Keperawatan
“Gagal Jantung”
Di Ruang ICCU RSD dr. Soebandi Jember
Oleh :
Agus Sugiono
14401.14.15002
A. Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS – V)
berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik
atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler
terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh
costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita
dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang
dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi
kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis,
brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena
azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat.
Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping,
diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari
jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang mempengaruhi
kedudukan jantung adalah:
a. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak
turun kebawah
b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC) menahun
batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat
c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong
bagian bawah jantung ke atas
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi
tubuh.
B. Fisiologi Jantung
a. Fungsi umum otot jantung yaitu:
1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan
dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang
otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
b. Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam
dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium
dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi
posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.
c. Fungsi jantung sebagai pompa
Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
1. Fungsi atrium sebagai pompa
2. Fungsi ventrikel sebagai pompa
3. Periode ejeksi
4. Diastole
5. Periode relaksasi isometric
Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung
1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang
mengalir ke jantung.
2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf
otonom
II. Definisi
III. Etiologi
a. Hipertensi
b. Alcohol
c. Emboli paru
d. Infeksi
e. Infark miokard
f. Iskemia miokard
g. Regurgitasi mitral
h. Stenosis aorta
IV. Klasifikasi
Ada berbagai klasifikasi untuk gagal jantung, diantaranya berdasarkan
abnormalitas struktur jantung yang disusun oleh American Heart
Association /American College of Cardiology (AHA/ACC) atau berdasarkan
gejala berkaitan dengan kapasitas fungsional yang diterbitkan oleh New York
Heart Association (NYHA).
Stadium D Kelas IV
Penyakit structural jantung yang lanjut Pasien dengan penyakit jantung
serta gejala gagal jantung yang sangat yang mengakibatkan
bermakna saat istirahat walaupun telah ketidakmampuan untuk melakukan
mendapat terapi. aktifitas fisik apapun tanpa
ketidaknyamanan. Gejala gagal
jantung dapat bahkan pada saat
istirahat. Keluhan meningkat saat
melakukan aktifitas.
V. Manifestasi klinis
1. Di dada terasa adanya tekanan mendadak, terasa penuh atau amat sakit
di bagian tengahnya, yang berlangsung beberapa menit. Kadang-
kadang perasaan tersebut berulang kembali.
2. Sakit yang bermula dari bagian tengah dada, kemudian menyebar ke
pundak, leher dan lengan
3. Rasa tidak enak di dada, diikuti pusing, berkeringat dingin, mau
muntah dan nafas pendek.
4. Sakit di dada pada waktu melakukan aktivitas atau sedang emosi yang
biasanya segera hilang bila istirahat atau relaks
5. Detak jantung tiba-tiba amat cepat atau iramanya tidak normal
6. Rasa pusing yang amat berat yang sebabnya tidak jelas
7. Kelemahan mendadak pada lengan, kaki atau setengah bagian tubuh.
Tidak dapat bicara dan sulit berkomunikasi.
VII. Pemeriksaan penunjang.
a. Pada pemeriksaan foto thorax seringkali menunjukkan
kardiomegali(rasio kardiotorasik (CTR) > 50 % ), terutama bila gagal
jantung sudah kronis
b. Elektrokardiografi memperlihatkan beberapa abnormalitas pada
sebagain besar pasien (80-90%), termasuk gelombang Q, termasuk ST –
T, hipertropi LV, gangguan konduksi, aritmia.
c. Ekokardiografi harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan
klinis gagal jantung. Dimensi ruang jantung, fungsi ventrikel (sitolik
dan diastolic), dan abnormlaitas gerakan dinding dapat dinilai dan
penyakit katup jantung dapat disinggirkan.
d. Tes darah direkomendasikan untuk menyinggirkan anemia dan menilai
fungsi ginjal sebelum terapi di mulai. Disfungsi tiroid dapat
menyebabkan gagal jantung sehingga pemeriksaan fungsi tiroid harus
selalu dilakukan
VIII. Penatalaksanaan
2. Terapi obat-obatan
a. Diuretic digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki
peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal
jantung.
b. Digoksin meningkatkan kontraksi miokard yang menghasilkan
inotropisme positif yaitu memperkuat kontraksi jantung, hingga
volume pukulan, volume menit, dan dieresis diperbesar serta jantung
yang membesar menjadi mengecil.
c. Vasodilator dapat menurunkan afterload jantung dan tegangan dinding
ventrikel, yang merupakan determinan utama kebutuhan oksigen
miokard, menurunkan konsumsi oksigen miokard dan meningkatkan
curah jantung
d. Beta bloker (carvedilol, bisoprolol, metoprolol). Penyekat beta
adrenoreseptor biasanya dihindari pada gagal jantung karena kerja
inotropik negatifnya. Namun, stimulasi simpatik jangka panjang yang
terjadi pada gagal jantung menyebabkan regulasi turun pada resptor
beta jantung. Dengan memblok paling tidak beberapa aktivitas
simpatik, penyekat beta dapat meningkatkan densitas reseptor beta dan
menghasilkan sensitivitas jantung yang lebih tinggi terhadap simulasi
inotropik katekolamin dalam sirkulasi.
e. Antiaritmia dapat mencegah atau meniadakan gangguan tersebut
dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung
kerjanya berdasarkan penurunan frekuensi jantung. Obat aritmia
mempertahankan irama sinus pada gagal jantung memberikan
keuntungan simtomatik, dan amiodaron merupakan obat yang paling
efektif dalam mencegah AF dan memperbaiki kesempatan keberhasilan
kardioversi bila tetap ada.
Asuhan keperawatan secara teori
PENGKAJIAN
e. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di
dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat
beraktivitas).
f. Sirkulasi
1. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan
darah tinggi, diabetes melitus.Tekanan darah mungkin normal atau
meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill
time, disritmia.
2. Suara jantung , suara jantung tambahan S atau S mungkin
3 4