Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FISIOLOGI RANGKUMAN

Nama : Afni tasari


Nim: O111 13 017

FILTRASI GLOMERULUS,REABSORBSI,KESEIMBANGAN AIR DAN


ELEKTROLIT,KESEIMBANGAN ASAM BASA,OSMOREGULASI
1. Filtrasi glomerulus
 Definisi  anyaman pembuluh darah kapiler yang bercabang dari arteriol aferen.
 Tempat terjadinya  kapsula bowman dan glomerulus.
 Proses darah  nefron melalui arteriol aferen glomerulus (tejadi filtrasi tubulus
(reabsorbsi dan ekskresi  ansa henle  tubulus distal duktus colidentes-
pelvisginjal ureter dan vesica urinaria.
 Penyaringan : air, protein,glukosa,urea, asam amino, ion anorganik.
 Terjadi tekanan filtrasui efektif (EFP) merupakan selisih tekanan yang mendorong aliran
keluar glomerulus dan tekanan yang mendorong cairan masuk ke glomerulus.
 Laju filtrasi glomerulus  jumlah filtrasi yang terbentuk tiap menit jantan 125
ml/menit dan betina 110/menit.
 Faktor yang mempengaruhi
i. Tekanan glomerulus
ii. Aliran darah ginjal
iii. Perubahan arteriol aferen
iv. Perubahan arteriol eferen
v. Pengaruh pernangsangan simpatis
vi. Perubahan tekanan arteri.

2. Reabsorbsi
 Proses reabsorbsi merupakan proses penyerapan kemabali zat – zat metabolisme tubuh
yang dibutuhkan dari hasil filtrasi urin.
 Tubulus kontortus proksimal
o Terjadi reabsorbsi ion, air, dan nutrien – nutrien berharga dari volume filtrat awal
yang besar.
o Pemrosesan filtrat di dalam tubulus kontortus proksimal membantu mempertahankan
pH yang relatif konstan dalam cairan tubuh.
o Tubulus proksimal juga menyerap kembali sekitar 90% buffer bikarbonat (HCO3-)
dari filtrat sehingga berkontribusi lebih lanjut terhadap keseimbangan pH dalam
cairan tubuh.
o Hasil reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal adalah cairan isotonik terhadap
plasma tetapi konsentrasinya sedikit berkurang dibandingkan ketika ultrafiltrasi.
 Tubulus kontortus distal
o Tubulus distal memainkan peran dalam meregulasi konsentrasi ion K+ dan NaCl
cairan tubuh.
o Regulasi tersebut menyebabkan variasi dalam jumlah K+ yang disekresikan dalam
filtrat, serta jumlah NaCl yang direabsorbsi dari filtrat.
o Tubulus distal berkontribusi terhadap regulasi pH dengan mengontrol sekresi H+ dan
reabsorpsi HCO3-.
 Tubulus kolektivus
o Terjadi terutama reabsorbsi air yang diatur oleh hormon ADH (Anti diuretic hormon)
dari cairan hipotonis yang menembus dalam tubulus.
o Hasil tubulus pengumpul adalah urin hipotonik dibandingkan dengan plasma ketika
reabsorbsi air tejadi, sebaliknya dilarutkan tanpa ada ADH.
o Aldosteron hanya bekerja pada tubulus kolektivus dengan merangsang reabsorbsi
Na+.
 Saat saluran pengumpul melintasi gradien osmolaritas di dalam ginjal, filtrat menjadi
semakin pekat kehilangan semakin banyak air melalui osmosis ke cairan interstisial yang
hiperostomik.
 Dalam menghasilkan urin yang encer daripada yang pekat, ginjal mereabsorbsi garam –
garaman secara aktif tanpa membiarkan air mengikuti melalui osmosis.

3. Keseimbangan air dan elektrolit


 Sel  terdapat 80% air dan 20 % protein.
 Pembagian cairan
o Intra sel (CIS) 2/3bagian (67% dari cairan tubuh di dalam sel).
o Ekstra sel (CES) 1/3 bagian atau 33% cairan tubuh dari luar sel.
o Trans sel  cairan sekresi khusus tetapi di abaikan karena jumlahnya sedikit, contoh
: cairan otak dan cairan sendi.
o Volume kompartemen tubuh  V=
𝑄
Q = yang disuntikkan – yang diekskresikan
𝐶

C= konsentrasi (mg/ml)

 Beberapa kandungan pada :


a. Cairan ekstrasel = ion Na+, Cl-, HCO3, dan glukosa.
b. Cairan intrasel = Ion K+, Mg+
 Gerakan larutan melatih membran terbagi atas :
a. Transport pasif yang terbagi 3, yaitu :
1) Difusi
2) Osmosis
3) Difusi terbantu
b. Transport aktif yang tebagi 2, yaitu :
1) Endositosis (fagositosis dan pinositosis)
2) Eksositosis
 Adapun organ – organ yang berperan dalam keseimbangan air dan elektrolit yaitu:
a. Hypothalamus dengan medulla spinalis
b. Ginjal, kulit dan paru – paru
 Presentasi total cairan tubuh bervariasi tergantung dari :
a. Umur
b. Kondisi lemak tubuh
c. Jenis kelamin
 Sebagai contoh :
Bayi memiliki cairan tubuh 75 %, sedangkan pada pria dewasa (20 – 40 tahun) 60 %,
wanita dewasa (20 – 40 tahun) 50%, dan usia lanjut 45-50%.
4. Keseimbanga asam basa
 Ada pH yang berperan dalam keseimbanga asam basa.
 Molekul yang mengandung asam hydrogen dan mengeluarkan ion disebut asam.
 Molekul yang mengandung asam hydrogen yang menerima ion dari asam disebut basa.
 Asidosis  keadaan dimana rendahnya asam atau basa.
 Alkalosis  keadaan dimana tingginya asam atau basa.
 Mekanisme atau sistem :
1. Buffer atau penyangga  Mengatur keseimbangan asam basa dengan cara
bergabung antara asam dan basa untuk menyeimbangkan ion agar tidak terjadi
perubahan konsentrasi ion nitrogen.
2. Apabila konsentrasi ion hydrogen mengalami perubahan maka akan mempengaruhi
proses respirasi dengan cara mengubah kecepatan respirasi melalui ventilasi paru –
paru (1-3 menit untuk konsentrasi hydrogen setelah perubahan hydrogen).
3. Menyebabkan sinyal mensekresikan urin yang bersifat asam atau basa guna untuk
keseimbangan ekstraseluler yang membutuhkan waktu beberapa jam.
 Regulasi asam basa
1. Harus relatif konstan dari pH 7 yang esensial.
2. Konsentrasi ion hydrogen ukuran dari pH artinya : (+ hydrogen = basa).
3. Asam mampu melepaskan atau mendonasi ion hydrogen sedangkan basa menerima
ion hydrogen.
4. Penyangga atau buffer merupakan kombinasi dari garam dan asam lemah yang dapat
mencegah perubahan dalam pH.
5. Hb dan bikarbonat merupakan batas keseimbangan penyangga darah.
6. Penyangga intraseluler disediakan oleh protein dan fosfat organik.
 Gangguan keseimbangan asam dan basa
1. Asiodosiaspiratory  hipoventilasi = kekurangan CO2 (pH meningkat).
2. Alkalosis respiratory  hiperventilasi = meningkat CO2 dalam darah dan CO2
banyak yang hilang.
3. Asidosi metabolic  diare.
4. Alkalosis metabolic  muntah = asam lambung meningkat.
5. Osmoregulasi
 Osmoreguulasi  proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut
yang ada di dalam tubuh( menjaga kestabilan cairan tubuh).
 Pembagian berdasarkan kemampuannya :
a. Osmoregulator  hewan yang mampu melakukan osmoregulasi dengan baik tanpa
perlu adaptasi dengan lingkungannya.
b. Osmokonformer  hewan yang tidak mampu mempertahankan tekanan osmotic di
dalam tubuhnya sehingga harus melakukan adaptasi.
 Fungsi umum osmoregulasi :
1. Membuang sisa metabolisme dalam tubuh.
2. Mencegah gangguan enzim pada suatu metabolisme.
3. Mempertahankan rasio kestabilan ion – ion yang terlarut dalam cairan tubuh.
4. Mengatur jumlah air dalam tubuh.
5. Mengatur ion dan menjaga kestabilan pH.
 Tipe mekanisme kerja osmoregulasi :
1. Regulasi hipertonik (pada ikan air tawar mempertahankaan cairan tubuh dengan
mengurangi minum dan memperbanyak urin).
2. Regulasi hipotonik (pada ikan air laut yang mempertahankan konsentrasi tubuh
dengan memperbanyak minum dan mengurangi urin).
3. Regulasi isotonik (pada ikan euriratin mempertahankan cairan tubuh dengan menjaga
keseimbangan minum dan pengeluaran urin).
 Pada ikan organ yang berperan dalam osmoregulasi itu insang, ginjal dan usus.
 Pada manusia  ginjal
 Pada insekta  terdapat kutikula yang berfungsi yang memperkecil kehilangn air melalui
permukaan tubuh.
 Pada burung  berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh.
 Pada burung di daerah pantai  melakukan osmotregulasi terhadap garam melalui
pengeluaran sekret dari kelenjar garam.
 Osmoregulasi terjadi akibat perubahan tekanan osmotik

Anda mungkin juga menyukai