Anda di halaman 1dari 5

A.

KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN


a. Prematur
Partus prematurus adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu
atau berat badan lahir rendah 500-2499 gram. Factor resiko persalinan premature akan
meningkat kejadiannnya pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
a) Karakteristik Pasien
Kejadian prematuritas pada sebuah kehamilan akan dipicu oleh karakteristik pasien
:status sosial ekonomi yang rendah, termasuk didalamnya penghasilan rendah,
pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi pola nutrisi yang rendah; umur.
Kehamilan pada usia 16 tahun dan primigravida > 30 tahun; riwayat pernah melahirkan
premature; pekerjaan fisik yang berat, tekanan mental (stress) atau kecemasan yang
tinggi dapat meningkatkan kejadian prematur; merokok lebih dari 10 batang sehari;
penggunaan obat bius atau kokain.
b) Factor predisposisi
Beberapa factor penyebab akan menambah keadaan prematuritas antara lain; infeksi
saluran kemih; penyakit ibu seperti hipertensi dalam kehamilan, asma, penyakit jantung,
kecanduan obat, kolestasis, Anemia; keadaan yang menyebabkan distensi uterus
berlebihan yaitu kehamilan multiple, hidromnion, diabetes, isoimunisasi Rh; perdarahan
antepartum; infeksi umum pada ibu; tindakan bedah selama kehamilan; kehamilan
dengan AKDR (Alat Kontasepsi Dalam Rahim).

c) Pengelolaan Kehamilan Dengan Resiko Persalinan Prematur


1) Mendidik ibu dengan resiko tinggi agar mengenal tanda persalinan dini yang harus
diwaspadai sebelum kehamilan 37 minggu dimana gejalanya seperti saat haid, nyeri
pinggang, merasa tekanan pada jalan lahir meningkat, adanya lender bercampur darah
dari kemaluan.
2) Pengawasan ibu dengan resiko tinggi untuk premature setelah kehamilan berumur > 20
minggu dengan cara menanyakan adanya persalinan, jika tanda-tanda tersebut ada
maka periksa keadaan serviks terhadap adanya dilatasi ostium internum atau
eksternum, kemajuan persalinan.
3) Bila ditemukan adanya perubahan serviks dan his pasien harus dirawat.
4) Bila ada persalinan, diberikan terapi : istirahat rebah dengan posisi miring kiri untuk
peredaran darah ke uterus, memberi cairan, mengobati bakteri uri tak bergejala dan
memeriksa kemungkinan infeksi setiap 6-8 minggu, mengurangi stress, istirahat,
perbaikan gizi, tidak melakukan hubungan seksual setelah 20 minggu pada ibu resiko
tinggi, pemantauan kemungkinan adanya kontraksi rahim.
d) Pengobatan
Penatalaksanaan dalam mengobati prematuritas lebih ditujukan untuk mencegah
bayi lahir premature dan jika harus lahir fungsi tubuh terutama paru-paru sudah matang,
tindakannnya antara lain :
1. Tokolitik dengan menggunakan magnesium sufat : dosis awal 4 gram IV dilanjutkan
dengan 1-3 gram perjam. Efek samping yang ditimbulkan yaitu depresi pernafasan,
untuk antidotumnya berupa calsi glukonas; golongan β2 adrenegric untuk merangsang
respon β2 pada otot polos uterus sehingga terjadi relaksasi dan hilangnya kontraksi.
Jenis obatnya yaitu tarbutalin dengan dosisi 0,25 mg permenit diberikan dibawah kulit
setiap 30 menit maksimum 3 kali, atau Ritodrin diberikan secara infuse intravena
maksimum 0,35 mg permenit sampai 6 jam kontraksi hilang dengan dosisi
pemeliharaan secara oral mg setiap 2-6 jam.
2. Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid diberikan pada umur
kehamilan 28-34 minggu dan 24 jam sebelum persalinan, pemberian surfaktan.
3. Metode kanguru untuk merawat bayi premature.
 Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan
menyediaakan situasi dengan kondisi yang mirip dengan rahim ibu.
 Keuntungan metode kanguru: meningkatkan hubungan emosional ibu-bayi,
menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasa, mengurangi stres pada ibu
dan bayi, mengurangi lama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan emosional ibu
denga bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan resiko terinfeksi selama
perawatan di rumah sakit,mempersingkat masa lama di rumah sakit.
 Kriteria bayi untuk metode kanguru: berat badan kurang atau sama dengan 2000 gram,
tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan koordinasi hisap dan
menelan baik, perkembangan selama diinkubator baik, kesiapan dan keikut sertaan
orang tua, sangan mendukung keberhasilan.
b. Postmatur
1. Defenisi
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih.
Istilah lainnya yaitu serotinus. Menentukan kehamilan postmatur dengan menggunakan
rumus neagle dihitung dari HPHT dan berdasarkan taksiran persalinan (280 hari atau
40 minggu) dari HPHT. Pemeriksaaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan
dan lebih akurat.
2. Etiologi
Faktor potensial berupa defenisi hormone adenokortikotrtopik (HCHT) pada fetus
atau defenisi enzim sulfatase plasenta, kelainan sistem saraf pusat pada janin seperti
pada anansefalus; terdapatnya faktor yang mengganggu ibu maupun anak dan
plasenta dengan gambaran klinis: menghilangnya lemak subkutan, kulit kering, keriput,
atau retak-retak, pewarnaan mekonium pada kulit, umbilikus dan selaput ketuban, kuku
dan rambut panjang, bayi malas. Komplikasi yang terjadi: kematian janin dalam rahim
akibat insufisiensi plasenta karena menuanya plasenta, kematian neonatus yang tinggi,
asfiksia. Penilaian kesejahteraan janin harus dilakukan seperti: evaluasdi cairan amnion
dengan amniosentesis atau USG untuk melihat adanya hidramnion, pantau perubahan
denyut jantung janin, menentukan scoring dari USG untuk melihat pernafasan janin,
tonus, pergerakan fetus dan jumlah cairan amnion.
3. Pengelolaan
Pengelolaan dibagi menjadi
a. Ekspektatif : syaratnya keadaan janin baik dengan dasar 60% kehamilan akan berakhir
dengan persalinan spontan pada usia kehamilan 40-41 minggu dan 80% pada
kehamilan 43 minggu
b. Aktif : tanpa melihat keadaan serviks induksi harus dilakukan pada fetus yang memiliki
resiko untuk mengalami dismaturitas atau bila kehamilan mencapai 44 minggu,
syaratnya dilakukan pengawasab intrapartum yang lebih ketat. Induksi dilakukan
dengan tetesan oksitosin perinfus atau dengan pemakaina preparat prostaglandin.
c. Intra Uterine Growth Retaldation (Iugr)
1. Defenisi
IUGR adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk usia kehamilan
bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran labih kecil dengan usia kehamilannya.
Penyebab IUGR dibedakan menjadi 3 faktor, yaitu :
a. Maternal/ibu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronik, riwayat diabetes
millitus, penyakit jantung dan pernafasan, malnutrisi dan anemia, onfeksi, pecandu
alkohol, obat-obat tertentu, dan perokok.
b. Uterus dan plasenta: penurunan aliran daraha dari uterus ke plasenta, plasenta
abruption, plasenta previa, infark plasenta.
c. Faktor janin antara lain: janin kembar, penyakit infeksi, kelainan konginitalo, kelainan
kromosom, pajanan teratogen.
2. Manifestasi Klinik
Bayi-bayi lahir IUGR biasanya tampak kurus, pucat dan berkulit keriput:tali puxsat
umumnya tampak rapuh dan layu dibandingkan pada bayi normal yang tebal ndan kuat;
Intra Uterine Growth Syndrom (IUGR) muncul sebagai akibat dari berhentinya
pertumbuhan jaringan atau sel.
3. Pencegahan
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah IUGR, adalah sebagai berikut:
usahakan hidup sehat, hindari stres selama kehamilan, hindari mengkonsumsi obat-
obatan yang tidak dianjurkan selama hamil, olahraga teratur, hindarai alkohol, rokok
dan narkoba, periksakan kehamilan secara rutin.
4. Prognosis
Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati
(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam
masa kanak-kanak nantinya. Kasus IUGR dapat muncul sekalipun ibu dalam kondisi
sehat.
5. Diagnosis
Untuk menegakan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan dengan menanyakan
riwayat ibu apakah faktot-faktor ibu seperti dijelaskan diatas ada atau tidak, periksa
tinggi fundus uteri (TFU) apakah sesuai atau tidak dengan usia kehamilan,lakukan
ultranonograf (USG) fetomaternal, periksa denyut jantung janin dengan menggunakan
doppler velocimetry.

d. INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)


1. Defenisi
Intra Uterine Fetal Death/kematian janin dalam rahim yaitu kematian yang terjadi saat
UK lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih
(Nasdaldy).
2. Etiologi
Penyebab IUFD sering kali dipicu oleh: ketidak cocokan rhesus darah ibu dan janin,
ketidak cocokan golongan darah ibu dan janin, gerakannya janin terlalu aktif, penyakit
pada ibu, kelainan kromosom, trama saat hamil, infeksi pada ibu, kelainan bawaan
pada janin, perdarahan anterpartum, penyakit saluran kencing, penyakit endokrin,
malnutrisi dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai