PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Air tanah merupakan salah satu sumber akan kebutuhan air bagi
kehidupan makhluk di muka bumi.Dengan adanya perkembangan dan
pertumbuhan penduduk dan kegiatan ekonomi maka kebutuhan akan air
semakin meningkat, sedangkan di sisi lain kualitas akan air semakin
menurun,disamping kualitas air yang semakin menurun jumlahnya juga
semakin terbatas.Di Indonesia sendiri permasalhan air dapat dibagi menjadi
3 hal pokok yaitu masalah kuantitas, kualitas dan masalah distribusi air (
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1998 )Dari segi kualitas saat ini
terjadi penurunan kualitas air yang sangat signifikan di beberapa kota besar
yang menyebabkan penurunan kualitas air ini adalah antara lain adanya
limbah Industri dan domestik selain itu pencemaran air dapat juga
diakibatkan oleh airtanah asin yang ada di daratan
Dalam usaha untuk mendapatkan air tanah munculah beberapa
metode penyelidikan permukaan tanahyang dapat dilakukan, diantaranya :
metode geologi, metode gravitasi, metode magnit, metode seismik,dan
metode geolistrik. Dari metode-metodetersebut, metode geolistrik
merupakan metode yang banyak sekali digunakan dan hasilnya cukup baik
(Bisri,1991)
Pendugaan geolistrik ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
mengenai lapisan tanah dibawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya
airtanah dan mineral pada kedalaman tertentu.Pendugaan geolistrik ini
didasarkan pada kenyataanbahwa material yang berbeda akan
mempunyaitahanan jenis yang berbeda apabila dialiri aruslistrik. Air tanah
mempunyai tahanan jenis yanglebih rendah daripada batuan mineral.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi air tanah dan persebarannya
2. Bagaimana karakteristik air tanah
3. Apa persamaan dasar aliran air tanah dan sifat listrik pada batuan
4. Bagaimana metode geolistrik
5. Bagaimana cara kerja metode Geolistrik dalam menduga keberadaan
airtanah
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mahasisiwa mengerti definisi air tanah dan pesebarannya
2. Mahasiswa dapat mengatahui karakteristik air tanah
3. Mahasiswa mengerti persamaan aliran air tanah dan sifat listrik pada
batuan
4. Mahasiswa dapat mengetahui metode geolistrik
5. Mahasisiwa dapat mengetahui bagaimana cara kerja metode Geolistrik
dalam menduga keberadaan airtanah
BAB II
PEMBAHASAN
∂ ( ρVw )
I–O=
∂t
dimana
I = jumlah massa aliran masuk
O = jumlah massa aliran keluar
Ρ = rapat massa air tanah
Vw = volume air tanah di dalam control volume
Sifat Listrik Pada Batuan
Aliran arus listrik di dalam batuan/mineral dapat digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik,
dan konduksi secara dielektrik. Konduksi secara elektronik terjadi jika
batuan/mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik
dialirkan dalam batuan/mineral tersebut oleh elektron-elektron bebas itu.
Konduksi elektrolitik terjadi jika batuan/mineral bersifat porus dan pori-pori
tersebut terisi oleh cairan-cairan elektrolitik. Pada konduksi ini arus listrik
dibawa oleh ion-ion elektrolit. Sedangkan konduksi dielektrik terjadi jika
batuan/mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik yaitu terjadi
polarisasi saat bahan dialiri listrik.
Berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan/mineral digolongkan
menjadi tiga yaitu:
1. Konduktor baik : 10-8 < ρ < 1 Ωm
2. Konduktor pertengahan : 1 < ρ < 107 Ωm
3. Isolator : ρ > 107 Ωm
D. Metode Geolistrik
Metode geolistrik berkembang pada awal tahun 1900-an. Tetapi
kemudian mulai banyak dipakai untuk keperluan eksplorasi pada tahun
1970-an. Metode yang pertama kali banyak dipakai di Indonesia adalah
metode geolistrik aturan Schlumberger dan Wenner. Pada metode ini
pengambilan data V (beda potensial) dan I (kuat arus) dilakukan mengikuti
konfigurasi elektroda yang dibuat oleh Schlumberger (untuk aturan
schlumberger) dan Wenner (untuk aturan Wenner).Geolistrik adalah salah
satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam
bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan
potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah
maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi.Pendugaan geolistrik ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai lapisan tanah di
bawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya air tanah dan mineral pada
kedalaman tertentu.Pendugaan geolistrik ini didasarkan pada kenyataan
bahwa material yang berbeda akan mempunyai tahanan jenis yang berbeda
apabila dialiri arus listrik. Air tanah mempunyai tahanan jenis yang lebih
rendah daripada batuan mineral.Prinsip kerja pendugaan geolistrik adalah
mengukur tahanan jenis (resistivity) dengan mengalirkan arus listrik
kedalam batuan atau tanah melalui elektroda arus (current electrode),
kemudian arus diterima oleh elektroda potensial. Beda potensial antara dua
elektroda tersebut diukur dengan volt meter dan dari harga pengukuran
tersebut dapat dihitung tahanan jenis semua batuan dengan menggunakan
rumus.
.Perbedaan potensial diukur melalui sepasang elektroda potensial.Dalam
metode –metode geolistrik tahanan jenis dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu:
1. Metode Resistivitas Mapping
Metode ini merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk
mempelajari variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan secara
horizontal, oleh karena itu pada metode ini dipergunakan konfigurasi
elektroda yang sama untuk semua titik pengamatan bumi. Setelah itu baru
dibuat kontur isoresistivitasnya.
2. Metode Resistivitas Sounding (drilling)
Metode ini juga biasa dikenal sebagai Resistivitas Drilling, Resistivitas
Probingdan lain-lain. Hal ini terjadi karena pada metode ini bertujuan untuk
mempelajari variasi resistivitas batuan dibawah permukaan bumi secara
vertical.
Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan
dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda. Perubahan jarak elektroda ini
tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi mulai dari jarak elektroda kecil
kemudian membesar secara grundal. Jarak elektroda ini sebanding dengan
kedalamn lapisan batuan yang dapat diselidiki. Pada pengukuran
sebenarnya, pembesaran jarak elektroda mungkin dilakukan jika
mempunyai suatu alat geolistrik yang memadai. Dalam hal ini alat geolistrik
tersebut harus dapat menghasilkan arus listrik yang cukup besar atau alat
tersebut harus cukup sensitif dalam mendeteksi benda potensial yang kecil
sekali. Oleh karena itu, alat geolistrik yang baik adalah alat yang dapat
menghasilkan arus listrik cukup besar dan mempunyai sensitifitas yang
cukup tinggi.
Pengukuran dengan menggunakan metode resistivitas (geolistrik) bertujuan
untuk memperoleh struktur resistivitas bumi. Struktur resistivitas bumi
adalah variasi harga resistivitas terhadap dari permukaan tanah (Awaluddin,
2004).
a. Pendekatan model pelapisan bumi
Bumi dapat dianggap terdiri dari beberapa lapisan sejajar (horizontal
layering) yang bersifat homogen isotropik untuk setiap lapisannya. Setiap
lapisan (strata) mempunyai nilai resistivitas (p-Ώm) dan ketebalan (d-meter)
tertentu. Struktur resistivitas dapat dikaitkan terhadap strukrtur geologi
melalui suatu korelasi.
Struktur geologi memberikan gambaran terhadap arah dan susunan serta
jenis lapisan batuan. Korelasi antara struktur resistivitas terhadap struktur
geologi membutuhkan informasi geologi pada daerah survey. Korelasi
tersebut akan menghasilkan suatu pengelompokan harga resistivitas
terhadap masing-masing lapisan batuan serta bentuk strukturnya.
Jadi struktur resistivitas memberikan kontribusi terhadap struktur geologi di
suatu daerah secara lebih rinci, hal ini sangat bermanfaat jika informasi/data
geologi dari daerah survei sangat minim.
b. Akuisasi data di lapangan
Kualitas hasil penyelidikan metode geolistrik sangat bergantung terhadap
keakuratan dan kebenaran data lapangan yang diambil melalui suatu
pengukuran dengan menggunakan peralatan tertentu. Keakuratan dan
kebenaran data resistivitas adalah pencerminan terhadap besarnya simpanan
dari nilai resistivitas semu yang diukur terhadap kondisi dan bentuk
pelapisan bumi sebenarnya.
c. Penerapan metode geolistrik
Keberhasilan penerapan metode ini bergantung kepada besarnya kontras
resistivitas dari sistem yang akan dipelajari atau dengan kata lain berapa
besar variasi resistivitas yang akan diukur dari obyek atau tujuan
pekerjaannya. Penerapan utama terhadap metode resistivitas yang telah
berhasil :
1) Untuk memperoleh struktur geologi
2) Eksplorasi air tanah
3) Pendugaan Reservior panas bumi
Secara teoritis setiap batuan memiliki daya hantar listrik dan harga
tahanan jenis masing-masing. Batuan yang sama belum tentu mempunyai
nilai tahanan jenis yang sama. Sebaliknya harga tahanan jenis sama bisa
dimiliki oleh batuan-batuan berbeda. Faktor-faktor yang berpengaruh antara
lain: komposisi litologi, kondisi batuan, komposisi mineral yang dikandung,
kandungan benda cair dan faktor eksternal lainnya. (Soenarto, 2003).
Beberapa aspek berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis suatu batuan
bisa sebagai berikut :
•Batuan sedimen yang bersifat lepas mempunyai nilai tahanan jenis lebih
rendah bila dibanding dengan batuan sedimen padu dan kompak
•Batuan beku dan batuan metamorf mempunyai nilai tahanan jenis yang
tergolong tinggi
•Batuan yang basah dan mengandung air, nilai tahanan jenisnya rendah dan
semakin lebih rendah lagi bila yang dikandungnya bersifat payau atau asin
•Kandungan logam yang berada di sekitar lokasi pendugaan sangat
berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis batuan.
•Faktor luar seperti kabel, tiang listrik dan saluran pipa logam dapat
mempengaruhi hasil pengukuran di lapangan.
OLEH
MUHAMMAD ISRAJUDDIN
R1D1 15 127
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
HIDROLOGI AIR TANAH ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam proses penyusunan makalah ini, Penulis banyak mengalami
kesulitan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Dosen penanggung jawab dan teman-teman sekalian. Agar
makalah ini dapat bermanfaat untuk di pelajari kedepannya.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Kami mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Air Tanah dan Persebarannya………………………..
B. Karakteristik Air Tanah…………………………………………..
C. Persamaan Aliran Airtanah dan Sifat Listrik Pada Batuan……….
D. Metode Geolistrik………………………………………………...
E. Metode Geolistrik Dalam Menduga Keberadaan Air tanah