Anda di halaman 1dari 6

PEMBEBASAN, PENCABUTAN, KONFISKASI TANAH

PENPRES NO 36/2005/ & PENPRES NO 65/2006

Pembebasan hak Tanah adalah suatu tindakan/perbuatan hukum untuk

memutus hubungan subyek hak atas tanah dengan obyek hak atas tanah.

Pembebasan hak atas tanah ada 3 kepentingan yaitu :

1. Untuk kepentingan umum.

2. Untuk kepentingan swasta.

3. Untuk pemerintah pembebasan oleh pihak swasta.

Pembebasan hak atas tanah ialah penyerahan secara sukarela hak atas

tanah berdasar atas musyawarah kepada pihak pemohon dengan menyertakan

ganti rugi (RG) yang telah disepakati, apabila masalah ganti rugi tidak disepakati

maka tidak ada konsensus dampaknya pembebasan hak atas tanah tidak akan

tercapai, lain lagi halnya apabila pembebasan hak atas tanah tersebut untuk

kepentingan umum apabila pemohon sulit sekali untuk mendapatkan tanah dan

jalan musyawarah tidak tercapai, maka pemohon dapat mengajukan proses

pencabutan hak atas tanah ke Presiden.

Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk pembebasan hak atas tanah

adalah sebagai berikut :

1. Pemohon menanyakan ke Pemda mengenai status tanah tersebut (Pemukiman

atau yang lain)

2. Mengadakan aprouch/pendekatan kepada pemilik tanah.

3. Minta rekomendasi Gubernur tentang konsep BRPMD.

1
Hukum Agraria - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum – Univ. Narotama Surabaya
4. Setelah ijin keluar mengajukan rekomendasi untuk pembebasan tanah ke

agraria.

Dalam hal pembebasan hak atas tanah obyek tanah yang diberi ganti rugi

adalah sebagai berikut :

1. Tanah.

2. Bangunan.

3. Tanaman yang ada diatasnya (Pasal 5 ayat 1 UU 20/1961).

Dan hal-hal yang diperlukan dalam ganti rugi adalah sebagai berikut :

1. Harus dilaksanakan secara tunai.

2. Harus dibayarkan kepada yang berhak yaitu subyek hak atas tanah.

Pembebasan Hak Atas Tanah

Dalam melaksanakan pembangunan sebagaimana telah digariskan dalam

GBHN, Tap MPR No IV/MPRS 1973 dipandang perlu adanya bantuan fasilitas

dari pemerintah yang berbentuk “jasa dalam pembebasan tanah bagi swasta”

akan tetapi pemberian jasa tersebut bertujuan untuk kepentingan umum dan

fasilitas sosial.

Didalam kebijakan pengadaan tanah harus memperhatikan segi ekonomi

yuridis, psikologis guna arah tujuan tersebut tercapai.

Dalam hal pembebasan tanah ada perbedaan yang menyolok dengan

pencabutan hak atas tanah (UU No 20 / 61).

2
Hukum Agraria - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum – Univ. Narotama Surabaya
Pembebasan tanah itu berarti melepas hubungan hukum yang semua

terdapat diantara pemegang hak atau penguasaan tanah dengan cara memberi

ganti rugi.

Pembebasan tanah itu ada tiga macam :

1. Pembebasan tanah untuk keperluan pemerintah.

2. Pembebasan tanah untuk kepentingan swasta.

2. pembebasan tanah oleh swasta tetapi untuk kepentingan umum dan sosial.

Masalah pembebasan hak atas tanah, pencabutan hak atas tanah,

penyediaan untuk keperluan perusahaan !

Ad. Dasar prinsipnya pembebasan tanah itu harus ada musyawarah dan

persetujuan calon pembeli, pemilik, panitia pengurus tanah/pemerintah.

Tata cara pembebasan tanah pada zaman Hindia Belanda diatur staablaad

11372 dan 12746. Pemerintah materi dalam negeri No 15/1975.

Pemerintah menteri dalam negeri No 2/1976. pembebasan tanah oleh

swasta tapi kepentingan pemerintah.

Tugas pokok panitia pembebasan tanah UU No 15/1975 ialah :

1. Mengadakan inventarisasi serta penelitian terhadap tanah, bangunan dan

tanaman.

2. Perundingan dengan pemegang hak atas tanah.

3. Menaksir ganti rugi.

4. Membuat berita acara pembebasan tanah.

5. Melaksanakan ganti rugi (Saksi)

3
Hukum Agraria - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum – Univ. Narotama Surabaya
Untuk memberi penugasan ke pihak swasta agar aktif melaksanakan

pembangunan maka pemerintah menerbitkan UU No 2/76, perumus bagi

pembebasan tanah. Perumus untuk perintah kepala Mendagri No 139/77 harus

bertanggung jawab ke prumus (Penerima pembayar perumahan nasional) pusat

hanya mengawasi panitia pembebasan tanah tingkat II.

Ad 2. Pencabutan hak atas tanah wewenang Presiden dengan dasar UU No

20/1961 tata caranya No 9/1973. Caranya dari Gubernur kepada Mendagri

kepada Presiden.

1. Membuat nama pemilik yang kena pencabutan tanah.

2. Dasar kepemilikan tanah.

3. Ganti rugi

4. Alasan dicabut.

Prinsip ditekan pada musyawarah atau perundingan hukum :

1. Prinsip musyawarah adalah alternatif utama.

2. Musyawarah tidak bisa diadakan dipaksakan.

3. Penyediaan tanah tersebut segera dilaksanakan.

4. Penyediaan tanah tersebut untuk keperluan umum.

Pada prinsipnya pencabutan adalah wewenang dari suatu negara

berlandaskan pasal 33 ayat 3 UUD’45, akan tetapi kewenangan pencabutan tanah

itu harus berdasar pada UU No. 20/1961.

Pada prinsipnya yang bisa mengeluarkan surat keputusan pencabutan

tanah adalah yang Presiden dengan berdasar undang-undang No. 20/1961. Ada

4
Hukum Agraria - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum – Univ. Narotama Surabaya
beberapa tindakan yang dapat dilaksanakan negara dengan aparat negara yang lain

terhadap tanah sebagai koordinator dibidang tanah, yaitu :

1. Pencabutan hak atas tanah.

2. Pembatalan Hak atas tanah.

3. Konfiskasi hak atas Tanah

Ad. 1. Pencabutan hak atas tanah ialah seseorang mempunyai hak atas tanah,

tidak mempunyai suatu kesalahan dan tidak melanggar hukum tapi tanah

dicabut negara.

Ad.2 Pembatalan hak atas tanah. Si pemakai hak atas tanah, haknya dibatalkan

karena melanggar syarat-syarat yang telah ditetapkan (tidak membayar

PBB dan sebagainya).

Ad.3 Konfiskasi hak atas tanah ialah perampasan hak atas tanah yang dilakukan

oleh negara karena tanah yang diperoleh dari perbuatan melanggar hukum

(korupsi)

Subyek Hak Atas Tanah

Subyek hak atas tanah berdasar atas UUPA dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Subyek negara atas tanah, yaitu sebagai koordinator dibidang tanah.

2. Subyek masyarakat atas tanah. Pasal 3 yaitu hak ullayat.

3. Subyek perseorangan atas tanah. Pasal 9 ayat 1.

4. Subyek badan hukum atas tanah pasal 26 ayat 1.

Ada beberapa cara untuk memperoleh hak atas tanah, yaitu :

1. Menurut cara hukum adat.

5
Hukum Agraria - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum – Univ. Narotama Surabaya
2. Karena ketetapan oleh pemerintah.

3. Karena ketentuan undang-undang.

Cara pembukaan lahan hutan

1. Cara hukum adat

Terjadinya Asembling/penambahan pantai

2. Cara penetapan pemerintah yaitu memperoleh hak dengan mengajukan

permohonan hak dengan memberi ganti rugi kepada pemerintah (melalui

prosedur pemerintah)

3. Tanah adat dikonvensi dikonversi berdasarkan UUPA No. 5/1960

(permohonan konversi tanah).

6
Hukum Agraria - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum – Univ. Narotama Surabaya

Anda mungkin juga menyukai