I V E R S IT A
N
S
U
W IJ A Y
AYA
AB
K
A
US U
R
U M A S
Oleh :
Handoko Tejo Utomo
02 70 0139
Dosen Pembimbing :
Dr. Samsul Huda, Sp.B
Judul...........................................................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................................ii
Daftar Gambar, Diagram, dan Tabel..........................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Definisi.........................................................................................................3
2.2 Epidemiologi................................................................................................3
2.3 Patofisiologi dan Faktor Resiko...................................................................3
2.4 Manifestasi Klinis.........................................................................................5
2.5 Stadium Klinik.............................................................................................6
2.6 Klasifikasi.....................................................................................................8
2.7 Diagnosis......................................................................................................12
2.8 Penatalaksanaan............................................................................................15
2.9 Prognosis......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22
DAFTAR GAMBAR, DIAGRAM, dan TABEL
2.1 Definisi
Tumor Ganas Jaringan Lunak (TGJL) atau biasanya dinamakan Sarkoma
Jaringan Lunak (SJL) adalah tumor yang tumbuh pada jaringan penyangga yang
berasal dari lapisan mesoderm seperti otot, kartilago, jaringan lemak, jaringan fibrosa,
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf yang sifatnya infiltratif dan ganas.1,2,3,4
2.2 Epidemiologi
Perkiraan insidensi kasus TGJL di Amerika pada di tahun 2007 ini adalah
sebanyak 9220 kasus baru yang ditemukan (5050 kasus pada pria dan 4710 kasus
pada wanita), dan dengan tingkat mortalitas sebanyak 3560 kasus (1840 kasus pada
pria dan 1740 kasus pada wanita). Secara umum angka kejadian TGJL ini adalah
sebanyak 1 % dari semua kasus keganasan pada dewasa, dan hanya sebesar 15 % dari
semua kasus keganasan pada anak-anak.4
1. Radiasi6
Biasanya terjadi pada penderita yang telah mendapat terapi radiasi oleh karena
keganasan yang lain seperti misalnya kanker payudara dan lymphoma maligna.
Diperkirakan dosis radiasi yang dapat menyebabkan TGJL ini adalah antara 2000
sampai 10.000 rads. Menurut penelitian, ketentuan yang dapat diterima bahwa
radiasi menjadi penyebab terjadinya TGJL adalah bahwa sarkoma harus terletak di
daerah yang sebelumnya terkena radiasi yang diketahui dengan cara adanya
perubahan - perubahan morfologis pada lokasi tersebut, dan adanya suatu periode
laten yang panjang antara periode mendapat terapi radiasi dengan timbulnya
manifestasi klinis TGJL ini (biasanya kurang lebih 10 tahun), serta tipe
histopatologi dari tumor sebelumnya.
2. Riwayat keluarga6
a. Neurofibromatosis
Merupakan penyakit yang banyak diwariskan secara familial dengan ciri khas
adanya tumor jinak yang berasal dari jaringan saraf perifer di bawah kulit atau
bagian tubuh yang lain. Insiden dari neurofibroma ini dapat berubah menjadi
suatu keganasan adalah sebesar 5 % dari populasi.
b. Sindroma Gardner
c. Sindroma Li-Fraumeni
Merupakan suatu sindroma familial dari suatu karsinoma mamma tahap dini
yang disertai dengan TGJL dan tumor-tumor jaringan lain. Dalam suatu studi
pada orang – orang dengan sindroma Li-Fraumeni ini didapatkan peningkatan
resiko timbulnya TGJL, dimana bila kanker lain itu diterapi radiasi, maka di
bagian yang mendapat radiasi itu dapat berkembang kanker lain yang baru.
d. Retinoblastoma
Cairan limfe (merupakan cairan jernih yang membawa sel imunitas), ditranspor ke
seluruh tubuh oleh pembuluh limfe dan ditampung pada nodul-nodul limfe.
Limfangiosarkoma dapat berkembang pada bagian tubuh yang nodul – nodul
limfenya secara pembedahan telah diambil atau rusak oleh karena terapi radiasi.
Hal ini dapat terjadi pada penderita karsinoma Mamma yang nodul limfe
aksilernya telah diambil dan yang telah mendapat pengobatan radiasi.
5. Trauma6
Manifestasi Klinis dari TGJL ini berupa adanya massa yang secara umum
tidak nyeri (bisa menyebabkan nyeri dan perdarahan, bila massa tersebut tumbuh dan
menyebabkan gangguan pada struktur lain di sekitarnya). Biasanya tumbuh di bawah
kulit (sebanyak 60 %), dan sering pada daerah lengan dan kaki, oleh karena di bagian
tersebut banyak terdapat struktur jaringan yang berasal dari jaringan mesodermal. Ada
pula yang biasanya tumbuh di dalam rongga perut (sekitar 20 %), disebut
gastrointestinal stromal tumor, yang pada mulanya kecil, tapi dapat tumbuh menjadi
besar. Selain itu sebanyak 10 % ditemukan di kepala dan leher, dan 10 % ditemukan
di tempat lain.6
Kebanyakan orang baru menyadari setelah massa ini tumbuh membesar dalam
hitungan minggu sampai bulan, dan yang sudah menimbulkan gejala-gejala seperti
misalnya nyeri ataupun perdarahan. Oleh karena gejala-gejala yang tidak spesifik
tersebut, hanya sekitar 50 % kasus yang ditemukan pada stadium awal.1,6
Kriteria stadium klinik pada TGJL ini didasarkan pada kriteria American Joint
Committee On Cancer (AJCC) tahun 2002.
Nodul limfe Regional (N) : Nx : Nodul limfe regional tidak bisa ditentukan
M1 : Metastasis jauh
G1 : Well differentiated
G2 : Moderately differentiated
G3 : Poorly differentiated
Sehingga dari klaifikasi TNM tersebut kita dapat membagi ke dalam stadium
klinisnya (berdasarkan TNM system AJCC 6th edition, 2002), yaitu :
2.6 Klasifikasi
Beberapa klasifikasi TGJL menurut histopatologinya dapat dilihat pada tabel
berikut ini4 :
No Jaringan Asal Nama tumor
1 Jaringan Ikat Fibrosa Fibrosarkoma
2 Jaringan Fibrohistiositik Malignant Fibrous histyocytoma
3 Jaringan Lemak Liposarkoma
4 Otot Polos Leiomyosarkoma
5 Otot Skeletal Rhabdomyosarkoma
6 Pembuluh Darah Hemangiosarkoma
7 Pembuluh Limfe Limfangiosarkoma
8 Perivaskular Malignant Hemangiopericytoma
9 Synovial Synovial Sarkoma
10 Paraganglionik Malignant Paraganglioma
11 Mesothelial Malignant Schwannoma
12 Kartilago Ekstraskeletal Kondrosarkoma Ekstraskeletal
dan Osseus “soft part” Osteosarkoma Ekstraskeletal
13 Sel Mesenkim Pluripoten Malignant Mesenchymoma
14 Jaringan Saraf Neuroblastoma
Ewing’s Sarkoma Ekstraskeletal
Neurofibrosarkoma
Neurilemoma Maligna
15 Lain-lain Alveolar Soft Part Sarcoma
Epitheloid Sarcoma
Malignant Extra Renal Rhabdoid Sarkoma
Desmoplastic Small Cell Tumor
Tabel 1. Klasifikasi Histopatologi TGJL
Gambar 3. Liposarkoma
4. Leiomyosarkomas
Merupakan tumor ganas yang berasal dari sel otot polos, dan dapat tumbuh di
semua lokasi tubuh, akan tetapi sering ditemukan pada regio retroperitoneal, organ
dalam, maupun pembuluh darah. Biasanya terjadi pada orang dewasa dan tua.
Gambar 4. Leiomyosarkoma
5. Rhabdomyosarkomas
Merupakan tumor ganas yang berasal dari otot lurik, biasanya tumbuh pada
ekstremitas, dan juga kadang tumbuh di daerah kepala dan leher, dan juga dalam
organ uterus dan buli-buli. Biasanya sering terjadi pada anak – anak.
Gambar 5. Rhabdomyosarkoma
6. Angiosarkoma
Merupakan tumor ganas yang berasal dari pembuluh darah (hemangiosarkoma)
dan limfe (limfangiosarkoma). Biasanya tumbuh pada bagian tubuh yang pernah
mendapat radiasi, contohnya pada kanker payudara paska mendapat terapi radiasi.
Gambar 6. Angiosarkoma
7. Malignant Hemangioperycitoma
Merupakan tumor ganas yang tumbuh dari jaringan perivaskuler, dan biasanya
tumbuh pada kaki, pelvis, dan retroperitoneum. Sering terjadi pada orang dewasa.
Ciri khas dari tumor ini adalah tidak menyebar secara luas, akan tetapi sifatnya
hanya tumbuh lokal.
8. Synovial Sarcoma
Merupakan tumor ganas yang tumbuh pada jaringan lunak sendi, dan biasanya
tumbuh pada sendi lutut dan siku. Tempat yang lain adalah sendi bahu dan
panggul. Biasnya terjadi pada anak – anak, dewasa muda, orang tua.
2.7 Diagnosis
Diagnosis dari TGJL ini dapat ditegakkan dengan beberapa cara :
1. Anamnesis Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan Fisik2,4,6,7
Anamnesis pada penderita tentang ukuran dan mobilitas dari massa tumor
tersebut. Selain itu keluhan yang terjadi bila tumor berhubungan dengan struktur –
struktur disekitarnya, termasuk pembuluh darah , saraf, dan limfe regional,
maupun yang sudah bermetastasis jauh harus dapat ditentukan. Perlu ditanyakan
pula bilamana terjadinya dan bagaimana sifat pertumbuhannya.
Pemeriksaan Fisik dilakukan secara menyeluruh untuk menilai keadaan umum
penderita dan mengetahui adanya tanda – tanda metastasis pada paru, hati, tulang.
Pada pemeriksaan status lokalis meliputi :
a. tumor primer meliputi lokasi, ukuran, batas, konsistensi, dan mobilitas tumor.
Selain itu perlu diperiksa pula tanda-tanda infiltrasi, meliputi pemeriksaan
fungsi motorik dan sensorik dan tanda – tanda bendungan pembuluh vaskuler,
obstruksi usus, dan lain – lain yang sesuai dengan lokasi tumor.
b. metastasis regional, berupa pemeriksaan adanya pembesaran pada kelenjar
limfe regional
2. Biopsi
Biopsi pada tumor primer adalah yang paling esensial pada semua TGJL.
Umumnya, semua massa jaringan lunak pada dewasa yang asimtomatis dan
membesar, dengan besar >5 cm atau menetap lebih dari 4 – 6 minggu harus
dilakukan biopsi. Biopsi pada umumnya merupakan sarana diagnostik secara
invasif yang minimal, dan digunakan untuk menentukan derajat histopatologi
maupun stadium tumor.
Salah satu biopsi yang dapat digunakan adalah FNAB (Fine Needle Aspiration
Biopsy), akan tetapi susah untuk mendiagnosis secara akurat terhadap beberapa
lesi, sehingga hanya digunakan untuk mendiagnosis sarkoma yang rekuren saja.
Core Needle Biopsy atau Tru-cut Biopsy (menggunakan jarum yang lebih besar
dari jarum FNAB, berbentuk silinder dengan diameter 1/16 inch dan tingginya ½
inch) juga bisa digunakan untuk mendeteksi tipe sarkoma.
Biopsi Eksisi dan Insisi jarang diperlukan, akan tetapi dapat dilakukan bila
diagnosis definitif tidak bisa didapat dengan metode invasif minimal. Eksisi
seharusnya dilakukan secara memanjang dan mengenai seluruh tumor (terutama
jika tumor tumbuh pada daerah ekstrimitas). Eksisi dapat dilakukan pada tumor
yang kecil, terletak superfisial, dan terletak tidak berdekatan dengan struktur –
struktur yang penting (misalnya pembuluh darah dan saraf). Selain itu insisi
sebaiknya dilakukan pada bagian tengah dan sesuperfisial mungkin dari tumor,
dilakukan bila tumor terlalu besar, terletak lebih dalam, dan dekat atau dilalui
dengan struktur – sruktur yang penting tadi. Hal ini tentunya menggunakan
anestesi baik lokal, regional, maupun secara general.
3. Pemeriksaan Radiologis
a. USG
dengan menggunakan gelombang suara yang aman dan tidak invasif, dan
dapat ditentukan bahwa tumor yang tumbuh tadi merupakan massa padat atau
kistik.
b. CT – Scan
Selain dapat mendiagnosis secara langsung adanya massa, CT – Scan juga
dapat digunakan sebagai petunjuk dalam melakukan biopsi.
Gambar 9. CT – Scan dengan biopsi jarum pada TGJL ”high grade”
yang tumbuh pada hemipelvis kiri.
c. MRI
Untuk sarkoma pada ekstremitas, MRI merupakan modal utama sarana
diagnostik pilihan, oleh karena dapat meningkatkan perbedaan secara kontras
antara tumor dan otot, maupun antara tumor dengan struktur pembuluh darah.
Akan tetapi penggunaan MRI membutuhkan biaya yang tinggi.
Gambar 10. MRI yang dilakukan dan terlihat gambaran TGJL rekuren
dengan gradasi tinggi (“high grade”) yang menekan nervus tibialis dan
arteri tibialis posterior di daerah posterior kruris. Terlihat pula zona
reaktif yang mengelilingi struktur tersebut
d. X-ray
Selain untuk mendiagnosis adanya tumor, dapat juga digunakan adanya
metastasis tumor terutama pada paru – paru.
e. PET – Scan (Positron Emission Tomography – Scan)
PET menggunakan glukosa yang mengandung atom radioaktif, dimana sel
kanker menyerap sejumlah besar atom radioaktif dari gula oleh karena
metabolismenya yang tinggi tersebut, dan kamera spesial dapat menangkap
aktivitas tersebut. Metode ini sangat berguna untuk mendeteksi lokasi
penyebaran dari sel – sel kanker tersebut.
2.8 Penatalaksanaan
2.9 Prognosis
Prognosis dari TGJL ini adalah tergantung pada8 :
1. Ukuran tumor8
Pasien dengan tumor berukuran < 5 cm mempunyai prognosis yang lebih baik
daripada yang berukuran > 5 cm. Selain itu alasan lain bahwa tumor yang lebih
besar mempunyai prognosis yang lebih jelek oleh karena pada tumor yang lebih
besar mempunyai neovaskularisasi dan juga berpengaruh pada tulang, dan lebih
susah dilakukan reseksi daripada tumor yang lebih kecil.
Daftar Pustaka
1. Pisters, W. T. Peter. Surgery : Basic Science and Clinical Evidence. Soft Tissue
Sarcoma. New York : Springer – Verlag New York, Inc, 2001; p1753 – 1777.
2. Pollock, E. Raphael. UICC International Union Against Cancer : Manual Clinical
Oncology, seventh edition. Soft Tissue Sarcomas. New York : John Wiley & Sons,
Inc, 1999; p621 – 639.
3. Karakousis, P. Constantine. Surgical Oncology : Contemporary Principle and
Practice. Sarcomas of the Soft Tissues. New York : McGraw - Hill, 2001; p983 –
1014.
4. Darwis, Idral, dr. SpB (K) Onk., dkk, Protokol Peraboi : Protokol
Penatalaksanaan Sarkoma Jaringan Lunak (Soft Tissue Sarcoma). Bandung :
PERABOI, 2004; hal : 89 - 100.
5. Shidham, B. Vinod. 2006. Benign and Malign Soft Tissue Tumors; (serial on-line)
www.e-medicine/orthopedicsurgery/neoplasms/Benign and Malignant Soft Tissue
Tumors Article by Vinod B Shidham, MD, FIAC, FRCPath.html (10 Oktober
2007)
6. National Comprehensive Cancer Network Clinical Practices Guidelines in
Oncology : Soft Tissue Sarcoma, version 3 / 2007; (serial on-line) www.nccn.org
(10 Oktober 2007)
7. American Cancer Society : Cancer Reference Information : Detailed Guide :
Sarcoma – Adult Soft Tissue Cancer; (serial on-line) www.acs.org (10 Oktober
2007)
8. Lawrence Jr, Walter, Neifeld, P. James, Terz, J. Jose. Manual Soft Tissue Tumor
Surgery. New York : Springer – Verlag New York Inc., 1983;