Anda di halaman 1dari 20

BAB VI JAMUR

A. Ciri-Ciri Jamur

1. Ciri Morfologi

Jamur termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki membran inti.
Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine) yang merupakan polimer
karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada eksoskeleton hewan arthropoda,
seperti laba-laba dan serangga. Senyawa kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda
dengan tumbuhan umum yang dinding selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku.
Umumnya jamur merupakan organism bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang
bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp). Tubuh jamur
bersel banyak terdiri atas benangbenang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa jamur
membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur multiseluler yang hifanya tidak
bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini
disebut jamur senositik (coenocytic). Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut
sebagai jamur monositik (monocytic).

Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati.
Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu berfotosintesis. Jamur ada
yang hidup sebagai parasit, ada pula yang bersifat saprofit. Selain itu, ada pula yang
bersimbiosis dengan organisme lain secara mutualisme. Sebagai parasit, jamur mengambil
makanan langsung dari inangnya. Jamur jenis ini memiliki haustorium, yaitu hifa khusus
untuk menyerap makanan langsung dari inangnya. Sebagai saprofit, jamur mengambil
makanan dari sisa-sisa organism lain yang telah mati. Jamur yang bersimbiosis, mengambil
nutrisi berupa zat organik dari organisme lain dan organisme itu mendapatkan zat tertentu
yang bermanfaat dari jamur tersebut.

2. Cara Bereproduksi

Secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan
seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri
untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang
tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora. Spora aseksual ini
berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara
angin atau air. Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut :

a. Konidiospora , merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang
berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium , sebaliknya konidium yang
berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium .

b. Sporangiospora , merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut
sporangium, pada ujung hifa khusus. Ada dua macam sporangiospora yang tidak bergerak
(nonmotil) disebut aplanospora dan sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai
flagela yang disebut zoospora .

a. Oidium / artrospora , yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya sel-sel
hifa.

b. Klamidospora , merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa yang somatik.

c. Blatospora merupakan tunas/kuncup pada sel-sel khamir.

Macam-macam spora aseksual pada jamur :


Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan peleburan inti sel/nucleus dari dua
sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan secara aseksual. Perkembangbiakan ini terjadi apabila berada dalam
keadaan tertentu. Seperti halnya spora aseksual jamur, jenis spora seksual jamur pun
bermacam-macam, yaitu sebagai berikut:

3. Ciri Fisiologi

Jamur lebih tahan hidup dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan
dibandingkan dengan jasad-jasad renik lainnya. Jamur dapat tumbuh pada suhu yang luas dari
suhu yang mendekati 0°C sampai 37°C.

B. Klasifikasi Jamur

Para ahli biologi memperkirakan di seluruh dunia terdapat sekitar 1,5 juta spesies jamur.
Diantaranya baru sekitar 100.000 spesies jamur yang telah diketahui. Secara filogenetik
jamur digolongkan ke dalam 4 divisio, yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota,
dan Basidiomycota .

1. Chytridiomycota
Divisio Chytridiomycota sering dianggap sebagai bentuk peralihan antara divisio Protista
dengan division Jamur. Akan tetapi, para ahli sistematika molekuler yang membandingkan
urutan protein dan urutan asam nukleat divisio ini dengan jamur, telah menemukan bukti
bahwa Chytridiomycota termasuk golongan jamur. Sebagian besar Chytridiomycota
merupakan organism akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik dan parasit pada
invertebrata akuatik. Ciri utama divisio ini adalah nutrisi yang absorbtif dan dinding selnya
tersusun atas senyawa chitin, memiliki hifa senositik dan bereproduksi dengan membentuk
zoospora berflagel. Contohnya Chytridium.

2. Zygomycota
Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota. Sebagian
besar mereka merupakan organism darat yang hidup di tanah atau pada tumbuhan dan hewan
yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza, yaitu asosiasi saling
menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan tinggi. Tubuh
Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang
membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang
membentuk zigospora.
Contoh yang paling mudah didapat dari anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus.
Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa organik atau parasit pada tanaman ubi jalar. Ada pula
yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan
lain-lain. Meskipun demikian ada yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan
makanan (dalam pembuatan tempe) dan asam-asam organik yang berguna bagi kita.

Keterangan Gambar : Rhizopus stoloniferus

3. Ascomycota
Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan. Tubuh jamur ini tersusun atas
miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air
bersifat sebagai saprobe atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang
hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak).

Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk


askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium. Konidium
ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium merupakan hifa khusus
yang terdapat pada bagian ujung

hifa penyokong yang disebut konidiofor. Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal,
bersel banyak membentuk miselium dan ada pula yang membentuk tubuh buah.

Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.

a) Bersel satu
Saccharomyces cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast.

b) Bersel banyak membentuk miselium


1) Aspergillus oryzae, untuk melunakkan adonan roti.
2) A. wentii, bermanfaat dalam pembuatan kecap.
3) Penicillium notatum, P.chrysogeum menghasilkan antibiotic penisilin.
4) Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus, digunakan
untuk penelitian sitogenetika.
c) Membentuk tubuh buah
Xylaria dan Nectaria, tubuh buah besar, hidup saprofit pada kayu yang membusuk. Dari
berbagai pengamatan secara teliti terhadap jamur tidak semua dapat diketahui cara reproduksi
seksualnya. Jamur jamur yang seperti ini untuk sementara digolongkan ke dalam
Deuteromycota (Fungi Imperfecti = Jamur tidak sempurna). Jika suatu saat diketahui fase
seksualnya, maka jamur itu digolongkan sesuai dengan alat perkembangbiakan seksualnya.
Contohnya jamur Monilia sithophila (jamur oncom), setelah diketahui fase seksualnya
membentuk askospora, maka digolongkan ke dalam Divisio Ascomycoya dan diberi nama
Neurospora sithophila

4. Basidiomycota
Nama Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid dalam daur
hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada. Pada umumnya jamur ini merupakan
saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimer lignin pada kayu dan
berbagai bagian tumbuhan yang lain. Jika kamu menjumpai orang memanfaatkan jamur
sebagai bahan makanan maka yang dimaksud adalah "mushroom" atau jamur kelenthos
(puffball). Keduanya termasuk Basidiomycota yang sangat populer, di samping beberapa
jenis jamur lain yang biasa dimasak sebagai bahan makanan.

Sekitar 25.000 spesies dari divisio ini telah diidentifikasi. Ciri umum jamur ini adalah hifa
bersepta, fase seksualnya dengan pembentukan basidiospora yang terbentuk pada basidium
yang berbentuk gada, membentuk tubuh buah (basidiokarp) seperti payung yang terdiri atas
batang dan tudung. Di bagian bawah tudung terdapat lembaran-lembaran, tempat
terbentuknya basidium. Semua anggota divisio Basidiomycota beradaptasi pada kehidupan di
darat sebagai saproba, parasit pada organism lain dan mikorhiza.

Daur hidup Basidiomycota

Fase aseksual Basidiomycota ditandai dengan pembentukan konidium, sedangkan fase


seksualnya ditandai dengan membentuk basidiospora. Spora pada konidium maupun
basidiospora pada kondisi yang sesuai tumbuh membentuk hifa bersekat melintang yang
berinti satu (monokariotik). Selanjutnya , hifa akan tumbuh membentuk miselium. Di antara
hifa ada yang berjenis (+) dan ada yang (-). Jika hifa (+) dan hifa (-) bertemu, bersentuhan,
maka dinding sel yang membatasi keduanya akan melebur, sehingga
terbentuk saluran sel. Hifanya kemudian menjadi berinti dua (dikariotik). Sel hifa dikariotik
terus tumbuh menjadi miselium. Dari miselium ini muncul tubuh buah (basidiocarp). Tubuh
buah akan membentuk basidium.

Di dalam basidium, inti yang mula-mula dua buah (masing-masing haploid) melebur menjadi
satu inti diploid. Inti diploid akan membelah secara meiosis dan menghasilkan 4 basidiospora
haploid. Demikian seterusnya daur hidup berulang lagi.

Beberapa contoh Basidiomycota yang penting adalah sebagai berikut:

1) Volvariella volvacea dan Agaricus bisporus, jamur yang dibudidayakan untuk dimasak
sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam pada medium yang mengandung selulosa
(misalnya jerami) dengan kelembapan tinggi.

2) Auricularia polytrica (jamur kuping), jamur ini enak dimakan, hidup pada batang
tumbuhan yang telah mati.

Beberapa contoh Basidiomycota yang merugikan adalah sebagai berikut:

1) Puccinia graminis, jamur ini hidup parasit pada rumput.

2) Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam daun , tongkol,
jumbai dan tangkai. Yang paling menyolok jika tanaman jagung diserang jamur ini adalah
adanya beberapa butiran jagung pada tongkolnya menjadi jauh lebih besar dari ukuran
normal.

3) Ganoderma pseudoferreum, jamur ini penyebab busuk akar pada tanaman coklat, kopi, teh,
karet dan tanaman perkebunan lain.

4) Ganoderma applanatum, jamur ini menyebabkan kerusakan pada kayu.

KD 2.4 Fungi
FUNGI
CIRI-CIRI :

 Merupakan organisme eukariotik


 Ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler
 Dinding sel tersusun atas senyawa kitin.
 Makanan disimpan dalam bentuk glikogen
 Tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat heterotrof
 Berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif
 Habitat : di tempat-tempat lembab, basah, banyak mengandung bahan organik dan
tidak terkena cahaya matahari secara langsung
 Hidup sebagai saprofit, parasit dan ada yang bersimbiosis
STRUKTUR TUBUH :

Jamur yang multiseluler terdiri rangkaian sel-sel yang membentuk benang disebut hifa.

Hifa tersebut ada yang tidak bersekat (senositik), ada pula yang bersekat (asenositik).

Kumpulan dari benang-benang hifa disebut miselium.

KLASIFIKASI :

Jamur dibagi menjadi 4 divisi, yaitu :

1. Zygomycota
2. Ascomycota
3. Basidiomycota
4. Deuteromycota (Jamur Imperfekti)

Deuteromycota
Ciri Zygomycota Ascomycota Basidiomycota
(Jamur Imperfekti)
Tubuh multiseluler Uniseluler Multiseluler Multiseluler
/multiseluler (makroskopik)
Struktur hifa tidak bersekat, bersekat Bersekat, berinti Bersekat Bersekat
saat reproduksi banyak
Reproduksi Membentuk spora dan Membentuk konidia Membentuk konidia Membentuk
vegetatif tunas dan tunas konidia
Reproduksi Membentuk zygospora Membentuk Membentuk –
generatif askospora basidiospora

1. ZYGOMYCOTA

 Miselium dengan hifa tak bersekat (senositik) pada yang muda, pada organisme yang
lebih tua hifa bersekat]
 Umumnya hidup di darat sebagai saprofit atau parasit
 Reproduksi : aseksual : zygospora berkecambah membentuk sporangium yang
menghasilkan spora

Seksual : konjugasi, manghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi zygospora

 Contoh :
- Rhizopus stolonifer, Rhizopus oligosporus , ragi untuk pembuatan tempe

- Mucor mucedo , saprofit pada roti atau kotoran kerbau

Gambar Rhizopus

Miselium pada Rhizopus terdapat 3 tipe hifa, yaitu :

1. Sporangiofor merupakan hifa yang tegak sebagai tangkai sporangium

2. Stolon, merupakan hifa yang terdapat dipermukaan substrat

3. Rhizoid, merupakan hifa yang menembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan.

Daur hidup Rhizopus


 Dua hifa yang berlainan jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-) saling berdekatan. Masing-
masing hifa pada sisi-sisi tertentu mangalami pembangkakan dan pemanjangan.
Bagian hifa demikian disebut gametangium.
 Kedua gametangium bertemu dan melebur. Inti (+) dan inti (-) melebur membentuk
zigot. Selanjutnya zigot berkembang menjadi zigospora (diploid).
 Zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid mengalami
meiosis manghasilkan inti haploid (n).
 Jika lingkungan sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium yang
ditopang dengan sporangiofor. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai
dengan ditandai pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan spora
tersebar keluar. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, spora akan berkecambah
membentuk hifa baru.

2. ASCOMYCOTA

 Ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler, ada yang membentuk tubuh buah
(askokarp)
 Miselium terdiri dari hifa yang bersekat (asenositik) dan berinti banyak.
 Hidup sebagai saprofit dan parasit. Beberapa jenis bersimbiosis dengan ganggang biru
atau ganggang hijau bersel satu membentuk liken/lichenes/lumut kerak.
 Reproduksi : Aseksual : membentuk tunas, membentuk konidia; Seksual :
konjugasi, membentuk askospora

Contoh :

1. Bersel satu : Saccharomyces : dikenal sebagai ragi/yeast/khamir,

Saccharomyces cerevisiae : untuk pengembang roti atau kue

Saccharomyces tuae : memfermentasi air nira menjadi tuak

Saccharomyces ellipsoides : memfermentasi anggur menjadi minuman anggur

2. Bersel banyak membentuk miselium :

a. Aspergillus : Aspergillus wentii , untuk membuat kecap, saeke, tauco

Aspergillus oryzae , untuk melunakkan adonan roti

Aspergillus niger , untuk menghilangkan O2 dari sari buah dan menjernihkan sari buah

Aspergillus flavus , menghasilkan racun aflatoksin yang diduga dapat menyebabkan kanker
pada manusia

Aspergillus fumigatus , menyebabkan penyakit paru-paru pada burung

b. Penicillium :

P. Notatum,&P. Chrysogeum menghasilakan antibiotik penisilin

P. camemberti &, P. Roqueforti, memberi cita rasa atau mengharumkan keju.

c. Neurospora crassa , jamur oncom. Dapat tumbuh subur pada tongkol jagung rebus yang
sudah dihilangkan bijinya.

3. Membentuk tubuh buah :

Xylaria tabacina , parasit pada petai cina

Trichoderma reesei , menghasilkan enzim selulose


A. Aspergillus B. Penicillium

3. BASIDIOMYCOTA

 Bersel banyak, kebanyakan makroskopik, membentuk tubuh buah (basidiokarp)


 Umumnya tubuh buah berbentuk payung, terdiri atas tudung dan batang. Bagian
bawah tudung terdapat lembaran-lembaran tempat terbentuknya basidium
 Miselium dengan hifa bersekat (asenositik), berinti satu atau dua
 Hidup sebagai saprofit atau parasit. Dan ada pula yang membentuk mikoriza
 Reproduksi : Aseksual : membentuk konidia

Seksual : membentuk basidiospora

 Contoh :

1. Volvariella volvacea (jamur merang ) , digunakan untuk bahan makanan

2. Auricularia polytricha (jamur kuping) , sebagai bahan sup

3. Pleurotus (jamur kayu/jamur tiram), sebagai bahan sup

4. Ganoderma lucidum ( Ling zhi ), digunakan untuk obat

5. Lentinus edodes (Shiitake), dapat dimakan dan juga sebagai obat kanker

6. Puccinia graminis (jamur karat), parasit pada tanaman graminae

7. Amanita phalloides, menghasilkan racun , saprofit pada kotoran ternak

Daur hidup Basidiomycota :


4. DEUTEROMYCOTA (Jamur Imperfekti)

 Merupakan kelompok jamur yang belum diketahui cara reproduksi


seksual/generatifnya. Itulah sebabnya Deuteromycota disebut sebagai jamur
imperfekti atau jamur tidak sempurna
 Tubuh mikroskopis, hifa bersekat (asenositik)
 Hidup sebagai saprofit dan ada pula yang parasit
 Reproduksi dengan cara aseksual atau vegetatif dengan membentuk konidia
 Contoh :

- Epidermophyton floocosum , penyebab penyakit kaki atlit

- Candida albicans , menyebabkan infeksi pada vagina

- Microsporum & Trighophyton , menyebabkan penyakit kurap

Neurospora crassa , semula dimasukkan dalam divisi Deuteromycota dengan nama Monilia
sithophila karena belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Setelah diketahui bahwa
reproduksi seksualnya dengan membentuk askospora, maka digolongkan dalam Ascomycota
dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa.

LUMUT KERAK / LICHENES / LIKEN


Lumut kerak adalah suatu simbiosis mutualisme antara jamur dengan ganggang bersel satu.
Jamur yang bersimbiosis tersebut adalah jamur golongan Ascomycota atau Basidiomycota.
Sedangkan ganggang yang bersimbiosis tersebut adalah ganggang hijau (Chlorophyta)
bersel satu atau ganggang hijau-biru (Cyanophyta) bersel satu.

Keuntungan jamur dan ganggang dalam simbiosis ini adalah :

- Jamur mendapatkan makanan dari hasil fotosintesis ganggang

- Ganggang mendapatkan air dan mineral tanah dari jamur

Lumut kerak merupakan organisme perintis karena dapat hidup di tempat dimana organisme
lain tidak dapat hidup.
Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan fragmentasi dan membentuk soredia/soredium
Lumut kerak umumnya berbentuk talus kecil.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut kerak dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Talus Crustose (seperti kerak), yaitu talus yang menutupi seluruh permukaan substratnya

Contoh : Graphis , melekat pada batang pohon seperti coret-coretan

2. Talus Fructicose (seperti semak), yaitu talus yang dibentuk oleh suatu jaringan berbentuk
bulatan kecil seperti jalinan jala yang tidak rapat.

Contoh : Usnea longisima, melekat pada pucuk pohon

Cladonia, hidup di kutub utara

3. Talus Foliose (seperti daun ), yaitu talus yang berbentuk seperti daun dua lapis (atas dan
bawah) serta memiliki bentuk dan warna berbeda.

Contoh : Parmelia melekat pada batu-batuan

Manfaat lumut kerak :

1. Dapat digunakan sebagai obat TBC, yaitu Usnea yang menghasilkan asam usnin

2. Dapat digunakan sebagai penambah rasa dan aroma

3. Pigmen yang dihasilkannya dapat digunakan untuk membuat kertas lakmus celup
(indakator pH)

4. Dapat sebagai indikator pencemaran udara


MIKORIZA

Mikoriza adalah simbiosis mutualisme antara jamur dengan akar tanaman. Beberapa jamur
dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota bersimbiosis dengan akar
tumbuh-tumbuhan misalnya akar tanaman Pinus dan tanaman Melinjo.
Keuntungan jamur dan tanaman pada simbiosis ini adalah :

 Jamur mendapatkan makanan berupa zat organik dari hasil fotosintesis tanaman
 Tanaman melalui akarnya mendapatkan air dan mineral dari jamur .

Mikoriza dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Ektomikoriza, yaitu jika hifa jamur hanya hidup di daerah permukaan akar tanaman,
yakni pada jaringan epidermis. Misalnya pada akar Pinus. Dengan adanya
ektomikoriza, tumbuhan Pinus tahan kekeringan dan tahan pada penyakit akar
2. Endomikoriza, yaitu jika hifa jamur menembus akar hingga masuk ke jaringan
korteks.Misalnya jamur yang hidup di akar anggrek dan sayuran

Mikoriza
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Mikoriza Amanita (bercak-bercak putih) menginfeksi ujung akar.


Mikoriza adalah kelompok fungi (jamur) yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi
(tumbuhan berpembuluh, Tracheophyta), khususnya pada sistem perakaran. Terdapat juga
fungi yang bersimbiosis dengan fungi lainnya, tetapi sebutan mikoriza biasanya adalah untuk
mereka yang menginfeksi akar.

Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya,


beberapa tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya dengan mikoriza. Beberapa
jenis tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di
akarnya. Sebagai misalnya, semaian pinus biasanya gagal tumbuh setelah pemindahan
apabila tidak terbentuk jaringan mikoriza di sekitar akarnya. Hanya sedikit kelompok
tumbuhan yang tidak menjadi simbion, seperti dari Brassicaceae, Commelinaceae, Juncaceae,
Proteaceae, Capparaceae, Cyperaceae, Polygonaceae, Resedaceae, Urticaceae, dan
Caryophyllales.

Mikoriza dapat diinokulasi secara buatan. Namun demikian, inokulasi mikoriza komersial
memerlukan bantuan mikoriza lokal, misalnya dengan menambahkan tanah dari tempat asal
tumbuhan.

Mikoriza yang umum ditemukan adalah mikoriza vesikula arbuskula. Mikoriza Vesikula
Arbusklua (MVA) adalah suatu simbiosis yang ditemukan antara cendawan (Zygomycetes)
dan akar, dan merupakan salah satu tipe beberapa tipe mikoriza yang dikenal. Beberapa jenis
mikoriza yang telah ditemukan adalah ectomycoorhizae (ECM), vesikular-arbuskular
mycoorhizae (VAM/endomikoriza), ectendomycoorhizae, Ericoid mycoorhizae, Orchid
mycoorhizae, dan Arbutoid mycoorhizae (didasarkan pada struktur mikoriza).

Lebih dari 200.000 spesies Angiospermae, terdiri dari cabang-cabang hifa yang berada pada
bagian dalam sel akar tanaman inang atau lebih dari 90% dari 300.000 spesies yang
berasosiasi dengan MVA pada tanah-tanah alami. MVA merupakan jamur yang bersimbiosis
dengan akar tanaman. Jamur ini membentuk vesikel dan arbuskula di dalam korteks tanaman.
Karena 80% cendawan ini membentuk struktur vesikula dan arbuskula, maka cendawan ini
disebut dengan cendawan mikoriza vesikula–arbuskula. Vesikel merupakan ujung hifa
berbentuk bulat, berfungsi sebagai organ penyimpanan, sedangkan arbuskula merupakan hifa
yang struktur dan fungsinya sama dengan houstoria dan terletak di dalam sel tanaman. MVA
termasuk ke dalam kelas Zygomycetes, ordo Glomales dan genus Gigaspora, Scultellospora,
Acaulospora, Entrophospora, Glomus, dan Sclerocystis. Terdapat sekitar 150 jenis (spesies)
spora cendawan MVA yang telah dideskripsi. MVA tergolong dalam kelompok khusus dari
populasi mikoriza yang sangat banyak mengkolonisasi rhizosfer, yaitu di dalam akar,
permukaan akar, dan di daerah sekitar akar. Hifa eksternal yang berhubungan dengan tanah
dan struktur infeksi seperti arbuskula di dalam akar menjamin adanya perluasan penyerapan
unsur-unsur hara dari tanah dan peningkatan transfer hara (khususnya P) ke tumbuhan,
sedangkan cendawan memperoleh C organik dari tumbuhan inangnya (Marschner, 1995).

Daftar isi
 1 Endomikoriza dan ektomikoriza
o 1.1 Ektomikoriza
o 1.2 Endomikoriza
 1.2.1 Mikoriza vesikular-arbuskular
 1.2.2 Manfaat Umum MVA
 1.2.3 Mekanisme Penyerapan Fosfat oleh Mikoriza
 2 Sumber

Endomikoriza dan ektomikoriza


Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Mikoriza dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan cara menginfeksinya, yaitu ektomikoriza
dan endomikoriza.

Ektomikoriza

Ektomikoriza menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel ujung akar. Akibat
serangannya, terlihat jalinan miselia berwarna putih pada bagian rambut-rambut akar, dikenal
sebagai hartig net. Serangan ini dapat menyebabkan perubahan morfologi akar. Akar-akar
memendek, membengkak, bercabang dikotom, dan dapat membentuk pigmen. Infektivitas
tergantung isolat dan kultivar tumbuhan inang. Tumbuhan inangnya biasanya tumbuhan
tahunan atau pohon. Beberapa di antaranya merupakan komoditi kehutanan dan pertanian
seperti sengon, jati, serta beberapa tanaman buah seperti mangga, rambutan, dan jeruk. Selain
itu pohon-pohon anggota Betulaceae, Fagaceae, dan Pinaceae juga menjadi inangnya. Pada
umumnya ektomikoriza termasuk dalam Basidiomycota.

Endomikoriza

Endomikoriza menginfeksi bagian dalam akar, di dalam dan di antara sel-sel ujung akar (root
tip). Hifa masuk ke dalam sel atau mengisi ruang-ruang antarsel. Jenis mikoriza ini banyak
ditemukan pada tumbuhan semusim yang merupakan komoditi pertanian penting, seperti
kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran dan tanaman hias. Infeksi ini tidak
menyebabkan perubahan morfologi akar, tetapi mengubah penampilan sel dan jaringan akar.
Berdasarkan tipe infeksinya, dikenal tiga kelompok endomikoriza: ericaceous (Ericales
dengan sejumlah Ascomycota), orchidaceous (Orchidaceae dengan sekelompok
Basidiomycota), dan vesikular arbuskular (sejumlah tumbuhan berpembuluh dengan
Endogonales, membentuk struktur vesikula (gelembung) dan arbuskula dalam korteks akar)
disingkat MVA.

Mikoriza vesikular-arbuskular

MVA dan ektomikoriza berguna bagi pertanian dan kehutanan. Ektomokoriza dapat
ditumbuhkan secara aksenik di laboratorium sehingga mudah dikembangkan. MVA sulit
ditumbuhkan secara aksenik (media buatan) sehingga MVA dianggap merupakan simbion
obligat (wajib).

Vesikula berbentuk butiran-butiran di dalam sitoplasma yang mengandung lipid dan menjadi
alat reproduksi vegetatif mikoriza, khususnya bila sel pecah akibat rusaknya korteks akar.
Arbuskula berwujud kumpulan hifa yang menembus plasmalema dan membantu transportasi
hara di dalam sel tumbuhan. Pembentukan vesikula dan arbuskula dalam sel menunjukkan
bahwa simbiosis telah terjadi dengan sempurna dan tanaman sudah dapat menikmati hasil
kerja sama dengan mikoriza berupa meningkatnya ketersediaan unsur hara yang diserap dari
dalam tanah.

Selain vesikula dan arbuskula, terbentuk hifa eksternal yang dapat membantu memperluas
ruang penyerapan hara oleh akar. Pada bawang merah, misalnya, panjang hifa eksternal dapat
mencapai 80 cm per satu cm panjang akar. Di luar akar, hifa dapat membentuk sporangium
yang menghasilkan spora sebagai alat reproduksi.

MVA banyak membawa keuntungan bagi tumbuhan simbionnya. Ia memperbaiki hasil


tumbuhan dan mengurangi masukan pupuk pada tanaman pertanian. Ini terjadi karena MVA
meningkatkan ketersediaan beberapa hara di tanah yang diperlukan tanaman, terutama fosfat.
Peningkatan penyerapan fosfat diiringi dengan peningkatan penyerapan hara lain, seperti
nitrogen (N), seng (Zn), tembaga (Cu), dan belerang (S). Selain itu, MVA memperluas ruang
tanah yang dapat dijangkau oleh tanaman inang. Jeruk, umpamanya, dikenal responsif
terhadap inokulasi MVA. Inokulasi ini dapat mengarah pada menurunnya penggunaan pupuk
P. Selain meningkatkan ketersediaan hara, MVA meningkatkan toleransi tumbuhan terhadap
kurangnya pasokan air. Luasnya jaringan hifa di tanah membantu akar menyerap air. MVA
memengaruhi ketahanan tumbuhan inang terhadap serangan penyakit. MVA, tergantung
jenisnya, dapat mengurangi pengaruh serangan jamur patogen. Demikian pula, juga dapat
mengurangi serangan nematoda. Sebaliknya, tumbuhan yang terinfeksi MVA menurun
ketahanannya terhadap serangan virus.

Pengaruh MVA lain yang pernah teramati adalah dukungannya terhadap simbiosis antara
bakteri bintil akar dan polong-polongan, produksi giberelin oleh Gibberella mosseae,
memengaruhi sintesis fitohormon tertentu, dan memperbaiki struktur agregasi tanah.

Manfaat Umum MVA

Manfaat dari MVA dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu manfaat dalam ekosistem,
manfaat bagi tanaman, dan manfaatnya bagi manusia. Manfaat mikoriza MVA dalam
ekosistem sangat penting, yaitu berperan dalam siklus hara, memperbaiki struktur tanah dan
menyalurkan karbohidrat dari akar tanaman ke organisme tanah yang lain, sedangkan
manfaat bagi tanaman yaitu dapat meningkatkan penyerapan unsur hara, terutama P. MVA
ini dapat mengeluarkan enzim fosfatase dan asam-asam organik, khususnya oksalat yang
dapat membantu membebaskan P. MVA dapat membantu mengatasi masalah ketersediaan
fosfat melalui dua cara, pengaruh langsung melalui jalinan hifa eksternal yang diproduksinya
secara intensif sehingga tanaman bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya
dalam menyerap unsur hara dan air dan pengaruh tidak langsung, dimana mikoriza dapat
memodifikasi fisiologis akar sehingga dapat mengeksresikan asam-asam organik dan
fosfatase asam ke dalam tanah. Fosfatase asam merupakan suatu enzim yang dapat mamacu
proises mineralisasi P Organik dengan mengkatalisis pelepasan P dari kompleks organik
menjadi kompleks anorganik.
Mekanisme Penyerapan Fosfat oleh Mikoriza

Peranan MVA tersebut dalam meningkatkan ketersediaan dan serapan P dan unsur hara
lainnya melalui proses sebagai berikut :

1. Modifikasi Kimia oleh mikoriza dalam proses kelarutan P tanah Pengaruh Mikoriza
Arbuskula Pada Ketersediaan dan Penyerapan Unsur Hara Pada tahap ini, terjadi modifikasi
kimia oleh mikoriza terhadap akar tanaman, sehingga tanaman mengeksudasi asam-asam
norganik dan enzim fosfatase asam yang memacu proses mineralisasi P. Eksudasi akar
tersebut terjadi sebagai respon tanaman terhadap kondisi tanah yang kahat P, yang
mempengaruhi kimia rizosfer.

2. Perpendekan jarak difusi oleh tanaman bermikoriza. Mekanisme utama bagi pergerakan P
ke permukaan akarah melalui difusi yang terjadi akibat adanya gradien konsentrasi, serta
merupakan proses yang sangat lambat. Jarak difusi ion-ion fosfat tersebut dapat diperpendek
dengan hifa eksternal CMA, yang juga dapat berfungsi sebagai alat penyerap dan translokasi
fosfat.

3. Penyerapan P tetap terjadi pada tanaman bermikoriza meskipun terjadi penurunan


konsentrasi minimum P. Konsentrasi P yang ada di larutan tanah dapat menjadi sangat rendah
dan mencapai konsentrasi minimum yang dapat diserap akar, hal ini terjadi sebagai akibat
terjadinya proses penyerapan ion fosfat yang ada di permukaan akar. Di bawah konsentrasi
minimum tersebut akar tidak mampu lagi menyerap P dan unsur hara lainnya, sedangkan
pada akar bermikoriza, penyerapan tetap terjadi sekalipun konsentrasi ion fosfat berada di
bawah konsentrasi minimum yang dapat diserap oleh akar. Proses ini ini terjadi karena
afinitas hifa eksternal yang lebih tinggi atau peningkatan daya tarikmenarik ion-ion fosfat
yang menyebabkan pergerakan P lebih cepat ke dalam hifa MVA.

LUMUT KERAK DAN MIKORIZA


Jamur dapat bersifat mutualisme. Hasil jamur bersimbiosis dengan organisme lain
menghasilkan lumut kerak dan mikoriza

LUMUT KERAK (Lichen)


Merupakan bentuk simbiosemutualisme antara jamur dan mikroorganisme fotosintetik.
Organisme fotosintetik dalam lumut kerak adalah Cyanobacterium atau ganggang hijau
uniselluler.jamur beruntung memperoleh hasil fotosintesis dari ganggang sebagai imbalam jamur
menjaga ketersediaan air dan memperoleh nutrient untuk fotosintesis yang diserap oleh jamur dari
lingkungan.
Lumut kerak melakukan reproduksi secara aseksual atau seksual.Reproduksi secara aseksual
dilakukan dengan fragmentasi badan vegetatif yang disebut talus atau dengan soredia.Soredia
terdiri dari satu atau beberapa sel fotosintetik yang dikelilingi oleh hifa.Soredia lepas dari induk
lumut kerak dan disebarkan oleh udara. Jika jatuh di tempat yang cocok ,soredia akan tumbuh
menjadi lumut kerak yang baru.Reproduksi seksual dilakukan jika jamur bersimbiosis dengan
ascomycota atau basidiomycota yang akan menghasilkan askospora dan basidiospora.Namun spora-
spora tersebut tidak akan tumbuh membentuk lumut kerak baru karena tidak disertai sel-sel
fotosintetik.
Habitat lichenes pada umumnya melekat di bebatuan ,batang pohon dan tempat lembab
lainnya.Ada 3 macam lichenes berdasarkan bentuk thalusnya :
1. Krutosa (seperti kerak) melekat pada subtrat ,contoh Physeia
2. Foliosa (seperti daun) yang tumbuh sangat rapat pada subtrat atau bahkan di dalam
permukaanya.Contohnya :Parmelia
3. Fruktikosa (seperti rumpun) yang berbentuk rumpun tegak dan dapat mencapai ketinggian
10 cm ,contoh :Usnea.

Contoh Lichenes dan peranannya.

 Cladonia rengiferina sebagai makanan hewan


 Roccella tinctoria sebagai bahan lakmus untuk mengukur indikator pH.
 Centraria islandica dan Usnea dasypoga sebagai bahan obat-obatan.

Gambar - gambar Lichen

MIKORIZA
Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan pinus atau belinjo.Berdasarkan
kedalam jaringan tumbuhan yang digunakan ,mikoriza digolongkan menjadi dua.

 Ektomikoriza,hifa jamurnya hanya hidup pada jaringan epidermis akar tumbuhan ,misalnya
mikoriza yang hidup di akar pinus.
 Endomikoriza,hifa jamurnya menembus sampai jaringan korteks akar ,misalnya mikoriza
yang hidup di akar anggrek.

Gambar - gambar Lichen

Anda mungkin juga menyukai