Anda di halaman 1dari 9

REALISASI DAN PENGIRIMAN PRODUK

1. REALISASI

Pengertian Realisasi Adalah Suatu proses untuk menjadikan


sesuatu rencana menjadi perwujudan yang nyata.

Definisi realisasi adalah tindakan untuk mencapai sesuatu yang


direncanakan atau diharapkan. Dibidang akuntasi realitas bermakna ‘uang’
yaitu konversi dari aktiva, barang dan jasa menjadi cash atau piutang
(receivable) yang melalui tahapan permujudan.

Setiap orang memiliki cita-cita dalam kehidupannya. Untuk


mewujudkan cita-cita tersebut diperlukan perencanaan terlebi dahulu.
Akan tetapi rencana tidak akan bergerak kemana-mana jika tidak
dilaksanakan atau direalisasikan. Sehebat apapun rencana tidak akan ada
hasilnya jika tidak di realisasikan. Oleh karena itu relisasi dari sebuah
rencana sangatlah penting dalam berbagai bidang kehidupan, apakah
pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa pengertian


realisasi adalah semua tindakan atau proses untuk mewujudkan apa yang
sudah direncanakan, dimulai dari cita-cita sehingga seorang dapat
menetapkan target yang ingin dicapai dengan batas waktu tertentu,
kemudia dibuat rencana untuk mewujudkan, kemudian baru rencana
tersebut direalisasikan atau dilaksanakan dalam bentuk tindakan nyata.

Pengertian realisasi produk

adalah suatu perencanaan yang menditail serta pekerjaan apa saja


yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu yang
meliputi main processe (proses-proses utama) dan supporting processes
(proses-proses pendukung).

Perencanaan realisasi produk

Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang


dibutuhkan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus
konsisten dengan persyaratan lain dari proses-proses sistem manajemen
mutu

Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus menentukan hal


berikut, yang sesuai:

 sasaran mutu dan persyaratan produk,


 kebutuhan untuk membuat proses, dokumen, dan menyediakan
sumber daya yang spesifik untuk produk,
 kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan kegiatan uji
yang spesifik yang dibutuhkan untuk produk dan kriteria
keberterimaan produk,
 rekaman yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa proses
realisasi dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan

Keluaran dari perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai untuk
metode operasi organisasi.

Perencanaan realisasi produk adalah perencanaan terhadap proses-


proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Proses-proses
tersebut tergantung pada jenis produk atau pelayanan yang dihasilkan.
Seperti telah dijelaskan pada pasal 4.1, secara umum, proses-proses di
dalam realisasi produk dapat dikelompokkan menjadi proses-proses utama
(main processes) dan proses-proses pendukung (supporting processes).
Semua proses ini harus direncanakan, ditetapkan, ditinjau untuk
pengembangan dan disesuaikan dengan persyaratan sistem manajemen
mutu sebelum sebuah proses produksi dimulai.

Keinginan setiap organisasi ialah menghasilkan produk yang berkualitas. Untuk


merealisasikan produk yang berkualitas, harus ada perencanan yang baik dan
matang antar unit kerja.

ISO 9001:2008 - 7.1 Perencanaan realisasi produk


Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang
diperlukan untuk merealisasikan produk. Perencanaan realisasi
produk harus sesuai dengan persyaratan proses-proses sistem
manajemen mutu yang lain (lihat 4.1).

Dalam perencanaan realisasi produk, organisasi harus menetapkan


yang berikut, jika sesuai:

1. sasaran mutu dan persyaratan mutu produk,


2. kebutuhan untuk penetapan proses dan dokumen serta
ketersediaan sumber daya yang spesifik bagi produk,
3. kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran,
inspeksi dan uji yang spesifik bagi produk dan kriteria
keberterimaan produk,
4. rekaman yang diperlukan untuk menunjukkan bukti bahwa
proses realisasi produk dan produk yang dihasilkan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (lihat 4.2.4).

Output perencanaan harus dalam bentuk yang sesuai dengan metode


operasi organisasi

Catatan 1: Sebuah dokumen yang menetapkan proses-proses sistem


manajemen mutu (termasuk proses realisasi produk) dan sumber
daya yang digunakan bagi suatu produk, projek atau kontrak tertentu
dapat dinamakan rencana mutu (quality plan).

Catatan 2: Organisasi dapat juga menerapkan persyaratan yang


ditetapkan dalam 7.3 sebagai pengembangan proses realisasi produk.

Realisasi produk berlangsung melalui berbagai proses atau operasional


kerja. Standar iso 9001 mewajibkan perencanaan setiap proses kerja guna
merealisasikan produk.

2 Pengertian Pengiriman Produk

Pengiriman produk merupakan kegiatan dalam pendistribusian.


Dalam distribusi artinya menyampaikan produk dari produsen kepada
konsumen. Kegiatan pengiriman produk berlangsung pada saat pesanaan
dari konsumen sudah siap dikirimkan beserta dengan kelengkapan dari
dokumen-dokumennya. Seperti pengertian dari Lembaga Logistik Indonesia
mengemukakan bahwa pengiriman barang adalah:

“Mempersiapkan pengiriman fisik barang dari gudang ketempat


tujuan yang disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman
serta dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan penanganan barangnya”

Pengertian tersebut memberikan penjelasan bahwa kegiatan


pengiriman barang bukan hanya sekedar mengantarkan barang kepada
konsumen saja tetapi juga perlu diperhatikan kelengakapan dokumen dan
kondisi barang yang akan dikirim sesuai dengan persyaratan penanganan
barang tersebut.

Dalam kamus pengertian pengiriman barang adalah:

“Tindakan memberikan atau mendistribusikan sesuatu (sebagai


barang atau surat) dari satu lokasi ke lokasi lain”.
Dari definisi yang dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengiriman masuk ke dalam kegiatan distribusi. Kegiatan tersebut
melibatkan dua pihak yaitu antara konsumen dan produsen, serta
kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan
pengiriman produk. Kegiatan itu juga perlu memperhatikan kondisi dari
produk yang akan dikirim agar saat tiba di tempat konsumen masih dalam
keadaan yang baik. Kegiatan pengiriman merupakan bagian dari kegiatan
distribusi yang dilakukan oleh perusahaan.

Saluran Distribusi
Kegiatan distribusi tidak hanya melibatkan pihak produsen dan
konsumen saja. Tapi ada pihak-pihak lain yang dapat terlibat dalam
kegiatan distribusi tersebut, pihak lain itu disebut perantara. Perantara adalah
orang atau perusahaan yang menghubungkan aliran barang dari produsen ke
konsumen akhir dan konsumen industrial (Stanton, et al., 1990).

Penyampaian produk dari produsen kepada konsumen yang


melibatkan perantara atau pun tidak yang tersusun dalam saluran distribusi.

“Saluran distribusi adalah rute atau rangkaian perantara, baik


yang dikelola pemasar maupun yang independen, dalam menyampaikan
barang dari produsen ke konsumen. Jumlah perantara yang terlibat dalam
saluran distribusi sangat bervariasi” (Tjiptono, 2008 :187).

Seperti halnya pengertian di atas ada pula pengertian lain yang


mengemukakan tentang distribusi, menurut Kotler (2001 : 7)

“Seperangkat organisasi yang saling bergantung satu sama lain,


yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa, untuk
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis”.

Pengertian lain yang masih mendukung pengertian di atas datang


dari Fuad, dkk (2000:129) berpendapat bahwa saluran distribusi adalah
saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurakan produk sampai
ke konsumen atau ktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk
sampai ke tangan transportasi yang digunakan perlu diperhatikan untuk
dapat mempermudah dalam mencapai tempat tujuan pengiriman produk.
Saluran distribusi terdiri dari beberapa macam ada yang langsung ke
konsumen akhir dan ada yang melalui perantara baru dikirimkan kepada
konsumen akhir.

Dalam pelaksanaan kegiatan distribusi tersebut ada beberapa


macam saluran distribusi yang kemukakan oleh Kotler et al. (1996)
membuat tingkatan- tingkatan dalam saluran distribusi berdasarkan julamh
perantara di dalamnya, yaitu:

 Produsen – Konsumen

Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan


sederhana karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual
barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah
konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut
saluran distribusi langsung.

 Produsen – Pengecer – Konsumen

Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada


pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh
pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen
dilayani pengecer saja.

 Prodesen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Saluran saluran ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan


tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah
besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian
oleh konsumen dilayani pengecer saja.

 Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen

kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada.


Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.

 Produsen – Pedagang Besar – Pemborong – Pengecer - Konsumen

Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen


sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar
yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil.

