Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme otot laring ketika terjadi respirasi

Fungsi respirasi dan laring ialah dengan mengatur besar kecilnya rima glottis. Pada waktu
inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar rongga dada dan M.
Krikoaritenoideus Posterior terangsang sehingga kontraksinya menyebabkan prosesus vokalis
kartilago aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi
oleh tekanan parsial CO2 dan O2 arteri serta pH darah. Bila pO2 tinggi akan menghambat
pembukaan rima glotis, sedangkan bila pCO2 tinggi akan merangsang pembukaan rima
glotis. Hiperkapnia dan obstruksi laring mengakibatkan pembukaan laring secara reflektoris,
sedangkan peningkatan pO2 arterial dan hiperventilasi akan menghambat pembukaan laring.
Tekanan parsial CO2 darah dan pH darah berperan dalam mengontrol posisi pita suara.

Mekanisme otot laring dalam fonasi

Fungsi fonasi laring adalah dengan membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada.
Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plica vokalis. Bila plica vokalis dalam
adduksi, maka m.krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid kebawah dan kedepan,
menjauhi kartilago aritenoid. Pada saat yang bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan
menahan atau menarik kartilago aritenoid ke belakang. Plika vokalis kini dalam keadaan
yang efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya kontraksi m. Krikoaritenoid akan mendorong
kartilago aritenoid ke depan, sehingga plika vokalis akan mengendor. Kontraksi serta
mengendornya plika vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada.

Selama ekspirasi aliran udara melewati ruang glotis dan secara tidak langsung menggetarkan
plika vokalis. Akibat kejadian tersebut, otot-otot laring akan memposisikan plika vokalis
(adduksi, dalam berbagai variasi) dan menegangkan plika vokalis. Selanjutnya, kerja dari
otot-otot pernafasan dan tekanan pasif dari proses pernafasan akan menyebabkan tekanan
udara ruang subglotis meningkat, dan mencapai puncaknya melebihi kekuatan otot sehingga
celah glotis terbuka. Plika vokalis akan membuka dengan arah dari posterior ke anterior.
Secara otomatis bagian posterior dari ruang glotis yang pertama kali membuka dan yang
pertama kali pula kontak kembali pada akhir siklus getaran. Setelah terjadi pelepasan udara,
tekanan udara ruang subglotis akan berkurang dan plika vokalis akan kembali ke posisi saling
mendekat (kekuatan myoelastik plika vokalis melebihi kekuatan aerodinamik). Kekuatan
myoelastik bertambah akibat aliran udara yang melewati celah sempit menyebabkan tekanan
negatif pada dinding celah (efek Bernoulli). Plika vokalis akan kembali ke posisi semula
(adduksi) sampai tekanan udara ruang subglotis meningkat dan proses seperti di atas akan
terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai