Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu persyaratan untuk lulus dari perguruan tinggi Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta ( UMY ) adalah megikuti program magang.
Program magang sendiri ditawarkan saat mahasiswa tingkat strata satu
menempuh semester tujuh. Magang adalah kegiatan akademik ( intrakulikuler
) yang dilakukan oleh mahasiswa dengan melakukan praktek kerja secara
langsung pada lembaga/instansi yang relevan dengan pendidikan yang diambil
mahasiswa dalam perkuliahan. Pusat Pengembangan Mahasiswa ( PPM ) yang
berada dibawah naungan Program Studi Manajemen FE UMY memfasilitasi
mahasiswa untuk menjalankan program magang. Jadi mahasiswa diwajibkan
untuk mengambil program magang sebagai salah satu persyaratan kelulusan.

Tujuan program ini dilaksanakan adalah sebagai bentuk pengaplikasian


ilmu-ilmu secara teoritis yang telah didapat selama perkuliahan yang
pengimlementasiannya dilakukan dengan cara terjun langsung didalam
masyarakat. Sebagai upaya menghasilkan lulusan yang berkompetensi di
dalamnya, disinilah peran magang guna menguatkan softskills mahasiswa
yang dapat dibangun dengan praktik secara nyata dilembaga/usaha dalam
masyarakat. Diharapkan mahasiswa dapat mempelajari masalah yang muncul
didalam lingkungan bisnis tempat magang berlangsung dan dapat memberikan
pemecahan masalah guna bersama-sama menyelesaikan persoalan yang
secara riil terjadi sehingga memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang
tepat. Hal ini akan mendorong sensitivitas kritis cara berfikir dan kemampuan
manajerial dari mahasiswa sehingga mahasiswa setelah lulus siap berkarir
diberbagai bidang dengan didukung kemampuan analisis, inovatif, dan
pengambilan keputusan serta profesional dalam pekerjaannya.
2

Persaingan bisnis yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk


menerapkan strategi bisnis yang tepat dalam menghadapi lingkungan bisnis
yang dinamis, yang diindikasikan oleh proses inovasi secara terus menerus
dan tingginya tingkat perubahan selera konsumen. Salah satu kunci sukses
perusahaan dalam persaingan bisnis adalah memiliki dan mempertahankan
keunggulan kompetitif yang terletak pada kemampuan perusahaan untuk
membedakan diri dengan pesaingnya dan kemampuan produksi dengan biaya
yang lebih rendah. Perusahaan harus memiliki sistem persediaan yang baik
dan efisien dalam persaingan global.

PG/PS. Madukismo bergerak pada bidang industri dan perdagangan.


Sehubungan dengan meningkatnya persaingan dalam pasar global, permintaan
pelanggan yang semakin komplek dan semakin banyaknya produk baru yang
bermunculan, maka setiap perusahaan harus mampu bersaing untuk
menciptakan produk yang inovatif dengan cepat agar perusahaan tersebut
dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Sesuai dengan tuntutan dari
kurikulum pendidikan S1 Ekonomi Manajemen, dengan melakukan magang di
PG/PS. Madukismo penulis berharap dapat menimba ilmu secara langsung
mengenai seluk-beluk dari PG/PS. Madukismo terutama mengenai sistem
saluran distribusi produk yang ada di PG/PS. Madukismo guna meningkatkan
minat dan ketertarikan konsumen terhadap produk dari PG/PS. Madukismo.

Tidak hanya kepandaian, kecerdasan dan kemampuan saja yang harus


dimiliki untuk bersaing di dunia kerja. Namun pengalaman kerja juga menjadi
faktor penting yang perlu diperhatikan ketika nantinya akan memasuki dunia
kerja. Persaingan dalam dunia kerja yang semakin ketat dan meningkatnya
kualitas lulusan dari setiap tahunnya membuat seseorang harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Oleh karena itu, perlunya ada
kegiatan magang agar mahasiswa siap dalam memasuki dunia kerja. Kegiatan
magang ini adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan
pengalaman kerja bagi mahasiswa untuk berpartisipasi langsung dengan
pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditempuhnya.
3

B. Permasalahan Lembaga

Ada beberapa identifikasi masalah di PG/PS. Madukismo, yaitu :

1. Kurangnya SDM pada bagian pengemasan produk/ karyawan lapangan.

2. Tidak adanya peremajaan armada, sehingga menghambat pendistribusian


produk ke pelanggan.

C. Tujuan Magang
Adapun tujuan magang yang dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai berikut :
1. Meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kerja
di lingkungan di mana mahasiswa melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan.
2. Membandingkan antara ilmu yang di peroleh di perkuliahan dengan
yang di peroleh di lapangan.
3. Menigkatkan disiplin dan tanggung jawab dalam bekerja.
4. Dapat menjalin kerja sama antara Perguruan Tinggi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta dengan dunia usaha.

D. Manfaat Magang

1. Bagi Mahasiswa
a. Sarana untuk meningkatkan, memperluas dan mengaplikasi teori yang
telah diterima di bangku kuliah.
b. Melatih agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan kondisi
yang tidak selalu sama antara teori dan praktek dilapangan.
c. Mempraktekan ilmu yang telah didapatkan terutama yang
berhubungan dengan sistem manajemen perusahaan.
d. Dapat memperoleh pengalaman yang sangat berharga dan tambahan
wawasan ilmu sebagai pelajaran mengenai sistem manajemen
perusahaan yang bergerak dibidang perseroan.
2. Bagi Universitas
4

a. Sebagai salah satu upaya memberikan pengetahuan yang tidak


diberikan dalam perkuliahan.
b. Sebagai pengenalan bagi mahasiswa dengan dunia kerja dan
perusahaan terkait dalam meningkatkan kreatifitas.
c. Dapat memberikan pengertian khusus mengenai pentingnya atau
keuntungan yang didapat dari PT Madu Kismo

3. Bagi Perusahaan
a. Diharapkan setelah berlangsungnya Praktik Kerja Lapangan akan
timbul hubungan timbal balik yang baik antara mahasiswa yang
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan.
b. Adanya rasa memberi dan menerima dalam bidang wawasan dan ilmu
pengetahuan antara mahasiswa dan perusahaan tempat Praktik Kerja
Lapangan berlangsung.
c. Mendapatkan bantuan dari pihak yang mengikuti Praktik Kerja
Lapangan dalam mengembangkan program dari jasa yang ada sesuai
dengan perkembangan ilmu yang ada sekarang.

E. Program yang dijalankan

Program yang akan di lakukan selama magang di PG/PS. Madukismo,


yaitu :

1. Lebih memahami kembali berbagai keunggulan yang dihasilkan dari


produk PG Madubaru
2. Mengenal lebih lanjut harga pesaing PG Madubaru
3. Mampu melakukan kegiatan yang ada pada bidang admimistrasi
4. Melakukan kegiatan packaging gula polos PG Madubaru agar lebih
menarik bagi minat pembeli
5

F. Output program

1. Output Awal Progam


a. Lebih mengerti bagaimana persaingan harga pasar dari produk
PG Madubaru beserta produk pesaing yang ada di Ypgyakarta
2. Output Middle Program
a. Lebih mengerti pendistribusian produk PG Madubaru
b. Dapat melakukan olah data dengan baik dan benar
3. Output Akhir Program
a. Lebih mengenal lagi produk dari PG Madubaru dan
mengaetahui apa saja keunggulan di bandingkan produk
pesaing.
6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Saluran Distribusi

Dalam usaha meningkatkan penjualan, perusahaan menjalankan berbagai

kegiatan diantaranya : memperluas daerah pemasaran, meningkatkan kualitas

produk, meningkatkan pelayanan atau servis yang diberikan, dan sebagainya.

Banyak orang kadang bingung apakah ada kesamaan antara saluran distribusi

dengan saluran pemasaran. Maka disini penulis akan mencoba mengungkapkan

dengan sebuah pendapat dari Djaslim Saladin (2002:107) menyatakan bahwa :

Saluran pemasaran / saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang

melakukan semua kegiatan atau fungsi yang digunakan untuk menyalurkan

produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. Sedangkan

menurut Corey dikutip oleh Kotler (2001: 682) mengemukakan saluran distribusi

sebagai berikut : Sistem distribusi adalah sumber daya eksternal yang utama.

Biasanya perlu bertahun- tahun untuk membangunnya, dan tidak dapat dirubah

dengan mudah. Sistem ini sama pentingnya dengan sumber daya internal utama

lainnya seperti produksi, riset, rekayasa, dan personil penjualan serta fasilitas

lapangan. Sistem ini menggambarkan komitmen signifikan perusahaan terhadap

sejumlah besar perusahaan independent yang bisnisnya adalah distribusi dan

tehadap pasar tertentu yang mereka layani. Sistem distribusi juga menggambarkan

komitmen terhadap seperangkat kebijakan dan praktek yang merupakan bahan

dasar untuk disusun menjadi suatu hubungan jangka panjang yang luas.
7

Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa saluran distribusi selalu

terdiri dari produsen dan konsumen akhir. Termasuk di dalamnya perantara yang

terlibat dalam pemindahan kepemilikan barang. Para perantara juga merupakan

bagian dari saluran distribusi meskipun mereka tidak mempunyai hak atas barang.

Hal ini bisa terjadi karena perantara memainkan peranan yang efektif dalam

pemindahan hak kepemilikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Jadi

saluran distribusi membantu memperlancar pergerakan hak milik atas suatu

produk. Walau bagaimanapun baiknya barang atau jasa yang diproduksi dan jelas

sesuai dengan selera konsumen tetapi saluran distribusi yang digunakan tidak

mempunyai kemampuan, tidak mempunyai kegiatan inisiatif dan kreatif serta

kurang mempunyai tanggung jawab maka usaha untuk saluran distribusi akan

mengalami hambatan, bahkan akan mengalami kemacetan.

D. Tujuan Saluran Distribusi

1. Meningkatkan pelayanan bagi pelanggan.

2. Mengurangi biaya distribusi.

3. Meningkatkan volume penjualan.

4. Menstabilkan harga.

5. Penyesuaian pada perbedaan produksi dan konsumsi.

6. Mempengaruhi pilihan saluran dan lokasi perantara.

E. Bentuk - Bentuk Saluran Distribusi

Saluran distribusi dapat dibedakan menurut jumlah tingkatannya. Tiap

perantara yang melakukan tugas membawa produk dan kepemilikannya lebih

dekat ke pembeli akhir merupakan satu tingkatan. Karena produsen dan konsumen
8

akhir keduanya aktif, maka mereka merupakan bagian dari tiap saluran. Dalam hal

ini akan digunakan jumlah tingkat dari perantara untuk menentukan panjang

sebuah saluran dan melukiskan beberapa saluran distribusi barang konsumsi

dengan panjang yang berbeda.

Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Benjamin Mohan (2002:561) bentuk

– bentuk saluran distribusi yang digunakan untuk menyalurkan barang konsumsi

yaitu :

1. Saluran nol tingkat (saluran pemasaran langsung)

Saluran pemasaran ini terdiri dari seorang produsen yang langsung menjual

ke konsumen akhir. Cara utama pemasaran langsung adalah penjualan door to

door, pesanan lewat surat, pemasaran melalui telepon, penjualan lewat TV,

dan melalui toko – toko yang dimiliki produsen sendiri.

2. Saluran satu tingkat

Saluran ini berisi satu perantara penjualan, seperti pedagang eceran dalam

barang – barang konsumsi dan agen dalam barang – barang industri.

3. Saluran dua tingkat

Saluran ini berisi dua perantara. Dalam pasar barang – barang konsumsi

biasanya adalah pedagang besar dan pedagang eceran. Sedangkan dalam

pasar barang industri merupakan perwakilan produsen serta distributor

industri.
9

4. Saluran tiga tingkat

Saluran ini berisi tiga perantara. Dalam pasar barang – barang konsumsi

mereka adalah pedagang besar, pemborong, dan pedagang eceran.

Saluran pemasaran dengan tingkat yang lebih tinggi juga dapat ditemukan

tetapi saluran ini jarang terjadi.

Begitu pula dengan saluran distribusi yang biasa digunakan dalam pemasaran

barang industri. Produsen barang industri dapat menggunakan tenaga penjualnya

untuk menjual langsung ke konsumen industri. Atau ia dapat menjual ke

distributor yang menjual ke konsumen industri. Atau dapat juga menjual lewat

perwakilan perusahaan manufaktur atau cabangnya sendiri langsung ke pelanggan

industri, atau menggunakannya untuk menjual lewat distributor industri. Maka

saluran pemasaran nol tingkat, satu tingkat, dan dua tingkat tidak cukup aman

dalam saluran pemasaran industri.

F. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi

Oleh karena saluran distribusi seharusnya ditentukan oleh pola pembelian

konsumen, sifat dan corak pasar merupakan faktor kunci yang mempengaruhi

pemilihan saluran oleh pemimpin perusahaan. Faktor – faktor pertimbangan lain

adalah produk yang bersangkutan, perantara dan perusahaan itu sendiri. Pada

dasarnya, pada waktu memilih saluran distribusi perusahaan harus berpedoman

pada ukuran 3C yaitu channel control (pengendalian saluran), market coverage

(liputan pasar), dan cost (biaya) yang cocok dengan taraf pelayanan pembeli.
10

Dalam rangka memilih saluran distribusi yang akan digunakan, produsen

harus mempertimbangkan berbagai faktor yang sangat berpengaruh dalam

pemilihan saluran distribusi. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan

saluran distribusi sebagai berikut :

1. Pertimbangan pasar

Mungkin hal yang paling jelas yang perlu dipertimbangkan adalah persoalan

apakah dimaksudkan untuk pasar konsumen atau untuk pasar industrial. Jika

dimaksudkan untuk para industrial, tentu saja pengecer tidak diikutkan dalam

saluran distribusi. Dalam hal ini, variabel pasaran yang perlu dipertimbangkan

adalah

a. Jumlah pelanggan potensial. Dengan adanya pelanggan potensial, yakni

mungkin dapat menjadi pelanggan, dalam jumlah relatif sedikit, produsen

industri dapat menggunakan tenaga penjualan sendiri untuk menjual langsung

kepada konsumen atau pemakai industrial. Jika pelanggan berjumlah banyak,

produsen agaknya akan menggunakan jasa perantara. Suatu hal yang sangat

bertalian dengan hal ini adalah jumlah jenis industri yang berbeda – beda

yang menjadi pembeli produk produsen. Perusahaan yang menjual

perlengkapan dan peralatan pemboran kepada industri minyak, menjual

langsung kepada pemakai. Sebaliknya, produsen kertas dan hasil kertas,

banyak menggunakan jasa – jasa distributor industrial untuk dapat sampai

pada industri pemakai yang begitu banyak ragamnya.

b. Kondisi geografis pasaran. Penjualan langsung kepada industri tekstil atau

pakaian jadi dapat terlaksana oleh karena sebagian besar pembeli terpusat
11

dibeberapa daerah georafis saja. Penjual dapat mengadakan cabang – cabang

penjualan dalam pasar – pasar yang berpenduduk padat, akan tetapi dalam

pasar yang penduduknya kurang padat, digunakan jasa perantara.

c. Besarnya pesanan. Seorang produsen hasil bahan makanan biasanya akan

menjual langsung kepada rantai toko – toko bahan makanan karena besarnya

pesanan dan jumlah total transaksi telah membuat saluran ini secara ekonimis

sangat menarik. Akan tetapi, agar mencapai toko – toko kecil produsen itu

menggunakan jasa pedagang besar.

2. Pertimbangan produk.

a. Nilai satuan. Nilai satuan mempengaruhi jumlah dana yang tersedia untuk

distribusi. Jadi, makin rendah nilai satuan, makin panjang pula saluran –

saluran distribusi. Akan tetapi, jika produk dengan nilai rendah dijual dalam

volume besar atau jika dijual bersama dengan barang jenis lain sebagai

pesanan total menjadi besar, maka saluran distribusi yang lebih pendek dapat

dipertanggung jawabkan secara ekonomis.

b. Sifat cepat rusak. Produk yang secara fisik dapat cepat rusak, atau cepat

ketinggalan mode harus segera disalurkan. Karena biasanya saluran distribusi

juga pendek.

c. Sifat teknik produk. Suatu produk industri yang bersifat teknis tinggi

kebanyakan didistribusikan langsung kepada pemakai industri. Tenaga

penjualan produsen harus banyak menyediakan jasa penjual dan purna jual,

umumnya pedagang besar tidak dapat melakukan hal ini. Produk konsumen

yang bersifat teknis tinggi merupakan suatu tantangan besar bagi usaha
12

distribusi oleh produsennya. Biasanya, produsen tidak dapat menjual

langsung kepada konsumen. Produsen berusaha sebanyak mungkin kepada

pengecer, akan tetapi servis barang produk itu tetap merupakan masalah.

3. Pertimbangan perantara.

a. Jasa – jasa disediakan oleh perantara. Setiap produsen hendaknya memilih

perantara yang mampu menyediakan jasa – jasa pemasaran yang tidak dapat

disediakan oleh produsen atau tidak dapat disediakan secara ekonomis.

b. Tersedianya perantara yang dikehendaki. Mungkin sekali perantara yang

dikehendaki produsen tidak ada. Mereka mungkin sudah menjual produk

pesaing dan tidak ingin menambah jenis barang lain.

c. Sikap perantara terhadap kebijakan produsen. Kadangkala jumlah pilihan

saluran distribusi terbatas bagi produsen. Oleh Karena kebijakan pemasaran

tidak dapat diterima oleh golongan perantara tertentu. Pengecer atau

pedagang besar tertentu umpamanya bersedia menjual suatu produk hanya

jika mereka diberi hak jual tunggal (Exclusive Franchice) dalam daerah

mereka.

4. Pertimbangan perusahaan.

a. Sumber – sumber dana keuangan. Suatu perusahaan yang kuat secara

financial akan kurang membutuhkan perantara dibandingkan dengan


13

perusahaan yang lemah keuangannya. Suatu usaha dengan cukup dana

keuangan mengadakan tenaga penjualan sendiri, memberikan kredit atau

menyimpan persediaan barang dalam gudang sendiri. Perusahaan yang lemah

keuangannya akan merasakan keharusan menggunakan perantara yang

menggunakan jasa – jasa ini.

b. Kemampuan manajemen pilihan. Saluran dipengaruhi pengalaman

pemasaran dan kemampuan manajemen perusahaan. Banyak perusahaan yang

tidak mempunyai pengetahuan pemasaran lebih suka menyerahkan tugas

distribusi kepada perantara.

c. Keinginan hendak menguasai saluran. Produsen – produsrn tertentu akan

lebih baik mengadakan saluran pendek. oleh karena mereka ingin menguasai

atau mengontrol distribusi produk mereka, sekalipun biaya saluran distribusi

pendek itu lebih tinggi. Dengan cara mengendalikan saluran distribusi

sendiri, produsen dapat menjalankan promosi yang lebih giat dan lebih

mampu untuk menguasai segarnya barang dagangan serta penetapan harga

eceran.

d. Jasa – jasa yang disediakan oleh penjual. Seiring keputusan produsen

mengenai saluran distribusi dipengaruhi oleh jasa – jasa pemasaran yang

dapat mereka berikan yang berkaitan dengan jasa – jasa atau servis yang

diminta oleh perantara. Umpamanya sering rantai toko – toko pengecer tidak

akan menjajakan suatu produk jika belum ada kepastian akan lakunya barang

sebagai hasil kampanye pengiklanan yang gigih oleh produsen.


14

Sedangkan menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Djaslim Saladin

(2003:157) bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi saluran distribusi adalah

sebagai berikut :

1. Karakteristik produk

Produk yang tidak tahan lama haruslah memakai pemasaran langsung karena

bahaya yang timbul karena penundaaan penanganan yang berulang – ulang.

Produk yang berukuran besar seperti materi – materi gedung atau minuman

ringan butuh saluran yang dapat meminimalisasikan jarak pengapalan dan

jumlah penanganan ketika berpindah dari produsen ke konsumen. Produk

yang tidak terstandarisasi seperti mesin yang khusus dibuat dan kertas –

kertas cetakan bisnis yang khusus secara langsung dijual oleh tenaga penjual

perusahaan. Produk – produk yang memerlukan instalansi dan pelayanan

serta perawatan biasanya dijual dan ditangani oleh perusahaan itu sendiri atau

oleh jaringan penyalur yang eksklusif. Produk – produk yang mempunyai

nilai unit yang tinggi lebih sering dijual melalui organisasi penjualan

perusahaan daripada melalui perantara.

2. Karakteristik perantara

Perancangan saluran menunjukkan kekuatan dan kelemahan berbagai jenis

perantara yang berbeda. Ketika menangani tugas tertentu misalnya,

representative produsen dapat berhubungan dengan pelanggan dengan biaya

per pelanggan lebih rendah karena total biaya dibagi kepada beberapa klien.

Tetapi usaha – usaha penjualan akan kurang giat jika tenaga penjualan itu

melakukan penjualan sendiri. Pada umumnya perantara pemasaran berbeda


15

dalam sikap penanganan promosi, negoisasi, penyimpanan, kontak, dan

kredit.

3. Karakteristik pesaing

Perancangan saluran pemasaran dipengaruhi oleh saluran pemasaran pesaing.

Produsen dapat bersaing dengan toko – toko yang sama yang menjual produk

– produk pesaing. Maka produsen menginginkan produk mereka dipamerkan

bertetangga dengan produk pesaing. Pada industri – industri lainnya,

produsen dapat menginginkan menghindari saluran – saluran pemasaran yang

digunakan oleh pesaing.

4. Karakteristik perusahaan

Karakteristik perusahaan memcerminkan peranan penting dalam perancangan

saluran. Saluran pemasaran perusahaan akan dipengaruhi oleh tujuan –

tujuan, sumber – sumber, bauran produk, dan strategi pemasaran.

5. Karakteristik lingkungan

Apabila kondisi ekonomi lesu, produsen akan memindahkan barang – barang

ke pasaran dengan cara yang ekonomis. Ini berarti menggunakan saluran

distribusi yang lebih pendek dan melepaskan pelayanan yang tidak perlu,

menambah harga akhir dari barang – barang itu. Regulasi dan pembatasan

hukum juga mempengaruhi saluran pemasaran. Hukum menganggap negatif

terhadap pengaturan saluran pemasaran yang cenderung menciptakan suatu

monopoli.
16

BAB III
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan


Dahulu pabrik ini bernama PG Padokan dengan luasan yang
sangat kecil,
pada masa Belanda PG Padokan hancur lebur, atas jasa Sri Sultan
Hamengku Buwono IX kemudian didirikan kembali Pabrik Gula
Padokan dengan nama Madukismo pada tanggal 14 Juni 1955.
Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak orang
untuk bekerja.
Banyak petani akan terlibat dalam proses penanaman,
pemeliharaan tanaman, panen serta di pabrik akan menyerap
banyak tenaga kerja teristimewa pada waktu masa giling. Pabrik ini
terletak di Kalurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan ini
merupakan bentuk dari Perseroan Terbatas (PT) yang diberi nama
PT. Madu Baru. Yang kemudian dibagi menjadi dua pabrik yaitu
Pabrik Gula (PG Madukismo) dan Pabrik Alkohol/Spiritus (PS
Madukismo).
Saat ini PG/PS Madukismo juga telah berkembang menjadi
salah satu wisata industry yang ada di Yogyakarta. Apabila Anda
berkunjung di Pabrik Gula Madukismo, Anda akan disambut
dengan nuansa era industri. Sebuah bangunan besar berusia tua
dengan halaman luas, mesin-mesin kuno serta rel-rel kereta yang
menjadi jalan kereta pengangkut tebu akan menyapa dan
menguatkan kesan itu. Pengunjung bisa merasakan nuansa
17

perjalanan dengan kereta seperti kembali pada masa lampau ketika


berada di dalam
gerbong yang ditarik oleh lokomotif tua bermesin diesel buatan
Jerman. Kereta tersebut akan mengantar menuju areal pabrik
melewati rel-rel tua dan perkebunan yang ada di dekat pabrik, dan
pada bulan bulan tertentu, Pengunjung dapat melihat produksi gula
secara langsung melewati tahap pemerahan nira
untuk mendapatkan sari gula, pemurnian nira dengan
sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, dan
pengemasan.
Satu hal lain yang bila kita sempat menyaksikan pada awal
musim giling tersebut maka kita dapat menyaksikan upacara ritual
Cembengan yang diadakan oleh warga sekitar dan karyawan pabrik
pada masa awal penggilingan (Mei-September), yakni upacara
ritual yang bertujuan untuk memohon kepada yang kuasa agar
proses penggilingan dapat berlangsung dengan lancar dan tidak
mengalami kendala selama proses penggilingan. Selama ritual itu
berlangsung, kita bisa menyaksikan kirab sepasang tebu temanten
(yang diberi nama Kyai Tumpak dan Nyai Kasih) dan penggilingan
pertama, kesenian jathilan, pasar rakyat, penanaman kepala kerbau
dan sapi, sesajian, pembacaan ayat-ayat suci Alquran dan
pagelaran wayang kulit selama semalam suntuk.

2. Visi dan Misi PG/PS Madukismo


Visi :
1) Menjadikan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) perusahaan
AgroIndustri yang unggul di Indonesia dengan menjadikan
Petani sebagai mitra sejati.
Misi :
18

a. Menghasilkan Gula dan Ethanol yang berkualitas untuk


memenuhi permintaan masyarakat dan industri di
Indonesia.
b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan tekhnologi
maju yang ramah lingkungan, dikelola secara profesional
dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada
pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung
bisnis inti.
d. Menempatkan karyawan dan stake hoders laninya sebagai
bagianterpenting dalam proses penciptaan keunggulan
perusahaan dan pencapaian share holder values.

3. Bidang Usaha PG/PS. Madukismo


Perusahaan ini memiliki usaha di bidang produksi utama dan
sampingan. Produksi utamanya berupa gula pasir dengan kualitas
SHS IA ( Superior Head Sugar ) atau GKP ( Gula Kristal Putih ).
Mutu produksi dipantau oleh P3GI Pasuruan ( Pusat Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia ). Sedangkan produk sampingannya
berupa:
i. Alcohol murni (kadar 95%)
ii. Spiritus bakar (kadar 94%)
Mutu dipantau oleh Balai Penelitian kimia Departemen
Perindustrian dan PT Sucofindo Indonesia.

4. Struktur Organisasi PG/PS Madukismo.


PG/PS. Madukismo mempunyai susunan struktus organisasi yang
dipimpin oleh Administratur. Dalam menjalankan tugasnya
administratur dibantu oleh kepala-kepala bagian yang terdiri dari
kepala bagian keuangan, umum, tanaman, instalasi dan pabrikasi.
Administrasi juga membawahi staf secara langsung. Kepala-kepala
19

bagian membawahi kepala sub bagian dan atau kepala seksi.


Masing-masing kepala seksi membawahi sub seksi, setiap sub
bagian dan seksi mempunyai tugas dan wewenang yang telah
ditetapkan oleh direksi. Adapun tugas-tugas administratur dan
masing- masing kepala bagian adalah sebagai berikut:
1) Administrasi
Tugas-tugasnya adalah :
a. Menentukan tujuan serta menerapkan stategi untuk mecapai
tujuan tersebut
b. Menyusun rencana kerja jangka panjang yang
berkesinambungan
c. Membuat kebijakan dalam bidang keuangan dan personalia
d. Membuat kebijakan dan pedoman peyusunan tahunan

2) Administrasi
Adalah pimpinan tertinggi yang menangani proses produksi.
Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:
a. Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi bagian-bagian
dibawahnya
b. Melaksanakan policy perusahaan sesuai dengan yang
ditetapkan direksi
c. Mengajukan rencana poduksi

3) Kepala Bagian Keuangan


a. Menyediakan keuangan sebagai modal kerja
b. Menyusun pembukuan dan mengurus arsip surat-surat
perusahaan
c. Menyediakan keuangan untuk administrasi dan pengobatan
karyawan serta memberikan dana social
d. Mengajukan laporan keuangan dan melaksanakan tugas lain

4) Kepala Bagian Sumber Daya Manusia


20

a. Melaksanakan fungsi operasional berupa pengaaan tenaga


kerja, latihan an pengembangan dan pemeliharaan kerja
b. Memelihara hubungan baik dengan organisasi karyawan,
misal yayasan pensiunan dan koperasi karyawan
c. Kepala bagian sumber daya manusia membawahi kepala
seksi pekerjaan, kepala seksi pelatihan dan pengembangan,
kepala seksi poliklinik serta beberapa kepala sub seksi.

5) Kepala Bagian Umum


a. Membantu kepala bagian keuangan dalam menjalankan
tugas pemimpin
b. Melaksanakan pengawasan terhadap orang luar yang masuk
kedalam lingkungan pabrik
c. Kepala bagian umum membawahi kepala seksi rumah
tangga dan sekretariat, kepala seksi kendaraan dan kepala
seksi keamanan

6) Kepala Bagian Tanaman


a. Mengkoordinasikan urusan tanaman mulai dari pengadaan
bibit, pengolahan tanah, penanaman sampai penebangan
tebu
b. Menyusun anggaran belanja tanaman
c. Menyusun kebutuhan tanaman, misal alat-alat pertanian
dan pupuk

7) Kepala Bagian Pabrikasi


a. Mengatur, memimpin dan melaksanakan proses produksi
b. Memeriksa bahan pmbantu, menentukan redemen tebu dan
menentukan jadwal tebang
c. Melaksanakan pengawasan mutu gula

8) Kepala Bagian Pabrik Spiritus


21

a. Menjalankan kebijaksanaan administratur dalam bidang


produksi alkohol dan spiritus
b. Melaksanakan kebijakan-kebijakan administratur dalam hal
proses produksi, pengendalian dan pemeliharaan produk
serta reparasi dan perluasan instalasi pabrik alkohol dan
spiritus.

9) Kepala Bagian Instalasi


a. Dalam melaksanakan tugasnya bagian instalasi dibantu oleh
beberapa masinis yang bekerja sesuai dengan bagian-
bagianny. Adapun tugas-tugas kepala bagian instalasi
adalah sebagai berikut:
b. Melakukan perbaikan-perbaikan pada mesin-mesin
produksi yang mengalami kerusakan
c. Memelihara dan merawat pesawat-pesawat proses produksi
serta mesin-mesinnya.

5. Kepegawaian.
Ketenagaan kerja di P2G MADUBARU PT Yogyakarta
diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu karyawan tetap dan
karyawan tidak tetap
1. Karyawan Tetap
Karyawan tetap pada umumnya menempati posisi
managerial namun ada pula yang terjun langsung
kelapangan, misal masinis dan mandor. Karyawan tetap ada
yang bekerja sepanjang tahun, mereka digaji setiap bulan
ada pula yang bekerja pada musim giling saja dan
mendapati gaji setiap bulan pada musim giling tersebut.
Penggolongan karyawan seperti pada penggolongan
Pegawai Negeri Sipil, karyawan pada golongan yang lebih
rendah dapat naik ke golongan yang lebih tinggi setiap
masa kerja tertentu atau jika dinilai berprestasi dan
mempunyai kinerja yang baik.
22

2. Karyawan tidak tetap


Karyawan tidak tetap terdiri dari karyawan musiman,
karyawan harian dan karyawan borongan yang bekerja
hanya pada musim giling saja. Kebanyakan karyawan tidak
tetap bekerja pada bagian produksi, mengenai pengupahan
berdasarkan pada jumlah hari kerjanya. Mereka biasanya
bekerja tidak membutuhkan keahlian khusus untuk
karyawan borongan mempunyai ikatan berupa kontrak yang
telah isepakati bersama pihak perusahaan. Mereka
umumnya ditempatkan padabagian-bagian yang biasa
diborong misal pengangkutan.

3. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja dibagi menjadi dua yaitu:
a. Diluar musim giling
Hari senin-kamis : jam 06.30 s.d. 15.00 WIB
Hari jumat dan sabtu : jam 06.30 s.d. 11.30 WIB
Jam istirahat : jam 10.30 s.d. 11.30 WIB
b. Dalam musim giling
Pembagian jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Untuk karyawan yang tidak terkait dengan
proses produksi berlaku ketentuan jam kerja
seperti pada jm kerja diluar giling

Bagi karyawan yang terkait dengan proses produksi


berlaku ketentuan jam kerja sistim beregu dengan
pembagian sebagai berikut :

 Regu pagi : jam 06.00 - 14.00 WIB


 Regu siang : jam 14.00 – 22.00 WIB
 Regu malam : jam 22.00 – 06.00 WIB
23

6. Jaminan Kesehatan dan Jaminan Kerja


Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
Program JAMSOSTEK telah diterapkan di P2G MADUBARU
PT sejak tanggal 1 juli 1993, pelaksanaannya disesuaikan
dengan UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja dan Peraturan Pemerintah RI No 14 Tahun 1993 tentang
penyelenggaraan Program JAMSOSTEK. Penerapan program
jamsostek tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Fasilitas-fasilitas
yang diberikan antara lain :
1. Rumah dinas dengan dilengkapi fasilitas listrik dan air,
fasilitas ini belum semua karyawan dapat terpenuhi
dan bagi yang belum mendapatkan diberikan bantuan
berupa biaya penggantian sewa rumah dan biaya listrik
dan air yang besarnya sesuai dengan golongan
karyawan.
2. Biaya berobat apabila keluarga dari karyawan
memerlukan perawatan ditanggung 100% oleh
perusahaan
3. Sarana olah raga
4. Rekreasi setiap selesai musim giling
5. Program Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) yang
sekarang diganti JAMSOSTEK sejak tahun 1978
6. Tunjangan bagi karyawan dan keluarganya
7. Tempat ibadah bagi karyawan
8. Pemberian penghargaan bagi karyawan yang
mempunyai masa karja 25 tahun
9. Koperasi karyawan dan pensiunan
10. Bantuan kepada anak karyawan yang berprestasi

Selain program tersebut perusahaan juga memberikan satunan


jaminan hari tua bagi karyawan tetap, yang pelaksanaannya sesuai
24

dengan SKB Menteri Pertanian dan Menteri Tenaga Kerja No.


804/Kpts/HK.030/II/90

B. Hasil Pelaksanaan Program


1) Mingggu ke – 1 (Satu)
Pada minggu pertama dilakukan perkenalan diri selaku mahasiswa
magang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kepada para
karyawan PG/PS. Madukismo, serta pengenalan dan penjelasan Job
Description selama periode magang.
2) Minggu ke – 2 (Dua)
Pada minggu kedua mahasiswa melakukan kegiatan pendistribusian
yang di damping oleh karyawan PG Madubaru

3) Minggu ke -3 (Tiga)
Pada minggu ketiga kegiatan yang dilakukan masih sama dengan
minggu sebelumnya yaitu mengikuti pendistribusian produk PG
Madubaru.

4) Minggu ke – 4 (Empat)
Pada minggu keempat mahasiswa melakukan penginputan data
seperti menghitung jumlah harga tebu dan penginputan pajak
tahunan pada perusahaan PG Madubaru.

5) Minggu ke -5 (Lima)
Pada minggu ke lima, mahasiswa magang diminta untuk membantu
proses packaging gula polos 1kg yang akan di pasarkan ke
konsumen.
25

C. Ketercapaian Output/Hasil

1. Mampu melaksanakan tugas yang diberikan PG Madubaru di


bidang pemasaran dengan cara survey harga pesaing dengan
tingkat keberhasilan 80%
2. Mampu melaksanakan tugas yang diberikan PG Madubaru di
bidang pendistribusian dengan cara mengikuti pendistribusian
yang di dampingi oleh karyawan PG Madubaru dengan tingkat
keberhasilan 85%
3. Mampu melaksanakan tugas yang diberikan PG Madubaru di
bidang administrasi dengan tingkat keberhasilan 80%
4. Mampu melaksanakan tugas yang diberikan PG Madubaru di
bidang packaging dengan tingkat keberhasilan 85%
26

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan dari pelaksanaan program magang

Dari keseluruhan waktu pelaksanaan Magang di PG Madubaru


Yogyakarta berjalan dengan baik. Kendala yang ditemui tidak banyak dan
dapat diselesaikan dengan baik. Selama melaksanakan Magang dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dapat mempraktekan secara langsung tentang tata cara melaksanakan
pekerjaan kantor yang baik dan benar yang mana yang dulunya hanya
mendapat penyampaian secara materi saja.
2. Diajarkan mengenai kewajiban atau tugas tersebut sesuai dengan
semestinya dan mampu mempertanggungjawabkan segala sesuatu
yang dapat terjadi dalam pelaksanaan tugasnya.
3. Dapat memahami penggunaan peralatan kantor secara baik dan benar.
4. Dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja, serta membuka
wawasan dan mendorong kreatifitas mahasiswa untuk berinovasi
didunia usaha atau dunia industri yang terkait dengan bidang dan
kemampuanya .
5. Disiplin dalam mengikuti peraturan bekerja dan disiplin waktu
menjadi tanggung jawab agar tugas-tugas yang diberikan dapat
diselesaikan dengan baik.
27

B. Kendala yang dihadapi :

Kendala yang dihadapi penulis selama periode magang antara lain :

1. Kurangnya pelatihan khusus untuk menginput data


2. Fasilitas atau Armada yang ada di perusahaan sudah berusia tua
sehingga menghambat pendistribusian
3. Kendala cuaca yang tidak menentu menjadi penghambat kegiatan
Survey Harga Pasar
4. Proses packaging masih dilakukan secara manual, sehingga kurang
efektif

C. Kritik dan Saran


1. Menambah dan memperbarui mesin packaging
2. Lebih meningkatkan kualitas dan kebersihan produk
3. Melakukan regenerasi karyawan
28

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Akademik 2014/2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/607/jbptunikompp-gdl-rjatnikape-baby.ya-r-
unikom_a-i.pdf
29

LAMPIRAN
30
31
32
33
34
35
36

Anda mungkin juga menyukai