Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan interaksi yang dilakukan di

tempat tinggal keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan keluarga dan anggotanya. Dari pengertian

tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa tenaga kesehatan-lah yang bergerak,

dalam hal ini mengunjungi klien, bukan klien yang datang ke tenaga

kesehatan. Hampir semua pelayanan kesehatan dapat diberikan melalui

keperawatan di rumah, kecuali dalam keadaan gawat darurat. Diasumsikan

bahwa klien dan keluarga yang tidak dalam kondisi gawat darurat, “cukup

sehat” untuk tetap tinggal di masyarakatnya dan melakukan perawatan sendiri

setelah ditinggal oleh perawat.

B. Perkembangan Pelayanan Kesehatan Rumah

Bentuk pelayanan kesehatan masyarakat yang populer dan banyak dikenal

masarakat adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Karena berbagai

pertimbangan terpaksa perawatan dilakukan di rumah. Faktor – faktor yang

mendorong perkembanagan kesehatan rumah adalah:

1. Kasus – kasus penyakit terminal dianggap tidak efisien lagi jika dirawat di

institusi pelayanan kesehatan, misal klien mengidap penyakit keganasan

(kanker) stadium akhir.

3
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai kasus penyakit degeneratif

yang memerlukan perawatan relatif lama, misal klien pasca – stroke yang

mengalami kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi dalam

jangka waktu yang cukup lama.

3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, dengan asumsi

bahwa perawatan klien yang lama (> 1 minggu) tinggal di rumah sakit

tidak menguntungkan.

4. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian besar

klien jika dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat

mempercepat proses penyembuhan.

C. Pelayanan kesehatan rumah bertujuan

1. Meningkatkan kemandirian klien dalam pencegahan komplikasi penyakit

kronik membantu mengurangi efek penyakit dan ketidakmampuan akibat

penyakit.

2. Biaya kesehatan akan lebih terkendali, kesinambungan pelayanan yang

diberikan akan mencegah terjadinya komplikasi.

3. Mutu pelayanan akan lebih meningkat, peran serta keluarga dalam

memberikan pelayanan akan memberikan kesempatan kepada perawat

melakukan suatu penelitian pada aspek –aspek yang membutuhkan

pengembangan.

4
Menurut Suharyati, (2004) program home care mempunyai dampak yang

menguntungkan baik bagi klien dan keluarganya maupun bagi tenaga yang

terlibat dalam pelayanan home care. Bagi klien dan keluarga dapat membantu

secara efisien dalam mengurangi beben biaya rawat inap dirumah sakit yang

makin mahal dan semakin tidak terjangkau, disamping pula meningkat

kemandiri keluarga dalam perawatan klien dirumah. Sedangkan bagi para

petugas yang terlibat terutama dalam pelayanan langsung dirumah klien

program ini dapat memberikan variasi lingkungan kerja dan mampu

menambah pengasilan bagi para perawat yang bekerja dirumah sakit.

Karakteristik home care adalah memprioritaskan preventif dan promotif

tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitative, cara pelayanan tidak terkotak-

kotak, terpadu dan berkesinambungan serta pendekatan pelayanan secara

menyeluruh, sedangkan manfaat yang dapat diambil dari pelayanan home care

adalah terpernuhinya kebutuhan dan tuntutan keperawatan dan kesehatan,

biaya kesehatan akan lebih terkendali, mutu pelayanan akan lebih meningkat

dan keluarga akan lebih terlibat secara aktif.

Strategi pengelolaan home care.Untuk mengelola home care dibutuhkan

komitmen dari berbagai pihak yang terkait baik dari penggelola, rumah sakit

maupun dari para pemberi pelayanan. Karena dalam pelaksanaannya home

care tidak lepas dari berbagai masalah diantaranya adalah image masyarakat

masih berorientasi pada medis, praktek mandiri belum tersosialisasi.

5
D. Langkah –langkah Home Care

Langkah – langkah Home Care menurut Smith (1995) ada empat aktifitas

atau fase dalam melaksanakan keperawatan dirumah, yaitu:

1. Fase Permulaan

Perawatan merupakan kasus – kasus yang perlu ditidak lanjuti

dirumah, melelui seleksi kasus dipuskesmas sesuai dengan prioritas.

Kemudian menetapkan jadual kunjungan, kontrak waktu kunjungan

dengan membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan

dan kehadiran anggota keluarga pengambilan keputusan. Selama fase ini

pula perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan

mengetahui bagaimana keluarga menangapi suatu masalah kesehatan.

Selain itu juga perawat menyiapkan perlengkapan lapangan yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan seperti mempelajari riwayat

penyakit klien (individu atau anggota keluarga) dari rekan kesehatan

anggota keluarga (family folder) dipuskesmas dan pencatatan lain (unit

pelayanan kesehatan) yang ada kaitannya dengan klien tersebut, membuat

catatan singkat tentang masalah klien dan keluarga tersebut.

2. Fase implementasi

Fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk

menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan

intervensi sesuai rencana, eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi

6
keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai

dengan pendidikannya dan sediakan pula informasi tertulis.

3. Fase terminasi

Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama keluarga. Menyususn

rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang ditangani

dan masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga. Tinggal nama dan

alamat perawat serta nomor telpon yang bisa dihubungan oleh keluarga.

4. Aktivitas post visit

Fase terakhir adalah pendokumentasian, dimana perawat melakukan

pencatatan secara lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di

pelayanan kesehatan, tempat perawat bertugas.

E. Sasaran atau klien dari keperawatan kesehatan komunitas

1. Individu

Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko

tinggi, lansia, penderita penyakit menular (tuberkulosis paru, kusta,

malaria, demam berdarah, diare dan ISPA atau pneumonia) serta penderita

penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus dan stroke.

2. Keluarga

Keluarga yang menjadi sasaran prioritas adalah keluarga yang

termasuk rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau

resiko tinggi (high risk group) dengan prioritas sebagai berikut:

7
a. Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan

kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu

sehat.

b. Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan

kesehatan serta mempunyai masalah kesehatan yang ada

hubungannya dengan tumbuh kembang balita, kesehatan reproduksi,

dan penyakit menular.

c. Keluarga yang tidak termasuk miskin, tidak mempunyai masalah

kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan

kesehatan

3. Kelompok

Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan

terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dalam suatu

institusi maupun tidak. Contoh kelompok masyarakat khusus yang terikat

dalam suatu institusi misalnya warga sekolah, pesantren, panti asuhan,

panti wreda, rutan dan lapas. Sedangkan kelompok masyarakat khusus

yang tidak terikat dalam institusi khusus misalnya posyandu, kelompok

balita, ibu hamil, lansia, penderita penyakit tertentu dan pekerja informal.

4. Masyarakat

Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan terhadap

timbulnya masalah kesehatan, seperti:

8
a. Masyarakat di suatu wilayah yang jumlah bayi meninggal lebih tinggi

dari wilayah lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dari

wilayah lain, cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari wilayah

lain.

b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular

c. Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana alam

atau akibat lainnya

d. Masyarakat di tempat yang kondisi geografisnya sulit (daerah

terpencil)

e. Masyarakat di daerah pemukiman baru yang sulit dijangkau

transportasi, misalnya di daerah transmigrasi.

F. Karakteristik pelayanan kesehatan rumah


1. Pelayanan kesehatan rumah memiliki karakteristik sebagai bentuk

pelayanan kesehatan promotif dan preventif yang menjadi prioritas utama

dengan tidak mengabaikan upaya pengobatan, pencegahan kecacatan yang

dilakukan dalam bentuk kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi.

2. Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terpisah – pisah, namun

dilkukan secara terpadu (interdisiplin) dalam rangka memenuhi kebutuhan

klien.

3. Pendekatan penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh.

Agen adalah pengelola yang bertanggung jawab terhadap seluruh

pengelolaan pelayanan kesehatan rumah baik penyediaan tenaga, sarana

9
dan peralatan serta mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.

Sejak awal berdirinya pelayanan kesehatan rumah, banyak organisasi yang

telah membuat program pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan

klien.

G. Hubungan Perawat – Klien Dengan Keluarga

Perawat – perawat yang berkunjung ke rumah memiliki perhatian

terhadap seluruh masalah kesehatan yang teridentifikasi dari keluarga tertentu

atau sekelompok keluarga. Perawat tersebut memiliki kemapuan klinik yang

general dan dapat bekerja dengan klien dari seluruh kelompok usia.

Prinsip hubungan perawat – klien dengan keluarga :

1. Focus intervensi perawat adalah keluarga

2. Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan

kesehatan dan meliputi tiga level pencegahan.

3. Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap

kesehatan.

4. Perawat adalah tamu di rumah keluarga

Fase hubungan perawat-klien dengan keluarga

1. Fase premisiasi atau persiapan

Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan

di kunjungi dari puskesmas atau ibu kader,perawat perlu membuat laporan

pendahuluan untuk kunjungan yang dilakukan. Baik perawat yang sudah

berpengalaman fase ini di perpendek jangka waktunya. Sangat penting

10
untuk dilakukan fase ini adalah kontrak waktu kunjungan dengan

keluarga.

2. Fase inisiasi atau perkenalan

Fase ini mungkin memerlukan berapa kali kunjungan Selama fase ini,

perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana

keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan.

3. Fase implementasi

Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan

untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-

sama dengan keluarga. Lakukan intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi

nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan

pendidikan kesehatan sesuai dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula

informasi tertulis.

4. Fase terminasi

Difase ini, perawat membuat kesimpulan hasi kunjungan berdasarkan

pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun

rencana tindak lanjut terhada masalah kesehatan yang sedang ditangani

dan masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga penting dilakukan

fase terminasi. Tinggalkan nama dan nomor telpon.

11
5. Fase paska kunjungan

Fase terakhir ini sering terabaikan. Difase ini hendaknya membuat

dokumentasi lengkap tentang hasil kunjunagan untuk di simpan di

pelayanan kesehatan, tempat perawat bertugas.

H. Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah

Perawat pelayanan kesehatan, terlibat dalam perawtan langsung dan

perawatan tidak langsung. Dalam melaksakan tugasnya, perawat pelayanan

kesehatan rumah menjalankan beberapa macam peran.

1. Perawatan Langsung

Perawatan yang diberikan mengacu pada aspek fisik yang nyata yang

diperoleh melalui intraksi perawat – klien. Kegiatan pelayanan secara

langsung yang diberiakan pada klien meliputi pengkajian fisik klien,

mengganti balutan luka, memberikan injeksi, memasang kateter dan atau

memberi injeksi ntravena. Selain itu perawat memberiakn pendidikan

kesehatan pada klien dan anggota kluarga yang memberikan pelayanan

kesehatan ( Caregiver), tentang cara cara melakukan prosedur tertentu.

Perawat dapat membantu klien dan keluatga mengembangkan sikap

yang positif. Kemampuan dan kecakapan tehnis harus diperhatikan oleh

perawat pelayanan kesehatan rumah sehinga dapat menerima pembayaran

jasa yang telah diberikan oleh pihak ke III. Untuk menentukan tindakan

apa saja yang telah dilakukakan oleh perawat maka berikut ini terdapat

beberapa hal yang harus dicatat secara ade kuat yaitu :

12
a. Apakah pelayan kompleks, diberiakan oleh perawat yang terekistrasi

(RN)

b. Apakah yang dapat dilakukan perawat yang terampil sesuai dengan

kondisi klien

c. Dapatkan pelayanan yang diberikan dilakukan oleh seseorang yang

bukan petugas kesehatan

d. Apakah instruksi yang diberikan dalam merawat klien melipuyi

pengetahuan, instruksi (perawatan) dilakukan oeh seorang perawat RN

Guna menjawab pertayaan tersebut, perawat pelayanan kesehatan

rumah harus memiliki dasar pengetahuan yang cukup untuk mengetahui

dan menafsirkan / menginterprestasikan kata keterampilan. Klien dan

keluarga mempunyai penafsiran terhadap pelayan yang diberikan data

subyektif atau obyektif. Beberapa contoh dari pelayanan kesehatan berikut

ini, akan membantuk petugas keperawatan untuk menyakinkan mereka

tentang objektifitas pelayanan yang diberikan.

2. Perawatan Tidak Langsung

Perawatan tidak langsung dilakukan ketika klien tidak mempunyai

kontak langsung dengan perawat. Perawatan cenderung pada perawatan

tidak langsung lebih kearah kegiatan konsultasi. Perawat pelayanan

kesehatan rumah dihubungi oleh perawat rumah sakit untuk melanjutkan

kegiatan kegiatan yang telah dilakukan klien dan keluarga misalnya dalam

hal merawat ostomi.

13
Perawat pelayanan kesehatan rumah berfungsi sebagai tenaga

konsultan, nasehat yang diberikan tentang bagaimana cara mengatur

klien dengan masalah tertentu melalui kerja sama dengan anggota lain

dalam tim. Pertemuan tim secara berkala yang memberikan perawatan

tidak langsung dipelayanan kesehatan rumah dilakukan secara teratur. Ini

merupahkan waktu yang ideal untuk meni ngkatkan koordinasi dan

kesinambungan pelayanan perawatan klien dan menggunakan sumber

daya secara optimal.

