Anda di halaman 1dari 8

Aida Maqbulah

240210120026
Kelompok 5
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum yang dilakukan pada minggu ini mengenai pembuatan medium


serta sterilisasi, baik sterilisasi basah maupun sterilisasi kering. Sterilisai kering
digunakan untuk mensterilkan alat-alat praktikum seperti tabung reaksi, pipet
ukur, cawan petri, dan lain-lain. Sedangkan sterilisasi basah digunakan untuk
mensterilkan media serta alat-alat yang mengandung plastik, seperti tabung
berulir.
Media yang dibicara pada praktikum kali ini yaitu media atau substrat
yang dipakai untuk pertumbuhan mikroorganisme. Media yang akan digunakan
harus disterilisasi terlebih dahulu, agar media tersebut bebas dari mikroorganisme
yang tidak diinginkan dan mikroorganisme yang diinginkan akan tumbuh
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon
organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu
medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau
bahan-bahan kompleks lainnya.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. untuk menumbuhkan mikroorganisme yang
kita inginkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan
dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan
digunakan.
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang
merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.
Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien
dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi
air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh. (Mila Ermila, 2005, Penuntun
Praktikum Mikrobiologi)
Pada praktikum kali ini dibuat empat jenis media yaitu Media Nutrient
Agar (NA), Media Potato Dextrose Agar (PDA), Nutrient Broth (NB) dan Media
Aida Maqbulah
240210120026
Kelompok 5
Plate Count Agar (PCA). Media Nutrient Agar (NA), Media Potato Dextrose
Agar (PDA), dan Media Plate Count Agar (PCA) merupakan media yang
berbentuk padatan dengan bahan pemadat yang digunakan yaitu agar, sedangkan
Nutrient Broth (NB) merupakan salah satu contoh dari media cair yang tidak
mengandung bahan pemadat. Medium semi padat dan padat menggunakan bahan
pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium
padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada
medium semi solid kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan pada
medium cair tidak diperlukan pemadat. Keempat media tersebut mempunyai
komposisi yang berbeda dan mempunyai spesifikasi untuk mikroorganisme
tertentu.
Setiap medium meliliki komposisi yang berbeda-beda. Sehingga harus
diperhatikan takaran dari media tersebut. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu
penimbangan dari medium yang akan dibuat. Takaran harus sesuai dengan yang
tertera di label medium dengan memperhatikan jumlah yang akan dibuat.
Penimbangan media dilakukan dengan timbangan yang memiliki ketelitian yang
tinggi yaitu neraca analitik yang memiliki ketelitian 0,0001 gram.
Nutrient agar merupakan medium umum untuk uji air dan produk dairy.
Nutrient agar digunakan pula untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
(kapang, khamir, dan bakteri) yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Nutrient Agar merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan
untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Nutrient agar memiliki bentuk
serbuk dan berwarna kuning. Komposisinya terdiri dari beef extract (3,0 g/L),
peptone (5,0 g/L), bacto agar (15,0 g/L), sodium chlorida (5,0 g/L). Dalam
pembuatannya, diperlukan 20 gram untuk membuat 1 liter medium NA. Jika
volume yang akan dibuat 100 ml maka NA yang digunakan adalah sebanyak 2
gram.
Untuk medium NB yang digunakan untuk mikroorganisme yang berbentuk
cair dan biasanya digunakan untuk mengambil gas yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dengan bantuan tabung durham. Untuk komposisi, komposisi NB
sama dengan nutrient agar, hanya saja NB tidak memiliki kandungan agar atau zat
Aida Maqbulah
240210120026
Kelompok 5
pemadat seperti NA. Dalam pembuatannya,pada label sampel diperlukan 8 gram
untuk membuat 1 Liter medium NB. Jika volume yang akan dibuat 100 mL maka
NB yang dibutuhkan sebanyak 0,8 gram.
Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berbentuk sebuk agar berwarna
kuning digunakan untuk melihat pertumbuhan kapang dan khamir. Komposisinya
terdiri dari kentang (200g/L), dektrose (15g/L). Untuk medium PDA instant pada
label sampel diperlukan 39 gram untuk 1 liter akuades. Jika volume media yang
akan dibuat yaitu 100 mL maka bobot PDA yang dibutuhkan adalah 3,9 gram.
Serbuk PDA berwarna kuning karena merupakan ekstrak kentang yang pada
dasarnya berwarna kuning. Serbuk. Umumnya organisme yang dapat tumbuh di
medium PDA adalah khamir seperti Candida albicans dan Saccharomyces
cerevisiae dan kapang seperti Aspergillus niger.
Meskipun karbohidrat merupakan substrat yang baik bagi kapang akan
tetapi karbohidrat tidak terlalu dibutuhkan oleh khamir, sehingga diperlukan
penambahan substrat yang lain yang dibutuhkan oleh khamir, yaitu gula
(Glukosa). Kapang dan khamir dapat hidup dengan baik pada pH asam, sehingga
media yang dipergunakan perlu diatur pH-nya sekitar 3,5 s/d 4,0. kapang dan
khamir memiliki perbedaan lingkungan hidup yang cukup berlawanan. Kapang
membutuhkan air yang lebih sedikit daripada khamir.
Medium Plate Count Agar (PCA) adalah medium serbuk agar berwarna
putih paling umum yang bisa digunakan untuk melihat pertumbuhan bakteri,
kapang, dan khamir. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba
(semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein
enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen
komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
Komposisinya berupa caseine peptone (5 gr/L), yeast extract (2,5 gr/L),
D(+)glukosa (1 gr/L) dan agar (14 gr/L). Untuk pembuatannya, pada label sampel
digunakan PCA instant sebanyak 22,5 gram untuk 1 Liter akuades Jika volume
media yang akan dibuat adalah 100 mL maka PCA yang dibutuhkan adalah
sebanyak 2,25 gram.
Pada media Nutrient Broth bentuk awal sebelum dilarutkan berbentuk
serbuk berwarna kuning keruh, setelah dilarutkan berbentuk cair dan berwarna
kuning cerah. Setelah dilakukan penangasan sampel berwarna kuning cerah tidak
Aida Maqbulah
240210120026
Kelompok 5
terjadi perubahan. Setelah disterilisasi media tersebut berbentuk cair dan berwarna
kuning cerah. Media Nutrient Broth tidak berbentuk padatan karena tidak
mengandung bahan pemadat seperti agar.
Pada media Nutrient Agar bentuk awal sebelum dilarutkan berbentuk
butiran berwarna kuning muda, setelah dilarutkan berbentuk cair dan berwarna
kuning. Setelah disterilisasi media tersebut berbentuk padatan dan berwarna
kuning kecoklatan keruh. Media tersebut berbentuk padatan karena menggnakan
bahan pemadat yaitu agar.
Pada media Plate Count Agar bentuk awal sebelum dilarutkan berbentuk
serbuk berwarna kuning keruh, setelah dilarutkan berbentuk cair dan berwarna
kuning keruh. Setelah disterilisasi media tersebut berbentuk padatan dan berwarna
kuning muda keruh. Media tersebut berbentuk padatan karena menggnakan bahan
pemadat yaitu agar.
Pada media Potato Dextrose Agar bentuk awal sebelum dilarutkan
berbentuk serbuk berwarna putih gading, setelah dilarutkan berbentuk cair dan
berwarna kuning. Setelah disterilisasi media tersebut berbentuk padatan dan
berwarna putih gading. Media tersebut berbentuk padatan karena menggnakan
bahan pemadat yaitu agar.
Pada proses pembuatan media dilakukan penangasan agar media lebih
homogen, sehingga tidak terjadi kekeruhan. Media lalu disterilisasi dengan teknik
sterilisasi basah menggunakan autoklaf (dengan suhu 121°C selama 15 menit).
Sedangkan peralatan yang terbuat dari gelas disterilisasi dengan teknik sterilisasi
kering dilakukan di dalam oven dengan suhu 160°C-170°C selama dua jam.
Sterilisasi alat-alat pengolahan umumnya menggunakan panas, baik sterilisasi
udara kering (sterilisasi kering) maupun sterilisasi menggunakan uap air panas
(sterilisasi basah).
Sterilisasi kering mengunakan oven pada suhu 170-180°C selama 2 jam dan
alat-alat yang disterilkan adalah alat-alat gelas (botol, tabung reaksi, cawan Petri,
dan lain-lain) dan bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas. Sterilisasi kering ini
kurang efektif untuk membunuh jasad renik dibandingkan dengan sterilisasi
basah, karena dapat menyebabkan dehidrasi sel. Dan juga dapat menyebabkan
oksidasi komponen-komponen di dalam sel.
Aida Maqbulah
240210120026
Kelompok 5
Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan banyak cara. Diantaranya perebusan,
blansing, pasteurisasi, dan menggunakan autoklaf. Perebusan adalah pemanasan di
dalam air mendidih atau uap air pada suhu 100°C, dengan waktu 5-10 menit.
Blansing dilakukan dengan suhu 70-85°C dengan waktu 7-9 menit. Pasteurisasi
adalah proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu dimana semua pathogen
yang berbahaya bagi manusia akan terbunuh. Pasteurisasi dapat dilakukan pada
suhu yang relatif rendah dalam waktu yang relative lama yaitu 65°C selama 30
menit, atau pada suhu tinggi dalam waktu singkat yaitu 72°C selama 15 detik.
Sedangkan dengan menggunakan autoklaf, yaitu alat yang menggunakan uap air
jenuh bertekanan 1 Atm pada suhu 121°C selama 15 menit. Cara dengan
menggunakan autoklaf ini bertujuan untuk membunuh spora bakteri yang paling
tahan panas. Cara ini selain digunakan untuk mensterilkan alat, digunakan juga
untuk bahan-bahan yang mengandung cairan yang tidak tahan udara panas yang
kering, misalnya medium.
Pengemasan steril adalah suatu cara pengemasan bahan di dalam suatu wadah
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: produk harus steril, wadah
pengemasan harus steril, lingkungan tempat pengisian produk ke dalam wadah
harus steril dan wadah yang digunakan harus rapat untuk mencegah kontaminasi
kembali dengan cara UHT (Ultra High Temperature) menggunakan uap panas,
sedangkan untuk sterilisasi wadah pengemasan selain dapat mengunakan uap
panas juga dapat digunakan berbagai cara lain seperti udara panas, perokside,
etilen okside, dan radiasi.
Dalam system pengemasan steril, sterilisasi yang dilakukan terhadap wadah
lebih bervariasi tergantung dari jenis wadahnya. Wadah yang terbuat dari metal
digunakan uap panas atau udara panas. Untuk wadah yang terbuat dari plastic
dapat digunakan etilen okside, hydrogen perokside, atau dengan cara radiasi, dan
sedangkan untuk wadah gelas dapat digunakan etilen okside.

Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat biotek seperti tip, e-tube,


mortar pestle, media dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan
untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat
digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media
Aida Maqbulah
240210120026
Kelompok 5
tanaman. . Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan (alat sederhana
untuk menanak nasi) hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas
yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk lebih menyempurnakan proses
sterilisasi. Tahap sterilisasi sebenarnya cukup singkat yaitu dengan suhu 121
derajat celsius selama 15 menit. Namun waktu keseluruhan mulai dari pemanasan
awal (kenaikan suhu) sampai pendinginan (penurunan suhu) bisa mencapai
kurang lebih 2 jam. Dibawah ini terdapat contoh gambar autokalf.

KESIMPULAN

1. Medium pertumbuhan mikroorganisme bermacam-macam baik fungsi,


bentuk, maupun komposisi.
Aida Maqbulah
240210120026
Kelompok 5
2. Medium yang dibuat pada praktikum kali ini yaitu nutrient agar, nutrient
broth, potatoes dextrose agar, dan plate count agar.
3. Medium nutrient agar, potatoes dextrose agar, dan plate count agar
merupakan contoh dari medium yang berbentuk padatan, sedangkan
nutrient broth merupakan contoh medium cair.
4. Pembuatan medium harus memperhatikan takaran yang tertera pada
timbangan yang akurat atau memiliki ketelitian yang tinggi yaitu neraca
analitik
5. Sebelum dilakukan inokulasi, maka media dan alat-alat praktikum harus
disterilisasi terlebih dahulu.
6. Sterilisasi terdapat dua macam yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
7. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
dapat menjadi kontaminan
8. sterilisasi basah (menggunakan autoklaf) yaitu sterilisasi menggunakan
panas bersama-sama dengan uap air
9. sterilisasi kering (menggunakan oven)yaitu sterilisasi menggunakan panas
tetapi tidak menggunakan uap air.

DAFTAR PUSTAKA
Aida Maqbulah
240210120026
Kelompok 5
Ariadi. 2009. Mengenal Autoclave. Terdapat pada :
http://biotektanaman.wordpress.com/2009/06/23/mengenal-autoclave/
( Diakses pada tanggal 9 Maret 2013 pukul 11.14 )
Bumbungan, Nober. 2011. Pembuatan Media dan Sterilisasi. Terdapat pada:
http://noberanagbio.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan_5438.html
(Diaskes pada 9 Maret 2013 pukul 11:36 WIB)
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka
Manurung Pebrin. 2010. Pembuatan Medium dan Sterilisasi. Terdapat pada :
http://pebrinmanurung.blogspot.com/2010/10/pembuatan-medium-dan-
sterilisasi.html (Diakses pada tanggal 9 Maret 2013 pukul 11.05)
Pelzcar, dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas
Indonesia ( UI-Press), Jakarta
Rudhnoz. 2011. Pembuatan Medium dan Sterilisasi. Terdapat pada:
http://rudhonz.blogspot.com/2011/11/pembuatan-medium-dan-
sterilisasi.html (Diaskes pada 9 Maret 2013 pukul 10:17 WIB)
Volk, A. Wesley dan Wheeler, F. Margaret. 1990. Mikrobiologi Dasar. Jilid Edisi
kelima.

Anda mungkin juga menyukai