Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Tanpa rem, kita tak akan bisa berkendara dengan mobil karena akan terlalu berbahaya. Itu
sebabnya perkembangan sistem rem menjadi bagian integral dari kemajuan teknologi
otomotif.Saat ini, kita dengan santainya tinggal menginjak rem jika hendak memperlambat
kendaraan. Tak perlu takut rem mengunci karena sudah ada ABS, tak perlu khawatir blong
mengingat material remnya sudah hebat. Cukup menginjak dengan tenaga sedikit saja karena ada
sistem hidraulis yang membantu kekuatan pengereman.Selain itu ada sederet fitur elektronik lain
yang siap membantu kerja rem agar semakin efektif, dan dapat menghentikan kendaraan secara
aman.

Balik ke 120 tahun lalu, sistem rem begitu sederhana. Sistem ini hanya berbentuk balok
kayu yang melalui tuas ditempelkan ke roda sehingga menimbulkan gesekan untuk
memperlambat kendaraan. Sistem ini bahkan lebih sederhana daripada rem sepeda mini.Tentu
saja saat itu rem tadi dianggap cukup karena kecepatan kendaraan pun sedemikian rendahnya,
bahkan lebih pelan daripada seseorang yang berlari. Tapi seiring meningkatnya teknologi dan
kecepatan, mau tak mau rem pun mengalami evolusi.Baru pada 1902, atau sekitar 17 tahun
setelah mobil bermesin pertama dibuat, timbul kebutuhan akan rem yang lebih memadai. Louis
Renault disebut sebagai salah satu pionir rem teromol. Rem model drum dengan sepatu rem di
dalamnya, membuat sistem pengereman ini sangat efektif di zamannya.Masih di tahun sama,
William Lanchester dari Inggris mematenkan jenis rem baru yakni cakram. Modelnya lebih
sederhana dan mampu membuang panas lebih cepat.

Sayangnya, konsep itubelum bisa diterima di masanya. Bentuk rem terbuka membuat
debu mudah mengotori sepatu rem, lagipula ketika itu belum diperlukan rem yang mampu
melepas panas secara cepat. Alhasil, hampir semua mobil di dunia menggunakan rem teromol.

Memasuki era 1910-an, kegilaan orang akan balap mulai berkembang. Sistem rem pun lantas
mengalami lompatan signifikan di 1918 ketika Malcolm Loughead, salah satu pendiri Lockheed
Aircraft Corporation menemukan sistem hidraulis.Memanfaatkan hukum bejana dari Bernoulli,
Sistem rem hidraulis memungkinkan kita mengerem dengan tenaga injakan pedal lebih
sedikit.Memasuki era 1950-an yang banyak disebut sebagai era keemasan dunia otomotif pasca
Perang Dunia, kecepatan mobil semakin menggila. Di saat inilah pabrikan mobil teringat
kembali akan penemuan William Lanchester yakni rem cakram. Chrysler pun menjadi pabrikan
pertama yang mengaplikasikan rem cakram yang digabung dengan sistem hidraulis.Sejak saat itu
perkembangan teknologi rem agak tersendat karena sudah dianggap memadai. Butuh sekitar 20
tahun untuk menyadari bahwa sistem pengereman mobil memiliki cacat bawaan yang
mengerikan.Saat direm keras hingga mengunci, mobil tidak akan bisa dikendalikan sama sekali.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip dan fungsi rem

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan ini
harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti.Mesin
merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan
kendaraan.Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk
menghentikan kendaraan.Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan
penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect)diperoleh dari adanya
gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.

Dengan diketahuinya prinsip kerja dari rem diatas dapat diketahui bahwa Fungsi remadalah
untuk memperlabat dan menghentikan laju kendaraan dan menjaga kendaraan agar tetap diam
pada saat kendaraan tidak melaju

B. Macam-macam bentuk rem

1. Rem Tromol

 Rem tromol dengan sistem penggerak mekanik

Komponen rem tromol


- kanvas rem - anchor pen

2
- cam - per pembalik - tromol/ drum

cara kerja rem tromol mekanik:

1. sebelum rem bekerja.

Pada saat tuas rem belum di tarik / di injak maka rem belum bekerja. Di antara tromol dan
kanvas rem masih ada celah dan tidak bersinggungan. Per pengembali kanvas masih belum
meregang.
2. setengah pengereman

3
Apabila tuas rem ditarik setengah maka akan mulai terjadi pergerakan pada komponen rem. Cam
akn bergerak memutar dan kanvas akan bergerak keluar sehingga akan mulai bergesekan dengan
drum/ tromol. Terjadilah gesekan kecil dan rem bekerja sedikit.

3. rem bekerja penuh

Pada saat rem tuas rem di tarik penuh maka akan terjadi gesekan yang kuat antara tromol dan
kanvas rem. Cam memutar maksimal dan penekanan pada kanvas rem dengan tromol kuat
sehingga dengan adanya gaya gesekan yang kuat akan mampu menghentikan putaran tromol.
Per pengembali juga meregang maksimal.

4. Pelepasan rem

Saat pelepasan rem adalah dimana tuas dilepas dan kembali pada posisi semula. Per pengembali
kanvas bekerja untuk mengembalikan kedudukan kanvas seperti pada saat belum bekerja.
Gesekan antara kanvas dan tromol tidak ada.

 Rem Tromol dengan system penggerak hidrolik

4
Rem Hidrolik

Rem hidrolik merupakan suatu rangkaian yang sangat rumit dimana terdiri dari berbagai
komponen alat yang memeiliki fungsi kerja berbeda-beda. Setiap komponen memiliki peranan
dalam hal pengeraman. Berikut adalah komponen rem hidrolik pada mobil:

 Master silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik
minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem atau menekan pada rem (pada model rem
piringan).

 Piston

Metupakan komponen pengerak dari system kerja rem hidrolik. Piston rem ada 2 jenis
yatu piston pedal dan piston cakram. Piston pedal adalah piston yang terhubung dengan
pedal penginjak rem, sedangkan piston cakram adalah piston yang terhubung dengan
kanvas rem, dimana kanvas ini akan menghentikan perputaran roda dengan cara
mencengkram cakram.

 Boster Rem

Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan
tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo
(servo brake). Boster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi
ada juga yang dipasang terpisah.

Cara kerja boster rem


Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka
sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar
Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston
mengaklbatkan torak terdorong ke dapan

 Katup Pengimbang

Katup pengereman atau yang lebih dikenal dengan nama katup proporsional adalah alat
yang berfungsi sebagai pembagi tenaga pengereman. Komponen ini berfungsi misalnya
saat mobil yang mengerem mendadak, yang mengakibatkan sebagian besar beban
kendaraan tertumpu pada ban depan. Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan

5
tekanan hidrolik pada silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda
belakang lebih kecil daripada daya pengereman roda depan.

 Tromol
Adalah bagian yang ikut berputar bersama roda. Bagian inilah yang akan menjadi
media untuk menghentikan perputaran roda.

Cara Kerja Rem Hidrolik

Pada rem hidrolik terdapat pipa-pipa hidrolik yang berisi cairan berupa minyak rem. Pada
ujung-ujung pipa ini terdapat piston penggerak yaitu piston pedal dan piston cakram. Pipa
dan piston inilah yang memegang peranan penting dimana konsep dan sterukturnya telah
didesain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hukum pascal, dengan tujuan
menghasilkan daya cengkram yang besar dari penginjakan pedal rem yang tidak terlalu
dalam. Penyesuaian terhadap hukum pascal yang dimaksud adalah dengan mendesain agar
pipa pada pedal rem lebih kecil daripada pipa yang terhubung dengen piston cakram.
Saat pedal rem diinjak pedal yang terhubung dengan booster rem akan mendorong piston
pedal dalam sehingga minyak rem yang berada pada pipa akan mendapatkan tekanan.
Tekanan yang didapat dari pedal akan diteruskan ke segala arah di permukaan pipa termasuk
ujung-ujung pipa yang terhubung dengan piston cakram.Karena luas permukaan piston
cakram lebih besar daripada piston pedal.
maka gaya yang tadinya digunakan untuk menginjak pedal rem akan diteruskan ke piston
cakram yang terhubung dengan kanvas rem dengan jauh lebih besar sehingga gaya untuk
mencengkram cakram akan lebih besar pula. Cakram yang besinggungan dengan kanvas rem
akan menghasilkan gaya gesek, dan gaya gesek adalah gaya yang bernilai negative maka dari
itu cakram yang ikut berputar bersama roda semakin lama perputarannya akan semakin
pelan, dan inilah yang disebut dengan proses pengereman. Selain itu karena diameter dari
cakram yang lebih lebar juga ikut membantu proses pengereman. Hal itulah yang
menyebabkan system kerja rem cakram hidrolik lebih efektif daripada rem konvensional
(rem tromol).

gambar cara kerja rem hidrolik

6
 Rem tromol dengan sistem penggerak udara/pneumatik

Full Air Brake adalah sebuah sistem rem yang menggunakan udara bertekanan untuk
menghasilkan gaya pengereman. Udara bertekanan itu di hasilkan oleh kompresor yang berputar
mengikuti putaran mesin yang kemudian ( udara ) akan di kumpulkan di dalam tangki udara.

Komponen-komponen :
Sitem ini memiliki beberapa komponen untuk mendukung kerja dari suatu komponen lainya.
1.Air tank

Berfungsi untuk menampung udara sementara yang di suplay dari kompresor udara yg
sebelumnya udara tersebut sudah di saring terlebih dahulu oleh filter udara dan Air Dryer agar
udara yg masuk kedalam tangki bener bener bersihh tidak terdapat kotoran atau air yang masuk
ke system saluran

2.Air kompresor

Adalah komponen untuk menghasilkan udara yang kemudian di salurkan dulu ke Air Dryer
untuk di saring dimana Uap lembab dalam udara di bersihkan dan setelah melalui proses
penyaringan selanjutnya di kirim ke tangki udara.

3.Brake Valve

7
Katup ini mengendalikan rem dengan cara membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara
bertekanan. Pengendalian rem untuk roda depan dan belakang dilakukan secara terpisah.

4.Relay valve

Relay valve di kendalikan oleh udara bertekanan dari brake valve, relay valve membuka dan
menutup aliran udara bertekanan dari tangki ke tabung rem (brake chember). Untuk
mengaktifkan dan membatalkan rem dengan cepat

5.Brake cember

Brake chamber berfungsi unuk merubah tekanan udaara menjadi gerakan mekanis dan melalui
sebuah push rod mengerakan tuas slack adjuster

6.Air dryer

berfungsi untuk menyaring kelembapan udara sebelum udara masuk ke tangki udara di air dryer
ini antara air dan kotoran di saring terlebih dahulu agar udara yang masuk ke Air Tank benar-
benar bersih

Cara kerja

Udara yang akan di gunakan untuk daya pengereman ini di hubungkan oleh Brake Valve dan
Relay Vlave. Brake Valve berfungsi sebagai kontrol pengiriman udara bertekanan ke Brake
Chamber sesuai dengan sudut injakan dari pedal rem. Sedangkan Relay Valve berfungsi sebagai
pengatur tekanan udara dari Air Reservoir sehingga menghasilkan tekanan udara yang cukup
untuk memberikan tekanan pengereman yang selanjutnya di teruskan ke Brake Chamber dan
Spring Chamber

Pada brake Chamber terdapat dua bagian yaitu katup atas ( Upper Valve ) untuk rem belakang
dan katup bawah ( Lower Valve ) untuk rem depan. Hal ini memungkinkan pengereman terjadi
pada roda belakang terlebih dahulu sebelum roda depan. Sangat berguna sekali saat truk atau bus
membawa muatan sehingga pengereman dapat dilakukan secara maksimal. Saat pedal rem di
injak udara melewati Upper Valve menuju Relay Valve rem belakang sebagai signal udara.
Beberapa saat kemudian udara menekan Lower Valve untuk membuka katup sehingga udara
mengalir ke Quick Release Valve pada rem bagian depan. Quick Release Valve biasa di gunakan
pada kendaraan yang memiliki tiga sumbu roda yang terpasang dekat dengan Brake Chamber
dan berfungsi untuk membuang udara bertekanan agar tidak terjadi tekanan yang berlebihan. Full
Air Brake sangat cocok di gunakan untuk kendaraan bermuatan berat.

8
2.REM CEKRAM

 Rem cakram dengan sistem penggerak hidrolik

Hampir semua komponen dan cara kerja rem cakram hidroli sama dengan rem tromol
yang membedakannya adalah gerakan piston untuk menekan kanvas. jika pada rem
tromol gerakan piston menekan kanvasnya keluar atau mengembang,lain halnya dengan
rem cakram yaitu gerakan piston menekan kanvas kedalam atau menjepit cakram.

