Anda di halaman 1dari 6

APBN 2014

Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Satsya Yoga Baswara, S.e, M.sc.

Nama Kelompok:
1. Pra Andhika Nur Setya Kusuma 7211415050
2. Ulfa Sofiana 7211415053
3. Devi Sonia 7211415054
4. Khamidatuzzuhriyah 7211415064

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
1. Kapan APBN 2014 di siapkan?
Jawaban :
Berdasarkan pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang
mengamanatkan, “APBN ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
Dengan kata lain, APBN 2014 disiapkan setiap setahun sekali dengan dijelaskan lebih
terperinci melalui siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai
berikut :

Gambar 1.1. Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

2. Siapakah yang bertanggungjawab menyiapkan APBN ?


Jawaban :
Berdasarkan pada pasal 23 ayat (2) UUD 1945, sebagai Undang-Undang, Rancangan
Undang-Undang APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah (DPD). Namun, berdasarkan ayat (3) pasal yang sama, apabila Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) tidak menyetujui rancangan APBN yang diusulkan oleh
Presiden, Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu.

3. Bagaimana anggaran akhir APBN diputuskan? jelaskan secara terperinci bagaimana


pemerintah membuat anggaranya!
Jawaban:
penyusunan APBN tahun anggaran tertentu selambat-lambatnya sudah harus
dimulai sejak satu tahun sebelumnya (contoh: penyusunan RAPBN 2014 mulai disiapkan
sejak bulan Desember 2012) dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:
(i) diawali dengan reviuw kebijakan dan besaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN), Long-term Budget Framework (LTBF), dan
Medium-term Budget Framework (MTBF)
(ii) penetapan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
(iii) Kementerian Keuangan menyusun konsep pokok-pokok kebijakan fiskal dan
perkiraan kapasitas fiskal (resource envelope) untuk penyusunan Pagu Indikatif
belanja K/L, dan kemudian bersama dengan Menteri Perencanaan menyusun Pagu
Indikatif Belanja K/L yang kemudian dituangkan dalam rancangan awal Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) sebagai pedoman bagi K/L untuk menyusun Rencana
Kerja (Renja) K/L yang dalam proses penyusunannya dilakukan melalui tahap
pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) antara K/L, Kementerian Keuangan dan
Kementerian Pagu Indikatif (Maret) PPKF, KEM, dan RKP (Pertengahan Mei)
Pagu Anggaran (Pertengahan Juni) RAPBN (Agustus) APBN (Akhir Oktober)
Rincian Alokasi Anggaran Belanja Pem Pusat (Akhir November) Keppres UU
RUU & NK Kapasitas Fiskal (Resource envelope) (Maret) DIPA K/L dan Non-
K/L (Desember) 2 4 5 6 7 8 9 Surat Bersama KMK Perpres RKP DIPA Arah
Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional (Januari) PERSETUJUAN DPR
(BANGGAR) PERSETUJUAN DPR (BANGGAR) PERSETUJUAN DPR
(KOMISI) 1 PERSETUJUAN DPR (KOMISI) Konsep Kebijakan RAPBN 3
Surat Menteri Keuangan ke Menteri Perencanaan Pelaksanaan Anggaran (Mulai 1
Januari) 10 17 Perencanaan/Bappenas
(iv) Kemudian rancangan awal RKP ini beserta dengan pokok-pokok kebijakan fiskal
dan Kerangka Ekonomi Makro yang disusun oleh Kementerian Keuangan untuk
kemudian dibahas bersama DPR dalam forum Pembicaraan Pendahuluan RAPBN
(iv) hasil pembahasan tersebut bermuara pada penyusunan kebijakan fiskal dan Pagu
Anggaran sebagai bahan penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN beserta RUU-
nya. Proses ini terus berlanjut pada rangkaian kegiatan selanjutnya sampai dengan
penerbitan Daftar Isian Pelaksanaan APBN (DIPA) setelah UU APBN Ditetapkan
pada akhir bulan Oktober dan penyerahan DIPA oleh Presiden dilakukan pada
bulan Desember.

4. Berapakah presentase produk kotor domestic ( Gross Domestic Product – GDP ) ang
disajikan dalam anggaran APBN?
Jawaban:
Tabel
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengguna dan Lapangan Usaha,
2014 (%)
Uraian 2014
Pertumbuhan Ekonomi 6,0
Penggunaan
Konsumsi Masyarakat 5,3
Konsumsi Pemerintah 3,0
Investasi 7,3
Ekspor 7,2
Impor 7,1
Lapangan Usaha
Pertanian, Perternakan, Kehutanan dan Perikanan 3,5
Pertambangan dan Penggalian 0,0
Industri Pengolahan 6,1
Listrik, Gas dan Air Bersih 6,2
Konstruksi 7,0
Perdagangan, Hotel, Restoran 7,0
Pengangkutan dan Komunikasi 10,2
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 6,7
Jasa-jasa 5,4
Sumber: Kementerian Keuangan
5. Apasajakah sumber-sumber pendapatan anggaran APBN? Tunjukkan persentase
kontribusi tiap sumber utama!
Jawaban:
Tabel
Pendapatan Negara, 2013-2014
(Triliun Rupiah)
Uraian APBNP RAPBN
2013 2014
I. Pendapatan Dalam Negeri 1.497,5 1.661,1
1. Penerimaan Perpajakan 1.148,4 1.310,2
a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.099,9 1.256,3
1) Pendapatan Pajak Penghasilan 538,8 591,6
a) Pendapatan PPh Migas 74,3 68,4
b) Pendapatan PPh Nonmigas 464,5 523,3
2) Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 423,7 518,9
dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah
3) Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 27,3 25,5
4) Pendapatan Cukai 104,7 114,3
5) Pendapatan Pajak Lainnya 5,4 6,0
b. Pendapatan Pajak Perdagangan 48,4 53,9
Internasional
1) Pendapatan Bea Masuk 30,8 33,9
2) Pendapatan Bea Keluar 17,6 20,0
2. Pendapatan Negara Bukan Pajak 349,2 350,9
a. Penerimaan Sumber Daya Alam 203,7 198,1
1) Pendapatan SDA Migas 180,6 171,3
a) Pendapatan Minyak Bumi 129,3 127,2
b) Pendapatan Gas Bumi 51,3 44,1
2) Pendapatan SDA Nonmigas 23,1 26,7
a) Pendapatan Pertambangan Mineral 18,1 21,3
dan Batu Alam
b) Pendapatan Kehutanan 4,3 4,7
c) Pendapatan Perikanan 0,3 0,3
d) Pendapatan Panas Bumi 0,5 0,5
b. Pendapatan Bagian Laba BUMN 36,5 37,0
c. PNBP Lainnya 85,5 91,1
d. Pendapatan BLU 23,5 24,8
II. Penerimaan Hibah 4,5 1,4
Jumlah 1.502,0 1.662,5
Sumber: Kementerian Keuangan

6. Bagaimanakah cara defisit di bayar?


Jawaban:
Dalam APBN 2014, pemerintah menempuh kebijakan defisit anggaran dalam
rangka menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui pemberian stimulus fiskal
secara terukur, dengan tetap menjaga kesinambungan fiskal. Dalam kerangka tersebut,
target defisit anggaran dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar 1,69 persen terhadap PDB.
Untuk membiayai defisit APBN 2014 tersebut, pemerintah akan memanfaatkan
sumber-sumber pembiayaan non utang yang bersumber dari penerimaan cicilan
pengembalian penerusan pinjaman, dan hasil pengelolaan asset; serta pembiayaan utang
yang berasal dari Surat Berharga Negara ( SBN ), pinjaman luar negeri, dan pinjaman
dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai