Anda di halaman 1dari 8

Jangan biarkan Ramadhanmu sia-sia : Istiqomah solusinya

Memancing Istiqomah di Bulan Penuh Berkah


Oleh: Rosyid Abu Rosyidah
Saudaraku sekalian yang mencintai sunnah, dan dicintai oleh Allah Jalla
wa ‘alaa, siapapun pasti menyadari bahwa moment Ramadhan adalah
moment Istimewa, dan akan tercipta suatu kondisi yang mendorong diri
kita untuk jadi lebih baik lagi. Itu semua terjadi karena sejatinya Allah
Jalla wa ‘alaa sendiri telah menetapkan bulan yang penuh berkah ini dan
menjadikannya sebagai salah satu moment besar untuk menggapai
kemuliaan di akhirat kelak, ini merupakan kesempatan bagi hamba-hamba
Allah Jalla wa ‘alaa yang bertakwa untuk berlomba-lomba dalam
melaksanakan ketaatan dan mendekatkan diri kepada-Nya
Saudaraku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Alloh Jalla
wa ‘Alaa, dengan kita meyakini bahwasanya keindahan dan kesempurnaan
Islam ini juga karena adanya bulan Ramadhan didalamnya, maka patutlah
kita untuk prepare, mempersiapkan bagaimana meraih kebaikan maksimal
di bulan berkah, dan mempertahankan kebaikan tersebut di bulan-bulan
setelahnya.
Dan salah satu bentuk kebaikan yang mesti kita maksimalkan adalah
Istiqomah, Istiqamah merupakan salah satu anugrah Allah terbesar dalam
beragama setelah kita mendapatkan anugrah hidayah. Istiqamah beragama
juga merupakan hal yang paling membutuhkan perjuangan, sebagaimana
perkataan orang:
“Mempertahankan lebih sulit daripada menggapai”.
Allah menyebutkan keutamaan istiqamah dalam Al-Quran yaitu tidak
merasa takut dan sedih serta mendapatkan janji berupa kegembiraan dan
surga. Allah Ta’ala berfirman,

‫إئزن االزئذيِزن ازقاَنلوُا ازربَبنزنَاَ االلزنه اثننزم ااحسننتَزنزقاَنموُا اتزنتَزننَز نززنل ازعلزحيئهننم االحزملَئئزكننة ازألَ اتززخنناَنفوُا ازولَ اتزححززننوُا‬
‫جزئة االزئتَيِ انكحنَتَنحم انتوُزعندوزن‬ َ‫زوأزبَحئشنروا ائبَاَلح ز ن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”
kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa
takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS.
Fushilat: 30)

Begitu juga pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada


sahabatnya yang ingin diajarkan mengenai agama Islam dan hal tersebut
bisa mencakup seluruhnya. Maka beliau mengajarkan iman kepada Allah
dan kemudian istiqamah.
Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,

‫يِاَ رسوُزل اللزئه قنل لئنيِ ئفننيِ ا حئلحسنزلَئم قز نوُللَ زلَ أزحسنأزنل زعحنَنهن أزحنلدا بَنحعنزدزك )وئفنيِ حنئديِ ئ‬
ِ‫ث أزبَئني‬ ‫ز ز‬ ‫ز ز‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ز زن‬
‫ت ئبَاَللزئه زفاَحستَزئقحم‬ ‫أنزساَزمةز زح‬
‫ ازقاَزل قنحل آزمحنَ ن‬.َ(‫غينزرزك‬
“Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku
dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam
sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain
setelahmu (dalam hadits Abu Usamah dikatakan, “selain engkau”).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah: “Aku
beriman kepada Allah“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.”
(HR. Muslim)

Kiat Istiqomah:
Istiqomah Hati
‫ئ ئ‬ ‫لَ ايِستَزئقيم اإئيِماَنن ازعبدد احزتَىَّ ايِستَزئقيم اقزنحلبنه او ز ئ‬
‫ساَنهن‬
‫لَ ايِزحستَزقينم اقزنحلبننه ازحزتَىَّ ايِزحستَزقيزم ال ز‬ ‫ززح ن ز ح ز زح ز ن ز‬
“Tidaklah seorang hamba akan lurus atau istiqomah sampai ia
meluruskan atau mengistiqomahkan dulu hatinya, dan tidaklah hati
seorang hamba akan lurus atau istiqomah sampai ia meluruskan atau
meng-istiqomahkan dulu lisannya.” (HR. Ahmad)
Mengkaji Al Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya.
Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang
beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah
Ta’ala berfirman,

‫ت االزئذيِزن اآزمننَوُا ازونهلدىَ ازوبَنحشزرىَ الئحلنمحسلئئميزن‬ ‫س ائمحن ازربَب ز‬


‫ك ابَئاَلحزحبق الئينثزب ز‬ ‫ح االحنقند ئ‬
‫قنحل انزنزلزنه انرو ن‬
“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari
Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah
beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)”.” (QS. An Nahl: 102)
Oleh karena itu, Al Qur’an itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk
meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana
terdapat dalam ayat,

‫زوقزنناَزل االزنئذيِزن ازكزف ننروا الزنحوُلَ ا نن نبززل ازعلزحي نئه االحنق نحرآنن انجحملز نلة ازوائح نزدلة ازك نزذلئ ز‬
‫ك الئنَنثزب ن ز‬
‫ت ابَئنئه افنن نزؤازدزك‬
َ‫زوزرتزنحلزنَاَنه اتزنحرئتيل‬
“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil
(teratur dan benar).” (QS. Al Furqon: 32)
Al Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam
agamanya. Alasannya, karena Al Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi
hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
‫ئ‬ ‫ئئ‬
‫نهزوُ اللزذيِزن اآزمننَوُا انهلدىَ ازوشزفاَءء‬
“Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Fushilat: 44).
Konsekuen, tidak berlebihan dan tidak pula ceroboh
Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam
menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan.
Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada
amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam
hadits dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda

‫ب ااحلزحعزماَئل اإئزلىَّ االلزئه ازماَ ازدازم ازوإئحن اقززل‬


‫أززح ز‬
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang
kontinu walaupun itu sedikit.” (HR.Bukhari).
’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras
untuk merutinkannya.
Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah bahwa amalan
yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang
banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan
sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir,
pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan
membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa
Ta’ala. Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan
ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit
namun sesekali saja dilakukan.”
Membaca kisah-kisah orang sholih dalam istiqomah.
Dalam Al Qur’an banyak diceritakan kisah-kisah para nabi, rasul, dan
orang-orang yang beriman yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah jadikan
untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi
permusuhan orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman,
‫ئ‬
‫ك ائمن نحن اأزنحنبزنناَء االبرنسن نئل ازمنناَ ا ننثز نب ن ن‬
‫ت ابَنئنئه افنن نزؤازدزك ازوزجنناَءززك ائفننيِ ازهن نئذئه االحزحن نبق‬ ‫ص ازعلزحين ن ز‬
‫زونكلَ انزننقن ن ب‬
‫زوزمحوُئعظزءة ازوئذحكزرىَ الئحلنمحؤئمئنَيزن‬
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-
kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah
datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-
orang yang beriman.” (QS. Hud: 120)
Contohnya kita bisa mengambil kisah istiqomahnya Nabi Musa ‘alaihis
salam dalam firman Allah,

ِ‫ب انموُزسننىَّ اإئنزنناَ الزنمن نحدزرنكوُزن اقزنناَزل ازكلَ اإئزن ازمئعن نزيِ ازربَبنني‬ ‫فزنلززمنناَ اتزن نزرازءىَ االحزجحمزعنناَئن اقزنناَزل اأز ح‬
‫صن نزحاَ ن‬
‫زسيزنحهئديِئن‬
“Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-
pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa
menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku
besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”.” (QS. Asy
Syu’aro: 61-62).

Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Musa ‘alaihis salam ketika berada


dalam kondisi sempit? Dia begitu yakin dengan pertolongan Allah yang
begitu dekat. Inilah yang bisa kita contoh. Oleh karena itu, para salaf
sangat senang sekali mempelajari kisah-kisah orang sholih agar bisa
mengambil teladan.
Memperbanyak do’a pada Allah agar diberi keistiqomahan.
Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdo’a kepada
Allah agar diberi keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Qur’an Allah
Ta’ala memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo’a kepada-Nya
untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Ta’ala
berfirman,

َ‫ص ناَبَزننهحم ائفننيِ ازس نئبيئل االلزنئه ازوزمننا‬ ‫ئ‬ ‫ئ‬ ‫ئ‬
‫زوزك نأزيِبحن ام نحن انزبئنييِ ازقاَتزنزل ازمزع ننه ائربَبنيبننوُزن ازكثي نءر افززمنناَ ازوزهنَنننوُا الزمنناَ اأز ز‬
َ‫صاَبَئئريِزن ازوزماَ ازكاَزن اقزنحوُلزنهحم ائإلَ اأزحن ازقاَنلوُا ازربَزنزنَاَ ااحغئفحر الزنَنزنا‬
‫ب اال ز‬ ‫ضعننفوُا ازوزماَ ااحستَززكاَننوُا ازواللزنه ايِنئح ب‬ ‫ز‬
‫ئ‬
‫صنحرزناَ ازعلنزنىَّ االحزقنحوُم االحزكنناَفئئريِزن ازفآَتنزناَنهنم االلزنهن‬ ‫ت اأزقحنزدازمزنَاَ ازوانح ن‬‫ذن نوُبَزننَنزناَ ازوإئحسنزرافزنزنَاَ ائفننيِ اأزحمئرننزناَ ازوثزنبن ح‬
‫ب االحنمححئسئنَيزن‬ ‫ب االئخزرئة ازواللزنه ايِنئح ب‬ ‫ب االبدنحنزياَ ازونححسزن اثزنزوُا ئ‬ ‫ثزنزوُا ز‬
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi
lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak
lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-
orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Rabb kami,
ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-
lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir‘. Karena itu Allah memberikan
kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Ali ‘Imran: 146-
148).

Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

‫صحرزناَ ازعزلىَّ االحزقحوُئم االحزكاَفئئريِزن‬


‫ت اأزقحزدازمزنَاَ ازوانح ن‬
‫صبنلرا ازوثزنب ح‬ ‫زربَزنزنَاَ اأزفحئر ح‬
‫غ ازع زحلينزنَاَ ا ز ح‬
“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir” (QS. Al
Baqarah: 250)

Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran di atas jalan yang
lurus adalah,

‫ب‬ ‫ك اأزنح ز‬
‫ت االحزوُزهاَ ن‬ ‫ب الززنَاَ ائمحن الزندنح ز‬
‫ك ازرححزملة اإئنز ز‬ ‫غ اقننلنوُبَزنزنَاَ ابَزنحعزد اإئحذ ازهزديِحنتَزنزنَاَ ازوزه ح‬
‫زربَزنزنَاَ الَ اتنئز ح‬
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah
kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah
Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 8)
Bergaul dengan orang-orang sholih.
Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab utama yang
membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengahtengah mereka. Allah
Ta’ala berfirman,
‫صنحم ابَئناَللزئه افزنزقنحد‬
‫ت االلزئه اوئفينكنم ارسننوُلننه اومنن ايِنحعتَز ئ‬
‫ز ح ز ن زز ح ز‬ ‫ف اتزحكنفنروزن ازوأزنحنتَنحم اتن حنتَنزلىَّ ازعلزحينكحم اآزيِاَ ن‬ ‫زوزكحي ز‬
‫صزرادط انمحستَزئقيدم‬ ‫نهئدي اإئزلىَّ ا ئ‬
‫ز‬
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan
ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada
ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada
(agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran: 101).
Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang
baik. Allah Ta’ala berfirman,

‫صاَئدئقيزن‬
‫زيِاَ اأزيِبنزهاَ االزئذيِزن اآزمننَوُا ااتزننقوُا االلززه ازونكوُننوُا ازمزع اال ز‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah:
119).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar


bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering
menasehati kita

‫ك اوزناَفئئخ االحئكينئر افزحاَئمنل االحئمسن ئ‬


‫ك اإئزمنناَ اأزحن‬ ‫صاَلئئح اوال ز ئ ئ ئ ئ‬ ‫زمثزنل االحزجئلي ئ‬
‫ز ن ح‬ ‫سحوُء ازكزحاَمئل االحمحس ز‬ ‫س اال ز ز‬
‫ع ائمحنَننه ازوإئزمناَ اأزحن اتزئجنزد ائمحنَننه ائريِلحناَ اطزيببزنلة ازوزناَفئننخ االحئكينئر اإئزمناَ اأزحن ايِنححنئرزق‬ ‫يِنححئذيِز ز‬
‫ك ازوإئزماَ اأزحن اتزنحبزتَاَ ز‬
‫ك ازوإئزماَ اأزحن اتزئجزد ائريِلحاَ ازخئبيثزةل‬ ‫ثئزياَبَز ز‬
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang
jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai
besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa
membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan
pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus
terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR.Bukhari).
Inilah beberapa kiat mengenai istiqomah. Wallohu A’lam.
Semoga Allah senantiasa meneguhkan kita di atas ajaran agama yang hanif
(lurus) ini. Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah
hati kami di atas agama-Mu.

Anda mungkin juga menyukai