2. Epa Paujiah, M. Si
Oleh;
1152060041
BANDUNG
2018
Judul Praktikum : Sistem Reproduksi Jantan
Tujuan Praktikum : Mempelajari Anatomi Sistem Reproduksi jantan dan cara analisis
sperma.
A. Landasan Teori
Fertilisasi internal memerlukan perilaku kooperatif, yanag mengarah ke kopulasi. Pada
beberapa kasus, perilaku seksual yang tidak karakteristik (sesuai karakter atau ciri)
dihilangkan oleh seleksi alam secara langsung, sebagai contoh, laba-laba betina akan
memakan jantan jika sinyal-sinyal reproduksi spesifik tidak diikuti selama perkawinan.
Fertilisasi internal juga memerlukan system roproduksi yang canggih, termasuk organ
kopulasi yang mengirimkan sperma dan reseptakel atau penyangga untuk penimpanannya dan
pengangkutannya menuju telur yang matang (Campbell dkk., 2003).
Untuk bereproduksi secara seksual, hewan harus mempunyai sitem yang menghasilkan
gamet dari satu jenis kelamin ke gamet dengan jenis kelamin lain yang beebeda. System
reproduksi tersebut sangat beraneka ragam. System yang paling sederhana bahkan sama
sekali tidak mempunyai gonad yang jelas, yaitu organ yang menghasilkan hamet pada
sebagian besar hewan. System reproduksi yang paling kompleks mempunyai banyak
kumpulan saluran dan kelenjar aksesoris yang membawa dan melindungi gamet dan embrio
yang sedang berkembang. Banyak hewan yang sangat kompleks. System reproduksi cacing
pipih parasit misalnya, merupakan salah sastu yang paling kompleks dalam kingdom hewan
(Campbell dkk., 2003).
Pada sebagian besar spesies mamalia, termasuk manusia, organ reproduksi eksternal
jantan adalah skrotum dan penis. Organ reproduksi internal terdiri atas gonad yang
menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan
produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa
sperma dan sekresi glandular (Campbell dkk., 2003).
Secara normal pertumbuhan dan pembuahan alat reproduksi merupakan suatu proses
yang bertahap dan memerlukan beberapa waktu postnatal sebelum terlihat tanda-tanda birahi
pada individu baru. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh hewan penting artinya untuk
perkembangan fungsi kelamin pada hewan jantan maupun betina. Estrus terjadi pada hewan
betina tidak hamil menurut siklusritmik yang khas. Interval antara timbulnya suatu periode
birahi ke permulaan birahi berikutnya dikenal dengan suatu siklus birahi. Interval-interval ini
disertai oleh suatu seri perubahan-perubahan fisiologik di dalam saluran kelamin betina
(Toelihere, 1981).
Biologi reproduksi merupakan topik penting dalam penelitian biomedis. Gangguan
fungsi reproduksi menjadi salah satu permasalahan mendasar baik pada manusia maupun
hewan. Keberadaan hewan model (hewan coba) sangat dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan-permasalahan tersebut melalui penelitian in vivo . Tikus (Rattus norvegicus)
albino atau yang dikenal sebagai “tikus putih” adalah hewan yang paling sering digunakan
sebagai model dalam penelitian biomedis. Oleh karena dapat mewakili sistem biologis
mammal, maka hewan ini tepat untuk dijadikan sebagai hewan coba dalam kajian praklinik.
Salah satu galur yang paling banyak digunakan adalah tikus Wistar yang mulai
dikembangbiakkan di Wistar Institute sejak 1906 (Fitria, dkk. 2015 : 29).
Organ reproduksi yang berperan penting dalam pembentukan sperma adalah testis. Alat
kelamin jantan menunjukkan perubahan musiman, dan ukuran testis akan meningkat. Pada
umumnya testis setiap individu memiliki susunan yang sama yaitu tersusun atas tubulus
kontortus seminiferus yang merupakan tempat pembentukan sperma (spermatogenesis),
kemudian dilanjutkan ke tubulus rektus seminiferus, kemudian rete testis, ductus different
dan epididimis. Tubulus kontortus seminiferus yang tersusun dari sel-sel spermatogenik yaitu
spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, sermatid, dan spermatozoa.
Dalam tubulus kontortus seminiferus juga dijumpai adanya sel sertoli yang berperan untuk
memberi nutrisi pada sperma. Di antara tubulus kontortus seminiferus terdapat jaringan
interstitial. Dalam jaringan intertitial terdapat sel Leydig yang berfungsi untuk menghasilkan
hormon testosteron (Phadmacanty, 2014 : 86).
Organ reproduksi pada vertebrata terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar asesorinya.
Ada 2 macam gobad (disebut jug kelenjar (sel) kelamin atau kelenjar biak) yaitu gonad yang
menghasilkan sel kelamin betina (ovum) dan sel kelamin jantan/ spematozoon (suminto,
2008 :7).
Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran rreproduksi
jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan
dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada
beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ
kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003:19).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan
anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses
fertilisasi. Misalnya hewan akuatik padda umumnya melakukan fertilisasid\ di luar tubuh
(fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi
interna) (Pratiwi,1996:101).
Testis terdapat didalam tubuh hewan jantan. Testis tersimpan didalam rongga perut,
dengan ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesenterium khusus (mesorchium). Pada
vertebrata tinggi testis sudah dikeluarkan dari rongga perut, disimpan dalam skrotum. Testis
selain sebagai kelenjar bak juga sebagai kelenjar endokrin penghasil hormon testosteron
(Suminto, 2008 : 7).
Sperma dihasilkan oleh sel tubulus seminiferus dalam testes. Sel-selnya berupa sel
germinae dengan bermacam-macam tahap perkembangan dan sel sertoli yang memberikan
dukungan spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal.
Spermatozoon memiliki 4 bagian yaitu kepala, akrosom, midpiece, dan ekor. Sperma sangat
sensitif terhadap suhu. Sel leydig ditestes menghasilkan hormon testosteron yang distimulai
oleh LH (Anonim, 2016 : 3-5).
No Alat Jumlah
Alat Bedah (gunting, skalpel, jarum,
1 1 paket
baki)
2 Jarum pentul 1 buah
3 Timbangan elektronik berskala mg 1 buah
4 Pipet tetes 1 buah
5 Kaca objek 1 buah
6 Mikroskop 1 buah
7 Bowl eksikator 1 buah
8 Pembakar Bunsen atau lampu spirtus 1 buah
Bahan
No Bahan Jumlah
C. Langkah Kerja
Gambar Keterangan
Penis pada tikus terletak dibawah
perut atau diantara selangkangan,
ukurannya ± 1 cm. Terdapat lubang
dibagian bawahnya untuk
mengeluarkan urin atau semen.
Skrotum terdapat dibawah perut,
diantara selengkangan dibelakang
penis dan posisinya lebih bawah
bawah dari penis. Skrotum berfungsi
merupakan kulit tipis yang melapisi
atau menyelimuti testis. Dan pada
skrotum bagian pinggirnya terdapat
rambut-rambut, sementara tengahnya
tidak, sehingga jelas terlihat
skrotumnya berwarna merah.
No Gambar Keterangan
4 Vas deferens merupakan
saluran panjang, yang
menghubungkan epididimis
dengan vesika seminalis.
Selain itu nampak bahwa
vas deferens memiliki
diameter yang kecil seperti
urat dan nampak sebagai
Vas deferens
bagian reproduksi yang
terpanjang, yang dibagian
tengahnya berdekatan
dengan vesika urinaria.
5. Vesika seminalis terletak
diatas vesika urinaria,
bagian sisi-sisinya tampak
bergerigi, selintas bentuk
geriginya seperti jengger
ayam. Vesika seminalis
berfungsi untuk
mengekskresikan cairan
E. Pembahasan
1. Testis
Testis merupakan organ reproduksi yang sangat penting bagi laki-laki
karena didalamnya terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus yang
berfungsi menghasilkan sel-sel kelamin laki-laki (sperma) dan menghasilkan
hormone testoteron. Testis berbentuk oval dan berjumlah sepasang dalam testes
banyak terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus.
Organ ini dilindungi oleh struktur yang disebut skrotum.
2. Saluran pengeluaran atau duktus ekskresi terdiri atas vas deferens, epididimis,
vas deferens, saluran ejakulatories, dan uretra.
- Vas eferens merupakan saluran penghubung tubulus seminiferus dengan
epididimis. Saluran ini tidak tampak dari luar.
- Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok didalam testis yang berfungsi
sebagai penyimpan sperma sampai sperma matang.
- Vas deferens merupakan saluran lanjutan epididimis, dan bersambung pada
saluran ejakulatories atau saluran pemancaran.
- Saluran ejakulatories, Saluran ini berjumlah sepasang yang berfungsi
memancarkan semen ke bagian uretra. Cairan semen mengandung sperma
dan zat-zat lain yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar reproduksi laki-laki
- Uretra berfungsi untuk mengalirkan sperma dan air kencing (urin), (Cartono,
2004).
3. Kelenjar kelamin terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
cowper.
- Kelenjar Vesikula seminalis
Ada sepasang kelenjar vesicularis yang terletak di kanan-kiri ampula
duktus deferens. Pada ruminansia kelenjar ini besar dan susunannya berlobus-
lobus. Pada kuda kelenjar ini bentuknya memanjang. Saluran keluar dari
kelenjar ini bermuara ke dalam urethra, secara umum muaranya menjadi satu
dengan ampula sehingga ada 2 muara di kiri dan kanan. Muara ini disebut
ostium ejaculatorium. Kadang-kadang muaranya terpisah, yaitu muara
kelenjar vesicularis berada di bagian cranial dari kelenjar ampula. Sekresi
kelenjar ini banyak mengandung protein, potasium, fruktosa, asam sitrat,
asam askorbut, vitamin dan enzim, warnanya kekuning-kuningan karena
banyak menagndung flavin dengan pH 5,7-6,2. Sekresi kelenjar vesicularis
pada sapi merupakan 50% dari total volume ejakulasi, sedangkan pada kuda
dan babi lebih sedikit prosentasenya.
- Kelenjar Prostata
Pada sapi sepasang, berbentuk bulat dan tidak berlobus. Kelenjar ini
lebih dikenal daripada kelenjar vesicularis. Terdiri dari 2 bagian, badan
prosatata dan prostata yang cryptik. Bagian badan prosatata terdapat di
belakang ampula dekat diatas urethra pars pelvina, sehingga disebut corpus
prostata. Badan prostata berukuran lebar 2,5-4,0 cm dan tebal 1,0-1,5 cm.
Bagian prostata yang cryptik disebut pars disseminata. Pars diseminata
mengelilingi urethra pars pelvis. Di bagian dorsal ukurannya mencapai tebal
1,0-1,5 cm, panjang 10-12 cm dan tertutup oleh otot urethra. Sekresi kedua
bagian ini melalui beberapa muara kecil masuk ke dalam urethra. Sekresinya
banyak mengandung ion an organik (Na, Cl, Ca, Mg). Pada sapi sekeresinya
sangat encer dan mempunyai pH yang basa (7,5-8,2).
Dua anatomi yang menguatkan yaitu pada bagian ureter dan uretranya. Pada
sistem ekskresi ureter berfungsi sebagai saluran yang akan mengirim hasil
metabolisme tubuh untuk dikeluarkan melalui saluran uretra kemudian keluar
melalui lubang penis. Sedangkan pada sisem reproduksi uretra berfungsi sebagai
saluran yang akan dilewati sperma, kemudian sperma itu akan keluar melalui
lubang penis.
Selanjutnya sperma memasuki saluran vas deferens hingga ujung saluran dan
bercampur dengan tiga macam secret hasil sekresi kelenjar vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Ketiga secret tersebut bersifat basa yang
berguna agar sperma tetap hidup dan bergerak lincah dalam uretra dan saluran
genital wanita yang bersifat asam. Selanjutnya semen keluar dari ujung vas
deferens menuju saluran ejakulatories dan uretra yang merupakan saluran
kencing. Keluarnya semen dari dalam tubuh disebut ejakulasi, (Cartono, 2004:
249).
Pada praktikum kali ini tugas untuk mengamati motilitas dan velositas
sperma tikus tidak dapat di hitung dan jelas karena sperma yang diamati mati dan
faktor lain-lainnya. Adapun pembahasannya berdasarkan literatur adalah sebagai
berikut.
Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media
pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak
serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan
kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase
sera ergonin, dan sedikit (trace) vitamin-vitamin serta enzi-enzim.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan pada setiap bagiannya, diantaranya:
- Anatomi Sistem Reproduksi Jantan
1) Pada sistem reproduksi tikus putih (Rattus norvegicus) Jantan bagian
eksterna terdiri dari beberapa organ penting diantaranya: Penis dan
Skrotum.
2) Pada sistem reproduksi tikus putih (Rattus norvegicus) Jantan bagian
interna terdiri dari beberapa organ penting diantaranya: ovarium, saluran
reproduksi (oviduct, uterus dan vagina), dan beberapa kelenjar asesoris.
Selain itu terdapat juga organ-organ pada sistem eksresi yang mulai dari
ginjal, ureter, vesikula urinaria, hingga uretra.
- Jumlah Sperma
1) Perhitungan jumlah sperma menghasilkan angka 420.000/mL.
- Motilitas sperma dan Velositas sperma pada tikus putih (Rattus norvegicus)
tidak dapat dihitung dan terlihat jelas di bawah mikroskop karena berbagai
faktor diantaranya ketidak telitian dalam membaca prosedur dan
menggunakan alat yang digunakan.
-
F. Pertanyaan dan Jawaban
1. Sistem reproduksi dipelajari bersamaan dengan sistem ekskresi
menggambarkan adanya kaitan yang erat dari kedua sistem tersebut.
a. Tunjukan 2 data anatomis yang menguatkan adanya kaftan ini
b. Bagaimana proses pengeluaran sperma dari urine pada hewan jantan
Jawaban:
Jawaban :
Macam – macam parameter
a. Volume sperma
b. pH sperma
c. kekerasan dan warna sperma
d. viskositas sperma
3. Dengan mengetahui sistem reproduksi pada hewan jantan ada beberapa
manfaat, yang bisa diterapkan, misalnya dalam kontrasepsi (kastrasi,
vasektomi, bahan antifertilisasi), seleksi hewan unggul (sperma beku,
inserminasi buatan), dan upaya membantu pasangan ingin anak (bahan
pengikat fertilisatas sperma). Jelaskan istilah dan prinsip kerjanya.
Jawaban :