Anda di halaman 1dari 3

Reaksi Kimia

Antibiotik penisilin dikenal sebagai antibiotik β-laktam yang merupakan inhibitor


spesifik terhadap sintesis dinding sel bakteri. Hal ini karena mikroorganisme penghasilnya
mempunyai spektrum yang sangat luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif yang
terdapat pada dinding selnya.
Metabolit sekunder diproduksi pada idiofase (fase dengan populasi sel tetap, sel tumbuh
atau sel mati). Pada idiofase mikroba lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti suhu terlalu
tinggi atau rendah, radiasi, bahan kimia dan metabolit sekunder yang dihasilkannya.Sintesis
metabolit sekunder dimulai pada saat habisnya beberapa zat gizi dalam
medium pertumbuhan.Oleh karena keterbatasan zat gizi tersebut sehingga menyebabkan
terakumulasinya induser enzim metabolit sekunder, terlepasnya gen-gen untuk sintesis
metabolit sekunder dan represi katabolit.
Biosintesis metabolit sekunder seperti antibiotik dipengaruhi juga oleh ketersediaan
fosfat. Umumnya produksi metabolit sekunder terjadi pada kondisi fosfat terbatas. Komponen
yang berperan yaitu sistem PhoR-PhoP. PhoR adalah protein membrane standar sensor kinase.
PhoP adalah suatu protein anggota regulator respon terikat dengan DNA.
Jalur biosintesis penisilin bermula dari kondensasi tiga asam amino, yaitu asam
aminoadipic, sistein, dan valin. Reaksi ini berlangsung dengan adanya enzim ACV sintetase
membentuk tripeptida d-(a-aminoadipil) sisteinilvalin, yang kemudian diubah menjadi bentuk
siklik isopenisilin N dengan bantuan enzim isopenisilin N sintetase. Jalur reaksi hingga
terbentuknya isopenisilin N dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.Pembentukan isopenisilin N dari tripeptida


Setelah terbentuknya isopenisilin N pada biosintesis penisilin, maka rantai samping a-
aminoadipil diganti dengan sebuah rantai samping hidrofobik. Penisilin N kemudian diubah
menjadi deasetoksisefalosporin C. Langkah terakhir dari biosintesis ini adalah asetilasi dari
deasetoksisefalosporin C menjadi sefalosporin C, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Pembentukan biosintesis antibiotikpenisilin

Pembuatan Penisilin
Penisilin diproduksi secara komersial dengan menggunakan bahan baku utama berupa
glukosa, laktosa, dan cairan rendaman jagung. Mineral-mineral yang digunakan adalah NaNO3,
Na2SO4, CaCO3, KH2PO4, MgSO4, 7H2O, ZnSO4, dan MnSO4. Untuk meningkatkan yield dan
modifikasi tipe penisilin yang akan dihasilkan, maka kedalam media fermentasi ditambahkan
juga precursor, misalnya phenylacetic acid yang digunakan untuk memproduksi penisilin G.
Cairan rendaman jagung adalah media fermentasi dasar yang terdiri dari asamamino,
polipeptida, asam laktat dan mineral-mineral. Kualitas cairan rendaman jagung sangat
bergantung pada derajat pengenceran hingga diperoleh konsentrasi yang diinginkan,
sedangkan besarnya jumlah nutrient dan alkali yang ditambahkan kedalam media dasar
disesuaikan dengan jumlah media fermentasi dasar ini.
Proses fermentasi penisilin didahului oleh tahapan seleksi strain Penicillium
chrysogenum pada media agar di laboratorium dan perbanyakan pada tangki seeding. Setelah
proses seleksi dilakukan, maka dilanjutkan dengan sterilisasi media fermentasi melalui
pemanasan dengan steam bertekanan sebesar 15 lb (1200C) selama ½ jam. Sterilisasi ini
dilanjutkan dengan proses pendinginan fermentor dengan air pendingin yang masuk ke dalam
fermentor melalui coil pendingin.
Saat temperatur mencapai 75oF (24oC), media ini diinokulasi pada kondisi aseptik
dengan memasukkan spora-spora kapang Penicillium chrysogenum. Selama proses fermentasi
berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril dihembuskan
melalui sparger kedalam fermenter. Proses fermentasi ini akan berlangsung selama 100 – 150
jam dengan tekanan operasi 5 – 15 psig. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi
penisilin berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin melalui coil. Busa-busa yang
terbentuk dapat diminimalkan dengan penambahan agen anti-foam. Kapang aerobik dibiarkan
tumbuh selama 5 – 6 hari saat gas CO2 mulai terbentuk.
Pada saat penisilin sudah dihasilkan dalam jumlah yang maksimum, maka cairan hasil
fermentasi tersebut didinginkan hingga 28oF (2oC), dan dimasukkan kedalam rotary
vacumfilter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh
filtrat berupa cairan jernih yang mengandung penisilin. Cairan yang mengandung penisilin
diekstraksi secara kimia lalu dimurnikan menggunakan pelarut untuk membuat kristal murni.
Setelah proses ini, penisilin dikemas siap untuk digunakan. Tangki fermentor disterilisasi, lalu
digunakan untuk membuat biakan baru.
Pada pembuatan penisilin, tangki pengaduk untuk fermentasi diinokulasikan dengan
kulturPenicillium notatum atau Penicillium chrysogenum. Jamur-jamur tersebut tumbuh pada
suhu 24°C, suplai O2 cukup, dan pH yang agak basa. Setelah 30 jam, penisilin mulai dihasilkan
dan akan mencapai hasil maksimum setelah 4 hari. Produksi berhenti setelah 6 hari.Pada saat
tersebut, kandungan (isi) tangki fermentor ditampung.Oleh karena penisilin diproduksi di luar
sel jamur, maka misellium jamur disaring, dicuci, dan dibuang.Zat sisa yang mengandung
penisilin diekstraksi secara kimia lalu dimurnikan menggunakan pelarut untuk membuat
Kristal murni. Setelah proses ini, penisilin dikemas siap untuk digunakan. Tangki fermentor
disterilisasi, lalu digunakan untuk membuat biakan baru.

Anda mungkin juga menyukai