuri (Hg), bahan pewarna merah K3 dan merah K10,
hydroquinon dan asam retinoat. Dan produk itu banyak berasal dari lokal 33 item (76,74%)
dan impor 10 item (23,26%)," kata Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetika
dan Produk Komplemen BPOM, Ondri Dwi Sampurno di Jakarta, kamis (30/6/2016).
"Totalnya keekonomian mencapai Rp 31 miliar," kata Ondri. Produk-produk itu, lanjut dia,
diperoleh dari saran industri, importir dan badan usaha yang melakukan kontrak produksi
kosmetika, serta sarana ditribusi kosmetika yang meliputi klinik kecantikan dan multi level
marketing.
Selain itu, Badan POM juga menjaring produk kosmetika berbahaya yang diedarkan atau
dipromosikan melaui media elektronik, termasuk situs penjualan online.
Plt Kepala Badan POM Tengku Bahdar Johan Hamid mengatakan, pihaknya melakukan
beberapa antisipasi penjualan produk obat dan makanan berbahaya melalui situs online.
Tak hanya itu, pihaknya akan melakukan pengawasan yang lebih ketat di pintu masuk atau
perbatasan, pengawasan lebih difokuskan pada temuan besar dan ke hulu. Kemudian
pengawasan dilaksanakan secara terpadu dan sinergis dengan lintas sektor di sepanjang rantai
pasokan atau pembentukan forum komunikasi Lintas Sektor.
Menurut Bahdar, seluruh temuan pangan dan kosmetika yang mengandung bahan berbahaya
telah dilakukan tindak lanjut secara administratif antara lain pembatalan izin edar, perintah
penarikan dan pengamanan produk dari peredaran serta pemusnahan produk.
Di samping sanksi administratif, beberapa tindak pidana di bidang kosmetika juga telah
ditindaklanjuti secara pro-justitia oleh PPNS Badan POM. Selama 2016, Badan POM telah
menindaklanjuti 16 kasus di bidang kosmetika secara pro justitia. Sedangkan untuk kurun
waktu lima tahun terakhir, terdapat 472 perkara kosmetika dengan sanksi putusan pengadilan
paling tinggi 2 tahun 7 bulan penjara dan denda Rp 50 juta.
Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan menarik lainnya Reja Hidayat
(tirto.id - Kesehatan)
Infografik
Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami
Metodologi Riset
© 2018 tirto.id. All rights reserved
a