Anda di halaman 1dari 148

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.

P UMUR
21TAHUNG1P0A0HAMIL 20+2 MINGGU DENGAN
KEKURANGANENERGI KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS PLUPUH
2 SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

DisusunOleh :
Diah Nurul Karomah
NIM B13057

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016

ii
ii
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. P umur 21 tahun
G1P0A0 Hamil 20+2 minggu dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas
Plupuh 2 Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Yunia Renny A, SST., MPH selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. dr. Abdul Aziz, selaku Kepala Puskesmas Plupuh 2 Sragen yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan Studi Kasus.
5. Ibu Sri Rejeki Dwi Hastuti, Amd. Keb selaku pembimbing lahan yang telah
meluangkan waktu untuk mendampingi dan membimbing penulis dalam
memberikan asuhan.
6. Ny. P yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan studi kasus.
7. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kususma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak luput dari kekurangan,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, ...................... 2016
Penulis

v
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Program Studi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Diah Nurul Karomah
B 13057

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.P UMUR 21 TAHUN


G1P0A0 HAMIL 20+2MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
(KEK) DI PUSKESMAS PLUPUH 2 SRAGEN

(xii halaman + 134 halaman + 13 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang :Departemen Kesehatan (2007) menunjukkan bahwa pendarahan


menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama
terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal10 November 2015 yang dilakukan di
Puskesmas Plupuh 2 Sragen diperoleh bahwa ibu hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) ada 23 orang.
Tujuan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah
Varney, menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada
di lapangan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah pada ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Metodologi : Jenis studi kasus yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif,
lokasi di Puskesmas Plupuh 2 Sragen. Subjek studi kasus adalah Ny. P umur 21
tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Waktu studi kasus mulai
tanggal 25 Maret 2016 sampai 16 Mei 2016. Teknik pengambilan data antara lain
data primer meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, serta observasi dan data
sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil : Asuhan dilakukan selama 7 minggu, asuhan yang diberikan adalah
pemberian makanan tambahan, tablet Fe, observasi LILA, BB, Hb, keadaan ibu
dan janin baik, BB dari 40 kg menjadi 46 kg, LILA dari 20 cm menjadi 23,5 cm,
Hb dari 9,1 gr% menjadi 10,7 gr%.
Kesimpulan : Pada kasus ibu hamil pada Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) terdapat kesenjangan antara teori dengan
praktik yaitu pada pengkajian dan evaluasi.

Kata kunci : Asuhan kebidanan, Ibu hamil, Kekurangan Energi Kronis, KEK
Kepustakaan :20 Literatur (2009 – 2016)

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Tidak ada batasan dari perjuangan.


 Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri (Ibu Kartini).
 Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Yang utama dari segalanya, sembah sujud syukur


kepada Allah SWT yang meridhoi dan mengabulkan
segala doa, sehingga Karya Tulis ini dapat selesai tepat
waktu.
2. Ibu dan bapak tercinta yang senantiasa selalu
memberikan panutan, dukungan, semangat dan doa.
3. Keluarga besar dan kakakku tersayang Indri Pangestuti
Rahayu yang selalu memberikan dukungan dan doa.
4. Sahabat tercinta dan teman-teman seperjuangan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta.
5. Almamater tercinta.

vii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iii
PRAKATA .......................................................................................................................... iv
INTISARI .......................................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
CURICULUM VITAE ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C. Tujuan Studi Kasus
1. Umum........................................................................................................................... 5
2. Khusus .......................................................................................................................... 5
D. Manfaat studi kasus ...................................................................................................... 7
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
a. Definisi ........................................................................................................... 10
b. Pembagian umur kehamilan ........................................................................... 10
c. Tanda dan gejala kehamilan ........................................................................... 10
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan ............................................... 15
e. Gizi ibu hamil ................................................................................................. 20
f. Deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin .................................... 29

ix
2. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
a. Definisi .................................................................................................... 32
b. Tanda dan gejala ..................................................................................... 32
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi .......................................................... 33
d. Penyebab KEK ........................................................................................ 36
e. Akibat KEK............................................................................................. 37
f. Pencegahan KEK .................................................................................... 38
g. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan ................................................... 39
h. Pengukuran LILA.................................................................................... 42
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan .......................................................................... 44
C. Landasan Hukum ......................................................................................................... 74
BAB III METODOLOGI
A. Jenis studi ..................................................................................................................... 78
B. Lokasi studi kasus ........................................................................................................ 78
C. Subjek studi kasus ........................................................................................................ 78
D. Waktu studi kasus ........................................................................................................ 79
E. Instrumen studi kasus ................................................................................................... 79
F. Teknik pengumpulan data ............................................................................................ 79
G. Alat-alat yang dibutuhkan ............................................................................................ 83
H. Jadwal penelitian .......................................................................................................... 84
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus ............................................................................................................... 85
B. Pembahasan ................................................................................................................... 115
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 120
B. Saran .............................................................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan kebutuhan gizi antara ibu hamil dan tidak hamil

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus
Lampiran 13. Lembar Konsultasi.

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, kesadaran masyarakat akan kesehatannya semakin

meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan ibu dari tahun ke tahun semakin membaik. Hal itu

didukung dengan pelayanan kesehatan ibu hamil yang menunjukkan

cakupan pelayanan antenatal yang semakin baik. Cakupan pelayanan

antenatal di Indonesia pertama kali tanpa memandang trimester

kehamilan (K1 akses) meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi

95,2% pada tahun 2013(Riskesdas, 2013).

Peningkatan akses ini juga sejalan dengan cakupan ibu hamil

yang mendapat pelayanan antenatal pertama pada trimester pertama

kehamilan (K1 Trimester 1), yaitu dari 72,3% pada tahun 2010

menjadi 81,3% pada tahun 2013. Demikian pula pada tahapan

selanjutnya, cakupan pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat

kali kunjungan (K4) juga meningkat dari 61,4% pada tahun 2010

menjadi 70,0% pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013).

Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dapat mengetahui

kondisi kesehatan ibu hamil serta dapat mengetahui status gizi ibu

dengan cara pengukuran antropometri melalui pengukuran lingkar

1
2

lengan atas (LILA). Frekuensi pemeriksaan kehamilan merupakan

faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Status gizi yang baik

harus ditunjang dengan pemeriksaan diri ibu selama kehamilan

(Ariastuti, 2012).

Melihat data tersebut, seharusnya masalah gizi pada ibu hamil

sudah bukan lagi menjadi penyumbang penyebab tidak langsung AKI

di Indonesia. Tetapi data dari Departemen Kesehatan (2007)

menunjukkan bahwa pendarahan menempati persentase tertinggi

penyebab kematian ibu (28%), anemia dan Kekurangan Energi Kronis

(KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan

dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.

Kondisi ibu yang kekurangan gizi di masa kehamilan antara

lain disebabkan oleh Kekurangan Energi Kronis (KEK). Menurut

penelitian dari Mahirawati (2014) menyebutkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya KEK antara lain faktor sosial ekonomi

yaitu ibu hamil KEK yang berpendidikan SD sebesar 35,5% dan yang

tidak lulus SD ada 29,4%. Sebanyak 39,2% ibu yang mempunyai

suami bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan rata-rata kurang

dari 1 juta rupiah per bulan.

Faktor ibu yaitu sebanyak 70,6% ibu hamil KEK berumur

antara 21-34 tahun. Ibu hamil KEK yang menikah di bawah umur 17

tahun sebanyak 41,1%, yang hamil pertama kali pada umur 18-20

tahun sebesar 31,4%. Ibu hamil KEK yang mempunyai frekuensi


3

makan 3 kali per hari sebanyak 54,9%. Sebesar 70,6% ibu hamil KEK

yang menderita anemia. Terdapat 66,7% ibu hamil KEK yang

mengonsumsi pil besi setiap hari. Jadi, kejadian KEK pada ibu hamil

berhubungan dengan tingkat pendidikan, status pekerjaan, umur

kehamilan dan kadar haemoglobin dalam darah serta konsumsi pil besi

(Mahirawati, 2014).

Menurut penelitian dari Rahmaniar (2013), Kekurangan Energi

Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang

buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber

energi yang mengandung zat gizi makro. Kebutuhan wanita hamil akan

meningkat dari biasanya dimana pertukaran dari hampir semua bahan

itu terjadi sangat aktif terutama pada trimester III. Karena peningkatan

jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama kondisi pangan

sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, maka kurang

mengkonsumsi kalori akan menyebabkan malnutrisi atau biasa disebut

KEK. Kontribusi dan terjadinya KEK pada ibu hamil akan

mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan

risiko terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR).

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang menangani langsung

kesehatan ibu dan anak diharapkan dapat melakukan edukasi masalah

gizi dan kesehatan mengingat bahwa sebanyak 60% kasus kelahiran di

Indonesia ditangani oleh para Bidan (Riskesdas, 2007). Pemerintah

sangat diharapkan turut serta berperan aktif dan dituntut untuk


4

meningkatkan perbaikan gizi di masyarakat, serta memperhatikan

keseimbangan dan ketersediaan masalah pangan dan gizi masyarakat.

Peran serta pemerintah tersebut dapat memberikan distribusi kepada

masyarakat akan pentingnya kesadaran dalam upaya peningkatan gizi

secara merata dan menyeluruh (Prasetyawati, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Plupuh 2 Sragen

pada tanggal 10 November 2015 diperoleh data Ibu Hamil pada bulan

Januari sampai Oktober 2015 berjumlah 346 orang. Ibu hamil normal

sebanyak 271 orang (78,3%), dan ibu hamil dengan komplikasi 75

orang (21,7%). Ibu hamil dengan komplikasi meliputi ibu hamil

dengan anemia 29 orang (38,7%), ibu hamil dengan KEK 23 orang

(30,7%), ibu hamil dengan PEB 18 orang (24%), ibu hamil dengan

hipertensi 2 orang (2,7%), ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

2 orang (2,7%), ibu hamil dengan presentasi bokong 1 orang (1,3%).

Berdasarkan latar belakang diatas, angka kejadian KEK masih

merupakan masalah yang harus mendapat perhatian khusus dan jika

masalah tersebut tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan

persalinan sulit atau lama, persalinan prematur atau sebelum waktunya,

perdarahan post partum dan beresiko melahirkan bayi dengan BBLR

sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus dengan judul

“Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0

Hamil 20+2 minggudengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di


5

Puskesmas Plupuh 2 Sragen”, dengan menerapkan manajemen

kebidanan menurut 7 langkah Varney.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam

studi kasus ini adalah “Bagaimana Melaksanakan Asuhan Kebidanan

pada Ibu Hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2 minggu

dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2

Sragen dengan menggunakan pendekatan Manajemen 7 langkah

Varney ?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan menggunakan

pendekatan kebidanan 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis diharapkan mampu untuk melaksanakan asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis

(KEK) dengan menggunakan pendekatan kebidanan 7 Langkah

Varney :

1) Melaksanakan pengkajian data dasar secara lengkap dan

menyeluruh pada ibu hamilNy. P umur 21 tahun G1P0A0


6

Hamil 20+2 minggu dengan Kekurangan Energi Kronis

(KEK) di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.

2) Melakukan interpretasi data, yang meliputi diagnosa

kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil Ny. P

umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2

Sragen.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin akan

timbul pada ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil

20+2 minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di

Puskesmas Plupuh 2 Sragen.

4) Mengantisipasi atau melaksanakan tindakan segera pada

ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2 minggu

dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas

Plupuh 2 Sragen.

5) Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2

Sragen.

6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2

Sragen.
7

7) Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil

Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2

Sragen.

b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik

pada ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2

minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di

Puskesmas Plupuh 2 Sragen.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi penulis

a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK).

b. Meningkatkan ketrampilan penulis dalam memberikan asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis

(KEK).

2. Bagi profesi

Memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai

pertimbangan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).


8

3. Bagi Institusi dan Instansi

a. Institusi Pendidikan

Sebagai sumber bacaan dan referensi pada asuhan kebidanan

ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).

b. Bagi Instansi Puskesmas

Meningkatkan mutu pelayanan dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis

(KEK).

E. Keaslian Studi Kasus

Studi kasus tentang Kekurangan Energi Kronis ini pernah dilakukan

oleh :

1. Ginarti (2012) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Ny. S G1P0A0 Umur Kehamilan 24 Minggu dengan Kekurangan

Energi Kronis di BPS Ariyanti Sragen”. Asuhan yang diberikan

selama 4 minggu berupa pemberian Tablet Fe 500 Mg, pemberian

susu prenagen 450 gr, menganjurkan ibu istirahat cukup,

menganjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,

menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan ngemil.

Hasilnya Hb yang semula 9,5 gr% menjadi 11 gr%, LILA 21,5 cm

menjadi 23,5 cm.

2. Ariska, Miske (2014) dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil

pada Ny. S Umur 19 Tahun G1P0A0 Hamil 11 Minggu dengan


9

Kekurangan Energi Kronis di PKD Kharisma Husada Tanon

Sragen”. Asuhan yang diberikan selama 8 minggu berupa

pemberian tablet Fe, susu ibu hamil dan kacang hijau,

menganjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,

menganjurkan ibu istirahat cukup. Hasilnya Hb yang semula 10,2

gr% menjadi 11 gr%, LILA 21,9 cm menjadi 22,7 cm.

Diantara beberapa keaslian tersebut terdapat beberapa persamaan

dengan studi kasus ini, persamaan tersebut terletak pada judul

mengenai Kekurangan Energi Kronis dan perbedaan terletak pada

subyek, tempat, waktu, dan penatalaksanaan studi kasus.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Kehamilan

a. Definisi

1) Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi

atau implantasi (Prawirohardjo, 2012).

2) Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan

normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh

karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang

meminimalkan intervensi (Astuti, 2012).

b. Pembagian umur kehamilan

Menurut Sulistyawati (2009) yaitu :

1) Trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)

2) Trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)

3) Trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)

c. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Kusmiyati (2009),

10
11

meliputi :

1) Tanda yang tidak pasti / tanda mungkin kehamilan

a) Amenorhea

Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila

sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan

bahwa dia hamil, meskipun keadaan stres, obat-obatan,

penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat

haid.

b) Mual dan muntah

Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari

rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan.

Dalam kedokteran sering disebut morning sickness

karena munculnya seringkali pagi hari. Untuk

mengatasinya penderita perlu diberi makanan-makanan

yang ringan, mudah dicerna, dan jangan lupa

menerangkan bahwa keadaan ini masih dalam batas

normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula

diberikan obat-obatan anti mual.

c) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada

payudara disebabkan payudara membesar karena

pengaruh hormon estrogen dan progesteron.


12

d) Quickening

Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama,

biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20

minggu.

e) Keluhan kencing

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing

malam, disebabkan karena desakan uterus yang

membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial.

f) Konstipasi

Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat

juga karena perubahan pola makan.

g) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan

berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-

muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu

meningkat sampai stabil menjelang aterm.

h) Perubahan temperatur basal

Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu biasanya

merupakan tanda telah terjadinya kehamilan.

i) Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit

yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung, dan

kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan


13

warna kulit tua. Biasanya muncul setelah 16 minggu.

Pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit

menjadi lebih hitam. Perubahan-perubahan ini

disebabkan oleh stimulasi MSH (Melanocyte

Stimulating Hormone). Pada kulit daerah abdomen dan

payudara dapat mengalami perubahan yang disebut

striae gravidarum yaitu perubahan warna seperti

jaringan parut. Diduga ini terjadi karena pengaruh

adrenokortikosteroid.

j) Perubahan payudara

Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara

mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih

dari 16 minggu.

k) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan

konsistensi. Uterus berusaha menjadi lunak, bentuknya

globular.

l) Tanda piskacek’s

Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian

uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.

m) Perubahan-perubahan pada serviks

(1) Tanda hegar


14

Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus

uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan

mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah

difleksikan. Dapat diketahui melalui pemeriksaan

bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-

6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.

(2) Tanda goodell’s

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks

terasa lebih lunak.

(3) Tanda chadwick

Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-

biruan.

(4) Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah

difleksikan satu sama lain dan tergantung pada

lunak atau tidaknya jaringan isthmus.

(5) Terjadi pembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-

16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari

rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.

(6) Kontraksi uterus

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh

perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.


15

(7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana

kemungkinan positif palsu.

2) Tanda pasti kehamilan

a) Denyut jantung janin (DJJ)

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu

17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan

stetoskope ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan

lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan

auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-

bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus

dan nadi ibu.

b) Palpasi

Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya

menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin

dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke-24.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

Menurut Rukiah (2009), meliputi :

1) Faktor fisik

a) Status kesehatan

Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan,

baik kondisi kesehatan sebelum atau selama kehamilan.


16

Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita

tersebut sedang sakit.

b) Status gizi

Selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi

bagi bayi yang dikandungnya. Apa yang ibu makan

akan memepengaruhi kondisi bayi. Wanita hamil

dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko

tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan,

kematian bayi baru lahir, cacat dan Berat Lahir Rendah.

Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang

tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup berat

selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel darah

merah) dan pre eklampsia/eklampsia.

c) Gaya hidup

Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama

trimester I untuk menghindari rokok, minuman

beralkohol, dan obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh

dokter atau bidan karena sangat berbahaya bagi bagi ibu

dan bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap

dalam darah ibu kemudian terserap dalam darah bayi

melalui system sirkulasi plasenta selama kehamilan.


17

d) Terpapar zat kimia berbahaya

Ibu hamil perlu melindungi dirinya dan bayinya dari zat

berbahaya dengan menghindari lingkungan kerja yang

terpapar polusi ataupun tidak menggunakan bahan

kimiawi berbahaya dirumah.

e) Hamil diluar nikah dan kehamilan yang tidak

diharapkan

Di beberapa golongan masyarakat ada orang-orang

yang tidak menghargai ibu-ibu yang tidak bersuami atau

hamil diluar nikah. Sehingga akan mempengaruhi

kejiwaan ibu tersebut selama kehamilan dan

menyebabkan ibu tidak mengharapkan kehadiran

bayinya dan menolak kehamilannya.

2) Faktor psikologi, stressor internal, eksternal, substance

abuse, partner abuse.

a) Stressor internal & eksternal

Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan

berasal dari dalam diri ibu dapat berupa latar belakang

kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal

yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor

psikologi yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa

pengalaman ibu.
18

b) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga yang dapat diberikan agar

kehamilan dapat berjalan lancar antara lain :

memberikan dukungan pada ibu untuk menerima

kehamilannya, memberi dukungan pada ibu untuk

menerima dan mempersiapkan peran sebagai ibu,

memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan rasa

takut dan cemas terhadap persalinan, memberi

dukungan pada ibu untuk menciptakan ikatan yang kuat

antara ibu dan anak yang dikandungnya melalui

perawatan kehamilan dan persalinan yang baik,

menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima

kehadiran anggota keluarga baru.

c) Dukungan suami

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil

adalah suaminya. Banyak bukti yang ditunjukkan

bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh

pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan

lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih mudah

melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan

sedikit resiko komplikasi persalinan.


19

3) Faktor lingkungan, sosial budaya, fasilitas kesehatan,

ekonomi

a) Faktor lingkungan

Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk

menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan

antara lain karena kemiskinan, kurangnya pelayanan

medik, kurang pendidikan dan pengetahuan, termasuk

pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang

merugikan atau membahayakan.

b) Kebiasaan adat istiadat

Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut

atau mempunyai kepercayaan atau adat kebiasaan tabu

setempat yang berpengaruh terhadap kehamilan.

Kemudian menilai apakah hal tersebut bermanfaat,

netral (berpengaruh pada keamanan dan kesehatan),

tidak jelas (efek tidak diketahui/tidak dipahami) atau

membahayakan. Terutama bila faktor budaya tersebut

dapat menghambat pemberian asuhan yang optimal bagi

ibu hamil. Bidan harus mampu mencari jalan untuk

menolongnya atau meyakinkan ibu untuk merubah

kebiasaannya dengan memberikan penjelasan yang

benar.
20

c) Fasilitas kesehatan

Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan

jarak yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan

bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan

kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan

dalam keadaan darurat.

d) Sosial ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu

karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan

sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga

kesehatan dan transportasi/sarana angkutan.

e. Gizi Ibu Hamil

Menurut Kristiyanasari (2010), tujuan penatalaksanaan gizi

pada wanita hamil adalah untuk mencapai status gizi ibu yang

optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman,

melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik.

Kebutuhan gizi tersebut adalah :

1) Kebutuhan energi

Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan

kalori sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik

basal dan penambahan berat badan yang akan

meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas.


21

Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu

27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari.

2) Karbohidrat

Janin memerlukan 40 gram glukosa/hari yang akan

digunakan sebagai sumber energi. Glukosa sangat

dibutuhkan karena akan membantu dalam sintesis lemak,

glikogen, dan pembentukan struktur polisakarida.

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Menurut

Glade B. Curtis mengatakan bahwa tidak ada satu

rekomendasi yang mengatur seberapa sebenarnya

kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun,

beberapa ahli gizi sepakat sekitar 60% dari seluruh kalori

yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat. Sehingga ibu

hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500 kalori.

3) Protein dan asam amino

Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan

perkembangan janin, protein memiliki peranan penting.

Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang

signifikan yaitu 68%. Peran protein selama proses

kehamilan diantaranya yaitu selain untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin juga untuk pembentukan plasenta dan

cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti

pertumbuhan mammae ibu dan jaringan uterus, dan


22

pertumbuhan volume darah. Kebutuhan akan protein

selama kehamilan tergantung pada usia kehamilan. Total

protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar

350-450 gram.

4) Lemak

Asam lemak Eicosapentanoid Acid (EPA) dan

Docosahexanoid Acid (DHA) memainkan peranan penting

untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus, khususnya

untuk mata dan otak. Lemak merupakan sumber tenaga vial

dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Tubuh wanita

hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung

persiapan untuk menyusui setelah bayi lahir. Oleh karena

itu, ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi

lemak tubuh. Sebaliknya, bila asupannya berlebih

dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam.

Keadaan ini akan menyulitkan ibu hamil sendiri dalam

menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu ibu

hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak

tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi

sehari.

5) Vitamin

Vitamin yang larut dalam lemak :


23

a) Vitamin A

Vitamin A dari ibu dibutuhkan oleh janin yaitu kurang

dari 25 mg/hari, sedangkan vitamin A yang dibutuhkan

pada trimester tiga yaitu berkisar 200 mg/hari. Ibu yang

sedang hamil dianjurkan untuk tidak terlalu sering

mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang besar

karena akan menjadi stimulator yang mengakibatkan

teratogen.

Vitamin A berfungsi untuk membantu proses

pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata, rambut,

kulit dan organ dalam, dan fungsi rahim. Sumbernya

adalah kuning telur, ikan dan hati. Sedangkan sumber

provitamin A atau karoten adalah wortel, labu kuning,

bayam, kangkung, dan buah-buahan berwarna kemerah-

merahan.

b) Vitamin D

Vitamin D pada janin berasal dari 25-OH vitamin D ibu

yang berada di dalam otot dan hati fetus. Pada wanita

hamil konsentasi plasma meningkat 2x lebih banyak.

Peningkatan vitamin D yaitu 100%. Vitamin D akan

menstimulasi absorsi di dalam usus halus. Kebutuhan

vitamin D selama kehamilan belum diketahui secara

pasti tetapi diperkirakan 10 mg/hari, sedangkan RDA


24

(Recommended daily Allowance atau Asuhan Harian

yang Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari untuk

wanita hamil pada usia 25 tahun atau lebih.

c) Vitamin E

Vitamin E mulai diakumulasikan oleh fetus pada akhir

minggu ke 8-10 usia gestasi, ketika terjadi peningkatan

akumulasi lemak. Untuk tetap menjaga pertumbuhan

dan perkembangan fetus yang baik diperlukan RDA

vitamin E yaitu sebanyak 2 mg/hari. Pada waktu hamil

terjadi peningkatan 25%. Untuk ibu hamil

kebutuhannya sekitar 15 mg (22,5 IU).

Vitamin yang larut dalam air :

d) Vitamin C

Kebutuhan vitamin C untuk bayi pada kehamilan dan

menjelang kelahiran yaitu berkisar antara 3-4 mg/hari.

Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70

mg/hari. Untuk mencegah kekurangan vitamin C selama

proses kehamilan diperlukan tambahan vitamin C

sebanyak 10 mg/hari dengan peningkatan sebanyak

33%.

e) Thiamin

Menggunakan status pengukuran thiamin, maternal

dapat diketahui kebutuhan thiamin selama kehamilan,


25

yaitu dengan cara memasukkan ekskresi tiamin urine

dan aktivitas dari enzim thiamin dependent seperti

translokasi sel merah yang akhirnya dapat digunakan

sebagai adanya peningkatan thiamin selama kehamilan.

f) Niasin dan Riboflavin

Niasin yang diperlukan selama kehamilan yaitu 2

mg/hari dan 0,3 mg/hari dari riboflamin. Riboflamin

mengalami peningkatan sebanyak 15% dari niasin 30%.

g) Vitamin B6

Vitamin B6 penting untuk metabolisme asam amino.

Pada masa kehamilan diperlukan intake protein yang

lebih tinggi karena adanya proses pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat sehingga diperlukan juga

adanya vitamin B6 yang besar untuk membantu

melakukan metabolisme dengan peningkatan 100%.

Vitamin B6 juga dibutuhkan oleh ibu hamil membantu

mengatasi mual muntah.

h) Asam folat

Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal

pencegahan terjadinya efek tubaneural seperti spina

bifida dan anencefali yang sangat berbahaya bagi

perkembangan selanjutnya. Dari hasil survey

mengatakan bahwa kebanyakan wanita mengkonsumsi


26

folat lebihsedikit dari kebutuhan yaitu 0,2 mg/hari

dengan peningkatan 33%. RDA folat untuk wanita

hamil yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadi

peningkatan sebanyak 10% dari sebelumnya.

Makanan yang kaya akan asam folat dapat dijumpai

pada sayuran hijau, jus jeruk, esparagus, dan brokoli.

6) Mineral

a) Kalsium

Konsentrasi kalsium serum pada janin lebih besar

daripada ibu. Pada usia kehamilan 20 minggu laju

penyaluran kalsium dari ibu ke fetus mencapai 50

mg/hari. Kebutuhan kalsium meningkat 800mg menjadi

1200-1500 mg/hari. Kalsium pada fetus digunakan

untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang

dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil

membutuhkan kalsium 2 kali lipat sebelum hamil, yaitu

sekitar 900 mg. Sumbernya susu, keju, yogurt, teri,

udang kecil, dan kacang-kacangan.

b) Magnesium

Janin memerlukan 1 gram magnesium. Magnesium

dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan

jaringan lunak.
27

c) Phospor

RDA sama dengan wanita yang tidak hamil yaitu 1250

mg/hari untuk wanita yang hamil di bawah 19 tahun dan

700 mg/hari untuk wanita yang lebih dari 19 tahun.

d) Seng

RDA wanita hamil mencapai 15 mg/hariini

menunjukkan terdapat peningkatan 3 mg lebih tinggi

dari wanita yang tidak hamil, digunakan untuk

mengembangkan jaringan tisu, terutama otak dan jenis

kelamin.

e) Sodium

Selama kehamilan naik 5000-10000 mg/hari

sehubungan dengan peningkatan volume darah maternal

Tabel 2.1

Perbedaan kebutuhan gizi antara ibu hamil dan tidak hamil

Zat gizi Kebutuhan Kebutuhan Sumber

wanita dewasa wanita hamil makanan

Energi (kalori) 2500 +300 Padi-padian,

jagung, umbi-

umbian, mie, roti

Protein (gram) 40 +10 Daging, ikan,

kacang-kacangan,

tahu, tempe.
28

Kalium (mg) 0,5 +0,6 Susu, ikan, teri,

kacang-kacangan,

sayuran hijau.

Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati,

sayuran hijau.

Vitamin A (SI) 3500 +500 Hati, kuning telur,

sayur dan buah

berwarna hijau

dan kuning

kemerahan.

Vitamin B1 (mg) 0,8 +0,2 Biji-bijian, padi-

padian, kacang-

kacangan, daging.

Vitamin B2 1,3 +0,2 Hati, telur, sayur,

kacang-kacangan.

Vitamin B6 (mg) 12,4 +2 Hati, daging, ikan,

biji-bijian,

kacang-kacangan.

Vitamin C (mg) 20 +20 Buah dan sayur


29

f. Deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin

Menurut Rukiah (2009), yaitu :

1) Tidak mau makan dan muntah terus

Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan

sering merasa mual dan kadang-kadang muntah. Keadaan

ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada

kehamilan lebih dari 3 bulan. Tetapi bila ibu tetap tidak

mau makan, muntah terus menerus sampai lemah dan tidak

dapat bangun maka keadaan ini berbahaya bagi keadaan

janin dan kesejahteraan ibu dan keluarga segera minta

pertolongan ke puskesmas atau rumah sakit agar

kehamilannya bisa selamat.

2) Berat badan wanita hamil

Selama kehamilan peningkatan ± 9-12 kg karena adanya

pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu

karena kehamilan. Kenaikan terlihat pada kehamilan

berumur 4 bulan sampai menjelang persalinan. Bila berat

badan naik pada akhir bulan keempat kurang dari 45 kg

pada akhir bulan keenam, pertumbuhan mungkin

terganggu, kehidupan janin terancam, ibu mungkin

kekurangan gizi (kurang energi kronis), batuk menahun,

malaria, dan lain-lain yang perlu segera diobati. Wanita dan

keluarga segera meminta pertolongan bidan terdekat untuk


30

ke puskesmas atau rumah sakit agar dapat diperiksa dan

diberi pertolongan yang diperlukan.

3) Pendarahan

Pendarahan melalui jalan lahir sebelum 3 bulan disebabkan

keguguran/keguguran mengancam segera minta

pertolongan, janin mungkin masih bisa diselamatkan. Bila

tidak ibu perlu mendapat pertolongan agar kesehatannya

terjaga.

Nyeri perut bagian bawah yang hebat pada kehamilan 1-2

bulan ini merupakan hal yang berbahaya segera minta

pertolongan. Pendarahan 7-9 bulan meskipun hanya sedikit

merupakan ancaman bagi ibu dan janin minta pertolongan

ke rumah sakit.

4) Oedema

Bengkak tangan, wajah, pusing-pusing dapat diikuti kejang

sedikit bengkak pada kaki/tungkai bawah pada umur

kehamilan 6 bulan keatas mungkin masih dikatakan normal,

tetapi sudah bengkak pada tangan dan wajah apalagi

disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Pusing sangat

berbahaya bila diabaikan bisa terjadi kejang-kejang dan

disebut keracunan kehamilan atau eklampsia. Keadaan ini

bisa menyebabkan kematian ibu hamil dan bayi. Bila

ditemukan satu atau lebih gejala tersebut segera dirujuk.


31

5) Kelainan letak-letak didalam rahim

Dalam keadaan normal kepala janin ada di bagian bawah

rahim ibu dan menghadap ke punggung ibu. Menjelang

persalinan kepala turun dan masuk ke rongga panggul ibu

hamil, kelainan letak janin antara lain :

Letak SU : kepala janin berada di bagian atas rahim

Letak LI : letak janin melintang di dalam rahim

Jika menjelang persalinan terlihat bagian tubuh dijalan lahir

misalnya : kaki, tangan atau tali pusat, maka ibu perlu

segera dirujuk.

6) KPSW (Ketuban pecah sebelum waktu)

Normal ketuban pecah menjelang persalinan setelah ada

tanda-tanda persalinan keluar lendir dan darah. Bila

ketuban pecah dan cairan keluar sebelum ibu mengalami

tanda-tanda persalinan janin dan mudah terinfeksi.

7) Penyakit-penyakit ibu

Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh

kesehatan ibu, bila ibu mempunyai penyakit yang

berlangsung lama/merugikan kehamilan, maka kesehatan

dan kehidupan janin pun terancam.


32

2. Kekurangan Energi Kronis (KEK)

a. Definisi

1) Kekurangan Energi Kronis merupakan suatu penyebab dari

ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan

kebutuhan dan pengeluaran energi (Departemen Gizi dan

Kesmas FKMUI, 2007).

2) Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu

keadaan dimana status gizi seseorang buruk yang

disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber

energi yang mengandung zat gizi makronutrien yakni yang

diperlukan banyak oleh tubuh dan makronutrien yang

diperlukan sedikit oleh tubuh (Rahmaniar, 2013).

3) Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana

remaja putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan

protein) yang berlangsung lama atau menahun (Chinue,

2009).

b. Tanda dan gejala

Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi :

1) Berat badan <40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang

dari 23,5 cm.

2) Tinggi badan <145 cm.

3) Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.

4) Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.


33

5) Bibir tampak pucat.

6) Nafas pendek.

7) Denyut jantung meningkat.

8) Susah buang air besar.

9) Nafsu makan berkurang.

10) Kadang-kadang pusing.

11) Mudah mengantuk.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Menurut Maryam (2016) yaitu :

1) Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan

Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya

lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang

lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan

perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus

teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi

pertumbuhan dan perkembangan.

2) Status ekonomi

Ekonomiseseorang mempengaruhi dalam pemilihan

makanan sehari-harinya. Seorang dengan ekonomi yang

tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi

yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya

pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau.


34

3) Pengetahuan zat gizi dalam makanan

Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga

akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan

pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan

memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih

lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam,

dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang

tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika

seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan

berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga

bayinya.

4) Status kesehatan

Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat

berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam

keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang

berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu

harus tetap ingat bahwa gizi yang ia dapat akan dipakai

untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya sendiri.

5) Aktifitas

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda. Seorang

dengan gerak yang aktif otomatis memerlukan energi yang

lebih besar daripada mereka yang hanya duduk diam saja.


35

Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin

banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan

juga semakin banyak.

6) Suhu lingkungan

Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37

derajat Celcius untuk metabolisme yang optimum. Adanya

perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan, maka mau

tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi

kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan

sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh,

makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan

maka akan semakin besar pula panas yang dilepaskan.

7) Berat badan

Berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan

menentukan zat makanan yang diberikan agar

kehamilannya dapat berjalan dengan lancar.

8) Umur

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang

sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi

yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang

banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan

janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang


36

tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang

makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal

maka memerlukan tambahan nergi yang cukup guna

mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.

d. Penyebab KEK

Menurut Mahirawati (2014) meliputi :

1) Tingkat pendidikan dan status ekonomi

Jika pendidikan ibu hamil tinggi dengan daya beli yang

rendah mengakibatkan kebutuhan gizi ibu selama hamil

baik dari segi kualitas maupun kuantitas belum terpenuhi,

akhirnya mengalami KEK. Tidak hanya itu, ibu hamil yang

berpendidikan tinggi karena ketidaktahuan dan kurangnya

informasi tentang kesehatan juga dapat menyebabkan KEK.

Semakin tinggi tingkat pendapatan suami maka status gizi

ibu hamil cenderung lebih baik sehingga lebih kecil

kemungkinannya untuk beresiko KEK dibandingkan ibu

hamil yang berasal dari status sosial ekonomi rendah.

2) Status ibu hamil

Ibu hamil yang bekerja mempunyai waktu lebih sedikit

dalam menyiapkan makanan yang berpengaruh pada jumlah

makanan yang dikonsumsi sehingga berpengaruh pada

status gizi ibu hamil.


37

3) Umur kehamilan

Ini disebabkan karena di masing-masing trismester

kehamilan berpengaruh terhadap pertumbuhan janin.

4) Paritas

Biasanya ibu dengan paritas lebih dari 5 kali memiliki

kemungkinan besar untuk melahirkan bayi dengan berat

lahir rendah (BBLR).

5) Konsumsi makanan ibu hamil yang kurang baik

Makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus cukup

mengandung zat gizi agar janin di dalam kandungan

memperoleh makanan yang cukup.

e. Akibat KEK

Menurut Kristiyanasari (2010) yaitu :

1) Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan

komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat

badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena

penyakit infeksi.

2) Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan

sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah


38

persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.

3) Terhadap janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi

proses pertumbuhan janin dan menimbulkan keguguran,

abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,

anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam

kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

f. Pencegahan KEK

Menurut Chinue (2009), cara pencegahan KEK adalah

1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :

a) Makan-makanan yang bervariasi dan cukup

mengandung kalori dan protein termasuki makan

makanan pokok seperti nasi, ubi, dan kentang setiap

hari dan makanan yang mengandung protein seperti

daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu

sekurang-kurangnya sehari sekali.

b) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari

bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, telur) dan

bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,

kacang-kacangan, tempe).

c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak

mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong,


39

bayam, jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat

bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi

dalam usus.

2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan

minum tablet penambah darah.

g. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan

1) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi

seimbang dan harus meliputi enam kelompok, yaitu

makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati),

susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian

(karbohidrat), buah dan sayur-sayuran (Proverawati dan

Siti, 2009).

2) Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil

a) Perencanaan menu seimbang bagi ibu hamil

Ibu hamil membutuhkan tambahan energi/kalori untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta,

jaringan payudara dan cadangan lemak. Tambahan

energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000 –

80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang

dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan berkembang

adalah 50-95 Kkal/hari. Kebutuhan tersebut terpenuhi

dengan mengkonsumsi sumber tenaga (kalori/energi)

sebanyak 9 porsi, sumber zat pembangun (protein)


40

sebanyak 10 porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6

porsi dalam sehari. Setelah menyusun menu seimbang

perlu juga dibuat prosentase pembagian makan dalam

sehari yaitu :

(1) Makan pagi : jam 07.00 : 25%

(2) Selingan pagi : jam 10.00 : 10%

(3) Makan siang : jam 12.00 : 25%

(4) Selingan sore : jam 15.00 : 10%

(5) Makan malam : jam 18.00 : 20%

(6) Selingan malam : jam 20.00 : 10%

(Proverawati dan Siti, 2009)

3) Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil)

PMT pemulihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang

diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai makanan tambvahan

untuk pemulihan gizi, PMT Pemulihan bagi ibu hamil

dimaksudkan sebagai tambahan makanan, bukan sebagai

pengganti makanan sehari-hari. PMT dilakukan berbasis

bahan makanan lokal dengan menu khas daerah yang

disesuaikan dengan kondisi setempat.

Mulai tahun 2012, Kementrian Kesehatan RI menyediakan

anggaran untuki kegiatan PMT pemulihan bagi balita

kurang gizi dan ibu hamil KEK melalui Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK).


41

PMT diberikan kepada ibu yang hamil setiap hari selama 90

hari berturut-turut atau dikondisikan dengan keadaan

geografis dan sumber daya kader masyarakat yang

membantu proses memasak PMT (Panduan

Penyelenggaraan PMT (Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang

dan Ibu Hamil).

4) Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan

memperbaiki sistem distribusi dan monitoring secara

terintegrasi dengan program lainnya seperti pelayanan ibu

hamil dll (Waryana, 2010).

5) Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama

hamil untuk mendapatkan pelayanan secara maksimal

(Waryana, 2010).

6) Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA

Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai

dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas

antara merah dan putih). Berat badan adalah salah satu

parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa

tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang

mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,

menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah

makanan yang dikonsumsi (Waryana, 2010).


42

h. Pengukuran LILA

1) Pengertian

Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui

risiko Kekurangan Energi Kronis. Pengukuran LILA tidak

dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi

dalam jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena

pengukurannya sangat mudah dandapat dilakukan oleh

siapa saja (Supariasa, 2012).

2) Untuk pemantauan status gizi ibu hamil, dilakukan dengan

pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) rutin kepada ibu

hamil,dengan menimbang berat badan, mengukur LILA,

memeriksa kadar Hb (Mitayani, 2010).

3) Menurut Supariasa (2010), tujuan pengukuran LILA

adalah:

a) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun

calon ibu, untuk mencapai wanita yang mempunyai

risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar

lebih berperan dalam pencegahan ddan penanggulangan

KEK.

c) Mengembangkan gagsan baru di kalangan masyarakat

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan

anak.
43

d) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam

upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.

e) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok

sasaran WUS termasuk ibu hamil yang menderita KEK.

4) Menurut Supariasa (2012) , hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam pengukuran LILA adalah :

a) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan

siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan

kanan).

b) Lengan harus dalam posisi bebas.

c) Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak

tegang dan kencang.

d) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak

kusut atau sudah dilipat sehingga permukaannya sudah

tidak ada.

5) Menurut Supariasa (2010), cara mengukur LILA yaitu :

a) Tetapkan posisi bahu dan siku.

b) Letakkan pita diantara bahu dan siku.

c) Tentukan titik tengah lengan.

d) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.

e) Pita jangan terlalu ketat.

f) Pita jangan terlalu longgar

g) Cara pembacaan skala yang benar.


44

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran

dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,

ketrampilan, dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk

pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney,

2007).

2. Proses ManajemenKebidanan

Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan

dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka

lengkap yang diaplikasikan salam situasi apapun. Akan tetap setiap

langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih

rinci bisa merubah sesuai dengan keinginan pasien.

Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Langkah I : Pengkajian

Dalam tahap ini data/fakta yang dikumpulkan adalah

data subjektif dan/atau data objektif dari pasien. Bidan dapat

mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum

didokumentasikan (Wildan dan Hidayat, 2013).


45

1) Data subyektif

Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang

diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada

pasien/klien (anamnesa) atau dari keluarga dan tenaga

kesehatan (Hidayat, 2013).

a) Identitas untuk mengetahui status klien secara lengkap

sehingga sesuai dengan sarana.

Menurut Astuti (2012), Identitas meliputi :

(1) Nama isteri / suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk

memperlancar komuniksai dalam asuhan sehingga

tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

(2) Umur

Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien

dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia

dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan

umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur

yang baik untuk kehamilan maupun persalinan

adalah 19-25 tahun.

(3) Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan

Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam

rangka memberikan perawatan yang peka budaya

kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau


46

keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom

dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu.

Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita

tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.

(4) Agama

Tanyakan pilihan agama klien dan bebagai praktik

terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini

dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya

agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan

dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang

jenis kelamin tenaga kesehatan.

(5) Pendidikan, minat, hobi

Informasi ini membantu klinisi memahami klien

sebagai individu dan memberi gambaran

kemampuan baca-tulisnya.

(6) Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk

mengetahui apakah klien berada dalam keadaan

utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran,

prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan

kerja, yang dapat merusak janin.


47

(7) Alamat rumah

Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk

lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan

untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat

rujukan.

b) Keluhan utama

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien

datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda dan

gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh

klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut

dikeluhkan oleh klien (Astuti, 2012). Pada kasus ibu

hamil dengan KEK keluhan utamanya adalah lelah,

letih, lesu, lunglai, susah buang air besar, nafsu makan

berkurang, kadang-kadang pusing dan mudah

mengantuk (Supariasa, 2010).

c) Riwayat Menstruasi

Menurut Astuti (2012), antara lain :

(1) Menarche (usia pertama datang haid)

Usai wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16

tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan

gisi, bangsa, lingkungan, iklim, dan keadaan umum.


48

(2) Siklus

Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid

hingga hari pertama haid berikutnya, siklus haid

perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien

mempunyai kelainan siklus haid atau tidak. Siklus

normal haid biasanya adalah 28 hari.

(3) Lamanya

Lamanya haid yang normal adalah ±7 hari. Apabila

sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan

kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit

yang mempengaruhinya.

(4) Banyaknya

Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.

Apabila darahnya terlalu berlebih, itu berarti telah

menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.

(5) Dismenorhoe (Nyeri haid).

d) Riwayat Hamil Sekarang

Menurut Astuti (2012), antara lain :

(1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari

menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan

kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.


49

(2) TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran

Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat

biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan

kelahiran (estimated date of delivery (EDD)) Yang

disebut taksiran partus (estimated date of

confinement (EDC)) di beberapa tempat. EDD

ditentukan dengan perhitungan internasional

menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan

dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT) atau dengan

mengurangi bulan dengan 3, kemudian

menambahkan 7 hari dan 1 tahun.

(3) Kehamilan yang ke-

Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena

terdapatnya perbedaan perawatan antar ibu yang

baru pertama hamil dengan ibu yang sudah

beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru

pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra

pada kehamilannya.

(4) Masalah-masalah Trimester I,II,III

Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada

kehamilan Trimester I,II,dan III sebagai faktor


50

persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang

akan terjadi hal seperti itu lagi.

(5) ANC (Antenatal Care/Asuhan Kehamilan)

Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia

dapatkan pada Trimester I,II,dan III dan tanyakan

bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan.

(6) Tempat ANC

Tanyakan kepada klien di mana tempat ia

mendapatkan asuhan kehamilan tersebut.

(7) Penggunaan obat-obatan

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu

memperhatikan apakah obat tersebut tidak

berpengaruh terhadap tumbang janin.

(8) Imunisasi TT

Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah

mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan

bisa memberikannya. Imunisasi tetatus toxoid

diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit

tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada

trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan dengan

interval minimal 4 minggu.


51

(9) Penyuluhan yang didapat

Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu

ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja

yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi

kehamilannya.

e) Menanyakan Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

yang Lalu

Menurut Astuti (2012), antara lain :

(1) Jumlah Kehamilan (Gravid / G)

Jumlah kehamilan ditanyakan untuk mengetahui

seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan.

(2) Jumlah anak yang hidup (L)

Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami

keguguran, apabila pernah maka pada kehamialn

berikutnya akan beresiko mengalami keguguran

kembali.

(3) Jumlah kelahiran prematur (P)

Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami

kelahiran prematur sebelumnya maka dapat

menimbulkan resiko persalinan prematur

berikutnya.
52

(4) Jumlah keguguran (A)

Untuk mengidentifikasi apakah ia pernah

mengalami keguguran atau tidak. Sebab apabila

pernah mengalami keguguran dalam riwayat

persalinan sebelumnya akan beresiko untuk

mengalami keguguran pada kehamilan berikutnya

(keguguran berulang).

(5) Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum,

forsep).

Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam,

melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum.

Jika wanita pada kehamilan terdahulu menjalani

bedah sesar, untuk kehamilan saat ini ia mungkin

melahirkan pervaginam.

(6) Riwayat peradarahan pada persalinan atau pasca

persalinan.

Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami

perdarahan pasca persalinan sebelumnya karena

cenderung dapat bereulang pada kehamilan

berikutnya.

(7) Kehamilan dengan tekanan darah tinggi

Pertanyaan ini perlu ditanyak untuk mendiagnosis

apakah klien beresiko mengalami


53

preeklampsi/eklampsi yang tanda dan gejalanya

merupakan tingginya tekanan darah klien saat

hamil.

(8) Berat bayi <2,5 atau 4 kg.

Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi

apakah bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK)

atau bayi besar untuk masa kehamilan (BBMK).

(9) Masalah lain

Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan

harus ediketahui sehingga dapat dilakukan antispasi

terhadap komplikasi berulang.

f) Riwayat kesehatan, meliputi :

(1) Riwayat kesehatan ibu

Menanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah

diderita klien, penyakit yang sedang diderita, apakah

pernah dirawat, berapa lama dirawat, dan dengan

penyakit apa dirawat (Astuti, 2012).

(2) Riwayat kesehatan keluarga

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga

yang saat ini sedang menderita penyakit menular dan

penyakit keturunan. Apabila klien mempunyai

keluarga yang sedang menderita penyakit menular,

sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya


54

untuk menghindari secara langsung dan tidak

langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga

tersebut untuk sementara waktu agar tidak menular

pada ibu hamil dan janinnya (Astuti, 2012).

(3) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang

menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,

HIV/AIDS, penyakit menurun atau keturunan

kembar (Nursalam, 2009).

(4) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga

mempunyai keturunan kembar atau tidak (Nursalam,

2009).

(5) Riwayat Operasi

Untuk mengetahui apakah ibu dioperasi atau tidak

(Nursalam, 2009).

g) Riwayat perkawinan

Tanyakan sudah menuikah atau belum menikah, resmi

atau tidak, usia berapa ia menikah, sudah berapa lama

menikah, sudah berapa lama menikah dengan suami

sekarang, isteri keberapa dari suami sekarang (Astuti,

2012).
55

h) Riwayat KB

Tanyakan kepada klien metode KB apa yang selama ini

ia gunakan, lama ia telah menggunakan alat kontasepsi

tersebut, dan apakah ia mempunyai masalah saat

menggunakan alat kontrasepsi tersebut (Astuti, 2012).

i) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Menurut Astuti (2012), antara lain :

(1) Pola Nutrisi

Tanyakan pada klien, apa jenis makanan yang

biasa ia makan, bagaimana porsi makan klien,

frekuensi makan klien per hari, apakah klien

mempunyai pantangan dalam hal makanan, jika

ada diagnosa apakah alasan pantang klien

terhadap makanan tertentu itu benar atau tidak

dari segi ilmu kesehatan.

(2) Personal Hygiene

Tanyakan kepada klien seberapa sering ia mandi,

frekuensi gosok gigi, frekuensi ganti pakaian, dan

kesersihan vulva.

(3) Pola aktivitas

Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri

anjuran pada klien untuk menghindari


56

mengangkat beban berat, kelelahan, latihan yang

berlebihan dan olahraga berat. Aktivitas harus

dibatasi bila didapatkan penyulit karena dapat

mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan

sebagainya.

(4) Pola Eliminasi

(a) BAB

Tanyakan pada klien apakah BAB nya teratur

atau tidak, warna feses, apakah ada masalah-

masalah dalam eliminasi feses.

(b) BAK

Tanyakan kepada klien seberapa sering ia

berkemih dalam sehari, warna urin, bau urin,

dan apakah ada massalah ddalam proses

eliminasi urin.

(5) Pola tidur dan istirahat

Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan karena

tidur siang menguntungkan dan baik untuk

kesehatan. Pola tidur malam juga perlu ditanyakan

karena wanita hamil tidak boleh kurang tidur,

apalagi tidur malam, jangan kurang dari 8 jam.


57

(6) Pola seksual

Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda

sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil

tua, karena akan merangsang kontraksi.

(7) Merokok/minuman keras/obat terlarang

Hal ini perlu ditanyakan karena ketiga kebiasaan

tersebut secara langsung dapat memengaruhi

pertumbuhan, perkembangan janin, dan

menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir

rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan

atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan

mental.

j) Menanyakan data psikologis

Menurut Astuti (2012), meliputi :

(1) Respon ibu hamil terhadap kehamilan

Respon ibu hamil pada kehamilan yang

diharapkan yaitu siap untuk kehamilan dan siap

menjadi ibu, lama didambakan, salah satu tujuan

perkawinan.

(2) Respon suami terhadap kehamilan

Respon suami terhadap kehamilan perlu diketahui

untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan.


58

Mengingat, suami merupakan sumber dukungan

utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit

kehamilan.

(3) Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan

Tanyakan bagaimana respon dan dukungan

keluarga lain misalnya anak (apabila telah

mempunyai anak), orang tua, serta mertua klien.

(4) Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan perlu ditanyakan karena

untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan

klien mengambil keputusan apabila ternyata bidan

mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi

kondisi kehamilan klien yang memerlukan adanya

penanganan serius.

k) Menanyakan data sosial budaya

Menurut Astuti (2012), meliputi:

(1) Tradisi yang mempengaruhi kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa Indonesia

mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang

tentunya dari tiap ragam suku bangsa yang

tentunya dari tiap suku bangsa tersebut

mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita

saat hamil.
59

(2) Kebiasaan yang merugikan kehamilan

Apabila klien mempunyai kebiasaan buruk,

misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat

merugikan, tentunya bidan harus tegas

mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut

sangat berbahaya bagi kehamilannya.

2) Data Obyektif

Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan khusus

kebidanan, data penunjang hasil leboratorium seperti

VRDL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik, ataupun USG

yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah (Wildan

dan Hidayat, 2013). Data obyektif meliputi :

1) Status generalis

(a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah

baik, sedang, buruk (Saifuddin, 2007). Keadaan

umum ibu yang menderita KEK adalah baik

(Nugraha, 2009).

(b) Kesadaran

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran

dan respon seseorang terhadap rangsangan dari

lingkungan, yaitu composmentis (normal), apatis


60

(acuh tak acuh), delirium (gelisah, memberontak,

berteriak-teriak), somnolen (kesadaran menurun,

respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur,

namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang),

stupor (kadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada

respon terhadap nyeri), coma (tidak bisa

dibangunkan) (Astuti, 2012). Kesadaran ibu hamil

yang menderita KEK adalah composmentis

(Nugraha, 2009).

2) Pemeriksaan Fisik

(a) Tekanan Darah

Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat

tensimeter dan stetoskop. Tekanan darah normal,

sistolik antara 110-140 mmHg dan diastolik

antara 70-90 mmHg (Astuti, 2012).

(b) Suhu

Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5-

37,2oC (Astuti, 2012).

(c) Nadi

Frekuensi nadi normal 60-100 kali/menit,

takikardi >100 kali/menit, dan bradikardi <60

kali/menit (Astuti, 2012).


61

(d) Respirasi

Frekuensi pernafasan, normal (16-24 kali/menit).

Bila frekuensi lebih dari normal disebut takipneu,

sedangkan kurang dari normal disebut bradipneu

(Astuti, 2012).

(e) Tinggi badan

Seorang wanita hamil yang terlalu pendek, yang

tinggi badannya kurang dari 145cm tergolong

resiko tinggi karena kemungkinan besar

persalinan berlangsung kurang lancar (Astuti,

2012).

(f) Berat badan

Untuk mengetahui berat badan pasien kurang dari

40 kg atau tidak, termasuk resti atau tidak

(Saifuddin, 2007). Pada ibu hamil dengan KEK

BB <40 kg (Supariasa, 2010).

(g) LILA

Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien, pada

ibu hamil dengan KEK LILAnya <23,5 cm

(Supariasa, 2010).
62

3) Pemeriksaan sistematis

(a) Kepala

(1) Muka

Meliputi pemeriksaan oedema dan cloasma

gravidarum (Astuti, 2012). Pada ibu hamil

dengan KEK muka tampak pucat (Hidayat,

2006).

(2) Mata

Meliputi pemeriksaan conjungtiva, sclera dan

oedema (Astuti, 2012). Pada ibu hamil

dengan KEK conjungtiva tampak pucat dan

sklera berwarna putih (Saifuddin, 2007).

(3) Hidung

Meliputi pemeriksaaan secret dan polip

(Astuti, 2012).

(4) Telinga

Meliputi pemeriksaaan tanda infeksi,

serumen, dan kesimetrisan (Astuti, 2012).

(5) Mulut

Meliputi pemeriksaan keadaan bibir,

stomatitis, karies dan lidah (Astuti, 2012).


63

(b) Leher

Meliputi pemeriksaaan pembesaran kelenjar

limfe, pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan

vena jugularis atau tumor (Astuti, 2012).

(c) Dada dan Mammae

Meliputi pemeriksaan :

(1) Pembesaran, simetris, areola, puting,

kolostrum, dan tumor.

(2) Retraksi pembesaran kelenjar limfe ketiak,

massa dan nyeri tekan

(Astuti, 2012).

(d) Ekstremitas

Meliputi pemeriksaan : oedema, varices, kuku

jari dan refleks patella (Astuti, 2012).

5) Pemeriksaan Khusus Obstetri

(a) Abdomen

(1) Inspeksi

Meliputi pemeriksaan : luka bekas operasi,

pembesaran perut, linea nigra, striae

gravidarum (Astuti, 2012).

(2) Palpasi

Pergerakan janin :untuk

mengetahuiintensitasda
64

ndurasinya janin.

Dikenal adanya

gerakan 10, yang

artinya dalam waktu 12

jam normal gerakan

janin minimal 10 kali.

Leopold I : Untuk mengetahui

tinggi fundus uteri dan

bagian yang berada

pada bagian fundus.

Leopold II : Untuk mengetahui

letak janin memanjang

atau melintang dan

bagian janin yang

teraba disebelah kiri

atau kanan.

Leopold III : Untuk menentukan

bagian yang ada di

bawah (presentasi).

Leopold IV : Untuk menentukan

apakah bagian bawah

janin sudah masuk

panggul atau belum.


65

Mc. Donald : Untuk mengetahui

TFU dengan pita ukur

dari tepi atas sympisis

sampai fundus uteri.

TBJ : Untuk menghitung

tafsiran berat janin

dengan rumus (TFU

dalam cm) – n x 155

gram. Bila kepala di

atas atau pada spina

ischiadica maka n=12.

Bila kepala dibawah

spina ischiadica maka

n=11.

(Kusmiyati, 2009)

(3) Auskultasi

Meliputi pemeriksaan Denyut Jantung Janin

(DJJ) (Astuti, 2012). DJJ janin normal 120-160

kali permenit. Apabila kurang dari 120x/menit

disebut bradikardi, sedang lebih dari 160x/menit

disebut tachicardi. Waspada adanya gawat janin

(Kusmiyati, 2009).
66

6) Pemeriksaan panggul

Untuk mengetahui kesan panggul, ukuran distansia

spinarum (jarak antara spina iliaka anterior superior

kanan dan kiri) normal 23 cm – 26 cm, ukuran distansia

kristarum (jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan

kiri) normal 26 cm – 29 cm , ukuran konjugata eksterna

(jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus

lumbal V) normal 18 cm - 20cm sedangkan ukuran

panggul normal (dari tepi atas simfisis pubis,

mengelilingi ke belakang melalui pertengahan SIAS dan

trochanter mayor kanan, ke ruas lumbal V dan kembali

ke simfisis melalui pertengahan SIAS dan trochanter

mayor kiri dan berakhir di tepi atas simfisis) yaitu 80 –

90 cm (Astuti, 2012).

7) Anogenital

(a) Vulva vagina

Meliputi kebersihan, pengeluaran pervagina,

kebersihan (Kusmiyati, 2009).

(b) Perineum

Ada bekas luka atau tidak, ada keluhan lain atau

tidak.
67

(c) Anus

Ada hemoroid atau tidak, ada keluhan lain atau tidak

(Kusmiyati, 2009).

8) Data penunjang

Data penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosa

(Nursalam, 2009). Data penunjang merupakan hasil

pemeriksaan laboratorium Test Hb menggunakan HB

Sahli. Pada ibun hamil dengan Kekurangan Energi

Kronis (KEK) HB adalah < 11 gr% (Supariasa, 2010).

b. Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasikan data

secara benar terhadap diagnosa atau masalah kebutuhan pasien.

Masalah atau diagnosis yang spesifik dapat ditemukan

berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data dasar. Selain

itu, sudah terpikirkan perencanaan yang dibutuhkan terhadap

masalah (Wildan dan Hidayat, 2013).

1) Diagnosa Kebidanan

Ny. X umur x tahun, GxPxAx hamil x minggu, janin

tunggal/ganda, hidup intra/ekstra uteri, letak

memanjang/melintang, punggung kanan/kiri, presentasi

bokong/kepala dengan Kekurangan Energi Kronis

(Yulaikah, 2009).
68

Dasar

a) Data subyektif pada kasus KEK

(1) Ibu mengatakan lelah, letih, lesu, lunglai.

(2) Ibu mengatakan susah buang air besar.

(3) Ibu mengatakan nafsu makan berkurang.

(4) Ibu mengatakan kadang-kadang pusing.

(5) Ibu mengatakan mudah mengantuk.

(Supariasa, 2010)

b) Data obyektif pada kasus KEK

(1) Kesadaran : composmentis , keadaan umum : baik

(Nugraha, 2009)

(2) Berat Badan Ibu kurang dari 40 kg atau tampak

kurus. (Supariasa, 2010).

(3) LILA ibu kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2010).

(4) Inspeksi : Muka : Tampak pucat

(Hidayat, 2006)

Mata : Konjungtiva pucat

(Saifuddin, 2007)

(5) Data penunjang Lab : Hb < 11 gr%

(Supariasa, 2010)

2) Masalah

Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan

“diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa


69

masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi

tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang

menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan

bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap

diagnosisnya (Sulistyawati, 2009). Masalah psikologi yang

biasa terjadi pada ibu hamil KEK adalah cemas, panik, takut

(Winkjosastro, 2007)

3) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009).

Kebutuhan yang muncul pada ibu hamil dengan

Kekurangan Energi Kronis adalah informasi tentang KEK

(Saifuddin, 2007) dan support mental (Rukiah, 2009).

c. Langkah III : Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang

lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati

kondisi klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi

(Sulistyawati, 2009).
70

Pada kasus KEK , bagi ibu : Bila ibu hamil mengalami gizi

kurang maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain : dapat

melemahkan fisiknya yang pada akhirnya menyebabkan

perdarahan, abortus, dan infeksi (Susilowati, 2008). Bagi bayi :

Resiko bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK

akan mengalami keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum

(mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah

(BBLR) (Kristiyanasari, 2010).

d. Langkah IV : Antisipasi Masalah atau Tindakan Segera

Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada

beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera

(emergensi) dimana bidan harus segera melakukan tindakan

untuk menyelematkan pasien, namun kadang juga berada pada

situasi pasien yang memerlukan tindakan segera sementara

menunggu instruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi

pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain.

Di sini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu

melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan

tepat dan aman (Sulistyawati, 2009).

Dengan diagnosa atau masalah potensial, maka tindakan

antisipasi yang dilakukan antara lain meliputi tindakan mandiri


71

bidan, yaitu pemberian terapi berupa makanan tambahan, tablet

Fe, serta memberikan motivasi pada ibu berupa meningkatakan

pengetahuan tentang pentingnya keluarga sadar gizi. Tindakan

kolaborasi dengan dokter, kolaborasi dengan ahli gizi untuk

pengaturan pola konsumsi makanan dan tindakan rujukan ke

Rumah Sakit (Dinkes, 2010).

e. Langkah V : Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sbeblumnya. Semua perencanaan yang

dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi

pengetahuan, teori yang up to date, perawatan berdasarkan

bukti (evidence based care), serta divalidasikan dengan asumsi

mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien

(Sulistyawati, 2009). Rencana asuhan pada ibu hamil dengan

Kekurangan Energi Kronis, antara lain :

1) Anjurkan ibu makan makanan bergizi (Proverawati dan

Siti, 2009).

2) Ajarkanmenyusun menu seimbang bagi ibu hamil

(Proverawati dan Siti, 2009).

3) Berikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil)

4) Beri informasi tentang tablet Fe dan anjurkan pada ibu

untuk mengkonsumsi tablet Fe (Waryana, 2010).


72

5) Anjurkan rutin memeriksakan kehamilan minimal 4 kali

selama hamil (Waryana, 2010).

6) Pantau kenaikan berat badan ibu dan LILA (Waryana,

2010).

f. Langkah VI : Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara

efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan

oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan

tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab

perencanaan (Sulistyawati, 2009). Pada langkah ini

pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat, antara lain :

1) Menganjurkan ibu makan makanan bergizi (Proverawati

dan Siti, 2009).

2) Mengajarkanibu menyusun menu seimbang bagi ibu hamil

(Proverawati dan Siti, 2009).

3) Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil).

4) Memberikan informasi tentang tablet Fe dan menganjurkan

pada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur

(Waryana, 2010).
73

5) Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan

minimal 4x secara teratur (Waryana, 2010).

6) Memantau kenaikan berat badan ibu dan mengukur LILA

(Kristiyanasari, 2010).

g. Langkah VII : Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang

kita berikan kepada pasien (Sulistyawati, 2010). Evaluasi yang

diharapkan dari tindakan yang telah dilakukan pada kasus

Kekurang Energi Kronik menurut Supariasa (2010), adalah :

1) Terjadi peningkatan kadar Hb.

2) Terjadi peningkatan BB.

3) Terjadi peningkatan LILA.

4) Ibu mengatakan sudah tidak mudah lelah dan sudah fresh.

5) Ibu mengatakan BAB nya sudah lancar.

6) Ibu mengatakan nafsu makannya bertambah.

7) Ibu mengatakan sudah tidak sering pusing.

8) Ibu mengatakan sudah tidak mudah mengantuk.

3. Data Perkembangan

Dalam setiap tindakan dilakukan dicantumkan catatan

perkembangan sehingga tenaga kesehatan mampu menilai apakah tujuan


74

asuhan tercapai atau tidak (Varney, 2007).Menurut Walyani (2015), SOAP

merupakan singkatan dari :

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien

melalui anamnesa.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam

data fokus untuk mendukung assessment.

A : Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data

atau informasi subyektif maupun obyektif yang dikumpulkan atau

disimpulkan.

P : Planning

Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang untuk

mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik mungkin.

C. Landasan Hukum

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007

Asuhan dan konseling selama kehamilan kompetensi ke-3 : Bidan

memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan


75

kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan,

atau rujukan dari komplikasi tertentu.

Pengetahuan Dasar

1. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.

2. Siklus menstruasi dan proses konsepsi.

3. Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Tanda-tanda dan gejala kehamilan.

5. Mendiagnosa kehamilan.

6. Perkembangan normal kahamilan.

7. Komponen riwayat kesehatan.

8. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.

9. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran

dan/ atau tinggi fundus uteri.

10. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis

gravidarum, kehamilan ektopikn terganggu, abortus imminen,

molahydatosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan

letak serta pre eklamsia.

11. Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti haemoglobin

dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.

12. Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,

ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang

diharapkan.
76

13. Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak

kehamilan terhadap keluarga.

14. Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah

dada, ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan

dan aktivitas (senam hamil).

15. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.

16. Penatalaksanaan imunisasi pada wanita hamil.

17. Pertumbuhan dan perkembangan janin.

18. Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.

19. Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut

kelahiran bayi.

20. Tanda-tanda dimulainya persalinan.

21. Promosi dan dukungan pada ibu menyusui.

22. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan

persalinan dan kelahiran.

23. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.

24. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.

25. Penggunaan obat-obatan tradisional nramuan yang aman untuk

mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan.

26. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol, dan

obat terlarang bagi wanita hamil dan janin.


77

27. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa

seperti pre-eklampsia, perdarahan pervaginam, kelahiran

premature, anemia berat.

28. Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.


78

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis laporan ini adalah studi kasus dengan metode observasional

deskriptif. Penelitian observasional yaitu melakukan pengamatan atas

perilaku objek dan bersifat partisipatif dan non partisipatif. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang didalamnya tidak ada analisis

hubungan antarvariabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat

umum yang membutuhkan jawaban di mana, kapan, berapa banyak,

siapa, dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat,

2014).

Studi kasus ini dilakukan dengan cara mengamati dan

menggambarkan asuhan pada ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0

dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2

Sragen.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan rencana tempat yang dilakukan oleh

penulis dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2014).

Studi kasus ini dilakukan di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.

78
79

C. Subjek Studi Kasus

Subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar

penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2010). Subjek studi

kasus ini adalah ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 dengan

Kekurangan Energi Kronis.

D. WaktuStudi Kasus

Waktu pelaksanaan adalah perkiraan waktu yang diperlukan

peneliti dalam pengambilan kasus (Nursalam, 2013). Studi kasus ini

dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 – Juni 2016.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen merupakan alat ukur dalam penelitian (Hidayat, 2014).

Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dalam studi kasus

ini adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan 7 langkah Varney dan SOAP untuk pendokumentasian

data perkembangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis :

1. Data primer
80

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek/objek

penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo,

2009). Data primer diperoleh dengan cara :

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini

memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara

mendalam serta jumlah responden sedikit (Hidayat, 2014).

Wawancara dilakukan pada ibu hamil Ny. P, keluarga dan

bidan.

a. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden

penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan

diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat

digunakan antara lain : lembar observasi, panduan pengamatan

(observasi) atau lembar checklist (Hidayat, 2014).

Pada kasus ini penulis memperoleh data objektif yaitu

melakukan pengamatan langsung pada klien diantaranya

observasi tentang keadaan umum, penimbangan BB, dan

pengukuran LILA untuk mengetahui perkembangan dan

perawatan yang telah dilakukan.


81

b. Pemeriksaan Fisik

Menurut Nursalam (2009), ada 4 teknik dalam pemeriksaan

fisik yaitu :

1) Inspeksi

Inspeksi adalah proses observasi yang dilakukan sistematis

dengan menggunakan indera penglihat, pendengar, dan

penciuman sebagain suatu alat untuk mengumpulkan data

(Nursalam, 2009). Pada kasus KEK akan dilakukan

pemeriksaan turgor kulit, pernafasan, dan nadi (Waryana,

2010). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan turgor kulit,

pernafasan dan nadi.

2) Palpasi

Suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan

jari adalah suatu instrumen yang sensitive yang digunakan

untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor kulit,

bentuk, kelembaban dan ukuran (Nursalam, 2009). Dalam

kasus KEK dilakukan pemeriksaan Leopold I–IV

(Prawirohadjo, 2006). Pada kasus ini dilakukan

pemeriksaan turgor kulit dan Leopold.

3) Perkusi

Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk

untuk membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan

tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang


82

bertujuan untuk mengidentifikasi, lokasi, ukuran dan

konsistensi jaringan (Nursalam, 2009). Pada kasus ini

dilakukan dengan cara memeriksa refleks patella dengan

memakai hammer (Prawirohardjo, 2005). Pada kasus ini

dilakukan pemeriksaan refleks patella.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan

suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan

stetoskop (Nursalam, 2009).

Dalam kasus ini stetoskop digunakan untuk mendeteksi

bunyi jantung pasien dan mendeteksi detak jantung janin

(Simkin, 2005). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan DJJ

pada janin dengan Stetoskop Laennec.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang

dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode

baik secara komersial maupun non komersial (Riwidikdo, 2009).

Data sekunder diperoleh dengan cara :

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli.

Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel, atau daftar


83

periksa, dan film dokumenter (Hidayat, 2014). Dalam kasus ini,

dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan data yang

diambil dari rekam medik di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis

dari permasalahan penelitian. Delain itu studi kepustakaan juga

merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap

karya publikasi dan non publikasi (Hidayat, 2014). Pada kasus

ini studi kepustakaan berupa buku-buku refrerensi, artikel

internet, karya ilmiah yang terdahulu, dan sumber pustaka

lainnya yang menunjang studi kasus ini dari tahun 2009-2016.

G. Alat-Alat yang Dibutuhkan

Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain :

1. Alat dan pengambilan data

a. Format pengkajian pada ibu hamil

b. Buku tulis

c. Bolpoin

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi

a. Timbangan berat badan

b. Alat pengukur tinggi badan

c. Termometer
84

d. Jam tangan

e. Stetoskop

f. Spygmomanometer

g. Metlin

h. Pita LILA

i. Hammer

3. Alat dan bahan yang digunakan dalam pendokumentasian adalah

buku kesehatan ibu anak, alat tulis.

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian merupakan sesuatu yang harus dilakukan karena

dapat memberikan rencana secara jelas dalam proses pelaksanaan

penelitian. Jadwal penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan,

dan penyusunan laporan penelitian (Hidayat, 2014). Jadwal studi kasus

initerlampir.
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

1. Tinjauan Kasus

Ruang : KIA

Tanggalmasuk :25 Maret 2016

No Register : 01223076

I. Pengkajian

A. Identitas Ibu Identitas Suami

1. Nama : Ny. P Nama : Tn. P

2. Umur : 21 Tahun Umur : 25 Tahun

3. Agama : Islam Agama : Islam

4. Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa

5. Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

7. Alamat : Jabung, Rt. 02 Plupuh , Sragen

B. Anamnesa (Data Subyektif)

Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 15.00 WIB

1. Keluhan utama pada waktu masuk (alasan datang)

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu

mengeluh kurang nafsu makan, sejak kemarin sore merasa mual,

sering merasa pusing, badan lemes, dan mudah mengantuk.

85
86

2. Riwayat menstruasi

a. Menarche

Ibu mengatakan menstruasi pertama kali pada umur 14 tahun.

b. Siklus

Ibu mengatakan jarak menstruasi sekarang dengan menstruasi

yang akan datang adalah 28 hari.

c. Lama

Ibu mengatakan biasanya menstruasi selama 7 hari.

d. Banyaknya

Ibu mengatakan biasanya sehari ganti pembalut 3 kali.

e. Teratur/tidak teratur

Ibu mengatakan menstruasinya teratur.

f. Sifat darah

Ibu mengatakan darah menstruasinya biasanya encer dan

berwarna merah segar.

g. Dismenorhoe

Ibu mengatakan kalau menstruasi tidak pernah merasakan nyeri

perut sampai mengganggu aktivitas.

3. Riwayat hamil ini

a. HPHT : 1-11-2015

b. HPL : 8-8-2016
87

c. Gerakan Janin

Ibu mengatakan sudah mulai merasakan gerakan janin saat usia

kehamilan 4 bulan.

d. Keluhan-keluhan pada

1) Trimester I

Ibu mengatakan mual, pusing, dan badan terasa lemas.

2) Trimester II

Ibu mengatakan kurang nafsu makan, sering pusing, mual,

dan badan terasa lemas.

e. ANC

Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 3 kali pada usia

kehamilan 8 minggu, 12 minggu, dan 18+2 minggu.

f. Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan pernah mendapatkan informasi tentang cara

mengatasi mual pada usia kehamilan 8 minggu, nutrisi ibu hamil

pada usia kehamilan 12 minggu, dan tablet Fe pada usia

kehamilan 18+2 minggu.

g. Imunisasi TT

Ibu mengatakan sudah imunisasi TT 2x yaitu TT1 saat capeng

dan TT2 1 bulan setelah TT1.

h. Kekhawatiran khusus
88

Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya karena ibu sering

pusing, nafsu makan berkurang, dan sering mual dan takut

keadaannya membahayakan janinnya.

4. Riwayat Penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan merasa pusing, mual, badan lemas sejak

kemarin sore.

b. Riwayat penyakit sistemik

1) Jantung

Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada dada

sebelah kiri, dada berdebar-debar, tidak mudah lelah saat

beraktivitas ringan, tidak pernahmengeluarkan keringat

dingin pada telapak tangan.

2) Ginjal

Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada

pinggang kanan / kiri dan tidak pernah mengeluh sakit saat

BAK.

3) Asma

Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sesak nafas.

4) TBC

Ibu mengatakan tidak pernah batuk > 2 minggu disertai

darah.

5) Hepatitis
89

Ibu mengatakan pada kulit, wajah, mata, dan kuku tidak

pernah berwarna kuning.

6) DM

Ibu mengatakan tidak pernah merasa lapar dan haus pada

malam hari dan tidak sering BAK >7x pada malam hari.

7) Hipertensi

Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah ≥140/90

mmHg

8) Epilepsi

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang sampai

keluar busa dari mulut.

9) Lain-lain

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain yang

serius ataupun menular seperti HIV/AIDS, Gonorhea,

Sifilis, dll).

c. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga

suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti

penyakit jantung, hipertensi, DM maupun penyakit menular

seperti HIV/AIDS, Hepatititis, TBC.

d. Riwayat keturunan kembar


90

Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga

suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.

e. Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi maupun

tindakan bedah apapun.

5. Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinannya sah, menikah 1 kali pada

umur 20 tahun dengan suami umur 24 tahun, lamanya sudah 1 tahun

dan belum mempunyai anak.

6. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi apapun

baik yang alami maupun yang hormonal.

7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tgl/ th Tempat UK Jenis Penol ANAK NIFAS Kead Anak

partus partus (bln) Partus ong Jenis BB PB Kead Laktasi Sekarang

(P/L) (gr) (cm)

Hamil

Sekarang

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi

1) Sebelum Hamil
91

Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang dengan nasi,

sayur, lauk dan terkadang diselingi buah, minum ±6 gelas

air putih dan 1 gelas es teh.

2) Selama hamil

Ibu mengatakan nafsu makannya menurun yaitu makan 2x

sehari porsi kecil dengan ½ piring nasi, lauk, sayur bening,

terkadang diselingi buah, minum ±6 gelas air putih sehari

dan 1 gelas teh hangat setiap pagi hari dan menghindari

jenis makanan tertentu karena mual.

b. Eliminasi

1) Sebelum hamil

Ibu mengatakan BAK 5-6 kali/hari, warna kuning jernih,

dan bau khas urine, BAB 1kali/hari konsistensi lunak,

warna kuning kecoklatan, dan bau khas feses.

2) Selama hamil

Ibu mengatakan BAK 6-7 kali/hari, warna kuning jernih,

dan bau khas urine, BAB 1kali/hari konsistensi lunak,

warna kuning kecoklatan, dan bau khas feses.

c. Aktivitas

1) Sebelum hamil

Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah dibantu ibu

mertua.
92

2) Selama hamil

Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah dibantu ibu

mertua.

d. Istirahat / Tidur

1) Sebelum hamil

Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam/hari dan tidur malam ±6

jam/hari.

2) Selama hamil

Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam/hari dan tidur malam ±6

jam/hari.

e. Seksualitas

1) Sebelum hamil

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 3x seminggu.

2) Selama hamil

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1x seminggu.

f. Personal Hygiene

1) Sebelum hamil

Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas

3x/minggu, dan ganti baju 2x/hari.

2) Selama hamil

Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas

2x/minggu, dan ganti baju 2x/hari.


93

g. Psikososial budaya

1) Perasaan menghadapi persalinan ini

Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya

namun juga merasa cemas karena nafsu makan menurun

dan takut terjadi apa-apa pada janinnya.

2) Kehamilan ini direncanakan / tidak

Ibu mengatakan kehamilannya ini sangat direncanakan.

3) Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan ingin mempunyai anak perempuan dan

suami juga mengatakan ingin mempunyai anak perempuan

karena di dalam keluarganya kebanyakan anaknya laki-laki.

4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat mendukung

kehamilannya.

5) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan tinggal dirumah bersama suami dan

mertuanya.

6) Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun, Ibu

hanya menghindari makanan yang memicu mual.

7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

Ibu mengatakan akan melakukan acara mitoni saat usia

kehamilan 7 bulan.
94

h. Penggunaan obat-obatan, jamu / rokok

Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan mengkonsumsi obat-

obatan terlarang serta ibu tidak suka minum jamu. Keluarga

yang dirumah hanya suami saja yang merokok.

C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

1. Status generalis

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

TD : 110/70 mmHg, R : 24 x/menit

N : 88x/menit ,S : 36,7 0C

d. TB : 150 cm

e. BB sebelum hamil : 40 kg

f. BB sekarang : 40 kg

g. LILA : 20 cm

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Panjang, lurus, kusam, kusut.

2) Muka : Pucat, tidak oedema.

3) Mata

a) Oedema : Tidak oedema.

b) Conjungtiva : Pucat

c) Sclera : Putih
95

4) Hidung

Bersih, tidak ada secret, dan tidak ada benjolan.

5) Telinga

Bersih, tidak ada serumen, simetris.

6) Mulut / gigi / gusi

Bersih, mulut tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, gusi

tidak berdarah.

b. Leher

1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran.

2) Tumor : Tidak ada benjolan.

3) Kelenjar limfe :Tidak ada pembesaran.

c. Dada dan axilla

1) Mammae

a) Membesar : Normal.

b) Tumor : Tidak ada benjolan.

c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.

d) Areola : Hiperpigmentasi.

e) Puting susu : Bersih, menonjol.

f) Kolostrum : Belum keluar.

2) Axilla

a) Benjolan : Tidak ada.

b) Nyeri : Tidak ada.


96

d. Ekstremitas

1) Varices : Tidak ada.

2) Oedema : Tidak ada.

3) Reflek Patella : (+) kanan dan kiri.

4) Kuku : Pucat, bersih, dan tidak panjang.

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)

a. Abdomen

1) Inspeksi

a) Pembesaran Perut : Sesuai umur kehamilan.

b) Bentuk Perut : Memanjang.

c) Linea alba / nigra : Linea alba.

d) Striae albican / livide : Tidak ada.

e) Kelainan : Tidak ada.

f) Pergerakan janin : Tidak ada.

2) Palpasi

a. Kontraksi : Tidak ada.

b. Leopold I

TFU : 3 jari dibawah pusat. Teraba ballotement.

c. Leopold II

Tidak dilakukan.

d. Leopolod III

Tidak dilakukan.
97

e. Leopold IV

Tidak dilakukan.

3) TFU Mc. Donald : Tidak dilakukan

4) TBJ : Tidak dilakukan.

5) Auskultasi

DJJ : Punctum maximum : Tidak dilakukan .

Frekuensi : Tidak dilakukan.

Teratur / tidak : Tidak dilakukan.

b. Pemeriksaan Panggul

1) Kesan panggul : Ginekoid.

2) Distansia Spinarum : 22 cm (23-26 cm)

3) Distansia Kristarum : 24 cm (26-29 cm)

4) Konjugata Eksterna : 18 cm (18-20 cm)

5) Lingkar Panggul : 85 cm (80-90 cm)

c. Anogenital

1) Vulva Vagina

a) Varices : Tidak dilakukan.

b) Luka : Tidak dilakukan.

c) Kemerahan : Tidak dilakukan.

d) Nyeri : Tidak dilakukan.

e) Kelenjar Bartholini : Tidak dilakukan.

f) Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan.


98

2) Perineum

a) Bekas luka : Tidak dilakukan.

b) Lain-lain : Tidak dilakukan.

3) Anus

a) Haemorhoid : Tidak dilakukan.

b) Lain-lain : Tidak dilakukan.

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Pada tanggal 14 Maret 2016 , Pukul : 09.15 WIB

Golongan Darah : O

Hb : 9,1 gr%

b. Pemeriksaan Penunjang Lain

Tidak dilakukan.

II. InterpretasiData

Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 16.00 WIB

A. Diagnosa Kebidanan

Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 20+2 minggudengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.

Data Dasar

DS :

1. Ibu mengatakan bernama Ny. P dan berumur 20 tahun.


99

2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 1

November 2015.

3. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan belum pernah

keguguran.

4. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu

mengeluh kurang nafsu makan, sejak kemarin sore merasa

mual, sering merasa pusing, badan lemes, dan mudah

mengantuk.

DO :

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/70 mmHg.

N : 88 x/menit.

S : 36,7 0C

R : 24 x/menit.

4. TB : 150 cm

5. BB sebelum hamil : 40 kg

6. BB sekarang : 40 kg

7. LILA : 20 cm

8. Pemeriksaan Laboratorium

Golongan darah : O

Hb : 9,1 gr%
100

9. Inspeksi

a. Muka : Tampak pucat.

b. Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih.

10. Palpasi

1. Leopold I

TFU : 3 jari dibawah pusat. Teraba ballotement.

2. Leopold II

Tidak dilakukan.

3. Leopolod III

Tidak dilakukan.

4. Leopold IV

Tidak dilakukan.

B. Masalah

Ibu mengatakan merasa cemas dan takut menghadapi kehamilannya

karena takut keadaannya akan membahayakan janinnya.

C. Kebutuhan

Dukungan moral pada ibu agar kecemasannya berkurang.

III. Diagnosa Potensial

Potensial terjadi perdarahan, abortus, infeksi, partus lama.


101

IV. Tindakan Segera

Pemberian terapi berupa makanan tambahan, tablet Fe, serta memberikan

motivasi pada ibu tentang pentingnya keluarga sadar gizi.

V. Rencana Tindakan

Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 16. 10 WIB

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

2. Berikan pendidikan kesehatan tentang Kekurangan Energi Kronis

(KEK).

3. Berikan pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anjurkan ibu

untuk makan makanan bergizi seimbang.

4. Berikan pendidikan kesehatan tentang tablet Fe dan anjurkan ibu

mengkonsumsi tablet Fe teratur.

5. Berikan makanan tambahan (PMT).

6. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.

7. Berikan ibu terapi obat.

8. Anjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan.

9. Observasi Hb tiap bulan.

10. Observasi kenaikan BB ibu dan LILA tiap minggu.

11. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
102

VI. Pelaksanaan

Tanggal : 25 Maret 2016

1. Pukul 16.20 WIB

Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu :

a. TTV : TD : 110/70 mmHg.

N : 88 x/menit.

S : 36,7 0C.

R : 24 x/menit.

b. BB : 40 kg.

c. LILA :20 cm (Normalnya >23,5 cm).

2. Pukul 16.40 WIB

Memberikan pendidikan kesehatan tentang Kekurangan Energi Kronis

(KEK) berupa pengertian, tanda dan gejala, akibat, dan pencegahan.

3. Pukul 16.50 WIB

Memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan

anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi yang mengandung :

a. Karbohidrat (nasi, gandum, jagung)

b. Protein (tempe, telur, susu, tempe, daging sapi, ayam)

c. Serat (sayur dan buah)

d. Vitamin (sayur dan buah)

e. Mineral (Fe, asam folat)

f. Minum air putih 2,5-3 liter/hari.


103

4. Pukul 17.00 WIB

Memberikan pendidikan kesehatan tentang tablet Fe dan anjurkan ibu

mengkonsumsi tablet Fe teratur.

5. Pukul 17.10 WIB

Memberikan makanan tambahan (PMT) berupa susu ibu hamil dan

biskuit untuk ibu hamil.

6. Pukul 17.15 WIB

Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup yaitu tidur siang ±2 jam dan

tidur malam ±8 jam.

7. Pukul 17.20 WIB

Memberikan ibu terapi obat dan menganjurkan ibu untuk

meminumnya secara teratur :

a. Tablet Fe 500 mg 1x1 (10 tab)

b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)

c. Vit. C 250 mg 1x1 (10 tab)

8. Pukul 17.25 WIB

Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan 1 minggu lagi

atau jika ada keluhan.

9. Pukul 17.30 WIB

Mengobservasi Hb tiap bulan, kenaikan BB ibu dan LILA tiap

minggu.
104

10. Pukul 17.35 WIB

Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu

lagi.

VII. Evaluasi

Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 17.40 WIB

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Ibu sudah mengetahui tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK)

3. Ibu sudah mengetahui tentang gizi ibu hamil dan ibu bersedia untuk

memenuhi kebutuhan gizi seimbang.

