GEOLOGI INDONESIA
Banyak teori dan penelitian terkait dengan keadaan geologi indonesia secara
regional. Teori teori tersebutlah yang mencetuskan bagaimana seharusnya kita
berfikir dalam menganalisa keadaan geologi indonesia saat ini serta fenomena-
fenomena yang berlangsung agar apa yang kita amati ataupun analisa mendekati
kebenaran.
Gambar 2. Ilustrasi konseptual Vening Meinesz yang menggambarkan sebagian dari penampang bumi yang
menunjukkan terjadinya arus konveksi di mantel bumi,
2. Teori Undasi ( Van Bemmelen (1939, 1949): Undation Theory)
Teori Undasi adalah teori yang disusun oleh Van Bemmelen untuk
menjelaskan proses terbentuknya busur-busur pegunungan yang menjadi kerangka
pokok pulau-pulau diIndonesia dan sekitarnya. Teori ini sudah lama, dan sejak
munculnya Teori Tektonik Lempeng Sekitar 1967, kurang menarik lagi bagi
ahli geologi. Dengan kata lain, teori Undasi sudah ditinggalkan orang, digantikan
oleh teori Tektonik Lempeng yang lebih banyak menjawab permasalahan yang berkaitan
dengan gejala alam seperti gempa bumi danvulkanisme. Teori Undasi hanya sebatas
pembanding saja dewasa ini.Undasi adalah penggelombangan, sperti gelombang air
yang terjadi apabila kita melemparkan batu ke kolam. Ada dua
macam penggelombangan yaitu Undasi dan Oscillasi .
Wilayah lain di Indonesia yang terletak diantara Paparan Sunda dan Paparan
Sahul-Arafura merupakan daerah yang paling aktif secara tektonik pada saat ini.
Zona aktif secara tektonik tersebut dicerminkan dengan berkembangnya gugusan
pulau berupa busur-dalam bergunungapi dan sederet pulau non-volkanik dengan
intensitas struktur (deformasi) yang tinggi.
Indonesia merupakan bagian dari jalur Metalogeni Asia (Jalur Timah Asia)
dan Jalur Metalogeni New Guinea (Tembagapura Porfiri). Jalur-jalur yang
termasuk wilayah Sundaland itu terbentuk pada puluhan juta tahun yang lalu (tyl),
yaitu Mesozoikum (250 – 65 juta tyl) dan pascamesozoikum pada pinggiran Benua
Eurasia. Sementara Jalur Timah Bangka terbentuk pada Triass- Kapur
(Mesozoikum) dan Jalur Au-Cu Papua pada Pliosen-Pleistosen (kl. 5,5 juta –
55.000 tyl).
Menurut Matsuda dan Uyeda (1971, dalam Katili, 1980), perubahan batas
lautan akibat intrusi magma dari Benioff Zone di belakang busur volkanik
menghasilkan lempeng samudera berukuran kecil.
Gambar 4. Hubungan antara keterdapatan mineral dengan posisi struktur tektonik (Alzwar et al., 1987,
dimodifikasi)
Cekungan belakang busur (back arc basin) terletak di belakang busur vulkanik,
merupakan tempat diendapkannya sedimen, terutama yang berasal dari busur
vulkanik dan benua.
Untuk wilayah Asia Tenggara dan khususnya untuk Indonesia, pada akhir
Kenozoikum, strukture style dipengaruhi oleh interaksi tiga buah lempeng kerak
bumi (Gambar 1.6), masing-masing adalah Lempeng Eurasia di bagian utara,
Lempeng Samudera Pasifik di bagian timur dan Lempeng Samudera India-
Australia di bagian selatan (Katili, 1973 dan Hamilton, 1979).
Paparan Sunda adalah bagian dari Lempeng Eurasia (yang untuk sebagian
besar terbenam di bawah lautan) yang meliputi Semenanjung Malaya, bagian
terbesar Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan sebagian besar Laut
Jawa serta bagian selatan Laut Cina Selatan. Paparan ini terdiri atas batuan sedimen,
batuan beku dan batuan metamorf berumur pratersier yang telah terdeformasi kuat
dibawah pengaruh gerakan tektonik dan penujaman selama Zaman Tersier. Batas
antara lempeng Hindia-Australia dan lempeng Eurasia di barat Sumatera dan di
selatan Jawa serta Nusa Tenggara, dicirikan oleh sistem palung-busur (arc trench
system) yang dinamakan sebagai Palung Sunda (Sunda trench) yang membentang
sepanjang kurang lebih 5000 km (Hamilton, 1979).
Pustaka
Antariksa, Katon. 2012. Teori Undasi. https://id.scribd.com/doc/85335407/Teori-
Undasi (diakses 06.35 05/03/2018)