2. Reabsorbsi
Proses reabsorbsi merupakan proses penyerapan kemabali zat – zat metabolisme tubuh
yang dibutuhkan dari hasil filtrasi urin.
Tubulus kontortus proksimal
o Terjadi reabsorbsi ion, air, dan nutrien – nutrien berharga dari volume filtrat awal
yang besar.
o Pemrosesan filtrat di dalam tubulus kontortus proksimal membantu mempertahankan
pH yang relatif konstan dalam cairan tubuh.
o Tubulus proksimal juga menyerap kembali sekitar 90% buffer bikarbonat (HCO3-)
dari filtrat sehingga berkontribusi lebih lanjut terhadap keseimbangan pH dalam
cairan tubuh.
o Hasil reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal adalah cairan isotonik terhadap
plasma tetapi konsentrasinya sedikit berkurang dibandingkan ketika ultrafiltrasi.
Tubulus kontortus distal
o Tubulus distal memainkan peran dalam meregulasi konsentrasi ion K+ dan NaCl
cairan tubuh.
o Regulasi tersebut menyebabkan variasi dalam jumlah K+ yang disekresikan dalam
filtrat, serta jumlah NaCl yang direabsorbsi dari filtrat.
o Tubulus distal berkontribusi terhadap regulasi pH dengan mengontrol sekresi H+ dan
reabsorpsi HCO3-.
Tubulus kolektivus
o Terjadi terutama reabsorbsi air yang diatur oleh hormon ADH (Anti diuretic hormon)
dari cairan hipotonis yang menembus dalam tubulus.
o Hasil tubulus pengumpul adalah urin hipotonik dibandingkan dengan plasma ketika
reabsorbsi air tejadi, sebaliknya dilarutkan tanpa ada ADH.
o Aldosteron hanya bekerja pada tubulus kolektivus dengan merangsang reabsorbsi
Na+.
Saat saluran pengumpul melintasi gradien osmolaritas di dalam ginjal, filtrat menjadi
semakin pekat kehilangan semakin banyak air melalui osmosis ke cairan interstisial yang
hiperostomik.
Dalam menghasilkan urin yang encer daripada yang pekat, ginjal mereabsorbsi garam –
garaman secara aktif tanpa membiarkan air mengikuti melalui osmosis.
C= konsentrasi (mg/ml)