 Rem cakram penggabungan dari kerja hidolik dan elektrik /ABS

Sistem rem anti-lock braking sistem (ABS) merupakan sistem pengereman pada mobil agar tidak
terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras.
Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau

9
semua roda berhenti sementara mobil masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama
sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem
untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu
berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat
dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.

Empat komponen utama dari sistem pengereman ABS adalah :

Sensor Kecepatan

Sensor Kecepatan yang terletak pada setiap roda ataupun diferensial (dalam beberapa kasus),
menyampaikan informasi kepada ABS ketika roda hendak mengunci.

Katup

Di setiap rem pada jalur pengereman terdapat sebuah katup yang dikendalikan oleh ABS. Dalam
beberapa sistem, katup tersebut memiliki 3 posisi :

● Posisi satu; katup dalam keadaan terbuka dan tekanan dari master silinder diteruskan
langsung ke rem.

● Posisi dua; katup menghalangi jalur pengereman dan mengisolasi rem dari master
silinder. Hal ini bertujuan untuk mencegah bertambahnya tekanan saat pengemudi
menginjak pedal rem lebih dalam.

● Posisi tiga; katup melepaskan sebagian tekanan dari rem.

Pompa

Pompa berfungsi mengembalikan tekanan yang dilepaskan oleh katup pada jalur pengereman.

Kontroler

Kontroler adalah sebuah komputer. Komponen tersebut mengawasi sensor kecepatan dan
mengendalikan katup.

Cara kerja

Kontroler memantau sensor kecepatan sepanjang waktu, menunggu penurunan kecepatan putaran
roda yang tidak biasa. Dalam kondisi normal, pada kecepatan sekitar 100 km per jam, sebuah
mobil membutuhkan waktu sekitar 5 detik untuk berhenti sepenuhnya. Namun waktu yang
dibutuhkan roda untuk berhenti berputar hingga terkunci, kurang dari 1 detik.

10
Karena kontroler ABS mengetahui bahwa menghentikan kendaraan sepenuhnya sebelum roda
terkunci tidak dimungkinkan, maka sesaat sebelum roda terkunci, tekanan rem akan dikurangi,
dan setelah akselerasi terdeteksi, maka tekanan rem akan ditambahkan kembali, demikian
seterusnya hingga mobil berhenti sepenuhnya. Proses tersebut terjadi dengan cepat dan
menghasilkan sistem pengereman yang maksimal.

Pada saat ABS bekerja, denyut yang dihasilkan dari proses buka tutup katup secara terus
menerus dengan sangat cepat, dapat dirasakan kaki melalui pedal rem. Beberap sistem ABS
dapat melakukan proses tersebut hingga 15 kali per detik.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Bentuk rem terbagi jadi 2 yaitu rem tromol dan rem cakram.dari dua enis ini dibagi lagi
berdasakan cara kerjanya yaitu dengan menggunakan system penggerak mekanik,
hidrolik, pneumatic,dan gabungan hidrolik dan elektrik.

SARAN

untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang system rem maka audiens diharapkan
memperbanyak membaca buku buku tentang system rem agar tidak ada sesuatu yang
mengganjal ketika yang melakukuan persentasi tidak bias memberikan jawaban yang
memuaskan

11
DAFTAR ISI

http://sistemrem-smknulasem.blogspot.com/2012/07/materi-sistem-rem-1.html

http://saputranett.blogspot.com/2013/05/sistem-rem-tromol-sepeda-motor.html

http://otomotifbaut39.blogspot.com/2010/12/sistem-rem.html

http://apepruhiyat.blogspot.com/2013/05/cara-kerja-rem-angin.html

http://www.scribd.com/doc/52819080/Sistem-Rem-Udara

http://hinocatalog.blogspot.com/2012/08/full-air-brake.html

http://ianhardian.blogspot.com/2011/10/abs-anti-lock-breaking-sistem.html

http://www.astracreditcompanies.com/news/read/187/mengenal_cara_kerja_rem_abs_anti_lock_
braking_systems#.UsQs0fQW3fI

12

Anda mungkin juga menyukai