Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN REPRODUKSI I

KEGANASAN SISTEM REPRODUKSI: KANKER OVARIUM

Disusun Oleh:

Jajang Nurjaman

CKR0160022

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES KUNINGAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum w. w.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “KEGANASAN SISTEM REPRODUKSI: KANKER
OVARIUM.” Dalam rangka pemenuhan tugas kelompok mata kuliah keperawatan reproduksi I dan
tentunya untuk mempelajari lebih dalam mengenai proses terjadinya kanker ovarium pada wanita.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kami dan
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah ini belum
sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai penyusunan makalah
ini sangat diharapkan oleh penyusun.

Wassalammua’alaikum w.w.

Kuningan, 10 april 2018

Penyusun :
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan....................................................................................................2

1.4 Manfaat..................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN TEORI.....................................................................................3

2.1 Definisi Keganasan...............................................................................3

2.2 Macam-macam Keganasan Sistem Reproduksi....................................3

BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................................5

3.1 Definisi Kanker Ovarium......................................................................5

3.2 Epidemiologi.........................................................................................5

3.3 Klasifikasi.............................................................................................6

3.4 Etiologi..................................................................................................8

3.5 Manifestasi Klinis.................................................................................8

3.6 Patofisiologi..........................................................................................9

3.7 Komplikasi..........................................................................................13

3.8 Pemeriksaan Diagnostik......................................................................13

3.9 Penatalaksanaan..................................................................................13

3.10 Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul......................................14

BAB 4 PENUTUP.................................................................................................15

4.1 Kesimpulan.........................................................................................15

4.2 Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari
ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun
biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).

Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker ovarium disebut
sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi, 70-
80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemana-
mana (Wiknjosastro, 1999).

Kanker ini menyerang pada wanita terlebih pada usia diatas 50 tahun. Selain itu, wanita di negara
industri lebih beresiko. Dan di Indonesia sendiri beberapa tahun ini temuan kasus keganasan salah
satunya kanker ovarium sering ditemukan dan menjadi penyebab kematian bagi seseorang. Sehingga
wanita Indonesia perlu waspada akan penyakit ini terutama yang tinggal di area perindustrian
karena di Indonesia juga banyak perusahaan-perusahaan industri.

Sehingga penting dirasa untuk mempelajari lebih luas lagi mengenai kanker ovarium khususnya bagi
mahasiswa keperawatan yang nantinya menjadi tenaga kesehatan. Oleh karena itu pada
penyusunan makalah ini akan dibahas mengenai proses terjadinya kanker ovarium sebagai salah
satu penyakit keganasan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan keganasan?

2. Apa yang dimaksud dengan kanker ovarium?

3. Bagaimana proses jalannya penyakit dari kanker ovarium?

4. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul pada kanker ovarium?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami proses jalannya
penyakit dari kanker ovarium.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini, yakni:

1. Mengetahui definisi dari keganasan

2. Mengetahui definisi dari kanker ovarium


3. Mengetahui penyebab dari kanker ovarium

4. Mengetahui tanda dan gejala dari kanker ovarium

5. Mengetahui dan memahami patofisiologi dari kanker ovarium

6. Mengetahui masalah keperawatan yang muncul pada kanker ovarium.

1.4 Manfaat

Disusunnya makalah ini bermanfaat untuk bahan referensi dan asupan wawasan bagi pembaca
mengenai kanker ovarium. Selain itu, penyusun lebih memahami mengenai proses terjadinya kanker
ovarium sebagai salah satu penyakit keganasan pada wanita.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Keganasan

Keganasan adalah kanker, neoplasma, atau tumor yang tumbuh secara tidak terkontrol, dan dapat
menyerang jaringan di dekatnya dan bermetastasis, atau menyebar, ke area lain dari tubuh.

Keganasan adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-sel tersebut tidak pernah
menjadi dewasa.

2.2 Macam-macam Keganasan Sistem Reproduksi

Berikut beberapa penyakit keganasan yang menyerang sistem reproduksi manusia, yakni:

1. Pria

a. Kanker prostat

Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat, dimana sel-sel kelenjar
prostat tumbuh secara abnormal sehingga mendesak da n merusak jaringan sekitarnya. Prostat
adalah kelenjar seks pada pria yang berukuran kecil, terletak di bawah kandung kemih dan
mengelilingi saluran kencing.

b. Kanker testis

Kanker testis adalah keganasan yang terjadi pada organ testis. Gejala awal ditandai dengan rasa
nyeri pada skrotum atau perut bagian bawah, atau hanya terasa adanya perubahan pada testis.
Gejala umum kanker testis adalah adanya sedikit pembesaran pada testis, atau adanya benjolan
kecil yang tidak terasa sakit pada testis.

2. Wanita

a. Kanker leher rahim atau kanker serviks

Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim pada perempuan dewasa.
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel
pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi, sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel
kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh selsel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut
biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel
kanker.

b. Kanker ovarium

Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium, biasanya menyerang wanita yang
sudah menopause. Kanker ovarium sebagian besar berbentuk tumor kistik dan sebagian kecil
berbentuk tumor padat.

c. Kanker payudara

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum
yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun
kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan
pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
d. Kanker uterus atau rahim

Kanker uterus merupakan keganasan yang menyerang uterus pada organ reproduksi wanita. Yang
dimana terjadi proliferasi abnormal kelenjar endometrium.

e. Kanker vulva

Kanker vulva atau disebut neoplasia intraepitelial vulva (NIV) menyebar secara primer melalui
pembuluh limfatik ke nodus limfe inguinal superfisial. Pruritis vulva atau massa vulva ditemukan
pada >50% pasien.

f. Mola hidatidosa atau hamil anggur

Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi gelembung-gelembung
mola dan bekuan darah. Hamil anggur terjadi akibat kegagalan pembentukan bakal janin,
sehingga terbentuk jaringan permukaan membran mirip gerombolan buah anggur.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Kanker Ovarium

Kanker ovarium merupakan keganasan yang muncul dari ovarium; kanker yang sangat progresif; sulit
didiagnosis. Prognosis bergantung pada jenis histologi dan stadium. Sebanyak 90% berupa tumor
epitel primer. Tumor stroma dan sel benih juga merupakan jenis tumor yang penting.

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari
ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun
biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).

Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30% dan 10% terpadat
pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas
/ pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low – maligna potensial) dan jelas ganas
(true malignant) (Priyanto, 2007).

Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker ovarium disebut
sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi 70-
80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemana-
mana (Wiknjosastro, 1999).

3.2 Epidemiologi

Setelah kanker paru, payudara, dan kolon, kanker ovarium primer merupakan penyebab tersering
kematian akibat kanker diantara wanita di Amerika Serikat (sekita 40% bertahan hidup selama 5
tahun). Lebih sering terjadi setelah usia 50 tahun. Wanita di negara industri lebih berisiko. Kanker
ovarium metastatik: lebih sering terjadi dibandingkan kanker di area lain pada wanita yang
sebelumnya mengalami kanker payudara yang telah diobati.

Temuan kasus kanker epitel ovarium di Amerika Serikat terdapat 22.220 kasus baru dan 16.210
kematian; Ingrris: 6734 kasus baru dan 4687 kematian. Jumlah pasien yang meninggal akibat
keganasan ini di negara-negara industri Barat lebih besar dibandingkan jumlah semua kematian yang
diakibatkan kanker ginekologis lain jika jumlahnya disatukan.

3.3 Klasifikasi

Tahap-tahap kanker ovarium (Price, 2002):

1. Stadium I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium.

2. Stadium II: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluas pelvis.

3. Stadium III: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis diluar pelvis
atau nodus inguinal atau retro peritoneal positif.

4. Stadium IV: Pertumbuhan mencakup satu/kedua ovarium dengan metastasis jauh


3.4 Etiologi

Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan hormonal berperan
penting dalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker
ovarium, diantaranya:

1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel
ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.

2. Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium.
Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan in-vitro, androgendapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan
sel-sel kanker ovarium.

Sedangkan faktor resiko yang dapat memicu terjadinya, antara lain:

1. Masalah infertilitas atau nuliparitas

2. Hidup membujang

3. Usia >50 tahun

4. Pajanan terhadap asbes dan bedak.

5. Riwayat kanker payudara atau kanker rahim

6. Riwayat kanker ovarium pada keluarga (genetik)

7. Diet tinggi lemak jenuh

8. Mutasi gen BRCA (Breast Cancer) 1 dan BRCA 2

3.5 Manifestasi Klinis

Hal-hal yang menjadi tanda dan gejala serta sering muncul pada kasus kanker ovarium adalah:

1. Kembung

2. Peningkatan ukuran perut

3. Nyeri pelvis atau abdomen

4. Sulit makan atau merasa cepat kenyang

5. Urgensi atau sering berkemih

6. Untuk stadium lanjut ditemukan perubahan pola buang air besar atau salah pencernaan dan
penurunan berat badan yang drastis.

Seringkali untuk tanda-tanda kembung, peningkatan ukuran perut, sulit makan atau merasa cepat
kenyang dan sering berkemih merupakan tanda-tanda yang samar dan tidak terdeteksi oleh dokter.
Untuk memperjelas diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan fisik yakni deteksi massa adneksa pada
pemeriksaan panggul. Selain itu, pada tingkat lanjut pada pemfis ditemukan massa panggul imobil
berukuran besar, asites yang terasa tegang, dan lingkaran usus yang melekat.

3.6 Patofisiologi

Kanker ovarium cepat menyebar per intraperitoneum melalui pertambahan ukuran setempat atau
penyebaran benih permukaan, dan terkadang melalui aliran limfe dan aliran darah. Metastasis ke
ovarium dapat terjadi dari kanker payudara, kolon, lambung, dan pankreas.

Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor ovarium. Dapat ditemukan
pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 50 tahun ke atas, pada masa reproduksi
kira-kira separuh dari itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor predisposisi ialah tumor
ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan sekitar yang menyebabkan
berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut
merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth,
2002).

Kanker di ovarium terdiri dari berbagai jenis dan multi kompleks. Hal ini akan
menjadi sulit dalam hal menentukan histogenesisnya. Kanker yang berasal dari
epitel, dimulai dengan adanya inklusi epitel permukaan pada stroma yang
berkembang menjadi kista. Selain itu, letak tumor yang tersembunyi dalam rongga
perut dan sangat berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita, makanya
diperlukan stadium kanker agar kita mengetahui seberapa jauh penyebaran kanker tersebut.

Stadium kanker ovarium ditentukan berdasarkan pemeriksaan sesudah laparatomi. Penentuan


stadium dengan laparatomi lebih akurat, oleh karena perluasan tumor dapat dilihat dan ditentukan
berdasarkan pemeriksaan patologi ( sitologi atau histopatologi ), sehingga terapi dan prognosis
dapat ditentukan lebih akurat.

Banyak kanker ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama tumor ovarium kecil.
Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas hormonal dan komplikasinya.

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut, tekanan
terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain
gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar dapat
mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengganggu
pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.

Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal dan
supraclavikular. Untuk selanjutnya menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru-paru, hati dan
otak, obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas
ovarium (Harahap, 2003).
3.7 Komplikasi

Adapun komplikasinya adalah sebagai berikut:

1. Asites: kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur-stuktur yang
berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor mealui cairan
peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.

2. Efusi Pleura: dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju
pleura.

3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

4. Edema pada kaki

5. Obstruksi usus

6. Kakeksia berat

3.8 Pemeriksaan Diagnostik

1. Laboratorium

a. Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang diwariskan.

b. Pemeriksaan laboratorium terhadap penanda tumor (Seperti antigen karsinoma ovarium,


antigen karsinoembrionik, dan HCG) menunjukkan abnormalitas yang dapat mengindikasikan
komplikasi.

2. Pencitraan: USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor.

3. Prosedur Diagnostik: Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas.

4. Pemeriksaan Lain: Laparotomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi tumor,
dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium.

3.9 Penatalaksanaan

Pencegahan kimiawi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker ovarium adalah
dengan pemakaian kontrasepsi oral dapat menurunkan insidensi kanker ovarium hingga 50 %.

1. Umum

a. Terapi radiasi (jarang digunakan karena dapat menyebabkan mielosupresi, yang membatasi
keefektifan kemoterapi)

b. Radioisotop sebagai terapi ajuvan

c. Diet tinggi protein

d. Makan sedikit tetapi sering.


2. Pengobatan

a. Kemoterapi setelah pembedahan

b. Imunoterapi

c. Terapi sulih hormon pada remaja putri pra-pubertas yang menjalani salpingo-ooforektomi
bilateral.

3. Pembedahan

a. Histerektomi total per abdomen dan salpingo-ooforektomi bilateral dengan reseksi tumor.

b. Omentektomi, apendektomi, palpasi nodus limfe dengan kemungkinan limfadenektomi, biopsi


jaringan, dan bilas peritoneum.

c. Reseksi ovarium yang terkena.

d. Biopsi omentum dan ovarium yang tidak terkena.

e. Bilas peritoneum untuk pemeriksaan sitologi cairan pelvis.

3.10 Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul

Berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat muncul dalam kasus kanker ovairum, yakni:

1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf intra abdomen

2. Inkontinensia urine berhubungan dengan kandung kemih terdesak.

3. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan aspirasi, asam lambung
mengingkat.

4. Kekurangan intake nutrisi berhubungan dengan anoreksia

5. Syok Hemoragik berhubungan dengan menoragia, penipisan sel epitel ovarium.


BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada BAB 2 dan 3 dapat ditarik kesimpulan:

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari
ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun
biologis yang beraneka ragam. Penyebab pasti dari penyakit ini tidak diketahui.

Kanker ovarium cepat menyebar per intraperitoneum melalui pertambahan ukuran setempat atau
penyebaran benih permukaan, dan terkadang melalui aliran limfe dan aliran darah. Metastasis ke
ovarium dapat terjadi dari kanker payudara, kolon, lambung, dan pankreas.

4.2 Saran

Telatnya diagnosa kanker ovarium karena tanda dan gejala yang samar-samar membuat kanker ini
disebut silent killer. Namun kita dapat mencegah terjadinya kanker ovarium dengan pola hidup yang
bersih dan sehat. Selain itu, dengan mengatur pola makan kita akan mengurangi resiko terjadinya
kanker.
DAFTAR PUSTAKA

Norwitz, Errol R. dan John O. Schorge. 2006. At a Glace: Obstetri Ginekologi, Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.

Billota, Kimberly A.J. 2011. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan, Edisi 2. USA:
Lippincoltt Williams & Wilkins.

Kowalak, Welsh, dan Mayer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, vol.
2, Ed. 6.Jakarta: EGC

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta, EGC.

W. Zulfi. 2014. Asuhan Keperawatan Kanker Ovarium. Diunduh


pada digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5040repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/
4/Chapter%20II.pdf. (pukul 09.00, 31 Maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai