Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


( PTK )

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS


SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI ( TIK ) MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VIII SMPN 6 REMBANG

DISUSUN OLEH :

NAMA : SUPARWO
HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS


SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI ( TIK ) MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VIII SMPN 6 REMBANG
KABUPATEN REMBANG

Kepala Sekolah

.............................
ABSTRAK

Penelitian berjudul “ Upaya peningkatan hasil belajar dan Aktivitas Siswa


dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Kelas VIII SMPN 6 Rembang Kabupaten Rembang”.
Penelitian ini berangkat dari latar belakang perlunya dilakukan pembaharuan dalam
peningkatan kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) di SMP sebagai respon semakin
melemahnya kualitas belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, materi
pembelajaran tidak konstektual dan kinerja siswa rendah, baik pada proses maupun
produk belajarnya. Sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran tradisional sehingga memerlukan upaya untuk memenuhi
KBK.
Keadaan tersebut berpotensi menimbulkan kejenuhan, kebosanan, serta
menurunkan minat dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian permasalahan
diatas, melalui penelitian ini diharapkan guru mampu memainkan peran sebagai
inovator pembelajaran. Peningkatan kreativitas guru perlu dikembangkan.
Penelitiian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data
dan anlisisnya melalui kajian – kajian reflektif, partisipatif, dan kolaboratif.
Pengembengan program didasarkan pada data – data dan informasi dari siswa,
gurudan setting sosial kelas secara alamiah melalui tiga tahapan siklus penelitian
tindakan kelas.
Untuk meningkatkan hasil belajardan aktivitas siswa dalam pembelajaran
teknologi informasi dan komunikasi di PTK dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Penelitian ini dilakukan di SMPN 6 Rembang dengan tiga
siklus. Pada sikluspertama sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi
belajarkooperatif tipe STAD sehingga dilakukan tindakan dengan memberi penjelasan
kepada siswa tentang prinsip – prinsip pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dilain sisi
guru sebagai kolaborator dalam PTK ini juga belum maksimal dalam
mengimplementasikan pemeblajaran kooperatif tipe STAD. Dalam siklus kedua siswa
dan guru sudah mulai memahami implementasinpembelajaran kooperatif tipe STAD
dan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi terhadapguru dan siswa mulai terbiasa menciptakan suasana pembelajaran
yang mengarah pada pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dan hasil
observasi, aktivitas siswa meningkat dari 69 % menjadi 74 % pada siklus kedua
menjadi 85% pada siklus ketiga. Sementara itu hasil ulangan harian menunjukkan
peningkatan dari rata – rata sebesar 5,48 pada ulangan harian kesatu ( sebelum
penggunaan pembelaran kooperatf tipe STAD) menjadi rata – rata 6,53 pada ulangan
harian kedua dan menjadi rata – rata 7,33 pada ulangan harian ketiga ( setelah
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD ). Dari hal pelaksanaan, siklus
pertama, kedua dan ketiga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
teknologi informasi dan komunikasi pada kelas VIII SMPN 6 Rembang, Kabupaten
Rembang

Kata kunci : hasil belajar, aktivitas siswa, dan pembelajaran kooperatif tipe STAD
( Student Teams Achievement Division )
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Kurikulum TIK disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini kesejahteran bangsa tidak hanya
bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik ,tetapi bersumber
pada modal perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.. Dengan demikian
tuntutan untuk terus – menerus meutakhirkan teknologi informasi dan komunikasi
menjadi suatu keharusan. Pengembangan kurikulum TIK merespons secara positif
berbagai perkembangan informasi.. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi
program pembelajaran TIK dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi
TIK menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip – sosial, ekonomi, budaya dan
kewarganegaraan sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak mulia.
Wachidi ( 2000 ) merumuskan tujuan pokok dari pengajaran TIK, yaitu : (a)
memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana bersikap terhadap teknologi
yang berkembang saat ini; (b) memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana
cara berhubungan dengan manusia lain; (c) memberikan pengetahuan kepada manusia
bagaimana cara berhubungan dengan tuhannya.
Memperhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran TIK maka
seharusnya pembelajaran disekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi,
menantang dan bermakna bagi peserta didik.Kegiatan belajar mengajar mengandung
arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, murid, bahan ajar dan sarana lain
yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung.
Dari uraian diatas dapat asumsikan bahwa mata pelajaran TIK mempunyai
nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
unggul, handal, dan bermoral semenjakdini. Hal yang menjadi hambatan selama ini
dalam pembelajaran TIK adalah kurang dikemasnya pembelajaran TIK dengan
metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan. Para guru sering kali
menyampaikan materi TIK apa adanya, sehingga pembelajaran TIK cenderung
membosankan dan kurang menarik minat para siswa yang pada gilirannya prestasi
belajar siswa kurang memuaskan. Disisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas
siswa dalam pembelajaran TIK masih rendah. Setidaknya ada tiga indikator yang
menunjukkan hal ini. Pertama, siswa kurang memiliki keberanian untuk
menyampaikan pendapat kepada orang lain. Kedua, siswa kurang memiliki
kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri. Dan ketiga, siswa belum terbiasa
bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain.
Pembelajaran mata pelajaran TIK sering dianggap suatu kegiatan yang
membosankan , kurang menantang, tidak bermakna serta kurang terkait dengan
kehidupan seharian. Akibatnya banyak kritkanyang ditujukan kepada guru – guru
yang mengajarkan TIK, antara lain rendahnya daya kreasi gurudan siswa dalam
pembelajaran, kurang dikuasainya materi TIK oleh siswa, dan kurangnya variasi
pembelajaran.
Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan membuat
pelajaran lebih bermakna dan berarti dalam kehidupan anak. Diktakan demikian,
karena (1) adanya keterlibatan siswa dalam menyusun dan membuat perencanaan
proses mengajar, (@0 adanya keterlibatan intelektual emosional siswa melalui
dorongan dan semangat yang dimilikinya, (3) adanya keikut sertaan siswa secara
kreatif dalam mendengarkan dan memperhatikan apa yang disajikan guru.
Agar pembelajaran TIK menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan, dapat dilakukan melalui berbagai cara yang cukup efektif adalah
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD ( Student
Teams Achievement Divisions ). Oleh karene itu, perlu diadakan penelitian tindakan
kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif dengan
tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
TIK

B. Identifikasi masalah
1. Pembelajaran TIK dikelas masih berjalan monoton.
2. Belum ditemukan strtegi pembelajaran yang tepat
3. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa
4. Metode yang digunakan bersifat konvensional
5. Rendahnya kualitas pembelajaran TIK
6. Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran TIK

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menerapkan pembelajaran model kooperatif dengan tipe STAD
agar dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) ?
2. Apakah penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran TIK ?

D. Cara Memecahkan Masalah


Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu model
pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD ( Student Teams Achievement
Divisions ). Dengan model pembelajaran ini, diharapkan hasil belajar dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran TIK meningkat.

E. Hipotesis Tindakan
1. Dengan diterapkan model pembelajaran model kooperatif dengan tipe STAD
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran TIK.
2. Dengan diterapkan model pembelajaran model kooperatif dengan tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK

F. Tujuan PTK
1. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran TIK
2. Siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk
menyampaikan pendapat , ide, gagasan, dan pertanyaan.
3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu memper
tanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok
4. Seluruh siswa menguasai materi pelajaran secara tuntas

G. Manfaat Penelitian
1. Proses belajar mengajar TIK tidak lagi monoton
2. Ditemukabn strategi pembelajaran yang tepat
3. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri / kelompok meningkat
4. Keberanian siswa mengungkap ide, pendapat, pertanyaan meningkat
5. Kualitas pembelajaran TIK meningkat
6. Hasil belajar siswa mata pelajaran TIK meningkat
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakekat Model Pembelajara Kooperatif


1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatf adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

2. Unsur – Unsur Pembelajaran kooperatif


Unsur – unsur pembelajaran kooperatif paling sedikit ada empat macam, yakni
saling ketergantungan, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan ketrampilan
menjalin hubungan antar pribadi.

3. Pentingnya Pembelajaran Kooperatif


1. Memudahkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran
2. Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati
3. Para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, pandangan
4. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa
5. Mencegah timbulnya gangguan kejiwaan
6. Mencegah terrjadinya kenakalan dimasa remaja
7. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
8. Meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri
9. Meningkatkan motivasi belajar
10. Meningkatkan hubungan positif antara siswa dengan guru

B. STAD ( Student Teams Achievement Divisions )


Langkah – langkah model pembelajaran kooperatf tipe STAD adalah sbb :
1. Para siswa didalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing - masing
Terdiri terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok
2. Guru menyampaikan materi pelajaran
3. Guru meberikan tugas kelompok dengan menggunakan lembar kerja
4. Gur memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa
5. Setiap akhir pelajaran guru memberi evalusai
6. Tiap siswa/kelompok diberi skor
7. Kesimpulan

C. Kerangka Pemecahan Masalah

1. Keadaan sekarang
a. Pembelajaran TIK monoton
b. Belum ditemukan strtegi pembelajaran yang tepat
c. Metode konvensional
d. Rendahnya kualitas pembelajaran TIK
e. Renddahnya hasil pembelajaran TIK
2. Perlakuan
a. Penjelasan pembelajaran
b. Pelatihan pembelajaran STAD
c. Simulasi pembelajaran dengan tipe STAD
3. Hasilan
a. Guru mampu menerapkan pembelajaran dengan tipe STAD
b. Kualitas pembelajaran TIK meningkat
c. Hasil Pembelajaran TIK meningkat
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, dan
siklus PTK.

1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 6 Rembang, Kabupaten
Rembang untuk mata pelajaran TIK. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah
kelas VIII tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdiri
dari 18 siswa perempuan dan 22 siswa laki – laki.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2010/2011 yaitu bulan
Juli sampai dengan Desember 2010. Penentuan waktu penelitian mengacuu pada
kalender akademik sekolah karena PTK memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas

3. Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat hasil peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran TIK melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD.

B. Persiapan PTK
Sebelum PTK dilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akan
digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pembelajaran yang
akan dijadikan PTK, Yaitu kompetensi dasar (KD): Membuat dokumen pengolah
kata sederhana. Selain itu juga akan dibuatkan perangkat pembelajaran yang berupa :
(1) Lembar Kerja Siswa, (2) Lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun
daftar nama kelompok.
Komposisi perempuan 18 siswa dan laki – laki 22 siswa.

C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjekpenelitian adalah siswa kelas VIII
terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 18 siswa dan laki – laki 22 siswa.

D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa,
guru, teman sejawat serta kolaborator.

1. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar.

2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran model
kooperatif dengan tipe STAD dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Teman Sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk
melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun
guru.untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan

E. Teknik dan Alat Pengumpulan data

1. Teknik
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi,
wawancara, dan diskusi.
a. Tes ; dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
b. Obseervasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi
siswa dalam PBM dengan implementasi tipe STAD
c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD
d. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil
siklus PTK

2. Alat Pengumpulan data


Alat pengumpul data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, wawancara, dan
diskusi sebagaimana berikut ini
a. Tes : menggunakan butir soal untuk mengukur hasil belajar siswa
b. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
partisipasi siswa daalam proses PBM
c. Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran tipe
STAD.
d. Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus


penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. hasil belajar dengan menganalisis nilai rata – rata ulangan harian,
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinngi, sedang, rendah.
2. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar TIK dengan menganalisis
Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar TIK. Kemudian dikategori
Kan dalam klasifikasi tinggi, sedsangendah
3. Implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menganalisis
Tingkat keberhasilan implementasi tipe STAD kemudian dikategorikan
Dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil

G. Prosedur Penelitian

Siklus I
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi sebagaii berikut :

1. Perencanaan ( Planing )
a. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Membuat rencana pembelajaran kooperstif tipe STAD
c. Membuat lembar kerja siswa
d. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan ( Acting )
a. Membagi siswa dalam 5 kelompok
b. Menyjikan materi pelajaran
c. Diberikan materi diskusi
d. Dalam diskusi kelompok, guru mengarahkan kelompok
e. Salah satu kelompok dari diskusi, mempresentasikan hasil kerja.
f. Guru memberikan kuis atau pertanyaan
g. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan
h. Penguatan dan kesimpulan secara bersama – sama
i. Melakukan pengamatan atau observasi

3. Pengamatan ( Observation )
a. Situasi kegiatan belajar mengajar
b. Kkeaktifan siswa
c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok

4. Refleksi ( Reflecting )
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat
Sebagai berikut :
a. Seba gian besar ( 70%dari siswa ) berani menanggapi dan mengemuka
kan pertanyaan dari guru
b. Sebagian besar ( 70% dari siswa ) berani menanggapi dan mengemuka
kan pendapat tentang jawaban siswa yang lain
c. Sebagian besar ( 70% dari siswa ) berani dan mampu untuk bertanya
tentang materi pelajaran pada hari itu
d. Lebih dari 80% anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas
kelompoknya
e. Penyelesaian tugas kelopmok sesuai dengan waktu yang disediakan

Siklus 2
Siklus kedua terdiri dari : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi

1. Perencanaan ( Planing )
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
Pada siklus pertama

2. Pelaksanaan ( Acting )
Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD berdasarkan
Rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama

3. Pengamatan ( Observasion )
Tim peneliti ( guru dan kolaborator ) melakukan pengamatan terhadap
Aktifitas pembelajaran kooperatif tipe STAD

4. Refleksi ( reflecting )
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
Menyusun rencana untuk siklus ketiga
Siklus 3

1. Perencanaan ( Planning )
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus kedua

2. Pelaksanaan ( Acting )
Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD
Berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi dari siklus kedua

3. Pengamatan ( Observation )
Tim peneliti ( guru dan kolaborator ) melakukan pengamatan terhadap
Aktivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD

4. Refleksi 9 Reflecting )
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan
Menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam peningkatan aktivitas dan
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran TIK di sekolah.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PPENELITIAN

A. Siklus pertama ( satu pertemuan )


Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi

1. Perencanaan ( Planning )
a. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Membuat rencana pembelajaran kooperstif tipe STAD
c. Membuat lembar kerja siswa :
d. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2.. Pelaksanaan ( Acting )


Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuaii dengan rencana. Hal
ini disebabkan :
a. Sebagian kelompok belum terbiasa dengan kondisi belajar berkelompok
b. Sebagian kelompok belum memahami langkah – langkah pembelajaran
kooperatif tipe STAD secara utuh dan menyeluruh.
Untuk mengatasi masalah diatas dilakukan upaya sebagai berikut :
a. Guru dengan intensif memberi pengertian kepada siswa kondisi dalam
kelompok, kerja sama kelompok, keikutsertaan siswa dalam kelompok
b. Guru membantu kelompok yang belum memahami langkah - langkah
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan
teman sejawat dapat disimpulkan :
a. Siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar kelompok
b. Siswa mulai ter biasa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD
c. Siswa mampu menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
memiliki langkah – langkah tertentu.

3. Observasi dan Evaluasi ( Observation and evaluation )


a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus pertama dapat
dilihat dalam tabel

Tabel 1

Kelompok Skor Skor Ideal Presentase Keterangan


perolehan
Mawar 11 16 69
Melati 12 16 75
Kamboja 14 16 88 Tertinggi
Teratai 10 16 63
Bonssai 8 16 50 Terendah

b. Hasil observasi Siklus 1. Aktivitas Guru dalam PBM


Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus
pertama masih tergolong rendah dengan perolehan skor 27 atau 61,36% sedangkan
skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri didepan kelas dan
kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan pembelajaran
secara kooperatif.
c. Hasil evaluasi siklus 1, Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
Selain aktivitas guru dalm PBM, penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan rata –
rata hanya mencapai 62 atau 62%.

4. Refleksi dan Perencanaan Ullang ( reflecting and Replaning )


Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adalah
sebagai berikut :
a. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah
kepada pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini diperoleh
dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai
69%
b. Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan mengguna
kan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Mereka merasa senang dan
antusias dalam belajar, hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap
aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 69%
c. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata – rata 6,20
d. masih ada kelompok yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan waktu
yang ditentukan. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang serius
dalam belajar.
e. Masih ada kelompok yang kurang mampu dalam mempresentasikan
kegiatan.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang
telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat
dibuat perencanaan sebagai berikut :
1. Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
2. Lebih inntensuif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3. memberi pengakuan atau penghargaan ( reward )

B. Siklus Kedua ( dua pertemuan )


Siklus kedua terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi
serta replaning.

