Anda di halaman 1dari 9

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No.

2, Juni 2017

PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP NYERI PADA


PENDERITA FLEBITIS DI RS DKT JEMBER

Dwi Rahayu Setiyowati*, Luh Titi Handayani**, Fitriana Putri***


Jl. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957
Email: fikes@unmuhjember.ac.id Website: http://fikes.unmuhjember.ac.id
Dwi.rahayu@gmail.com

ABSTRACT

Pain is a complex sensation that can only be felt by those affected, a person's
response to pain is different from one person to another. Phlebitis is an
inflammation that occurs in veins that can cause redness, swelling and pain.
One way to reduce pain is by applying warm compresses. The type of warm
water compress that give the warm water compress it dry. In a dry warm water
compresses can withstand temperatures longer than warm water compress wet,
but it has little risk of making sunburn. The purpose of this study is to
determine the effect of warm water compresses to pain in patients with
phlebitis in RS DKT Jember. This study is a pre-experimental design, the
design of one group pre-test post-test design. Samples in this study were 30
respondents using sampling techniques qouta. Collecting data using a scale
VAS (Visual Analog Scale) and the questionnaire ID Pain. The results obtained
showed that the measurement of pain in patients with phlebitis before being
given a warm water compress Pain ID values obtained with the average value
of 1.0333 and VAS pain scale (Visual Analog Scale) after being given a warm
water compress on RS DKT Jember obtained average value 0.590 average.
Statistical test results obtained by using the Wilcoxon test results obtained p
value=0, 000, p<0.05, meaning there is an influence does warm water
compresses to pain in patients with phlebitis in RS DKT Jember. This study
was recommended to nursing personnel to use warm compresses as an
alternative for reducing pain than using pharmacological therapy.

Keywords: Dry Warm Water Compresses, Pain, Phlebitis.

PENDAHULUAN
Tujuan pemberian cairan Flebitis merupakan
intravena adalah untuk mengoreksi peradangan vena yang disebabkan
atau mencegah gangguan cairan dan oleh kateter atau iritasi kimia,
elektrolit. Pemberian terapi infus bakterial, dan mekanis (Potter dan
dapat menimbulkan komplikasi Perry, 2006).
salah satunya flebitis (Jayanti,
Kristiyawati, dan Purnomo, 2013).

124
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No. 2, Juni 2017

Berdasarkan data awal yang METODE PENELITIAN


diperoleh dari RS DKT Jember di Penelitian ini
ruang interna, angka kejadian flebitis menggunakan desain penelitian
yaitu sebanyak 58 pasien (Juni- pre-eksperimental one group pre-
Oktober tahun 2015). post test design yang dilaksanakan
Nyeri flebitis terjadi karena di ruang interna RS DKT Jember
adanya peradangan pada vena yang pada bulan Mei-Juni 2016 dengan
disebabkan oleh faktor-faktor yang menggunakan uji Wicoxon dengan
mempengaruhi, salah satunya adalah ketentuan nilai α = 0.05 dan p
tempat penusukan jarum pada vena value < α.
yang tidak sesuai sehingga terjadi
pembengkakan sehingga Sampel pada penelitian ini
menyebabkan nyeri di sekitar daerah sebanyak 30 responden dengan
penusukan/sepanjang vena (Potter teknik pengambilan sampel
dan Perry, 2010). menggunakan quota sampling
Hasil penelitian Jayanti, dengan kriteria sampel yaitu orang
Kristiyawati dan Purnomo, 2013) dewasa usia > 20 tahun, flebitis
menyatakan bahwa kompres hangat derajat > 1 dimana terjadi nyeri,
merupakan tindakan untuk eritema dan/atau edema, pasca
menurunkan nyeri dengan pelepasan infus pada tangan yang
memberikan energi panas melalui mengalami flebitis dan semua
proses konduksi, di mana panas penderita flebitis diruang interna
tersebut dapat menyebabk yang tidak menderita penyakit
vasodilatasi (pelebaran pembuluh Diabetes Militus (DM).
darah) sehingga menambah Teknik pengumpulan data
pemasukan oksigen, nutrisi dan menggunakan skala VAS (Visual
leukosit darah yang menuju ke Analog Scale) dimana rentang
jaringan tubuh. Akibat positif yang nyeri diwakili garis sepanjang 10
ditimbulkan adalah memperkecil cm dengan ujung yang satu
inflamasi, menurunkan kekakuan mewakili tidak nyeri dan ujung
nyeri otot serta mempercepat satunya nyeri sangat hebat. dan
penyembuhan jaringan lunak. kuisioner ID Pain menggunakan 6
Untuk itu peneliti tertarik soal dimana skor total minimum -
untuk melakukan sebuah penelitian 1 serta skor total maksimum 5.
tentang cara menurunan skala nyeri Skala VAS (Visual Analog Scale)
pada penderita flebitis yaitu dengan digunakan untuk mengetahui
judul pengaruh kompres air hangat tingkat nyeri yang dialami
terhadap nyeri pada penderita flebitis responden sedangkan untuk
di RS DKT Jember. kuisioner ID Pain digunakan
Tujuan dalam penelitian ini untuk mendukung hasil dari
yaitu menganalisis pengaruh kompres pengukuran skala VAS (Visual
air hangat terhadap nyeri pada Analog Scale).
penderita flebitis di RS DKT Jember.

125
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No. 2, Juni 2017

HASIL PENELITIAN

Data Umum Terkait data di atas


mayoritas pekerjaan wiraswasta
Tabel 1: Distribusi Umur Responden yang mengalami
di RSDKT Jember flebitis yaitu sebanyak 14
responden (46,67%).
No Kategori Jumlah Presentase
1 20-25 4 13,33 %
2 26-31 2 6,667 % Tabel 4: Distribusi Riwayat
3 32-37 1 3,333 % Pengunaan Cairan Infu
4 38-43 4 13,33 % Responden di RS DKT Jember
5 44-49 4 13,33 %
6 50-55 15 50 % No Kategori Jumlah Persentase
Total 30 100 % 1 RL 4 13,33%
2 Asering 20 66,67%
Dilihat dari data tabel di atas 3 D5 1 3,333%
mayoritas responden berusia, 4 NaCl 5 16,67%
50-55 Jumlah 30 100%
tahun yaitu sebanyak 15
responden Berdasarkan hasil tabel di atas
(50%). mayoritas responden
memiliki riwayat
Tabel 2: Distribusi Jenis Kelamin penggunaan cairan infus
Responden di RS DKT Jember jenis Asering yaitu sebanyak
h
20 responden (66,67%).
No Kategori Jumlah Presentase
1 Laki-laki 14 46,66%
Tabel 5: Distribusi Riwayat
2 Perempuan 16 53,33%
Transfusi Darah Responden
Jumlah 30 100% di RS DKT Jember
Berdasarkan data tabel 5.2
mayoritas responden berjenis No Kategori Jumlah Presentase
kelamin perempuan yaitu Riwayat transfusi
sebanyak 16 responden 1 3 10%
darah (+)
(53,33%). Riwayat transfusi
2 27 90%
darah (-)
Tabel 3: Distribusi Pekerjaan Jumlah 30 100%
Responden di RS DKT Jember

No Kategori Jumlah Presentase Merujuk dari data tabel di atas


1 Wiraswasta 14 46,67% mayoritas responden tidak
2 IRT 10 33,33% memiliki riwayat transfusi darah
3 PNS 1 3,333% yaitu sebanyak 27
4 Mahasiswa 3 10% responden (90%) danyang memiliki
5 Petani 1 3,333% riwayat transfusi darah
6 TNI 1 3,333%
sebayak 3 responden (10%).
Jumlah 30 100%

126
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No. 2, Juni 2017

Tabel 6: Distribusi Penyakit yang diketahui bahwa nilai rata-rata 1,457,


Dialami Responden di RS DKT nilai minimal 0,9 serta
Jember nilai maksimal adalah 5,0.