4. Ibu sudah mengetahui tentang tablet Fe dan ibu bersedia minum tablet

Fe secara teratur di malam hari.

5. Ibu sudah mendapatkan makanan tambahan berupa susu ibu hamil dan

biskuit ibu hamil.

6. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.

7. Ibu sudah mendapatkan terapi obat dan ibu bersedia minum obat

teratur.

8. Ibu bersedia memeriksakan kehamilannya secara teratur.

9. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.


105

DATA PERKEMBANGAN I

(KUNJUNGAN RUMAH)

Tanggal : 1 April 2016 Pukul : 16.00 WIB

S : Subjektif

a. Ibu mengatakan masih mual.

b. Ibu mengatakan sudah meminum susu setiap hari dan ibu tidak

merasakan mual karena susu yang diminum rasa coklat dan makan

biskuit yang diberikan Bidan.

c. Ibu mengatakan sudah meminum obat yang diberikan Bidan secara

teratur.

O : Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 86x/menit

S : 36,8 0C

R : 20x/menit

d. TB : 150 cm

e. BB Sekarang : 40 kg

f. LILA : 20 cm

g. Hb : 9,1 gr% (14 Maret 2016)


106

h. Inspeksi

Muka : Tampak pucat

Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih.

i. Palpasi

1. Leopold I

TFU : 3 jari dibawah pusat. Teraba ballotement.

2. Leopold II

Tidak dilakukan.

3. Leopolod III

Tidak dilakukan.

4. Leopold IV

Tidak dilakukan.

A : Assesment

Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 21+2 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.

P : Planning

Tanggal : 1 April 2016

1. Pukul 16.30 WIB

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan :

a. TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 86x/menit

S : 36,8 0C
107

R : 20x/menit

b. BB : 40 kg

c. LILA : 20 cm (Normalnya >23,5 cm)

2. Pukul 16.40 WIB

Memberitahu ibu tentang cara mengatasi mual yaitu :

a. Makan sedikit tapi sering.

b. Menghindari makan makanan yang berminyak dan berbau tajam

serta makanan pedas

c. Menghindari makanan yang mengandung gas (kol, nangka,

durian, makanan hasil fermentasi seperti tape ketan, tape

singkong, sawi hijau).

d. Makan makanan yang banyak mengandung vitamin C (jeruk,

jambu biji, apel).

3. Pukul 16.50 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan

prinsip gizi seimbang.

4. Pukul 16.55 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup dan

menghindari aktivitas yang berat.

5. Pukul 17.00 WIB

Memberikan ibu susu hamil rasa coklat karena kalau selain rasa

coklat ibu sering mual dan menganjurkan ibu untuk minum susu

teratur sehari sekali.


108

6. Pukul 17.05 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap makan biskuit yang telah diberikan

sesudah bangun tidur.

7. Pukul 17.10 WIB

Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan pada ibu

untuk meminumnya secara teratur :

a. Tablet Fe 500 mg 1x1 (10 tab)

b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)

c. Vit. C 250 mg 1x1 (10 tab)

8. Pukul 17.15 WIB

Memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan

rumah 1 minggu lagi untuk memantau LILA dan BB ibu.

Evaluasi

Tanggal : 1 April 2016 Pukul : 17.20 WIB.

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

b. Ibu sudah mengetahui cara mengatasi mual.

c. Ibu bersedia untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi seimbang.

d. Ibu bersedia untuk tetap istirahat cukup.

e. Ibu bersedia untuk minum susu teratur.

f. Ibu bersedia untuk makan biskuit dulu sebelum beranjak dari tempat tidur.

g. Ibu sudah diberikan terapi obat dan bersedia minum obat teratur.

h. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah satu minggu lagi.
109

DATA PERKEMBANGAN II

(KUNJUNGAN RUMAH)

Tanggal : 9 April 2016 Pukul : 15.00 WIB.

S : Subjektif

4. Ibu mengatakan sudah makan dengan gizi seimbang yaitu nasi,

lauk tempe/tahu, sayur bening, camilan buah jeruk, dan susu.

5. Ibu mengatakan sudah istirahat cukup dan pekerjaan rumah yang

berat dibantu ibu mertua.

6. Ibu mengatakan tiap pagi selalu makan biskuit sebelum beranjak

dari tempat tidur.

7. Ibu mengatakan sudah tidak mual.

8. Ibu mengatakan selalu rutin minum obat yang telah diberikan.

O : Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 88x/menit

S : 36,5 0C

R : 22x/menit

4. TB : 150 cm

5. BB Sekarang : 41 kg
110

6. LILA : 20,5 cm

7. Hb : 9,1 gr% (14 Maret 2016)

8. Inspeksi

Muka : Tampak pucat

Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih.

9. Palpasi

a. Leopold I

TFU : 3 jari dibawahpusat. Teraba ballotement.

b. Leopold II

Tidak dilakukan.

c. Leopolod III

Tidak dilakukan.

d. Leopold IV

Tidak dilakukan.

A : Assesment

Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 22+3minggu dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.

P : Planning

Tanggal : 9 April 2016

1. Pukul 15.15 WIB

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu :

TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 88x/menit
111

S : 36,5 0C

R : 22x/menit

4. BB : 41 kg ( Ada kenaikan 1 kg)

5. LILA : 20,5 cm ( Ada kenaikan 0,5 kg)

2. Pukul 15.30 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan

gizi seimbang.

3. Pukul 15.35 WIB

Menganjurkan ibu untuk minum es krim sehari sekali karena dalam

100 gram es krim mengandung kalori (207 kkal) serta 16 gr gula yang

dapat menaikkan berat badan ibu dan mengandung kalsium yang

berfungsi sebagai pembentuk tulang pada janin dan menjaga tulang

ibu agar tetap kuat.

4. Pukul 15.40 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap minum susu dan makan makanan

tambahan seperti roti dan bubur kacang hijau.

5. Pukul 15.45 WIB

Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan ibu untuk

meminumnya secara teratur:

a. Fe 500 mg 1x1 (10 tab)

b. Kalk 250 mg 1x1(10 tab)

c. Vit.C 250 mg 1x1 (10 tab)


112

6. Pukul 15.50 WIB

Memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah

1 minggu lagi untuk memantau LILA dan BB ibu.

Evaluasi

Tanggal : 9 April 2016 Pukul : 16.00 WIB.

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Ibu bersedia untuk tetap makan dengan gizi seimbang.

3. Ibu bersedia untuk minum es krim.

4. Ibu bersedia untuk minum susu dan makan makanan tambahan.

5. Ibu bersedia minumobat teratur.

6. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.


113

DATA PERKEMBANGAN III

(KUNJUNGAN RUMAH)

Tanggal : 16 April 2016 Pukul : 15.00 WIB.

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan nafsu makannya bertambah yaitu makan 3 kali

sehari porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk tempe/tahu/ikan,

diselingi roti, buah dan bubur kacang hijau.

2. Ibu mengatakan sudah minum es krim.

3. Ibu mengatakan sudah tidak gampang capek lagi.

4. Ibu mengatakan selalu rutin minum obat yang telah diberikan.

O : Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 84x/menit

S : 36,7 0C

R : 20x/menit

2. TB : 150 cm

3. BB Sekarang : 42 kg

4. LILA : 21,5 cm

5. Hb : 9,6 gr% (14 April 2016)

6. Inspeksi

Muka : Tampak pucat


114

Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih

7. Palpasi

a. Leopold I

TFU : Setinggipusat. Teraba ballotement.

b. Leopold II

Tidak dilakukan.

c. Leopolod III

Tidak dilakukan.

d. Leopold IV

Tidak dilakukan.

A : Assesment

Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 23+3minggu dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.

P : Planning

Tanggal : 16 April 2016

1. Pukul 15.20 WIB

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu

TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 84x/menit

S : 36,7 0C

R : 20x/menit

3. BB : 42 kg ( Ada kenaikan 1 kg )

4. LILA : 21,5 cm ( Ada kenaikan 1 cm )


115

6. Pukul 15.35 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan

gizi seimbang.

7. Pukul 15.40 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap minum es krim sehari sekali untuk

menambah BB.

8. Pukul 15.45 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap minum susu dan makan makanan

tambahan seperti roti dan bubur kacang hijau.

9. Pukul 15.50 WIB

Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan ibu untuk

meminumnya secara teratur :

a. Fe 500 mg 1x1 (10 tab)

b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)

c. Vit.C 250 mg 1x1 (10 tab)

10. Pukul 15.55 WIB

Memberitahu ibu jika akan dilakukan kunjungan rumah 2 minggu

lagi.

Evaluasi

Tanggal : 16 April 2016 Pukul : 16.00 WIB

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Ibu bersedia untuk tetap makan dengan gizi seimbang.

3. Ibu bersedia untuk minum es krim.


116

4. Ibu bersedia untuk minum susu dan makan makanan tambahan.

5. Ibu bersedia minumobat teratur.

6. Ibu sudah mengerti jika akan dilakukan kunjungan rumah 2 minggu lagi.
117

DATA PERKEMBANGAN IV

(KUNJUNGAN RUMAH)

Tanggal : 30 April 2016 Pukul : 14.30 WIB.

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan nafsu makannya bertambah banyak yaitu makan 3-4

kali sehari porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk tempe/tahu/ikan,

diselingi roti, buah dan bubur kacang hijau.

2. Ibu mengatakan masih minum es krim.

3. Ibu mengatakan selalu rutin minum obat yang telah diberikan.

O : Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 82x/menit

S : 36,5 0C

R : 20x/menit

4. TB : 150 cm

5. BB Sekarang : 44 kg

6. LILA : 22,5 cm

7. Hb : 9,6 gr% (14 April 2016)

8. Inspeksi

Muka : Tampak pucat

Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih


118

9. Palpasi

a. Leopold I

TFU : 2 jari di atas pusat. Fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong).

b. Leopold II

Bagian kanan teraba keras, panjang, seperti papan (punggung),

bagian kiri teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).

c. Leopolod III

Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala).

d. Leopold IV

Bagian terbawah janin belum masuk panggul (konvergen).

10. TFU Mc. Donald : 25 cm

11. TBJ : (TFU-12)x155

: 2.015 gram

12. Auskultasi

DJJ : Punctum maximum : Kanan bawah pusat.

Frekuensi : 138x/menit.

Teratur / tidak : Teratur.

A : Assesment

Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 25+3minggu, janin

tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.


119

P : Planning

Tanggal : 30 April 2016

1. Pukul 14.40 WIB

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu :

a. TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 82x/menit

S : 36,5 0C

R : 20x/menit

b. BB : 44 kg (Ada kenaikan 2 kg).

c. LILA : 22,5 cm (Ada kenaikan 1 cm)

2. Pukul 14.45 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan

gizi seimbang.

3. Pukul 14.50 WIB

Menganjurkan ibu untuk minum es krim sehari sekali untuk

menambah BB.

4. Pukul 14.55 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap minum susu dan makan makanan

tambahan seperti roti dan bubur kacang hijau.

5. Pukul 15.00 WIB

Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan ibu untuk

meminumnya secara teratur :


120

a. Fe 500 mg 1x1 (10 tab)

b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)

c. Vit.C 250 mg 1x1 (10 tab)

6. Pukul 15.05 WIB

Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 2

minggu lagi.

Evaluasi

Tanggal : 30 April 2016 Pukul : 15.10 WIB

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Ibu bersedia untuk tetap makan dengan gizi seimbang.

3. Ibu bersedia untuk minum es krim.

4. Ibu bersedia untuk minum susu dan makan makanan tambahan.

5. Ibu bersedia minumobat teratur.

6. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 2 minggu lagi.


121

DATA PERKEMBANGAN V

(KUNJUNGAN RUMAH)

Tanggal : 16 Mei 2016 Pukul : 15.30 WIB.

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan nafsu makannya bertambah banyak yaitu makan 3-4

kali sehari porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk tempe/tahu/ikan,

diselingi roti, buah dan bubur kacang hijau dan camilan.

2. Ibu mengatakan masih tetap minum es krim.

3. Ibu mengatakan sudah tidak cemas karena sudah nafsu makan dan

tidak cepat capek.

4. Ibu mengatakan selalu rutin minum obat yang telah diberikan.

O : Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 84x/menit

S : 36,7 0C

R : 20x/menit

4. TB : 150 cm

5. BB Sekarang : 46 kg

6. LILA : 23,5 cm

7. Hb : 10,7 gr% (12 Mei 2016)


122

8. Inspeksi

Muka : Bersih, tidak oedema.

Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih.

9. Palpasi

a. Leopold I

TFU : 2 jari diatas pusat. Fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong)

b. Leopold II

Bagian kanan teraba keras, panjang, seperti papan (punggung),

bagian kiri teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).

c. Leopolod III

Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala).

d. Leopold IV

Bagian terbawah janin belum masuk panggul (konvergen).

10. TFU Mc. Donald : 26 cm

11. TBJ : (TFU-12)x155

: 2.170 gram

12. Auskultasi

DJJ : Punctum maximum : Kanan bawah pusat.

Frekuensi : 134x/menit.

Teratur / tidak : Teratur.


123

A : Assesment

Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 27+5minggu, janin

tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul dengan

anemia ringan dan riwayat Kekurangan Energi Kronis (KEK).

P : Planning

Tanggal : 16 Mei 2016

1. Pukul 15.50 WIB

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu :

a. TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 84x/menit

S : 36,7 0C

R : 20x/menit

b. BB : 46 kg (Ada kenaikan 2 kg).

c. LILA : 23,5 cm ( Ada kenaikan 1 cm).

2. Pukul 15.55 WIB

Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan

gizi seimbang.

3. Pukul 16.00 WIB

Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan ibu untuk

meminumnya secara teratur :

a. Fe 500 mg 1x1 (10 tab)

b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)


124

c. Vit.C 250 mg 1x1 (10 tab)

Evaluasi

Tanggal : 16 Mei 2016 Pukul : 16.15 WIB.

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

b. Ibu bersedia untuk tetap makan dengan gizi seimbang.

c. Ibu bersedia minum obat teratur.

B. Pembahasan

Pada bab ini diuraikan pembahasan kasus yang telah di ambil sesuai

dengan manajemen Kebidanan Varney yang dimulai dari tahap pengkajian

sampai tahap evaluasi. Pada bab ini juga akan diuraikan tentang persamaan

dan kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik. Dengan adanya

kesenjangan tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah untuk perbaikan

atau masukan demi meningkatkan asuhan kebidanan.

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. P umur 21 tahun G1P0A0

hamil 20+2minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dilaksanakan

pada tanggal 25 Maret 2016 – 16 Mei 2016 dengan pengkajian di Ruang KIA

Puskesmas Plupuh 2 Sragen dan selanjutnya dilakukan kunjungan rumah

untuk memantau LILA, BB dan Hb ibu.

1. Pengkajian

Pada pengkajian Penulis telah memperoleh data Subjektif dan

Objektif. Data Subjektif diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien,

sedangkan untuk data Objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan secara


125

menyeluruh. Berdasarkan data Subjektif yang diperoleh dari Ny. P yaitu

Ibu mengatakan datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya

dan mengeluh kurang nafsu makan, sejak kemarin sore merasa mual,

sering merasa pusing, badan lemes, dan mudah mengantuk. Berdasarkan

data objektif yang di peroleh dari hasil pemeriksaan, di dapatkan LILA

<20 cm, muka tampak pucat, konjungtiva pucat, Hb 9,1 gr % (dilakukan

tanggal 14 Maret 2016).

Sedangkan pengkajian pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi

Kronis (KEK) secara teori didapatkan tanda dan gejala yaitu lelah, letih,

lesu, lunglai, susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-

kadang pusing dan mudah mengantuk, Hb <11 gr% (Supariasa, 2010), BB

<40 kg, LILA <23,5 cm (Supariasa, 2010), TB <145 cm (Supariasa, 2010),

muka tampak pucat (Hidayat, 2006), konjungtiva pucat (Saifuddin, 2007).

Dari pengkajian ini, di dapatkan kesenjangan antara teori dengan praktik

yaitu pada teori ada perasaan susah buang air besar, lelah, letih, lesu,

lunglai, BB <40 kg sedangkan pada pada kasus Ny. P tidak terjadi susah

buang air besar dan TB Ny. P 150 cm sehingga asuhan kebidanan

dilakukan sesuai dengan kondisi yang di alami Ny. P. Jadi pada langkah

ini terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.

2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data ini, diperoleh hasil data dari ibu, keluarga,

pemeriksaan maupun tenaga kesehatan lain, maka di dapat diagnosa Ny. P

umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 20+2 minggu dengan Kekurangan


126

Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan. Masalah yang muncul dari

diagnosa tersebut adalah Ny. P merasa cemas dan takut menghadapi

kehamilannya karena takut keadaannya akan membahayakan janinnya.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian dukungan moral dengan

cara memberikan pendidikan kesehatan tentang Kekurangan Energi Kronis

(KEK).

Sedangkan menurut Yulaikah (2009), diagnosa kebidanan pada ibu

hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah Ny. X umur x

tahun, GxPxAx hamil x minggu, janin tunggal/ganda, hidup intra/ekstra

uteri, letak memanjang/melintang, punggung kanan/kiri, presentasi

kepala/bokong dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Masalah

psikologi yang biasa terjadi pada ibu hamil KEK adalah cemas, panik,

takut (Winkjosastro, 2007). Kebutuhan yang muncul pada ibu hamil

dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah informasi tentang KEK

(Saifuddin, 2007). Pada langkah ini menunjukkan hasil bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dengan praktik yang ada di lapangan.

3. Diagnosa potensial

Pada kasus ini Ny.P mengalami mual, pusing, lemas, kurang nafsu makan

yang dapat melemahkan fisiknya yang pada akhirnya menyebabkan

perdarahan, abortus, anemia, infeksi.

Menurut teori Susilowati (2008), bila ibu hamil mengalami gizi kurang

maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain : perdarahan, abortus, dan

infeksi.
127

Pada kasus Ny. P dapat ditangani dengan baik, sehingga diagnosa

potensial tidak terjadi karena adanya penanganan yang tepat kepada Ny. P,

sehingga pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktik.

4. Antisipasi / Tindakan Segera

Antisipasi atau tindakan segera yang sesuai dengan diagnosa

potensial pada kasus Ny.P yaitu dengan cara pemberian terapi berupa

makanan tambahan, tablet Fe, serta memberikan motivasi pada ibu tentang

pentingnya keluarga sadar gizi.

Sedangkan menurut Dinkes (2010), tindakan antisipasi yang dilakukan

antara lain meliputi pemberian terapi berupa makanan tambahan, tablet Fe,

serta memberikan motivasi pada ibu berupa meningkatkan pengetahuan

tentang pentingnya keluarga sadar gizi, kolaborasi dengan dokter,

kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengaturan pola konsumsi makanan.

Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena pada

kasus Ny.P hanya dilakukan tindakan mandiri dan tidak dilakukan

kolaborasi dengan dokter maupun ahli gizi.

5. Rencana tindakan

Pada kasus Ny. P rencana yang akan dilakukan yaitu berikan pendidikan

kesehatan tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK), pendidikan

kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anjurkan ibu untuk makan makanan

begizi, pendidikan kesehatan tentang tablet Fe dan anjurkan ibu

mengkonsumsi tablet Fe teratur, berikan makanan tambahan (PMT) berupa


128

susu dan biskuit ibu hamil, anjurkan ibu untuk istirahat cukup, berikan ibu

terapi obat (Tablet Fe 500 mg 1x1 (10 tab), Kalk 250 mg 1x1 (10 tab), Vit.

C 250 mg 1x1 (10 tab)), anjurkan ibu untuk rutin memeriksakan

kehamilan, observasi Hb setiap bulan, dan pantau kenaikan BB ibu dan

LILA setiap minggu, beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1

minggu lagi.

Sedangkan menurut teori, perencanaan pada kasus Kekurangan Energi

Kronis (KEK) yaitu anjurkan ibu makan makanan bergizi (Proverawati

dan Siti, 2009), susun menu seimbang bagi ibu hamil (Proverawati dan

Siti, 2009). Berikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil), Beri

informasi tentang tablet Fe dan anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi

tablet Fe (Waryana, 2010). Anjurkan rutin memeriksakan kehamilan

minimal 4 kali selama hamil (Waryana, 2010). Pantau kenaikan berat

badan ibu dan LILA (Waryana, 2010).Pada kasus ini tidak terdapat

kesenjangan antara teori dengan praktik

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis

(KEK) dalam teori mengacu pada perencanaan. Pelaksanaan pada kasus

ini yaitu memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa LILA ibu 20 cm

(normalnya >23,5 cm) dan Hb 9,1 gr% (normalnya >11 gr%) sehingga ibu

mengalami Kekurangan Energi Kronis, memberikan pendidikan kesehatan

tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) berupa pengertian, tanda dan

gejala, akibat, dan pencegahan, memberikan pendidikan kesehatan tentang


129

gizi ibu hamil dan anjurkan ibu untuk makan makanan begizi yang

mengandung karbohidrat (nasi, gandum, jagung), protein (tempe, telur,

susu, tempe, daging sapi, ayam), serat (sayur dan buah), vitamin, mineral

(Fe, asam folat), minum air putih 2,5-3 liter/hari, memberikan pendidikan

kesehatan tentang tablet Fe dan anjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe

teratur, memberikan makanan tambahan (PMT) berupa susu ibu hamil dan

biskuit untuk ibu hamil, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup yaitu

tidur siang ±2 jam dan tidur malam ±8 jam, memberikan ibu terapi obat

tablet Fe 500 mg 1x1 (10 tab), kalk 250 mg 1x1 (10 tab), vit. C 250 mg

1x1 (10 tab), menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan 1

minggu lagi atau jika ada keluhan, mengobservasi Hb tiap bulan,

memantau kenaikan BB ibu dan LILA tiap minggu, memberitahu ibu

bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi. Pada kasus ini

tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.

7. Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. P dengan Kekurangan

Energi Kronis (KEK) dengan melakukan kunjungan rumah sebanyak 5

kali selama ±7 minggu di dapatkan hasil yaitu : BB meningkat dari 40 kg

menjadi 46 kg, LILA dari 20 cm menjadi 23,5 cm, Hb dari 9,1 gr%

menjadi 10,7 gr%, Ny.P sudah tidak mudah lelah, sudah tidak mudah

mengantuk, dan nafsu makannya sudah bertambah.

Sedangkan evaluasi yang diharapkan dari tindakan yang telah

dilakukan pada kasus Kekurangan Energi Kronik menurut Supariasa


130

(2010), adalah terjadi peningkatan kadar Hb, BB dan LILA, tidak mudah

lelah dan sudah fresh, BAB nya sudah lancar, nafsu makannya bertambah,

tidak mudah mengantuk. Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara

teori dengan praktik.


BAB V

PENUTUP

Pada langkah akhir dalam pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul ”Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.P Umur 21 tahun G1P0A0

Hamil 20+2Minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di

Puskesmas Plupuh 2 Sragen, penulis dapat membuat kesimpulan serta

memberikan saran terhadap asuhan yang telah diberikan.

A. Kesimpulan

1. Pada kasus Ny. P hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

diperoleh data Subjektif yaitu Ibu mengatakan kurang nafsu

makan, sejak kemarin sore merasa mual, sering merasa pusing,

badan lemes, mudah mengantuk, ibu merasa cemas dengan

keadaannya. Sedangkan data objektif yaitu TD : 110/70 mmHg, R :

24 x/menit, N : 88 x/menit, S : 36,7 0C, TB sekarang 40 cm, LILA

20 cm, muka tampak pucat, conjungtiva pucat, Hb : 9,1 gr%

(tanggal 14 Maret 2016). Pada interpretasi data dalam kasus

Kekurangan Energi Kronis (KEK) di dapat diagnosa kebidanan

yaitu Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 20+2 minggu

dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.

Masalah yang didapatkan yaitu kecemasan pada ibu hamil dengan

kehamilannya sehingga diberikan kebutuhan dukugan moral pada

131
132

ibu hamil dengan cara pemberian pendidikan kesehatan tentang

Kekurangan Energi Kronis (KEK).

2. Pada kasus ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

pada Ny.P tidak terjadi diagnosa potensial karena telah dilakukan

antisipasi segera.

3. Antisipasi / tindakan segera pada kasus Kekurangan Energi Kronis

(KEK) yaitu bidan secara mandiri memberikan terapi berupa

makanan tambahan, tablet Fe, serta memberikan motivasi pada ibu

tentang pentingnya keluarga sadar gizi.

4. Perencanaan pada kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah :

berikan pendidikan kesehatan tentanag Kekurangan Energi Kronis

(KEK), pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anjurkan

ibu untuk makan makanan begizi, pendidikan kesehatan tentang

tablet Fe dan anjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe teratur, berikan

makanan tambahan (PMT) berupa susu dan biskuit ibu hamil,

anjurkan ibu untuk istirahat cukup, Berikan ibu terapi obat (Tablet

Fe 500 mg 1x1 (10 tab), Kalk 250 mg 1x1 (10 tab), Vit. C 250 mg

1x1 (10 tab)), anjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan,

observasi Hb setiap bulan, dan pantau kenaikan BB ibu dan LILA

setiap minggu, beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1

minggu lagi. Seluruh rencana untuk meningkatkan gizi ibu sudah

direncanakan.
133

5. Pelaksanaan pada kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada

Ny.P telah dilaksnakan sesuai rencana yang telah dibuat untuk

peningkatan gizi ibu.

6. Evaluasi pada kasusKekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ny.P

yaitu telah dilakukan kunjungan rumah 5 kali dengan hasil ada

kenaikan LILA yang semula 20 cm menjadi 23,5 cm, BB yang

semula 40 kg menjadi 46 kg dan Hb yang semula 9,1 gr% menjadi

10,7 gr%, ibu sudah tidak cemas, badan sudah tidak lemas, tidak

mudah capek, dan muka sudah tidak pucat.

7. Terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan

setelah dilakukan asuhan kebidanan yaitu pada pengkajian di mana

Ny.P tidak merasa susah BAB dan BB tidak <40 kg dan pada

evaluasi dimana menurut teori menyebutkan bahwa ibu merasa

sudah lancar BAB sedangkan pada Ny.P dari pengkajian tidak ada

keluhan susah BAB karena frekuensi BAB pada Ny.P yaitu 1x

sehari. Tetapi walaupun terdapat kesenjangan antara teori dengan

praktik, asuhan kebidanan pada Ny. P dengan Kekurangan Energi

Kronis (KEK) telah ditangani dengan baik dan tepat sesuai kondisi

atau gejala yang dialami Ny. P sehingga Ny. P dapat sembuh tanpa

disertai komplikasi.
134

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapakan dapat mempertahankan dan meningkatkan asuhan

kebidanan yang sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur),

meningkatkan ketrampilan, dan pengetahuan sehingga dapat

memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.

2. Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan

melakukan pencegahan resiko tinggi pada ibu hamil dengan cara

edukasi terhadap ibu hamil.

3. Bagi pasien dan keluarga pasien

Diharapkan ibu lebih memperhatikan kesehatan saat hamil dan

meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan sehingga tidak

terjadi kegawatan. Keluarga diharapkan memperhatikan kesehatan

ibu hamil dan memberikan dukungan mental sehingga ibu

semangat dalam menjalani kehamilannya dan melakukan yang

terbaik untuk kesehatan janinnya.

4. Institusi pendidikan

Diharapkan Institusi menyediakan lebih banyak referensi

khususnya ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. A. H. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis


Data. Jakarta : Salemba Medika.

Alimul, A. A. H. M. Wildan. 2013. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta :


Salemba Medika.

Ariska, Miske. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. S Umur 19
Tahun G1P0A0 Hamil 11 Minggu dengan Kekurangan Energi Kronis
di PKD Kharisma Husada Tanon Sragen. STIKes Kusuma Husada
Surakarta. KTI

Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

Astuti., H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).


Yogyakarta : Rohima Press

Chinue. 2009. Makalah KEK. (online). Available :


http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-kek/. 10 November
2015.

Ginarti. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. S G1P0A0 Umur
Kehamilan 24 Minggu dengan Kekurangan Energi Kronis di BPS
Ariyanti Sragen. STIKes Kusuma Husada Surakarta. KTI

Kristianasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika

Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Mahirawati.V. K. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil di Kecamatan
Kamoning dan Tambelangan Kabupaten Sampang Jawa Timur.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol.17 No. 193-202, 2 April
2014. Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI. Jakarta.

Maryam.S. 2016. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba


Medika

Mitayani. W.Sartika. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : TIM

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika
Proverawati. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Jogyakarta : Nuha
Medika

Riskesdas. 2013. HasilRiskesdas 2013 Terkait Kesehatan Ibu. (online).


Available : http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/678. 10
November 2015

Riwidikdo. H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press

Rukiah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika

Supariasa, dkk. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

___________. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai