Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari
kesuksesan ventura baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya,
dan tim. Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan
sebagaimana diilustrasikan pada bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali
dengan peluang usaha (bukan uang), strategi, jaringan, tim, atau rencana bisnis.
Peluang usaha terjadi dengan sendirinya di luar kontrol siapa pun. Tugas
wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi
suatu keseimbangan. Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada
tiga buah bola agar tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline.
Seperti itulah kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan
bahasa dan kode untuk mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan
bagan Timmons untuk mencapai kesesuaian dan keseimbangan (Sukanto, R.
1988).
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan
tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan
dalam perekonomian nasional.

1.2 Tujuan
Diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti mengenai:
1. Apa yang dimaksud dengan Kewirausahaan
2. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan
3. Faktor-Faktor Pendorong Kewirausahaan
4. Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha
5. Faktor penyebab kegagalan wirausaha
6. Kiat-kiat berwirausaha

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kewirausahaan
Kata “Wirausaha” merupakan terjemahan dari istilah bahasa
inggris entrepreneur,yang artinya adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan peluang bisnis. J. B.
Say menggambarkan pengusaha sebagai orang yang mampu memindahkan
sumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas
tinggi karena mampu menghasilkan produk yang lebih banyak (Alma, Buchari.
2011).
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi
etimologi (asal usul kata ). Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul,
teladan, gagah berani, berjiwa besar, dan berwatak agung. Usaha, artinya
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah pejuang atau
pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber daya
yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil
tindakan yang tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya (Alma,
Buchari. 2011).

2.2 Faktor -faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan dapat dibagi menjadi
dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari
dalam individu itu sendiri sedangkan faktor eksternal merupakan hasil interaksi
individu dengan lingkungannya (Suryana, 2001, h.34). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kewirausahaan antara lain (Yudi, siswadi.2013):

a. Faktor internal

1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement); kebutuhan berprestasi


mendorong individu untuk menghasilkan yang terbaik (Suryana, 2001, h.34).
Lambing dan Kuehl (2000, h.17) menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai
seorang wirausahawan dipengaruhi oleh kebutuhan akan berprestasinya yang
mendorong individu untuk menghasilkan yang terbaik dan biasanya memiliki

2
inisiatif serta keinginan yang kuat untuk mengungkapkan ide-ide dalam
pikirannya, menyampaikan gagasan demi mencapai suatu kesuksesan.
2. 2). Internal locus of control; dijelaskan lebih lanjut oleh Lambing dan Kuehl
(2000, h.17), individu yang memiliki internal locus of control mempercayai
bahwa kegagalan dan kesuksesan yang dialami ditentukan dari usaha yang
dilakukan. Individu yakin akan kemampuan yang dimiliki dan berusaha keras
mencapai tujuannya (Riyanti, 2003, h.60). Berdasarkan penelitian Rotter
(Hisrich dan Peters, 2000, h.69) terhadap wirausaha menunjukkan bahwa
internal locus of control berhubungan dengan motivasi berwirausaha dan
berkorelasi positif dengan kesuksesan dalam berkarir.
3. Kebutuhan akan kebebasan (need for independence); Hisrich dan Peters (2000,
h.71) menjelaskan lebih lanjut bahwa seorang wirausahawan diharuskan untuk
melakukan sesuatu berdasarkan caranya sendiri, sehingga memiliki kebutuhan
akan kebebasan yang tinggi. Kebutuhan akan kebebasan berarti kebutuhan
individu untuk mengambil keputusan sendiri, menentukan tujuan sendiri serta
melakukan tindakan untuk mencapai tujuan dengan caranya sendiri.
4. Nilai-nilai pribadi; nilai-nilai pribadi sangat penting bagi para wirausahawan
(Suryana, 2001, h.34). Hisrich dan Peters (2000, h.72) serta Hunter (2003, h.5)
menyatakan beberapa penelitian menunjukkan bahwa wirausaha mempunyai
sifat dasar mengenai proses manajemen dan bisnis secara umum yang
membantu individu menciptakan dan mempertahankan bisnis yang dirintis.
Sifat dasar meliputi nilai kemenangan bagi individu yang berarti berhasil
mengaktualisasikan dirinya. Nilai-nilai pribadi diterangkan lebih lanjut oleh
Durkin (1995, h.152) yang menyatakan bahwa nilai pribadi akan menjadi dasar
bagi individu pada saat mengambil keputusan dalam membuat perencanaan
untuk mencapai kesuksesan.
5. Pengalaman; diartikan sebagai pengalaman kerja individu sebelum
memutuskan kewirausahaan sebagai pilihan karir. Hisrich dan Peters, (2000,
h.74) menyatakan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi individu dalam
menyusun rencana dan melakukan langkah-langkah selanjutnya.

3
b. Faktor eksternal

1. Role model; merupakan faktor penting yang mempengaruhi individu dalam


memilih kewirausahaan sebagai karir. Orang tua, saudara, guru atau
wirausahawan lain dapat menjadi role model bagi individu. Individu
membutuhkan dukungan dan nasehat dalam setiap tahapan dalam merintis
usaha, role model berperan sebagai mentor bagi individu. Individu juga akan
meniru perilaku yang dimunculkan oleh role model.
2. Dukungan keluarga dan teman; dukungan dari orang dekat akan mempermudah
individu sekaligus menjadi sumber kekuatan ketika menghadapi permasalahan
(Hisrich dan Peters, 2000, h.75).
3. Pendidikan; pendidikan formal berperan penting dalam kewirausahaan karena
memberi bekal pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengelola usaha terutama
ketika menghadapi suatu permasalahan.

Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa faktor


yang mempengaruhi kewirausahaan ada dua, yakni faktor internal yang
merupakan faktor dari dalam diri individu dan faktor eksternal yang merupakan
hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Faktor internal meliputi kebutuhan
berprestasi, internal locus of control, kebutuhan akan kebebasan, nilai-nilai
pribadi, dan pengalaman, sedangkan faktor eksternal meliputi role model,
dukungan keluarga dan teman, serta pendidikan.

2.3 Faktor-Faktor Pendorong Kewirausahaan


Saifudin brpendapat bahwa faktor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh
“property light”, competency incentives, dan environment. Sedangkan Kuncara
berpendapat bahwa faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal
dan faktor eksternal sebagai berikut (Suryana. 2008):
1. Faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana
kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur
terpenting, yaitu:
a. Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan
efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan
tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri.

4
b. Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan
desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas,
bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi
perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan
dan informasi-informasi baru.
c. Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik,
komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam
menghadapi halangan dan kegagalan.
2. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita
menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur
terpenting, yaitu:
a. Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif
orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan
mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain,
dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya
dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya.
b. Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk
meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan,
membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola
perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk
tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan
kepentingan bersama.

2.4 Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha


Berikut faktor keberhasilan wirausaha (Philip, Kotler. 1987):
1. Faktor peluang
Banyak peluang emas tetapi belum tentu tepat untuk anda, karena peluang emas
itu harus ada keselarasan, keserasian, dan keharmonisan antara anda, bisnis, pasar,
kondisi, situasi dan perilaku pasar sehingga anda dapat menemukan peluang emas
yang tepat dan sesuai utuk anda terapkan dalam berwirausaha.

5
2. Faktor manusia (SDM)
Diantaranya adalah : strategic planner (pembuat rencana), Great manager
(manajer yang hebat), Controller (pengatur/pengawas), Marketer (pemasaran) dan
seller (penjual), yang terakhir Leadership (kepemimpinan). Itu semua merupakan
faktor kesuksesan operasional yang memerlukan sumber daya manusia, dengan
demikian faktor utama keberhasilan usaha adalah sumber daya manusia (SDM).
3. Faktor keuangan
Hindari berpikir bahwa bisnis tanpa keuangan/arus cas yang lancar itu akan
berhasil. Arus cas itu bagaikan aliran darah dalam tubuh anda. Bila arus cas tidak
mengalir maka bisnis pasti akan berhenti dan mati.
4. Faktor organisasi
Organisasi usaha sebaiknya tidak statis tetapi dinamis, kreatif, dan berwawasan
kedepan. Organisasi sangat penting untuk karyawan dan anda.
5. Faktor perencanaan
Bekerja tanpa rencana berarti berjalan tanpa tujuan yang jelas. Jadi sudah pasti
rencana adalah faktor penting dalam sebuah usaha.
6. Faktor pengelolaan usaha
Semua faktor diatas adalah faktor-faktor keberhasilan wirausaha, tetapi anda juga
membutuhkan tindak lanjut dari rencana anda sebaik mimpi anda. Itulah
pentingnya pengelolaan usaha.
7. Faktor pemasaran dan penjualan
Pemasaran dan penjualan adalah lokomotif bagi divisi/bagian lainnya seperti
keuangan, personalia, produksi, distribusi, logistik, dan pembelian. Faktor
pemasaran dan penjualan sangat penting bagi kelancaran usaha. Banyak usaha
yang gagal karena hanya mementingkan bagiannya saja dan lupa bahwa
pemasarannya belum berjalan dengan baik.
8. Faktor administrasi
Tanpa pencatatan, dokumentasi, pengumpulan data, dan pengelompokan data
administrasi yang baik, strategi, taktik, perencanaan, pengembangan, program-
program, dan arah perusahaan tidak akan berjalan dengan baik.
9. Faktor peraturan pemerintah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

6
Faktor peraturan pemerintah dan poleksosbud besar pengaruhnya karena
wirausaha juga berhubungan dengan hal-hal berikut:
• Peraturan pemerintah dan peraturan daerah seperti pajak, retribusi, dan
pendapatan daerah.
• Legalitas dan perijinan.
• Situasi ekonomi dan politik.
• Perkembangan budaya lokal yang harus diikuti.
• Lingkungan sosial yang berbeda-beda di setiap tempat.
10. Catatan bisnis
Banyak usaha yang sulit dan tidak berkembang hanya karena anda tidak tahu
sudah sejauh mana bisnis anda berjalan. Catatan usaha atau bisnis akan membuat
anda tahu sudah sejauh mana anda menjalankan usaha.

2.5 Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha


Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan wirausawan dalam menjalankan
usahanya antara lain (Lupiyodi, Rambat. 1998):
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha.
2. Kurangnya pengalaman, baik dalam kemampuan teknik, mengelola sumber
daya manusia dan lain sebagainya.
3. Ketidakmampuan mengelola keuangan.
4. Perencanaan yang gagal dan tidak adanya rencana cadangan.
5. Lokasi yang tidak strategis dan kurang memadai.
6. Kurangnya sikap bersungguh-sungguh dalam berusaha.
7. Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.
Megginson dalam Buchari Alma (2007) menyatakan sebab-sebab kegagalan
dalam small business antara lain:
1. Lack of capital, kekurangan modal, serta tidak bisa menjalin relasi.
2. No business knowledge, kurang memiliki pengetahuan tentang bisnis.
3. Poor management, tidak memiliki keterampilan dan manajemen.
4. Inadequate planning, tidak membuat planning karena menganggap tidak
penting.

7
5. Inexperience, kurang berpengalaman.
Moko PA membagi faktor kegagaln menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal menurut Moko PA yang menyebabkan kegagalan wirausaha antara
lain:
1. Kurang pandai dalam beberapa hal tertentu, karena kurang belajar dan berlatih.
2. Kurang pengalaman.
3. Kurang baik mengatur waktu.
4. Kurang berani mengambil resiko.
5. Kurang pandai meyakinkan orang.
6. Kurang cepat bertindak.
7. Kurang mampu melihat dan memanfaatkan peluang.
8. Tidak menepati janji.
9. Tidak jujur dan cepat merasa puas.
Adapun faktor eksternalnya antara lain:
1. Sumber daya manusia yang tidak memadai, kualitas sert kuantitasnya.
2. Komitmen pihak lain yang tidak terbukti.
3. Kenaikan harga barang yang tidak terduga.
4. Perubahan ekonomi global.
5. Kebijakan pemerintah.
6. Krisis ekonomi, politik dan hukum
7. Perkembangan iptek

2.6 Kiat-Kiat Berwirausaha


Kiat pertama dalam berwirausaha adalah menjaga tujuan usaha atau
perusahaan yang kita bangun agar selalu terlihat jelas. Salah satu kelemahan
perusahaan yang masih kecil adalah mereka jarang mempunyai tujuan jelas yang
akan mereka capai. Setiap usaha harus memiliki tujuan pasti (Suad Husnan.
1991).
Kiat kedua dalam berwirausaha adalah miliki gambaran yang jelas tentang
transaksi keuangan. Seorang pengusaha harus mempunyai gambaran yang
lengkap tentang usahanya/ perusahaannya. Banyak usaha kecil yang gagal karena

8
tidak mempunyai pembukuan yang memadai, bahkan sering mengabaikan
pencatatan kegiatan transaksi keuangannya (Suad Husnan. 1991).
Kiat ketiga adalah mengetahui titik impas. Seorang pengusaha harus tahu
benar apakah ia memperoleh laba atau rugi. Cara terbaik untuk mengetahuinya
ialah dengan menggunakan metode titik impas. Dengan mengetahui diagram ini
kita bisa mengetahui tingkat operasi yang merugi dan jumlah transaksi yang bisa
membuat kita meraih laba (Suad Husnan. 1991).
Kiat keempat adalah usahakan sebisa mungkin biaya material semurah-
murahnya. Kemenangan dalam persaingan usaha tergantung satu faktor yaitu
memproduksi dngan biaya yang murah dan bisa menjual dengan harga tinggi. Jadi
memproduksi dengan biaya yang murah harus dimungkinkan dan diusahakan
Suad Husnan. 1991).
Kiat kelima adalah hilangkan segala sesuatu yang tidak diperlukan.
Pengusaha yang mapan selalu menaruh perhatian kepada pengaturan mesin,
material dan tenaga kerja yang efisien demi profit. Ada tiga aturan yang jitu untuk
menghilangkan segala sesuatu yang anda tidak perlu yaitu satu, Jangan
menyimpan sesuatu yang seharusnya anda tak perlukan. Kedua Jangan berkata
sesuatu yang seharusnya anda tak perlu katakan dan Ketiga Janganlah menulis
sesuatu yang seharusnya anda todak menuliskannya (Suad Husnan. 1991).
Kiat keenam adalah efisiensi tinggi dan Upah tinggi. Jika anda punya
karyawan maka manfaatkanlah keahlian dan kelebihannya, agar mereka dapat
bekerja baik dan bangga dengan pekerjaannya. Kepuasan dan rasa bangganya
mendorong efisiensi yang lebih tinggi (Suad Husnan. 1991).
Kiat terakhir dan yang paling penting adalah perintis untuk selalu
memperoleh laba yang lebih besar. Pengusaha yang cakap selalu mempunyai
kekhususan, mereka tidak membuat barang dan jasa yang sama seperti yang telah
ada dipasar, tapi bagaimana mencari cara lain untuk membuatnya sehingga
kekhususannya itu bisa memberi laba yang lebih tinggi. Hindarilah masuk
kedalam suatu jenis usaha yang sudah penuh sesak. Kecuali saudara bisa membuat
kekhususan tersendiri sehingga menjadi yang menarik (Suad Husnan. 1991).

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kewirausahaan bersal dari kata wirausaha yang diartikan sebagai orang
yang mampu memindahkan sumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivitas
rendah ke tingkat produktivitas tinggi karena mampu menghasilkan produk yang
lebih banyak. Kiat pertama dalam berwirausaha adalah menjaga tujuan usaha atau
perusahaan yang kita bangun agar selalu terlihat jelas. Kiat kedua dalam
berwirausaha adalah miliki gambaran yang jelas tentang transaksi keuangan.
Kiat ketiga adalah mengetahui titik impas. Kiat keempat adalah usahakan
sebisa mungkin biaya material semurah-murahnya. Kiat kelima adalah hilangkan
segala sesuatu yang tidak diperlukan. Pengusaha yang mapan selalu menaruh
perhatian kepada pengaturan mesin, material dan tenaga kerja yang efisien demi
profit. Kiat keenam adalah efisiensi tinggi dan Upah tinggi. Kiat terakhir dan yang
paling penting adalah perintis untuk selalu memperoleh laba yang lebih besar.

3.2 Saran
Dalam berwirausaha berbagai hal bisa terjadi diantaranya kegagalan
maupun keberhasilan tu sendiri. Akan tetapi, beberapa hal yangbisa kita lakukan
untuk meminimalisir kegagalan diantaranya adalah melakukan beberapa kiat-kiat
yang dilakukan seperti di atas.

10
DAFTAR PUSTAKA
Yudi, siswadi. Analisis faktor internal, faktor eksternal dan pembelajaran
kewirausahaan yang mempengaruhi minat mahasiswa dalam berwirausaha.
2013 : Vol.13 No.1
Lupiyodi, Rambat. 1998. Wawasan kewirausahaan. Jakarta: Lembaga Penerbit
FEUI
Suryana. 2008. Kewirausahaan: Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses (cetakan ketiga). Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan; Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:
Alfabeta
Philip, Kotler. 1987. Dasar-dasar Pemasaran. Alih bahasa : Wilhelmus W.
Bakowatun. Jakarta : Intermedia
Suad Husnan. 1991. Perencanaan Perusahaan. Edisi 1. Yogyakarta : BPFE.
Sukanto, R. 1988. Perencanaan dan Organisasi Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.

11

Anda mungkin juga menyukai