Dari berbagai jenis saluran distribusi tersebut sebagai produsen


harus pandai dalam memilih jalur mana yang akan dipakai dalam
pendistribusian produknya. Para produsen tidak hanya dapat menjual hasil
produksi mereka secara langsung kepada pemakai akhir. Banyak cara yang
dapat digunakan untuk mendistribusikan barang dan juga kepada pembeli,
seperti pada penjelasan saluran distribusi di atas. Sebuah perusahaan
mungkin mendistribusikan barangnya secara langsung kepada konsumen
meskipun jumlahnya cukup besar, sedangkan perusahaan lain
mendistribusikan produknya lewat perantara. Dan tidak sedikit perusahaan
yang menggunakan beberapa kombinasi saluran distribusi untuk mencapai
segmen pasar yang berbeda. Proses penyaluaran produk sampai kepada
pembeli akhir dapat panjang ataupun pendek, sesuai dengan kebijaksanaan
saluran distribusi yang dianut oleh masing-masing perusahaan. Maka dari
itu pentingnya sebuah perencanaan yang matang dalam menentukan saluran
distribusi mana yang akan dipakai agar proses pengiriman produk pun dapat
tiba dengan baik di tempat konsumen. Saluran distribusi yang tepat akan
dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan.

Kualitas Layanan Pengiriman

Dalam memberikan kepuasan bagi pelanggan peran pelayanan


sangatlah penting. Layanan yang diberikan oleh perusahaan akan menjadi
tolak ukur bagi konsumennya. Jika layanan yang diberikan baik maka
konsumen akan merasa puas tapi jika tidak maka konsumen tidak akan
puas. Maka dari itu kualitas dari

kepada konsumennya. Layanan yang dapat memberikan kepuasan


bagi konsumen akan mendatangkan keuntungan pula bagi perusahaan.
keuntungan yang didapat oleh perusahaan bukan hanya sekedar keuntungan
penjualan saja, tapi juga nama baik perusahaan akan terangkat. Konsumen
yang merasa puas dengan layanan yang diberikan akan memberikan
dampak yang positif bagi perusahaan tersebut.

Definisi dari pelayanan adalah setiap tindakan atau perbuatan yang


dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan
kepemilikkan sesuatu (Kotler, 2000). Sedangkan pengertian pelayanan atau
jasa menurut Gronroos (2000) adalah proses yang terdiri dari serangkaian
aktifitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada
pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik dan barang dan
atau system penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah
pelanggan.

Perusahaan harus berupaya memberikan layanan yang berkualitas


kepada pelanggan agar dapat memberikan kepuasan bagi mereka. Layanan
yang berkualitas adalah layanan yang dapat memenuhi ekspektasi dari
pelanggan. Kualitas adalah kecocokan untuk memenuhi pemakaian (fitness
for use) (Tjiptono, 2008:83). Kecocokan adalah kondisi pemenuhan
kebutuhan pelanggan yang berhubungan dengan produk, jasa, proses dan
lingkungan yang dapat memenuhi ekpektasi pelanggan.
Kualitas layanan yang dapat memenuhi ekpektasi pelanggan akan
memberikan kepuasan. Hal itu sejalan dengan pengertian yang
dikeumukakan oleh Parasuraman, et al. (1985) yang mengatakan bahwa ada
dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service
dan perceived service, apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived
service) sesuai dengan yang diharapkan (expected service), maka kualitas
jasa yang dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima
melampaui ekspekyasi pelanggan, maka jasa yang dipersepsikan sebagai
kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa buruk.

Kualitas memberikan nilai plus berupa motivasi khusus bagi para


pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka
panjang dengan perusahaan (Tjiptono, 2008:83). Artinya dengan
memberikan kualitas sesuai dengan harapan konsumen maka mereka akan
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan penyedia jasa dan produk. Hal
itu juga memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan
pangsa pasar melalui pemenuhan kualitas layanan.
REALISASI DAN PENGIRIMAN PRODUK

Diskusi kelompok II

Nama – Nama Kelompok :

Ketua : Amelia Pantow

Sekertaris : Angelina Patyrani

Anggota : Putri Kemala Potabuga

Nafis Sobari

Natania Keles

Nur Adinda Hasriadi

Meysel Laliwu

Kelas : D3 Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai