Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Nikah

Kado Pernikahan untuk ananda tercinta:


Farisa Prima Dhyani dan Ferdiansyah Dolot

Oleh: Muhsin Hariyanto

‫السالم عليكم و رمحة اهلل و بركاته‬


Alhamdulillah, berkat karunia dan limpahan
rahmatNya-lah di pagi hari yang penuh berkah ini, Ahad
Kliwon, 13 Sya’ban 1436 H., bertepatan dengan tanggal 31 Mei
2015, kita dapat berkumpul pada acara akad-nikah sahabat
kita tercinta, --- Farisa Prima Dhyani --- dengan --- Ferdiansyah
Dolot --

Kita senantiasa bermohon kepada Allah, semoga


pertemuan ini mendapatkan rahmat dariNya. Âmîn Yâ Mujîbas
Sâilîn.

َ َْ َ َ ْ
ِ ‫ِبسم ِالل ِه الرحم ِن الر ِحيم‬
Ananda berdua, Allah SWT telah menakdirkan
kalian pada hari ini, Ahad Kliwon, 13 Sya’ban 1436 H.,
bertepatan dengan tanggal 31 Mei 2015, menikah dengan
pasangan yang telah dipertemukan oleh-Nya.

Beberapa saat lagi kalian berdua akan resmi


melaksanakan akad-nikah, perjanjian yang menyebabkan
kalian berdua memunyai status baru, sebagai pasangan suami-
isteri secara sah menurut ketentuan agama, dan diakui serta

1
dicatat, sehingga memunyai kekuatan hukum sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974.

Dalam khutbah singkat ini, saya sampaikan beberapa hal


yang perlu ananda berdua ‘selalu ingat’ mengenai status baru
anda berdua setelah anda menikah:

Pertama, pernikahan adalah ibadah, ia tidak sekadar


sebuah upacara untuk mengumumkan kepada publik
mengenai status baru kalian. Oleh karena itu menjadi sangat
penting bahwa sejak dari niatnya Ananda berdua harus selalu
meletakkan peristiwa ini sebagai wujud pelaksanaan
ketaatan kalian kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Jadi di
dalam pernikahan ini ada sebuah amanah, langsung dari
Allah dan RasulNya.

Tekadkanlah dalam hati Ananda berdua, sejak dari


awalnya, untuk menjaga amanah ini hingga akhir hayatmu
nanti. Ini menjadi amat penting dalam proses kehidupan
Ananda berdua selanjutnya. Karena dengan menempatkan
niat dan tekad itu, semoga kiranya Allah SWT selalu berkenan
hadir dalam kehidupan Ananda selanjutnya, baik dikala
gembira maupun di saat duka.

Kedua, pernikahan adalah jalinan kasih-sayang dua insan


yang dengan ketulusan hati berkeinginan untuk saling memberikan
yang terbaik untuk kebahagian bersama. Al-Qur’an mengajarkan
kepada kita semua bahwa melalui pernikahan seharusnyalah
terwujud suasana kasih sayang, sebuah kebahagiaan, sebuah
oase surgawi di dunia. Keluarga adalah sebuah wahana untuk
mewujudkan kebahagiaan bukan yang lain atau sebaliknya.
Berkeluarga adalah sebuah komitmen untuk mewujudkan
kebahagiaan. Sungguh tidak mudah mendefinisikan
kebahagiaan namun jelas bahwa ia berlawanan dengan
kekecewaan, kesedihan, kegelisahan, kelesuan, kegaluan dan
sejenisnya.

2
Oleh karena itu -- saya katakan kepada anda berdua -–
bahwa ada tiga indikasi, dalam konteks hadirnya kebahagiaan
dalam hidup seseorang, yaitu:

Ciri Pertama, terhadap masa lalunya ia tidak pernah


menyesali atau kecewa berkepanjangan; masa lalu selalu disikapi
dengan konsep istighfar dan syukur. Permohonan ampun didasari
atas kelemahan manusiawi diiringi dengan keyakinan bahwa
Allah, Tuhan Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang;
rasa syukur yang dilandasi atas kesadaran kuat bahwa
betapapun beratnya cobaan dan kesulitan, nikmat Allah selalu
lebih banyak dibanding itu semua.

Ciri Kedua, terhadap tantangan yang dihadapi saat ini selalu


disikapi dengan antusiasme atau semangat pantang menyerah karena
keyakinan bahwa terhadap setiap sebuah kesulitan selalu tersedia
sekurang-kurangnya dua buah kemudahan. Cukuplah kesabaran
dan ketekunan dalam usaha yang disertai dengan do’a dari
kerendahan hati seorang hamba sebagai bekal, yang dalam
bahasa al-Qur’an: jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.

Ciri Ketiga, dari hadirnya kebahagiaan adalah bahwa


terhadap ketidakpastian masa depan selalu disikapinya dengan
optimisme. Jadikanlah kebahagiaan sebagai visi abadi ananda berdua
dalam membangun kehidupan keluarga.

Ketiga, pernikahan adalah wujud kebahagiaan. Ananda


berdua, kebahagiaan adalah nuansa atau karakteristik surgawi
dan oleh karenanya kepemilikannya oleh manusia amat tidak
disukai oleh para setan. Sebagai musuh abadi manusia, Setan -
-sang pewaris neraka -- akan terus merongrong kebahagiaan
yang menjadi milik manusia, anak keturunan Adam, para
calon pewaris surga. Dalam hal kehidupan berkeluarga, salah
satu benteng terkuat untuk menjaga kebahagiaan dari
rongrongan itu adalah kemaafan. Bukalah pintu kemaafan
selebar-lebarnya dan selama-lamanya karena ia akan

3
mencegah masuknya kemarahan, awal dari intervensi ‘setan’
dalam menghancurkan kebahagiaan anak-anak Adam.

Hal ini teramat penting untuk selalu diingat, karena


kalian memunyai karakteristik sendiri-sendiri yang unik,
lengkap dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing
yang melalui pernikahan ini hendak dipersatukan dalam
sebuah rumah tangga. Konsekuensinya adalah bahwa
kesalahpahaman adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu
membuka pintu kemaafan adalah salah satu resep abadi dan
ampuh dalam membangun rumah tangga bahagia. Lebih dari
itu, kemaafan adalah jalan menuju taqwa, dan kemaafan itu
lebih dekat kepada taqwa.

Keempat, pernikahan adalah rahmah. Secara garis besar,


berdasarkan fitrah manusia, agama mengatur tanggung jawab,
peran dan fungsi kalian masing-masing dalam kehidupan
berkeluarga. Sempurnakanlah dan tunaikanlah hal tersebut
dalam perjalanan kalian membangun rumah tangga yang
semoga dengan demikian akan dirahmati dan diberkahi oleh
Allah SWT. Menurut ketentuan agama, tanggung jawab
sebagai kepala keluarga berada di pundak suami dengan
tanggung jawab terbesar dan terberat adalah menjaga agar
bahtera keluarga selalu berjalan menuju visi abadi:
“kebahagiaan dunia akherat dan terhindar dari siksa neraka
abadi.”

Teladan mulia bagi isteri bisa kita temukan – misalnya –


pada seorang isteri dari seorang Suami – Muhammad bin
Abdullah – yang bernama ‘Ibunda Khadijatul Kubra’, yang
selalu memberikan keteduhan, kelembutan, dan juga
dorongan yang tiada henti kepada sang suami untuk tetap
bersikap istiqamah, sehingga betapa pun beratnya tantangan
kehidupan yang dialami ketika berjuang dalam rangka
menuju visi abadi -- mardhâtillâh (keridhaan Allah) -- selalu
dapat mengatasi dengan baik dan penuh tanggung jawab.

4
Ingatlah selalu -- kalian berdua -- bahwa salah satu fungsi
pasangan suami-isteri menurut al-Qur’an [QS al-Baqarah [2]:
187] adalah: seperti pakaian,

َ ُ َ ٌ َ ْ ُ ََ ْ ُ َ ٌ َ َ ُ
... ‫ هّن بِلاس ّلكم وأنتم بِلاس ّلهّن‬...
(… mereka adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian
bagi mereka …).

Fungsi pakaian selain untuk mewujudkan


keindahan adalah juga untuk menutupi aurat, maka suami
isteri harus saling menutupi kelemahan pasangannya.
Seandainya kalian melihat kelemahan pada pasangan kalian,
maka berdo’alah agar di balik kelemahan itu terdapat
kebaikan yang tidak terduga. Ingatlah firman Allah SWT [QS
an-Nisâ’ [4]: 19]:

ََ ًَْ َ َ ّ ُ َ َ ْ ُ َ ُ َ َ َُ َ َ ََُ َ
‫َيّل ّلكم أن ت برثوا اّلنبساء كرها ۖ وَل‬ ‫اَّليّن آمنوا َل ب‬ ‫يا أّيها ب‬
ََّ ُ َ َ َ َْ َ َ َ ُ ُ َُْ َ َْ َُ ْ َ َ ُ ُ ُ َْ
‫احش ٍة مب بين ٍة‬ ‫ف‬‫ب‬
‫ب ب ب‬ ‫ني‬‫ت‬ ‫أ‬‫ي‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫َل‬ ‫إ‬
‫ب‬ ‫ّن‬‫وه‬‫م‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫آت‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ض‬ ‫تعضلوهّن بِلذهبوا ببب ب‬
‫ع‬
ً‫ك َر ُهوا َشيْئا‬ْ َ َ ٰ َ ََ َ ُ ُُْ َ َ ُ ْ َْ َ ُ ُ َ َ
‫وف ۚ ف بإن ك برهتموهّن فعَس أن ت‬ ‫ۚ وَع بِشوهّن بباّلمعر ب‬
ً ‫ْيا َكث‬
‫ْيا‬ ُ َ ‫َو ََيْ َع َّل‬
ً ْ ‫اَّلل بفي به َخ‬
‫ب‬
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu memusakai
wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan
mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang
telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara
patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”

Bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah)


karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah

5
menjadikan padanya kebaikan yang banyak. Dan begti juga
sebaliknya. Sebagaimana firman Allah:

ً‫َس أَن ُُت ُبوا َشيْئا‬َ َ َ ْ ُ َ ٌْ َ َ ُ َ ًْ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ


ٰ ‫َس أن تكرهوا شيئا وهو خْي ّلكم ۖ وع‬ ٰ ‫وع‬
‫ب‬
َ َُ ْ َ َ ْ ُ ََ َُ ْ َ َُ َ ْ ُ َ ٌ َ َ ُ َ
‫وهو ِش ّلكم ۗ واَّلل ّيعلم وأنتم َل تعلمون‬

“… boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,


dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS al-
Baqarah [2]: 216)

Kelima, tingkatkanlah bakti kalian kepada ayah-bunda, yang


telah dengan penuh kasih sayang dan kesabaran mengantar kalian
hingga ke jenjang untuk memulai hidup baru, membangun rumah
tangga sendiri. Perlu kalian ingat bahwa cinta dan kasih sayang
beliau kepada kalian tidak akan pernah pudar walau kalian kini telah
membangun rumah tangga sendiri.

Sebagai penutup -- di akhir khutbah -- pesan kami


ananda berdua:

ْ‫كم‬ُ َ ْ ْ ُ ً َ ًَْ ُ ُ َ ََ َُ َُ َ َ َ َُ َ
‫﴾ يص بلح ّل‬٠٧﴿ ‫اَّليّن آمنوا اتقوا اَّلل وقوّلوا قوَل س بديدا‬ ‫يا أّيها ب‬
ُ َ ‫اَّلل َو َر ُس‬
َ‫وَل َف َق ْد فَاز‬ ُ َ ُُ ْ ُ َ ْ ََْ ْ ُ َ َ ْ َ
َ َ ‫ك ْم ۗ َو َمّن يُطع‬
‫بب‬ ‫أعماّلكم ويغ بفر ّلكم ذنوب‬
﴾٠٧﴿ ‫يما‬ً ‫فَ ْو ًزا َعظ‬
‫ب‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki
bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.
Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS al-Ahzâb [33]: 70-
71).

6
ُ‫وت َّن إ ََل َوأَنتم‬
ُ َُ ََ َُ َ َ ََ َُ َُ َ َ ََُ َ
‫اَّليّن آمنوا اتقوا اَّلل حّق تقاتب به وَل تم‬
‫ب‬ ‫يا أّيها ب‬
َ ُ
‫م ْس بل ُمون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Âli ‘Imrân [3]:
102).

Ciptakanlah keluarga yang ‘se-iya sekata’, sehingga


terbentuklah keluarga yang sakînah (damai, tenang dan
tenteram), yang di dalamnya terbangun cinta dan kasih sayang
timbal-balik (mawaddah wa rahmah) sehingga anda berdua bisa
berkata: “Baitî Jannatî, Rumahku adalah surgaku”.

Janganlah anda hanya sekadar tergiur oleh kecantikan


dan ketampanan, harta dan keturunan anda berdua. Tetapi
kalian boleh tertarik karena agama dan ketakwaan anda
masing-masing, hingga anda berdua memiliki tekad yang kuat
untuk membangun akhlak anda berdua, sebagai bekal untuk
menuju ridha ‘Sang Pemberi Rahmah’.

Ananda --- Farisa Prima Dhyani dan Ferdiansyah Dolot --


yang berbahagia … Ibu dan bapakmu, beserta keluargamu
dan seluruh undangan yang hadir di sini akan bersama-sama
mendo’akan kalian berdua: “bârakallâhu lakuma wa bâraka
’alaikuma wajama’a bainakumâ fî khaîr” (mudah-mudahan
Allah snantiasa berkenan untuk melimpahkan barakah kepada anda
berdua, menurunkan kebahagiaan atasmu, dan memertemukan anda
berdua dalam kebaikan).

Pesan saya kepada anda berdua: “Kembangkanlah layar


kehidupan anda berdua, pegang kemudi bahtera anda berdua
dengan iman dan taqwa.

7
Aqûlu qaulî hâdzâ, wa astaghfirullâhal ‘azhîm, lî wa
lakum wa li sâiril muslimîna wal muslimât, wal mu’minîna
wal mu’minât.

Fastaghfirûhu, innahû huwal ghafûrurrahîm.


Fattaqullâha mastatha’tum. Fastabiqul khairât.

‫و السالم عليكم و رمحة اهلل و بركاته‬

Semarang, Ahad Kliwon, 13 Sya’ban 1436 H., bertepatan


dengan tanggal 31 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai