AKUT
Terapi farmakologi masih merupakan pilihan utama pada skizofrenia. Pilihan terapi pada
skizofrenia dipilih berdasarkan target gejala pada pasien skizofrenia.
Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah bahaya pada pasien, mengontrol perilaku
pasien, dan untuk mengurangi gejala psikotik pada pasien seperti agitasi, agresif, negatif
simptom, positif simptom, serta gejala afek.
Rencana terapi yang diberikan adalah antipsikosis atipikal golongan benzixosazole yaitu
risperidon 2x2 mg selama 5 hari sebagai
dosis inisial.15 Resperidon merupakan antipsikosis atipikal atau antipsikosis golongan II.
Antipsikosis golongan II merupakan golongan obat yang memiliki efek untuk mengurangi
gejala negatif maupun positif.
Obat ini mempunyai afinitas tinggi terhadap reseptor serotonin (5HT2) dan aktivitas
menengah terhadap reseptor dopamin (D2), α1 dan α2 adrenergik, serta histamin. Sindrom
psikosis berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter Dopamine yang mengikat
(hiperreaktivitas sistem dopaminergik sentral), obat ini dapat memblokade Dopamine pada
reseptor pasca- sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonis).
23 Dengan demikian obat ini efektif baik untuk gejala positif (halusinasi, gangguan proses
pikir) maupun gejala negatif (upaya pasien yang menarik diri dari lingkungan). Risperidon
dimetabolisme di hati dan diekskresi di urin. Dengan demikian perlu diadakan pengawasan
terhadap fungsi hati. Secara umum risperidon ditoleransi dengan baik. Efek samping sedasi,
otonomik, dan ekstrapiramidal sangat minimal dibandingkan obat antipsikosis tipikal.
Nama Obat
Haloperidol (Haldol) dan Clorpromazin
Digunakan untuk manajemen psikosis, saraf motorik dan suara pada anak dan orang
dewasa. Mekanisme tidak secara jelas ditentukan, tetapi merupakan competively blocking
postsynaptic dopamine (D2) reseptor dalam sistem mesolimbik dopaminergik, dengan
meningkatnya pergantian dopamin untuk efek penenang. Dengan terapi subkronik,
depolarisasi dan D2 postsinaptik dapat memblokir aksi antipsikotik.
Risperidone (Risperdal) Monoaminergik selektif mengikat reseptor D2 dopamin selama 20
menit, afinitasnya lebih rendah dibandingkan reseptor 5-HT2. Juga mengikat reseptor alfa1-
adrenergik dengan afinitas lebih rendah dari H1-histaminergik dan reseptor alpha2-
adrenergik. Memperbaiki gejala negatif pada psikosis dan menurunkan kejadian pada efek
ekstrpiramidal.
Olanzapine (Zyprexa) Antipsikotik atipikal dengan profil farmakologis yang melintasi sistem
reseptor (seperti serotonin, dopamin, kolinergik, muskarinik, alpha adrenergik, histamin).
Efek antipsikotik berupa perlawanan terhadap dopamin dan reseptor serotonin tipe-2.
Diindikasikan untuk pengobatan psikosis dan gangguan bipolar.
Clozapine (Clozaril) Memblokir aktifitas reseptor D2 dan D1, tetapi memiliki efek dalam
menghambat nonadrenolitik, antikolinergik, antihistamin secara signifikan, tepatnya
antiserotonin. Resiko terbatasnya penggunaan agranulositosis pada pasien nonresponsif
atau agen neuroleptik klasik tidak ditoleransi.
Quetiapine (Seroquel) Antipsikotik terbaru untuk penyembuhan jangka panjang. Mampu
melawan efek dopamine dan serotonin. Perbaikan lebih awal antipsikotik termasuk efek
antikolinergik dan kurangnya distonia, parkinsonism, dan tardif diskinesia.
Aripiprazole (Abilify) Memperbaiki gejala positif dan negatif skizofrenia. Mekanisme
kerjanya belum diketahui, tetapi hipotesisnya berbeda dari antipsikotik lainnya. Aripiprazole
menimbulkan parsial dopamin (D2) dan serotonin (5HT1A) agonis, dan antagonis serotonin
(5HT2A).