I. Standar Praktik Pelayanan Kesehatan Rumah

Standar praktik merupakan salasatu prangkat yang diperlukan oleh

setiap tenaga profesinal. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi

harapan minimal bagi para perawat profesional dalam memberikan asuhan

keperawataan yang aman efektif dan etis. Standar praktik pelayanan kesehatan

rumah yang dikembangkan oleh Amerikan Nurse Association(1986)yang

memperlihatkan hubungan proses keperawatan dengan standar praktik .

a. Standar I (Organisasi)

Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh

perawat profesional tingkat master yanag telah dipersiapkan untuk

memberi pelayanan kesehatan rumah dan mempunyai pengalaman baik

secara organisasi maupun diorganisasi kesehatan komunitas. Pimpinan

dan perawat pelaksana bekerja bersama-sama, untuk membuat rencana

14
dan program yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelayanan

komunitas.

Perawat administrator (pengelola) membuat misi,filosofi,dan tujuan

agen yang akan memutuskan jenis pelayana yang dibutuhkan klien adan

keluarganya di lingkungan mereka. Anggaran kebijakan perorangan dan

metoda evaluasi terhadap program dan personal ditetapkan. Penetapan

cara memantau program kendali mutu untuk memperbaiki dan meningkat

pelayanan yang diberikan.

b. Standar II-IV (Teori)

Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk

pengkajian ,intervensi,dan evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari

keperawatan,kesehatan masyaraka,fisik,sosial dan ilmu prilaku.

Perawatan pelayanan kesehatan rumah bertanggung jawab untuk

mengkaji klien dan kluarga pada sat kunjungan rumah pertama kali dan

kunjungan teratur brikutnya. Informasi ynga diprileh dari klien dan

keluarga di tetapkan menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif

dan subjektif. Sebagai contoh:

1) Data subjektif : meliputi informasi klien,keluarga,dokter dan

perawat dalam bentuk komuniksai verbal.informasi diperoleh

melalui pertanyaan langsung untuk me\lengkapi data dasar guna

mendirikan diagnosis keperawatan yang akurat meliputi:

a) Diagnosis

15
b) Status kesehatan

c) Riwayat keluarga

d) Tinjauan terhadap riwayat kesehatan dan penyakit yang terkait

dengan system kardiopaskuler, paru - paru, muskuloskeletal,

gastrointestinal, genitourinaria, endokrin, neurologi dan

integument

e) Kondisi sosial ekonomi,meliputi: sumber pengahasilan,besarnya

penghasilan,agama,sistem pendukung,keamanan lingkungan

dan ketergantungan terhadap pekerjaan.

f) Pola hidup sehari-hari yang mencakup diet,pola

makan,eliminasi,istirahat dan tidur,latihan,aktivitas,rekreasi dan

kebersihan.

2) Data objektif: diperoleh dari tijaun seluruh sistem tubuh melalui

pengkajian /pemeriksaan fisik secara terampil dari kepala hingga

kaki. dari data lain yang tercatan pada format diklinik pelayanan

rumah, diidentifikasi dan dikembangkan menjadi diagnosis

keperawatan. Pada tahap pengkajian parawt pelayanan kesehatan

rumah menentukan profesi lain yangg dibutuhkan klien seperti ahli

terapi okupasi, ahli terapi wicara, pekerja sosial, dibidang kesehatan.

ahli gizi keluarga harus dilibatkan dalam secaraa keseluruhan dalam

proses keperawatan.

16
c. Standar V (Perencanaan)

Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek

dan jangka panjang. Tujuan berfokus pada unsure-unsur promosi dan

pemeliharaan kesehatan, pemulihan dan pencegahan terjadinya

komplikasi.

d. Standar VI (pelaksanaan / intervensi)

Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama

dan sesudah kunjungan rumah., bertanggung pada keperluan perawat

pelayanan kesehatan rumah bertanggung jawab membantu klien kembali

ketingkat fungsi optimal dan kesehatannya dan menjamin klien dan

keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam pelayanan kesehatan rumah,

penyuluhan, pengawasan terhadap obat-obat dan diet dan evaluasi

terhadap Pengaturan klien dengan diabetes.

e. Standar VII (evaluasi)

Secara bersama-sama klien , keluarga dan perawat pelayanan

kesehatan rumah melakukan penilaian terhadap status klien dan

kemajuan yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Karena pada kunjungan rumah yang pertama perawat telah menjelaskan

kepada klien dan keluarga tentang tujuan jangka pendek dan tujuan

jangka panjang yang harus dicapai.

17
f. Standar VIII ( keperawatan Berkelanjutan)

Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system

keperawatan yang menyediakansuatu transisi secara bertahap bag

kliendan keluarga, dari rumah sakit kerumah.hal ini dilakukan

melalui koordinasi dengan sumber daya lainyang ada dimasyarakat

sesuai dengan kebutuhan klien.

g. Standar IX (kerja sama antar di-siplin)

Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah

cukup penting karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan

kesehatan rumah. agar kerja tim antar disiplin ini sukses maka mereka

harus bersama sama merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi

terhadap pelayanan yang diberikan.

h. Standar X (pengembangan Profesional)

Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil

bagian) dalam menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi

terhadap kelompok, evaluasi diri sendiri yang merupakan bagian dari tim

keehatan.

Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk

meningkatkan pendidikan formal maupun kegiatan ilniah lainnya.

Pengembangan professional adalah suatu area pentiing karena pelayanan

kesehatan rumah sedang berkembang dengan pesat dalam rangka

18
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah sosisl dan ebutuhan

peleyanan kesehatan dirumah.

i. Standar XI (Riset)

Perawat pelayana kesehatanrumah berpartisifasi daalam berbagai

kesempatan dalam melakukan riset,walau belum pernah mempunyai

pengalaman riset keperawatan terutama dalam riset keperawatan

komunitas.namun jika sumberdaya dan faktor pendukung dalam

penelitian tersebut memadai ,perawat kesehatan rumah dapat dilibatkan.

j. Standar XII (Etika)

Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat

guna membuat pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat

kilen,melakukan promosi kesehatan,memberikan informed consent dan

melakukan kontrak pertama untuk melihat sumberdaya yang ada

dimasyarakat.dilema dan komflik diselesaikan melalui suatu mekanisme

yang di rancang dan disepakati. Untu kmencapai tujuan tersebut perawat

bertanggung jawab untuk membina hubungan saling percaya dengan

keluarga dalam meyakinkan bahwa rumah adalah tempat yang sesuai

untuk pemberian pelayanan kesehatan.

J. Pendekatan Interdisiplin Dalam Pelayanan Kesehatan Rumah

Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah.

Tanpa kerja sama yang efektif tidak akan terjadi pelayana yang

berkesinambungan, sehingga akan terjadi kebingungan dan salah pengertian

19
pada klien dan keluarga. Proses kolaborasi di mulai dari rumah sakit dengan

rrencana pulang, perawat di rumah sakit yang mengidentifikasi akan

kebutuhan klien untuk pelayanan kesehatan rumah yang merencanakan

bersama dengan dokter untuk membuat program di rumah nanti.

Rencana pulang (Discharge planning) yang telah di buat, kemudian di

kordinasikan dengan pelayanan kesehatan rumah dan secara khusus di minta

untuk memberikan pelayanan sesuai dengan permintaan dari dokter. Jika

personal yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan rumah terdiri

atas bebwrapa disiplin maka di rektur dari agen yang memberikan pelayanan

kesehatan rumah tersebut harus maelakukan pengawasan dari proses

kolaborasi.

Dalam pelayanan kesehatan rumah para anggota profesional stress karena

perubahan peran dan tumpang tindi tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap

anggota profesi secara hati- hati menganalisis peranannya untuk menghingdari

kerangcungan maupun kebingungan dalam memberikan pelayanan kesehatan

rumah pada klien sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Yang

bertanggung jawab terhadap klien adalah dokter yang merawat sebelumnya,

harus menjamin pengobatan untuk klien.

Dalam pelaksanaannya, tiap anggota profesional yang bekerja di

pelayanan kesehatan rumah melakukan evaluasi ulang terhadap status

kesehatan klien dan melaporkannya kepada dokter pengelolah kemudian di

modifikasi rencana pengobatan klien tersebut. Pelayanan telah di berikan,

20
memerlukan pendokumentasian. Hal ini selain untuk mempertanggung

jawabkan apa yang telah di lakukan dalam menjamin kesinambungan, sebagai

bukti suksesnya kerja sama antar disiplin. Peran dan fungsi profesi antar

disiplin bergantung beberapa faktor, faktor tersebut meliputi pengetahuan,

keterampilan dan sikap dengan karakteristik masing-masingv anggota tim

harus kompeten sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di bidang mereka.

Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah

adalah dokter, Ahli fisioterapi, ahli okupasi, ahli terapi wicara.

21

Anda mungkin juga menyukai