No Kategori Jumlah Presentase


Observasi Tabel 8: Distribusi Nyeri Pada
1 8 26,7%
febris Penderita Flebitis Setelah Diberikan
2 Hipertensi 4 13,3% Kompres Hangat di RS DKT Jember
3 Ca serviks 1 3,33%
4 Asma 2 6,67% Nilai
Nilai Nilai Std.
5 Anemia 1 3,33% Variabel Rata- N
Min Maks Deviasi
6 Diare 2 6,67% rata
7 Febris 1 3,33%
Skala nyeri VAS
8 Gastritis 3 10%
(Visual Analog
9 Alergi obat 1 3,33% Scale) setelah 0,590 30 0,1 5,0 0,9020
10 Ca paru 1 3,33% diberikan kompres
11 Ca mamae 1 3,33% air hangat
12 Efusi pleura 1 3,33%
13 Vertigo 2 6,67% Berdasarkan tabel diatas dapat
14 Ca kolon 1 3,33% diketahui bahwa nilai rata-rata
15 Ca KGB 1 3,33% 0,590, nilai minimal 0,1 serta nilai
Jumlah 30 100% maksimal adalah 1,2.
Berdasarkan tabel di atas mayoritas
Tabel 9: Distribusi Pengaruh
penyakit yang dialami oleh penderita Kompres Air Hangat terhadap Nyeri
flebitis yaitu observasi febris pada Penderita Flebitis di RS DKT
sebanyak 8 responden (26,7%). Jember

Data Khusus N Median P


(Minimum-Maksimum)
Tabel 7: Distribusi Nyeri Pada Sebelum 30 4,1 (0,9-5,0) 0,000
Penderita Flebitis Sebelum Setelah 30 1,1 (0,1-1,2)
Diberikan Kompres Air Hangat di
RS DKT Jember
Berdasarkan hasil yang diperoleh
Nilai menunjukkan bahwa dari 30
Nilai Nilai Std.
Variabel Rata- N
rata
Min Maks responden diperoleh angka sig 0,000.
Deviasi
Karena p<0,05 dapat disimpulkan
Skala nyeri VAS bahwa ”terdapat pengaruh pemberian
(Visual Analog kompres air hangat terhadap
Scale) sebelum 1,475 30 0,9 5,0 0,9020
nyeri pada penderita flebitis"
diberikan kompres
air hangat

Berdasarkan tabel
diatas dapat

127
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No. 2, Juni 2017

Hasil Analisa Nyeri VAS (Visual infus asering lebih banyak mengalami
Analog Scale) Pada Penderita nyeri pada penderita flebitis yaitu
Flebitis Sebelum dan Setelah sekitar 20 responden (66,67%).
Pemberian Kompres Air Hangat di Riwayat tanpa transfusi darah lebih
RS DKT Jember. banyak yang mengalami nyeri pada
penderita flebitis yaitu
Nilai sekitar 27 responden
Nilai Nilai
Variabel Rata- N Mode
rata
Min Maks (90%). Dilihat dari
penyakit yang dialami
Kuisioner ID Pain lebih banyak penyakit
sebelum diberikan 1,0333 301,00 2,00 1,00 observasi febris sebanyak
kompres air hangat 8 responden (26,7%) yang
mengalami nyeri pada penderita
flebitis.
Melihat dari hasil tabel di atas nilai
rata-rata yaitu sebesar 1,0333. Nilai Potter dan Perry (2005 dalam
yang sering muncul yaitu 1,00 Jayanti, Kristiyawati dan Purnomo
dengan nilai minimal 1,00 serta nilai 2013) bahwa usia 41–60 merupakan
maksimal 2,00. usia dewasa pertengahan yang

mengalami perubahan fisiologi


PEMBAHASAN seperti umur dapat mempengaruhi
vena seseorang, semakin tua usia
Berdasarkan dari hasil seseorang akan mengalami kekakuan
pengukuran pertama (pretest) pembuluh darah. Sehingga dapat
dengan skala nyeri VAS (Visual disimpukan bahwa kejadian flebitis
Analog Scale) diperoleh nilai rata- pada usia 50-55 tahun, bisa
rata sebesar 1, 475 dari nilai disebabkan karena kemampuan sel
minimum yang diperoleh sebesar dan jaringan untuk regenerasi sel
0,9 dan untuk kuisioner ID Pain semakin menurun, selain itu juga
didapatkan nilai nyeri tertinggi terjadi penurunan fungsi fisiologis
sebesar 5,0 dengan nilai rata-rata yang dialami oleh responden
sebesar 1,0333 serta nilai minimal akibatnya terjadi kekakuan pada
1,00 dan nilai maksimal 2,00. Nilai pembuluh darah dan mempengaruhi
yang sering muncul pada jawaban vena sehingga responden mudah
responden yaitu 1,00 dari 29 mengalami flebitis dibandingkan
responden dan hanya 1 responden dengan usia 20-25 tahun.
yang mempunyai nilai 2,0. Menurut Ruswoko (2006 dalam
Komaling, Kumaat dan Onibala,
Dimana mayoritas responden
yang mengalami nyeri pada penderita 2014), jenis kelamin juga memiliki
flebitis dengan umur antara 50-55 hubungan dengan flebitis yang mana
tahun sebanyak 15 responden (50%). terjadi lebih banyak pada wanita
dengan jenis kelamin perempuan karena dipengaruhi kekuatan otot,
sebanyak 16 responden (53,33%) dan kelenturan dan kekenyalan kulit,
laki-laki sebanyak 14 responden serta jaringan adiposa subkutis
(46,66%). Riwayat penggunaan cairan berkurang. Oleh karena itu di dalam
penelitian ini didapatkan hasil

128
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No. 2, Juni 2017

bahwa penderita flebitis lebih Flebitis menurut Potter dan


banyak dialami oleh responden Perry (2010), yaitu, flebitis
dengan jenis kelamin perempuan merupakan radang vena yang
meskipun hanya selisih dua orang. biasanya terjadi pada trauma dinding
Berdasarkan hasil pembuluh, infeksi, imobilisasi dan
penelitian didapatkan penggunaan pemasangan kateter IV dalam waktu
cairan asering lebih banyak lama. Tanda dan gejala yang
mengalami flebitis. Asering adalah ditimbulkan dari flebitis yaitu nyeri,
larutan eletrolit penuh, mengandung edema, eritema, dan meningkatnya
140 mmol/l Na. Asering merupakan suhu kulit di sekitar vena dan pada
cairan isotonik (Hartanto, 2012). beberapa instansi, kemerahan pada
Menurut Wahyunah (2011), kedua jalur vena (INS, 2006 dalam Potter
cairan (hipotonik dan hipertonik) dan Perry, 2010).
dapat mengakibatkan iritasi pada Nyeri flebitis terjadi karena
pembuluh darah. Sehingga dapat adanya peradangan pada vena yang
disimpulkan seharusnya penderita disebabkan oleh faktor-faktor yang
yang menggunakan cairan asering mempengaruhi, salah satunya adalah
lebih sedikit, hal ini karena asering tempat penusukan jarum pada vena
merupakan cairan isotonik yang yang tidak sesuai sehingga terjadi
sesuai dengan tubuh manusia. pembengkakan sehingga
Kemungkinan yang menyebabkan menyebabkan nyeri di sekitar daerah
responden mengalami flebitis penusukan /sepanjang vena (Potter
dengan riwayat penggunaan cairan dan Perry, 2010).
asering yaitu bisa diakibatkan oleh Berdasarkan hasil data yang
faktor mekanis dan bakterikal. telah diperoleh, maka dibutuhkan
Transfusi darah secara langsung tindakan yang tepat dalam
dapat menghambat darah masuk ke menurunkan atau menghilangkan
dalam tubuh karena darah jika lama- rasa nyeri sehingga dapat membuat
lama berada di luar daerah panas seseorang menjadi nyaman.
akan mengental dan menyebabkan Berdasarkan hasil
penyumbatan pada aboket hingga penelitian didapatkan nilai rata-rata
mengakibatkan flebitis (Irawati, skala VAS (Visual Analog Scale)
Agustin dan Ariyani, 2011). Hasil yaitu 0,590 dengan nilai minimum
dari penelitian didapatkan bahwa 0,1 dan nilai maksimum 1,2
riwayat yang tidak melakukan sedangkan nilai rata-rata kuisioner
transfusi darah lebih banyak ID Pain sebesar 0,9667 dengan nilai
mengalami flebitis. Hal ini memiliki minimal 0,00 serta nilai maksimal
arti bahwa hasil penelitian 1,00. Mayoritas nilai yang sering
bertentangan dengan pendapat muncul dari hasil yang diperoleh
Irawati, Agustin dan Ariyani, 2011. yaitu 1,00 sebanyak 29 responden
Kemungkinan penyebab terjadinya dan 1 responden mendapatkan nilai
flebitis yaitu bisa disebabkan oleh 0,00. Sehingga dapat disimpulkan
faktor-faktor penyebab flebitis yang bahwa hasil nilai post < pre dari 30
lain, karena tidak semua yang responden yang telah diberikan
melakukan transfusi darah juga kompres air hangat di RS DKT
mengalami flebitis. Jember.

