KIMIA ORGANIK
“PEMBUATAN ACETANILIDE”
I. JUDUL PERCOBAAN :
PEMBUATAN ASETANILIDA
IV. REAKSI
C6H5NH2 + (CH3CO)2O → C6H5NHCOCH3 + CH3COOH
V. LANDASAN TEORI
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan
cara mereaksikan asethopenon (C6H5COCH3) dengan hidroksilamina (NH2OH)
sehingga terbentuk asetophenon oxime (C6H5NOHCH3) yang kemudian dengan
bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida (C6H5NHCOCH3). Pada tahun 1899
Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida (C6H5COCN) dan
molekul air (H2O) dengan menggunakan katalis asam klorida (HCl). Pada tahun 1905
Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Asetanilida dapat dihasilkan dari reaksi antara asam asetat anhidrid dan anilin.
Larutan benzena dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrad
berlebih 150 % dengan konversi 90% dan Yield 65%, direfluks dalam sebuah kolom
yang dilengkapi dengan jaket sampai tidak ada anilin yang tersisa kondisi operasi
temperatur reaksi 30-110oC.
2 C6H5NH2 (l) + ( CH2CO )2O (l) → 2 C6H5NHCOCH3 (s) + H2O (l)
BAHAN BAKU
ANILIN
Merupakan senyawa turunan benzena yang dihasilkan dari reduksi nitrobenzena.
Anilin mempunyai rumus molekul (C6H5NH2).
Rumus bangun:
Kegunaan Anilin :
Merupakan asam asetat yang tidak mengandung air sebagai penghidrasi dan zat
pengasetilasi. Adapun rumus bangun dari anhidrida asam asetat:
Asam asetat memiliki bau yang khas, asam asetat murni disebut asam asetat
glassial.
Asam asetat sangat berbeda dengan asetat anhidrida baik dari sifat fisik dan
kimia, namun keduanya sama-sama dari golongan karboksilat hanya saja asetat
anhidrida memiliki golongan lebih spesifik lagi yakni anhidrida.
Anhidrida asam asetat, (Nama IUPAC: etanoil etanoat) dan disingkat sebagai
Ac2O, adalah salah satu anhidrida asam paling sederhana. Rumus kimianya adalah
(CH3CO)2O. Senyawa ini merupakan reagen penting dalam sintesis organik. Senyawa
ini tidak berwarna, dan berbau cuka karena reaksinya dengan kelembapan di udara
membentuk asam asetat.
Rumus
molekul benzena memperhatikan
ketidak jenuhan sifat adisi seperti halnya alkena atau alkuna. Dengan larutan alkalis
kalium permanganat (KMnO4) maka benzena tidak mengadisi gugus (OH), sedang
ttena mengadisinya. Jelaslah sudah bahwa sifat-sifat benzena berbeda dengan alifatik
tak jenuh.
Karena dari benzena hanya dikenal sebuah hasil monosubtitusi, jadi hanya ada
sebuah fenil klorida (C6H5Cl), sebuah fenol (C6H5OH) dan sebagainya, maka semua
atom H dari benzena adalah seharga.
Reaksi khas kimia benzena bukanlah reaksi adisi pada ikatan rangkap, tetapi atom
hidrogen ditukar pada cincin dengan atom atau gugus lainnya (reaksi subtitusi) dan
dinyatakan sebagai segi enam beraturan yang didalamnya ada lingkaran.
Rumus Bangun:
atau atau
Dapat disimpulkan bahwa struktur benzena lebih stabil jika dilihat dari struktur
resonansi. Benzena tidak mengandung ikatan rangkap atau tunggal dari karbon-
karbon, tetapi keenam elektron terbagi rata pada tiap-tiap karbonnya hingga panjang
ikatan karbonnya sama.
Reaksi Adisi
a) Dengan katalisator nikel atau platina temperatur 200oC benzena beradisi dengan
gas hidrogen
b) Dengan katalisator cahaya matahari benzena beradisi dengan gas khlor/brom.
Reaksi Oksidasi
Pada suhu kamar dalam suasana asam dengan oksidator kalium atau potassium
permanganate atau bichromat katalisator vanadium benzena teroksidasi menjadi
anhidrida asam atendikarboksilat 1,2 (asam fumarat).
Reaksi Subtitusi
Hidrogenasis dengan zat gas halogen (Cl atau Br2) kecuali iod bereaksi lambat
sekali, katalisator besi disebut reaksi halogenesis membentuk halogen benzena.
Nitrasi dengan asam nitrat pekat katalisator asam sulfat pekat, membentuk
nitrobenzena.
Sulfonasi dengan asam sulfat pekat berasap (campuran H2SO4) dengan SO3
membentuk asam benzene sulfonat.
Sintesa Friedel Crafts : reaksi suatu alkil halogenida atau karbon halogenida
dengan direaksikan dengan golongan halide katalisator AlCl3
Kegunaan Benzena :
1. Sebagai bahan pelarut utama terutama lemak atau karet, alkaloid, dammar
2. Bahan sintesa untuk fenol, analin atau zat warna
3. Sebagai insektisida
4. Bahan dasar nilon GG
5. Bahan dasar pembuatan senyawa turunan benzene cara subtitusi
PRODUK
ACETANILIDE
Acetanilide dengan nama lainnya acetanilidium atau antifebrinum didapat dari
reaksi antara anilin dengan anhidrida asam asetat kemudian dikristalisasi lalu
diherkristalisasi. Acetanilide merupakan senyawa yang mempunyai rumus molekul
C6H5NHCOCH3 yang digunakan pada pembuatan zat celup.
Acetanilide mempunyai rumus bangun :
Sifat Fisika Sifat Kimia
Sulfonasi :
Pembuatan Acetanilide :
Pembuatan Acetanilide dari asam asetat anhidrid dan anilin Larutan benzene
dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrad direfluk dalam
sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket sampai tidak ada anilin yang tersisa.
C6H5NH2 + (CH3CO )2O → 2C6H5NHCOCH3 + H2O
Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air panasnya dngan
pendinginan, sdan filtratnya direcycle kembali. Pemakaian asam asetatanhidrad
dapat diganti dengan asetil klorida.
Kegunaan acetanilide:
Sebagai penstabil peroksida
Dalam pembuatan zat antara zat celup
Dalam pembuatan karet dan sufat
Dalam pembuatan sebagai analgesik
Sebagai bahan baku pembuatan antibiotik dan obat – obatan
Sebagai zat awal pembuatan penicilium
Bahan pembantu dalam industri cat dan karet
Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida
METODE PROSES
KRISTALISASI
Pada pembuatan acetanilide operasi pemisahan dilakukan dengan kristalisasi.
Kristalisasi adalah proses pemisahan zat dari campurannya berdasarkan pembentukan
bahan padat (kristal). Kristal adalah bahan padat dengan susunan molekul tersebut.
1. Mekanisme pembentukan kristal :
Pembentukan inti
Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil yang dapat
terbentuk secara cara memperkecil kristal-kristal yang ada dalam alat
kristalisasi atau dengan menambahkan benih kristal ke dalam larutan lewat
jenuh.
Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu:
o Transportasi molekul-molekul (ion-ion dari bahan yang akan di
kristalisasikan) dalam larutan ke permukaan kristal dengan cara difusi.
Proses ini berlangsung semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam
larutan semakin besar.
o Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal. Semakin luas
total permukaan kristal, semakin banyak bahan yang ditempatkan pada
kisi kristal persatuan waktu.
2. Syarat-syarat kristalisasi :
Larutan harus jenuh
Larutan yang mengandung jumlah zat berlarut berlebihan pada suhu tertentu,
sehingga kelebihan itu tidak melarut lagi. Jenuh berarti pelarut telah seimbang
zat terlarut atau jika larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, artinya
konsentrasinya telah maksimal kalau larutan jenuh suatu zat padat didinginkan
perlahan-lahan, sebagian zat terlarut akan mengkristal, dalam arti diperoleh
larutan super jenuh atau lewat jenuh.
Larutan harus homogen
Partikel-partikel yang sangat kecil tetap tersebar merata biarpun didiamkan
dalam waktu lama.
Adanya perubahan suhu
Penurunan suhu secara drastis atau kenaikan suhu secara drastis tergantung
dari bentuk kristal yang didinginkan.
3. Metode-metode kristalisasi :
Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang drastis dengan menurunnya
temperature, kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan larutan
panas yang jenuh. Contoh : Gula.
Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan menurunnya
suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagai pelarut.
Contoh: Garam
Pemanasan dan pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari dua metode di atas. Larutan panas yang
jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan.sebagian pelarut
menguap, panas penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan
menjadi dingin dan lewat jenuh.metode ini disebut kristalisasi vakum. Contoh :
Garam.
Penambahan bahan (zat) lain.
Untuk pemisahan bahan organik dari larutan seringkali ditambahkan suatu
garam, garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang diinginkan
sehingga terjadi desakan dan membuat bahan padat menjadi terkristalisasi.
5. Ukuran Kristal
Ukuran kristal tergantung dari kecepatan pembentukan inti kristal (partikel kristal
yang amat kecil, yang terbentuk secara spontan akibat dari keadaan larutan yang
lewat jenuh) dan pertumbuhan kristal, artinya tergantung pada kondisi kristalisasi.
6. Herkristalisasi
Merupakan salah satu cara pemurnian zat padat dengan cara melarutkan zat padat
tersebut dalam suatu pelarut, kemudian dikristalkan kembali.
7. Langkah-langkah kristalisasi
Larutan sample zat padat dilarutkan dalam pelarut panas
Bubuhkan sedikit norit
Larutan tersebut dijenuhkan kembali
Saring kembali dengan pemanas air
Didinginkan larutan tersebut hingga es mencair
Saring kristal tersebut
- Perolehan
Pada kebanyakan proses kristalisasi, kristal dan cairan induk berada pada
waktu yang cukup lama sehingga mencapai keseimbangan, dan cairan induk itu
jenuh pada suhu akhir proses itu. Perolehan dari proses itu dapat dihitung dari
konsentrasi larutan awal dan kelarutan pada suhu akhir. Selama proses itu
terjadi penguapan yang cukup besar, kuantitasnya harus diketahui atau dapat
diperkirakan, oleh karena kuantitas yang terakhir ini tetap berada dalam fase
zat cair selama berlangsungnya kristalisasi.
- Laju nukleasi
Adalah banyaknya partikel baru yang terbentuk persatuan waktu persatuan
volume magma atau larutan induk bebas zat padat. Nukleasi digolongkan
menjadi 3 kelompok yaitu nukleasi palsu, nukleasi primer, dan nukleasi
sekunder.
- Laju pertumbuhan
Adalah suatu proses difusi, yang dimodifikasi oleh pengaruh permukaan padat
pada tempat pertumbuhan itu berlangsung. Molekul-molekul atau ion-ion zat
terlarut mencapai muka kristal yang tumbuh itu dengan cara difusi melalui fase
zat cair.
VIII. PROSEDUR
1) Lima gram aniline dicampur dengan 20 cm3 benzene.
2) Campuran dimasukkan ke dalam labu alas bulat yang mempunyai pendingin
tegak.
3) Kemudian dipanaskan diatas pemanas listrik sampai mendidih.
4) Setelah cairan mendidih, kemudian dimasukkan larutan anhidrida asam cuka
sedikit demi sedikit melalui pendingin tegak sebanyak 6 gram.
5) Reaksinya berlangsung eksoterm, maka akan terlihat mendidih sangat keras.
6) Apabila mendidih terlalu keras, pemanas dikurangi.
7) Setelah asam cuka dibibuhkan semua, larutan tetap dipanaskan selama 30 menit
diatas pemanas listrik.
8) Selanjutnya cairan yang masih panas dimasukkan kedalam beaker gelas yang
berisi es.
9) Kemudian diherkristalisasi dengan karbon aktif.
10) Hitung rendemen teoritis dari hasil yang didapatkan
IX. GAMBAR RANGKAIAN ALAT
Keterangan gambar :
1. Statif 5. Tutup gabus
2. Pemanas listrik 6. Termometer
3. Labu alas bulat
4. Pendingin tegak
X. PERHITUNGAN
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑛𝑖𝑙𝑖𝑛
Mol Anilin = 𝑀𝑟 𝑎𝑛𝑖𝑙𝑖𝑛
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑔𝑟𝑎𝑚
93
𝑚𝑜𝑙
= 0,054 mol
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 anhidrida
Mol anhidrida = 𝑀𝑟 anhidrida
6 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑔𝑟𝑎𝑚
102
𝑚𝑜𝑙
= 0,059 mol
= 7,29 gram
Secara Praktis
Massa cawan kosong + kertas saring = 70,42 gram
Massa cawan dengan sampel = 73,90 gram -
Massa sampel = 3,48 gram
3,48 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 7,29 x 100%
𝑔𝑟𝑎𝑚
= 47,7 % = 48%
XI. PEMBAHASAN
Lima gram anilin yang telah diketahui volumenya dimasukkan ke dalam labu
beralas bulat dan dicampurkan 20ml benzena. Labu alas bulat dipasangkan dengan
pendingin tegak dan larutan dipanaskan diatas pemanas listrik sampai mendidih.
Diteteskan 6 gram anhidrida asam asetat yang telah diketahui volumenya lewat
bagian atas pendingin tegak, maka akan menghasilkan reaksi eksoterm (mendidih
makin keras) maka suhu pemanasan dikurangi. Lalu setelah anhidrida asam asetat
telah dituangkan semua dipanaskan kembali sampai 30 menit. Larutan dimasukkan
kedalam beaker glass yang berisi es, lalu tambahkan norit seujung spatula. Larutan
dalam beaker glass yang mengandung norit dipanaskan sembari diaduk sampai semua
es mencair dan larutan menjadi jernih. Dilakukan penyaringan awal dengan corong
pemisah berpemanas yang dibawahnya diletakkan beaker glass berisi es. Setelah es
mencair sempurna lalu dilakukan penyaringan kedua dengan corong pemisah. Kristal
yang tertinggal di kertas pemisah lalu diopen dan ditimbang.
XII. KESIMPULAN
Pada percobaan ini acetanilide disintesis dari anilin dan anhidrida asam asetat
melalui reaksi asetilasi.
Acetanilide adalah reaksi atom H pada gugus amina pada senyawa anilin
digantikan dengan gugus asetil pada senyawa anhidrida asam dan asam asetat
sebagai produk sampingnya.
Acetanilide berfungsi sebagai bahan baku pembuatan obat, zat awal pembuatan
penicilium dan bahan pembantu dalam industri cat, dan lain-lain.
Massa kristla acetanilide yang diperoleh sebanyak 3,48 gram dengan hasil
rendeman sebesar 48%
XIII. TUGAS
Dari semua jenis reaksi ada yang menggunakan katalis dalam ada pula reaksi
yang tidak menggunakan katalis. Rata-rata katalis yang digunakan pada proses
pembuatan acetanilide adalah benzena (C6H6) dan serbuk zink (Zn).
Mula-mula anilin bereaksi dengan anhidrid asam asetat membentuk suatu amida
dalam keadaan transisi, kemudian diikuti dengan reduksi H2O membentuk
asetanilida.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden.. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid I.1986. Jakarta :
Erlangga.
2014.”Buku penuntunpraktikum Teknik Kimia III”.Jakarta: Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
2014.”Ilmu Kimia Organik 2 Sekolah Menengah Farmasi”,Jakarta.Anshory
Fesenden.”Kimia Organik Jilid I”.
http://id.wikipedia.org
https://www.scribd.com
https://www.academia.edu
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706704/mekanis