Anda di halaman 1dari 6

TREATMENT

Treatment adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan


pengotor-pengotornya yang terikut dalam proses pengolahan atau yang berasal dari
bahan baku minyak mentah.

Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

1. Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor


yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
2. Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
3. Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul
tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas
dengan pour point yang rendah.
4. Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk
minyak pelumas
5. Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.

Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi
atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai
masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam
proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa
gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta
hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi,
hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian
diambil kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa
sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :

1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta

2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam


bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses
hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal
dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi
senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau
pencucian/pelucutan.

Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang lain yaitu
bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara selektif
dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan
mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil
metabolisme mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa
hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan
dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat
menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated
dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-
desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut
juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.

Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk


menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang
terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk
disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-
desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas

Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell
Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini
sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih
terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di
seluruh dunia.

Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan
hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari,
menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis
proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen
sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang
mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan
kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi
dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara
biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses
dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke
absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni.
Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur
yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku
pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

•Absorpsi H2S oleh senyawa soda

•Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme


Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :

 Dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran


hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan
hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-
volume)
 Pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam
1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas
berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di
flare. Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses yang
memerlukan pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak
dimungkinkan.
 Menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan
untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
 Sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan
(plugging atau blocking) pada pipa
 Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi
pada berbagai kondisi proses
 Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi
pada suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
 Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang
regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang
mengandung gas limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.
Proses treating menurut jenis nya di bagi menjadi 3 macam,yaitu :

1.Proses Treating Kimia

Proses ini banyakdi pakai saat ini terutama untu middle distilate yang paling
banyak di pakai masyarakat.proses ini di bagi menjadi 8 bagian :

 Alkali Treating ( treating produk gasoline dan LPG)


 Doctor Treating (treating produk gasoline dan kerosene)
 Acid Treating (treating terhadap warna dan smoke point kerosene)
 Clay Treating (treating terhadap warna,olefin)
 Hidrotreating (treating terhadap sulfur dan feed stock)
 Merox Treating (treating terhadap bau)
 Refinery Gas Treating (treating terhdap gas sulfur)
 Sulfur Recovery (menanggulangi pencemaran udara)

2. Proses Treting Fisika

Treating secara fisika adlah treating dimana di harapkan tidak terjadi perubahan
struktur kimia dari komponen-komponen di dalam produk minyak bumi.Proses
treating secara fisika di bagi menjadi 4,yaitu:

 Edeleanu Proses
 Propane De Asphalthing Unit
 Furfural Extraction Unit
 MEK Dewaxing Unit
3. Proses Electrial Treating

Merupakan alat pemisah garam dalam minyak mentah dengan mengikat


garamtersebut dan mempercepat pengendapan nya dengan jalan menambah bahan
kimia atau dengan menggunakkan tegangan listrik.

Anda mungkin juga menyukai