129
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No. 2, Juni 2017

Tujuan pemberian kompres dengan Pemberian Kompres


air hangat menurut Asmadi (2012), Hangat di RSUD Prof. Dr.
yaitu kompres air hangat dapat Margono Soekardjo Purwokerto
memperlancar sirkulasi darah, dimana didapatkan kesimpulan
mengurangi rasa sakit, memberi rasa bahwa mayoritas flebitis dialami
hangat, nyaman dan tenang pada oleh pasien dengan rentang usia
klien, memperlancar pengeluaran tua (61-80 tahun). Terdapat
eksudat dan merangsang peristaltik penurunan skala flebitis dengan
usus. Dalam penelitian ini menggunakan teknik kompres
menggunakan jenis kompres air hangat yang berpengaruh
hangat secara kering, dimana bisanya signifikan terhadap penurunan
menggunakan kantong buli-buli. skala flebitis. Sehingga dapat
Melihat hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa ada pengaruh
dari post test setelah pemberian pemberian kompres air hangat
kompres air hangat menunjukkan terhadap nyeri pada penderita
bahwa responden mengalami suatu flebitis di RS DKT Jember.
penurunan terhadap tingkat nyeri z

yang sebelumnya telah dialami. Hal


ini sesuai dengan yang diungkapkan KESIMPULAN DAN SARAN
Potter dan Perry (2010), upaya untuk
mengatasi ketidak nyamanan (nyeri) Kesimpulan
bisa dilakukan dengan stimulus
kutaneus, penggunaan stimulus Dari hasil penelitian yang telah
kutaneus yang tepat dapat membantu dilakukan dapat diambil suatu
mengurangi ketegangan otot yang kesimpulan sebagai berikut:
meningkatkan nyeri. Teknik yang
1. Nyeri pada penderita flebitis
dapat dilakukan yaitu dengan
sebelum diberikan kompres air
masase/pijatan; pemberian sensasi
hangat di RS DKT Jember
hangat dan dingin.
didapatkan nilai ID Pain
Berdasarkan uji statistik
dengan nilai rata-rata 1,0333.
dengan menggunakan uji wilcoxon
di peroleh hasil p value=0,000,
2. Nyeri pada penderita flebitis
p<0,05 maka memiliki arti terdapat
setelah diberikan kompres air
pengaruh dilakukannya kompres air
hangat di RS DKT Jember
hangat terhadap nyeri pada
didapatkan nilai rata-rata
penderita flebitis. Hal ini didukung
0,590.
oleh hasil nilai dari kuisioner ID
Pain dimana nilai rata-rata pre>post
3. Kompres air hangat
yaitu 1,0333>0,9667 pada 30
berpengaruh terhadap nyeri
responden yang telah dilakukan
pada penderita flebilis di RS
penelitian.
DKT Jember.
Sesuai dengan penelitian
sebelumnya dari Endang Triyanto,
Handoyo, Ryan Hara Pramana
(2007) dengan judul Upaya
Menurunkan Skala Flebitis

130
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No. 2, Juni 2017

Saran Irawati. N, Agustin. W. R dan


Ariyani. (2011).
1. Bagi Penderita Flebitis dan Gambaran Pelaksanaan
Keluarga Pemasangan Infus Yang
Diharapkan kepada penderita Tidak Sesuai SOP
flebitis dan keluarga dapat Terhadap Kejadian
menggunakan kompres air Flebitis Di RSUD dr.
hangat setelah pelepasan Soedirman Mangun
infus.pada tangan yang Sumarso Kabupaten
mengalami flebitis. Wonogiri.
http://www.digilib.stikesk
2. Bagi Tenaga Keperawatan usuma husada.ac.id,
Diharapkan tenaga diakses pada tanggal 03
keperawatan dapat memberikan Agustus 2016.
kompres air hangat untuk Jayanti, Kristiyawati dan
mengatasi nyeri. Keluarga Purnomo. (2013).
dapat memberikan kompres Perbedaan Efektivitas
hangat pasca pelepasan infus Kompres Hangat Dan
pada tangan yang mengalami Kompres Alkohol
flebitis. Kompres air hangat Terhadap Penurunan
dapat diberikan selama 20 Nyeri Plebitis Pada
menit setiap kali Pemasangan Infus
pengompresan. Di Rsud Tugurejo
Semarang.
3. Bagi Peneliti http://www.pmb.stikestelo
Peneliti selanjutnya disarankan gorejo .ac.id, diakses pada
untuk mengembangkan beberapa tanggal 29 Oktober 2015.
variabel lain yang belum ada
dalam penelitian. Selain itu Oktafiani.N, St.Nurbaya dan
responden dalam penelitian lebih Hadia. (2013). Pengaruh
dipersempit dengan menyamakan Pemberian Kompres Air
penyebab terjadinya flebitis, Hangat Dan Terapi
penyakit yang sedang dialami, Antibiotik Terhadap
cairan dan obat yang diterima Penyembuhan Phelebitis
oleh pasien serta peneliti Di Ruang Perawatan Anak
selanjutnya juga dapat mengukur Rsud Daya Makassar.
derajat flebitis sehingga hasil http://library.stikesnh.ac.id
penelitian lebih signifikan. , diakses pada tanggal 29
Oktober 2015.
DAFTAR PUSTAKA Potter dan Perry. (2006).
Asmadi. (2012). Teknik Fundamental
Prosedural Keperawatan Keperawatan. Edisi 4.
Konsep Dan Aplikasi Jakarta: Salemba Medika.
Kebutuhan Dasar Klien. Potter dan Perry. (2010).
Jakarta: Salemba Medika. Fundamental

131
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 8, No. 2, Juni 2017

Keperawatan. Buku Wahyunah. (2011). Hubungan


3. Edisi 7. Pengetahuan Perawat
Jakarta: Salemba Tentang Terapi Infus
Medika. Dengan Kejadian
Flebitis Dan
Triyanto, Endang, Handoyo dan
Kenyamanan Pasien
Ryan. H.P. (2007). Jurnal
Diruang Rawat Inap
Keperawatan Soedirman
Rumah Sakit Umum
(The Soedirman Journal of
Daerah (RSUD)
Nursing), Volume 2, No.1,
Kabupaten Indramayu.
Maret 2007. Prevention,
http://www.
2(1), 17–23.
ejournal.say.ac.id,
http://download.portalgaru
diakses tanggal 28 Juni
da.org diakses pada
2016.
tanggal 29 Oktober 2015.

1
2

132

Anda mungkin juga menyukai