1. Perencanaan ( Planing )
Perencanaan pada siklus kedua berdasarakan perencanaan siklus pertama
yaitu :
a. Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
b. Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
c. Memberi pengakuan atau penghargaan
d. Membuat perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lebih
mudah dipahami oleh siswa

2. Pelaksanaan ( Acting )

a. Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran kooperatif


tipe STAD. Tugas yang diberikan guru kepada kelompok dengan menggu
lembar kerja akademik mampu dikerjakan dengan baik. Siswa dalam satu
kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelaja
ran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama
anggota kelompok
b. Sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi
suatu presentesi dari kelompok lain
c. Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai
tercipta

3. Observasi dan Evaluasi ( Observation dan Evaluation )

a. Hasil Observasi aktivitas siswa dalam PBM Selama siklus kedua dapat
dilihat pada tabel dibawahini.
Tabel 2
Perolehan skor aktivitas siswa dalam PBM siklus kedua

Kelopmpok Skor Skor Ideal Presenatase Keterangan


Perolehan 9%)
Mawar 12 16 75
Melati 13 16 81
Kamboja 14 16 88 Tertinggi
Teratai 11 16 69
Bonsai 10 16 63 Terendah
Rerata 12 16 74

b. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong
sedang. Hal ini mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor ideal
44 nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80 %
c. Hasil evaluasi pengutingasaan siswa terhadap materi pembelajaran pada
siklus kedua juga tergolong sedang yakni dari nilai skor ideal 100 nilai
rerataskor perolehan adalah 70 atau 70%.
d. Hasil ulangan harian kedua ( setelah menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD ) juga mengalami peningkatan yang sebelumnya
( belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD ) 5,48 menjadi
setelah dikakukan pembelajaran kooperatif. Ini berarti naik 1,05

4. Refleksi dan Perencanaan Ulang ( Reflecting and Replaning )


Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai
berikut :
a. Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah ke pembelajaran kooperatif
siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami
tugas yang diberikan oleh guru. Siswa mampu mulai berpartisipasi dalam
kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mampu mempre
sentasikan hasil kerja dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil
observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 69% pada siklus pertama
Menjadi 74% pada siklus kedua.
b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM Didukung oleh meningkatnya
aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembela
jaran yang mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Guru Intensif membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam
PBM dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM
Meningkat dari 61,36% pada siklus pertama menjadi 80% pada siklus
Kedua
c. Meningkatnya aktivtas siswa dalam melaksanakan evaluasi terhadap
kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan
hasil evaluasi 6,20 pada siklus pertama meningkat menjadi 7,00 pada
siklus kedua.
d. Meningkatnya rata – rata nilai ulangan harian dari 5,48 ( ulangan harian I )
sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi 6,53
( ulangan harian II ) setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.

C. Siklus Ketiga ( tiga pertemuan )

1. Perencanaan ( Planing )
Perencanaan pada siklus ketiga berdasarkan replaning siklus kedua yaitu :
a. Memberikan motivasi kepada kelmpok agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran
b. Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesilitan
c. memberi pengakuan atau penghargaan
d. Membuat perangkat pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang lebih baik lagi

2. Pelaksanaan ( Acting )
a. Suasana pembelajaran sudah lebih sudah mengarah pada pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Tugas yang diberikan guru pada kelompok dengan
lembar kerja akademik mampu dikerjakan dengan lebih baik lagi. Siswa
dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai
materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi
antar sesama anggota kelompok. Siswa kelihatan lebih antusias mengikuti
proses belajar mengajar.
b. Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi
suatu presentase dari kelompok lain.
c. Suasana pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan sudah lebih
tercipta.

3. Observasi dan Evaluasi ( Observation and Evaluation )


Hasil observasi selama siklus ketiga dapat dilihat seperti dibawah ini.
a. Hasil Observasi aktivitas siswa dalam PBM pada siklus ketiga dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3
Perolehan skor aktivitas siswa dalam PBM siklus III

Kelompok Skor Skor Ideal Presentase Keterangan


Perolehan (%)
Mawar 14 16 88
Melati 14 16 88
Kamboja 15 16 94 Tertinggi
Teratai 13 16 81
Bonsai 12 16 75 Terendah
Rerata 16 85

b. Hasil observasi siklus ketiga aktivitas guru dalam PBM mendapat rerata
nilai perolehan 40 dari skor ideal 44 atau 91%. Hal ini berarti menunjukkan
adanya peningkatan yang sangat signifikan.
c. Hasil evaluasi siklus ketiga pengeuasaan siswa terhadap materi
pembelajaran memiliki nilai rerata 85 atau 85 % dari skor ideal 100.
Hal ini menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pembelaran
Tergolong tinggi
d. Hasil ulangan harian ketiga ( setelah menggunakan pembelajaran koopera
tif tipe STAD). Mengalami peningkatan yang cukup berarti yakni 7,60,
sedangkan sebelumnya 5,48 dan pada siklus kedua 6,53
4. Refleksi ( Relecting )
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus ketiga adalah sebagai
Berikut :
a. Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah kepembelajaran kooperatf
secara lebih baik. Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok
untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu
berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya .
siwa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja. Hal ini dpat dilihat dari
data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 74% pada
siklus kedua menjadi 85% pada siklus ketiga.
b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya
aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembe
lajaran yang mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Guru intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan
dalam PBM dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM
meningkat dari 80% pada siklus kedua menjadi 91% pada siklus ketiga.
c. Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi terhadap
kemapuan siswa menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan
hasil evaluasi 7,00 pada siklus kedua meningkat menjadi 8,50 pada siklus
ketiga
d. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 5,48 % ( ulangan harian I)
sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi 6,53
( ulangan harian II ) dan 7,33 ( ulangan harian III ) setelah menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai


Berikut :
1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
aktivitas proses belajar mengajar
2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas
yang pada siklus I hanya rata – rata 69% menjadi 74% pada siklus kedua
dan 85% pada siklus ke III
3. Kemampuan dalam diskusi kelompok juga mengalami kemajuan yang
sangat berarti. Hal ini dapat dilihat dari sudah mulai terbiasa dengan
belajar dalam kelompok
4. Aktivitas siswa dalam kelompok mencapai kesempurnaan setelah siklus
ketiga . ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas siswa mencapai 85%
5. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan
Peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata – rata hasil ulangan
Harian ( rata – rata ulaSngan harian I tanpa pembelajaran kooperatife tipe
STAD 5,48 m3njadi 6,53 ( ulangan harian II ) dan 7,33 (ulangan harian
III ) setelahmenggunakan pembelajaran kooperatife tipe STAD.
6. Pembelajaran kooperatife tipe STAD relevan dengan pembelajaran
konstektual
7. Melalui pembelajaran kooperatife tipe STAD, siswa membangun sendiri
pengetahuan, menemukan langkah – langkah dalam mencari penyelesaian
dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik secara individu
maupun kelompok
8. Dengan pembelajaran kooperatife tipe STAD, pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi ( TIK ) lebih menyenangkan

B. Saran
Telah terbuktinya pembelajaran kooperatife tipe STAD dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK, maka kami sarankan
sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelaja
ran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran
TIK untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa.
maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan cara berkesinambungan
dalam pelajaran TIK maupun pelajaran lain
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara


Barr, Robert Bart, James L. & Shermis, 1978, The Nature of Social Studies,
California : ETC Publication
Borg & Gall, 2003, Educational Research, New York; Allyn and Bacon
Ibrahim, Muslimin,2000.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press
Moleong, Lexy J, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Nata widjaja, Rochman, 1985. Cara belajara siswa aktif dan Penerapannya dalam
Metode Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Dikdasmen, Depdiknas
Nasution S. 1989. Didaktik Azas – azas Mengajar, Bandung: Jermnas
Rochman, Natawidijaja, 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan
( Action Research )
Sudjana, Nana, 1991. Model – Model Mengajar CBSA, Bandung: Sinar Baru

Anda mungkin juga menyukai