Setelah itu, tabung pembakaran dihubungkan dengan pipa penyulingan yang terhubung
dengan tabung penadah uap atau hidrokarbon yang mencair jadi minyak. Segala jenis plastik
bisa diolah dengan cara ini.
Plastik yang dimasukkan ke dalam tabung dipanaskan dengan gas elpiji sehingga terurai dan
uapnya mengendap menjadi minyak.
Agar efisien dan bernilai ekonomis, untuk pembakaran plastik selanjutnya menggunakan
minyak plastik hasil penyulingan. Proses pembakaran dan penyulingan minyak dari limbah
plastik ini ramah lingkungan.
Dalam pembakaran, sama sekali tidak ada asap yang keluar karena setelah disuling, uap
ditampung dalam tabung yang tertutup sehingga asapnya tidak membahayakan.
Soal unsur kimia dalam BBM limbah plastik ini ,memang belum diteliti lebih lanjut. Sejauh
ini, penelitiannya belum sampai pada unsur yang ada seperti timbal atau Pb (Plumbum) yang
terkandung dalam BBM alternatif ini. “Kemungkinan ada karena ini dari minyak bumi juga,”
katanya.
Dari percobaaan tambahan diperoleh hasil bahwa bila plastik yang digunakan sebagai bahan
baku berasal dari bekas botol minuman mineral, maka hasil minyaknya lebih bagus yakni
lebih jernih ketimbang minyak yang berasal dari tas kresek bekas.
Dari hasil ini bisa disimpulkan bahwa semakin jernih dan bersih bentuk limbahnya semakin
bagus minyak yang dihasilkan.
Dari gambar di atas , sampah plastik masuk ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan
sampai plastik – plastik tersebut menguap. Uap Hasil dari proses tersebut kemudian mengalir
ke kondensor-1 akan mengalami proses penyulingan menjadi minyak tanah dan solar.
Sementara itu, uap yang tidak tersuling di kondensor-1 akan mengalir ke kondensor-2. Lalu
uap di dalam kondensor-2 mengalami penyulingan dan menghasilkan premium.
Dari percobaan yang telah ada, 1 kg plastik dapat menghasilkan kurang lebih 1 liter BBM.