NUR AINUNLIMBUSALIN
B.15.07.179
By Nur Ainunlimbusalin
Background: Contraception In Womb (AKDR) is appliance object into very effective womb,
revesible and is long-range, can wear by all woman of age of reproduktif.
Goal: Analise factor related to usege of Contraception in Intrauterine Device In Womb in
Puskesmas Sendana Town Of Palopo 2016.
Metode: Desain or this research device use type research of analytic survey, with approach of
sectional cross, that is research study done/conducted to measure variable of depebden and of
variable dependen when together Populasi is the pverall. Of research object to check. Population
at this research is all consumer of acceptor of KB in region Work Puskesmas Sendana Counted
488 person. Sample in this case is some of consumer of acceptor of KB exist in region Work
Puskesmas Sendana counted 83 People. Data Processed to use Statistical Product Service
Solution and (SPSS) and analysed by univariat and bivariate with test of statistic chi-square is
and also presented in the form of frequency distribution table.
Result: (P-value =0,002),husband support (Value p=0,020), factor of personality is P
Value=1,000, health of mother (Value p=0,000) and economic social of Value is P=1,000
Conclution: Relation, husband support,personal factor, health of and mother of social economic
lowly it him usege of intrauterine device in womb in region Work Puskesmas Sendana Town of
Palopo.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan
rahmat dan Anugrah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Di Puskesmas Sendana Palopo Tahun 2016”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, tidak sedikit kesulitan yang penulis alami, namun
dengan penuh ketabahan dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu dengan penuh ketulusan penulis menghanturkan
rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Nilawaty Uly,
S.Si.,Apt.,M,Kes selaku Pembimbing I, Bapak H.Asriadi,S.Kep.,Ns.M.Kep selaku pembimbing
II dan Andi Misnawati SKM.,M.Kes selaku Penguji. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rahim Munir, S.P.,M.M, selaku Pembina Yayasan Pendidikan Mega Buana Palopo.
2. Ibu Dr. Nilawaty Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes, selaku Ketua STIKES Mega Buana Palopo, yang
telah memberikan arahan dan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Program Diploma
Empat Kebidanan.
3. Ibu Evawati Uly, S.Farm.,Apt, selaku Ketua Bidang Keuangan STIKES Mega Buana Palopo
4. Bapak I Wayan Djuliarsa, SKM.,M.Kes, selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik STIKES
Mega Buana Palopo.
5. Bapak Imran Nur SIP.,M.Si, selaku Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan STIKES Mega
Buana Palopo.
6. Ibu Wahyuni Arief, S.ST.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi D.IV Kebidanan STIKES
Mega Buana Palopo.
7. Seluruh staf dan dosen STIKES Mega Buana Palopo yang selalu memberi masukan dan
support kepada peneliti.
8. Musakkar,SKM,.SH.,MH.Kes selaku Kepala Puskesmas Wara Kota Palopo yang telah
memberi kesempatan untuk melakukan penelitian.
Melalui kata pengantar ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada orang tua dan saudara-saudaraku yang tidak pernah berhenti memberi dukungan yang
tidak ternilai harganya bagi penulis. Serta teman-teman mahasiswa yang senantiasa saling
membantu hingga saat ini.
Penulis juga menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak luput dari kekurangan dan
kelemahan. Untuk itu kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kelengkapan karia tulis ilmiah ini.
Akhir kata dengan penuh harapan semoga materi dalam penulisan ini dapat bermanfaat
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang
Palopo, Agustus 2016
(Nur Ainunlimbusalin)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
F. Instrument ................................................................................................ 34
B. Pembahasan.............................................................................................. 45
A. Kesimpulan .............................................................................................. 55
B. Saran ........................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
modern dimana telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan
masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang di letakkan dalam cavum uteri sebagai
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah tidak dapat di pasang pada
sebab yang tidak jelas, pada kehamilan (terjadi abortus, mudah perforasi,
pada bulan pertama, tindakan ini akan memberi perlindungan lebih dari konsepsi.
Klien harus melakukan kunjungan pertama dalam waktu kurang lebih enam minggu.
Kunjungan ini harus dilakukan pada masa menstruasi pertama pasca pemasangan
Untuk menemukan asal mula alat kontrasepsi dalam rahim sulit sekali. Orang
Arab di percaya memasukkan batuk kedalam uterus unta mereka, guna mencegah
unta mereka hamil dalam perjalanan panjang melintasi gurun pasir. Pada tahun
1909, alat kontrasepsi dalam rahim pertama di rancang untuk mencegah konsepsi
adalah sebuah cincin yang di buat dari usus ulat sutra oleh dr.Richter. Pada tahun
1962, Dr Lippes memperkenalkan sebuah AKDR yang terbuat dari plastik yang
disebut Lippes Loop. Pada tahun 1969 kawat tembaga di tambahkan pada AKDR,
yang ternyata meningkatkan efektivitas alat tersebut. Baru-baru ini AKDR terbaru
diperkenalkan dengan efek samping yang lebih sedikit, efektivitas lebih tinggi dan
Cara kerja AKDR yakni meninggikan getaran saluran telur sehingga pada
nidasi hasil konsepsi dan menimbulkan reaksi mikro infeksi, sehingga terjadi
penumpukan sel darah putih yang melarutkan blasto-kista serta lilitan logam
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) tidak dapat di pasang dalam keadaan
dengan sebab yang tidak jelas, pada kehamilan (terjadi abortus, perdarahan infeksi)
(Manuaba, 2013).
Menurut hasil penelitian yang di lakukan oleh Siti Widiyawati dkk pada tahun
2012, ditemukan bahwa ada hubungan yang bermakna pemakaian AKDR terhadap
pendidikan dukungan suami. Begitu juga penelitian yang di lakukan oleh Risa
kelompok.
jumlah pasangan usia subur (PUS) 2.834 dan sebagai peserta aktif sebanyak 2.622
dan tidak aktif sebanyak 212 peserta oleh karena belum pernah hamil dan ingin
menambah anak. Jenis-jenis alat kontrasepsi yang digunakan paling banyak adalah
kontraespsi PIL 993 (38%), suntik 767 (29%), impla 561 (21%). MOW 134 (5%)
AKDR 117(4%), kondom 46(2%), MOP 4 (1%), berdasarkan data tersebut ternyata
akseptor AKDR berada pada posisi atau ranking ke 5 dari seluruh akseptor KB. Hal
ini memberikan gambaran bahwa belum semua pasangan usia subur (PUS) dalam
memilih AKDR sebagai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk digunakan.
kawin umur 15-49 tahun menggunakan alat/cara KB sebesar 56,0% dan adapun
proporsi penggunaan alat kontrasepsi pada perempuan berstatus kawin usia 15-49
25,6% dan tidak pernah sama sekali sebesar 18,4%. Ada pun proporsi perempuan
berstatus kawin umur 15-49 tahun menurut jenis penggunaan alat/cara KB yaitu
pakai peserta KB aktif adalah suntikan (47,39%), kemudian PIL (22,90%), Kondom
penggunaan kontrasepsi bagi peserta KB baru yang terbanyak selama tahun 2013
Implant (8,84%), IUD (3,21%), MOW (1,04%), MOP (0,25%), obat vagina (0,00%)
Penggunaan alat kontrasepsi IUD di Kota Palopo pada Tahun 2014 sebanyak
1073 orang yang berasal dari 11 Puskesmas. Yang yang terendah pengguna IUD
KB sebanyak 488 orang yang terdiri dari IUD 9 orang, suntik sebanyak 362 orang,
dan kebutuhan dalam memilih alat kontrasepsi yang di gunakan. Jumlah anak atau
paritas juga merupakan pertimbangan ibu untuk tidak menggunakan AKDR karena
jangka waktu pemasangan yang lama dan pendapatan, karena biaya pelayanan
AKDR yang relative mahal dan biaya untuk menjangkau fasilitas kesehatan (Nana,
2013).
anak, keamanan IUD, ketersediaan alat kontrasepsi IUD, tempat pelayanan KB,
Faktor dari variable tempat pelayanan KB (0,987) dan dukungan suami (0,987)
merupakan faktor loading yang terbesar di banding dengan variable yang lain.
Faktor ini di namakan factor motivasi karena tempat pelayanan KB yang dekat
dengan tempat tinggal ibu dan adanya dukungan dari suami dalam pemilihan
kontrasepsi memotivasi ibu untuk memilih alat kontrasepsi IUD (Manurung, 2012).
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sarce Pinontoan dkk pada tahun
2014 menemukan bahwa ada hubungan antara paritas dengan pemakaian AKDR
Uraian pada latar belakang yang mendorong peneliti tertarik untuk melakukan
2016”.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka, penulis merumuskan masalah
penelitian ini adalah “Faktor apakah yang berhubungan dengan Penggunaan Alat
2016”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2016.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Praktis
3. Manfaat Institusi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan
terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan sel telur dengan sel
sperma. Untuk itu berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding
cara ini untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal tubuh.
Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih 24 jam
setelah ovulasi basal akan naik lagi sampai lebih tinggi daripada suhu
sebelum ovulasi.
subur dalam siklus dan waktu fertilasi maksimal dalam masa subur.
subur dapat ditentukan dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
2010).
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik. Ada yang dililit tembaga (Cu)
adapula yang tidak, adapula yang dililit tembaga bercampur perak(Ag). Selain itu
Untuk menemukan asal mula alat kontrasepsi dalam rahim sulit sekali.
Orang arab di percaya memasukkan batu dalam uterus unta mereka, guna
mencegah unta mereka hamil dalam perjalanan panjang melintasi gurun pasir,
pada tahun1909, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pertama yang dirancang
untuk mencegah konsepsi adalah sebuah cincin yang dibuat dari usus ulat sutra
sebuah cincin perak yang di kenal sebagai cicin Graefenberg. Di banyak negara
konsepsi illegal pada masa tersebut dan antibiotik belum dikembangkan untuk
mengobati infeksi panggul. Kemudian pad tahun 1934 kota di Jepang
1962, Dr Lippes memperkenalkan sebuah AKDR dari plastik yang disebut Lippes
Loop. AKDR tidak tersedia bagi wanita sampai tahun 1965 melalui klinik keluarga
berencana, ada tahun 1969, kawat tembaga di tambahkan pada AKDR yang
(Everet, 2012).
tahun), haid menjadi lebih lama dan lebih banyak, pemasangan dan pencabutan
tidak boleh di pakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular Seksual
Menurut Ayu putri Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD bagi
banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat
efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang
menyususi, AKDR tidak akan mempengaruhi ASI, kelancaran ataupun Kadar Air
dalam uterus. AKDR memiliki benang yang menggantung turun ke dalam vagina,
yang dapat diperiksa oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi
sperma dan ovum melalui perubahan pada tuba fallopi dan cairan uterus, ada
reaksi pada benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mengurangi
kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan.
Tembaga pada AKDR di percaya bersifat toksik terhadap sperma dan ovum
(Everett, 2012).
Nova-T.
a) Medicated IUD
tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja
3 tahun).
digunakan di Indonesia adalah dari jenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan
1) Progestasert-T = Alza T
2) Ling-20
melaksanakan nidasi.
konsepsi.
4. Efektivitas
AKDR efektif mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai 100% yang
kegagalan yang jauh lebih rendah pada semua tahap pemakaian tanpa ada
kumulatif stelah 12 tahun adalah 2,3 per 100 pengguna, 0,4 dinataranya adalah
kehamilan ektopik. Gynefix memiliki angka kehamilan kumulatif sebear 0,5
a. Keuntungan
2) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti.
terakhir).
b. Kerugian
6) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
10) Klien tidak dapat melepas AKDR pada dirinya sendiri karena petugas
11) Mungkin AKDR keluar lagi dari uterus tanpa diketahui/ sering terjadi
13) Perempuan harus memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu. Untuk
6. Indikasi.
Beberapa indikasi penggunan AKDR pada wanita pasangan usia subur
a. Usia reproduksi.
b. Keadaan nullipara.
7. Kontra Indikasi
d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus septic.
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
1) Ekspulsi.
3) Perforasi uterus.
b. Untuk sukses atau berhasilnya insersi IUD tergantung pada beberapa hal yaitu
siklus haid asal kita yakin seyakin-yakinnya bahwa calon akseptor tidak
c. Insersi Post-Abortus
Karena konsepsi sudah dapat terjadi 10 hari setelah abortus maka IUD
trisemester I.
c. Persiapan alat
Dari berbagai sumber hasil penelitian banyak faktor yang berpengaruh terhadap
penggunaan AKDR pada wanita usia subur. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
penggunaan AKDR adalah faktor pribadi yang meliputi: faktor usia, paritas/jumlah
anak, tujuan reproduksi, hubungan senggama, pengaruh orang lain. Faktor yang
kedua adalah faktor kesehatan ibu, yang ketiga adalah social ekonomi dan yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saragi (2014) bahwa faktor yang
melewati vagina, juga rasa takut akan terjadinya infeksi serta rasa takut
mendapat dukungan suaminya. Dukunagn suami pada akseptor IUD dan non
(10%) responden yang tidak memiliki dukunagn suami sedangkan akseptor NON
(40%) responden yang tidak memiliki dukungan suami (Budiadi dkk, 2013).
Hal yang sama juga di temui dalam penelitian yang dilakukan oleh Supiani
kontrasepsi dalam rahim sangat tinggi yaitu sekitar 96,8%. Karena hubungan
hubungan adalah erat dan menempati tingkatan yang keempat dari lima
(2010).
Begitu pula pada penelitian yang dilakukan oleh Juliani Purba dkk (2013)
ditemui ada hubungan dukungan suami dengan keikut serta menjadi akseptor
Pemantang Siantar.
3. Faktor pribadi
Faktor usia mempengaruhi ibu memilih AKDR karena merasakan sudah tua
sehinggah sudah tidak ingin mempunyai anak lagi sementara pada usia mudah
biasanya pemilihan AKDR dengan alasan untuk menjarangkan jarak kehamilan.
bahwa sebagian besar ibu menyatakan mereka memilih AKDR karena badan
sehat namun ada pula yang menyatakan karena memili maslah kesehatanyang
tersebut sesuai dengan pendapat pendit (2006) yaitu keadaan tertetu termasuk
anemia, adanya infeksi atau PMS, kelainan serviks atau uterus dan gangguan
menyiapkan dana yang diperlukan. Harga AKDR berkisar dari Rp. 500.000,- Rp.
dibawah UMK tentu enggan untuk memilih dan memakai AKDR ini (Aldriana,
2013).
(Marliza 2013).
status ekonomi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada wanita usia subur
Begitu juga pada penelitian yang dilakukan Yuli Astuti dkk (2012), tentang
13% dari 287 responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut
Puskesmas Tuminting Kota Manado selain faktor ekonomi juga faktor usia ibu .
Dalam penelitian itu disimpulkan bahwa dalam penelitian tersebut ada hubungan
antara ekonomi dengan penggunaan AKDR dengan nilai p Value >a= 0,05 (Ayu
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep atau paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah
paradigma ganda. Pada penelitian ini peneliti akan meneliti variable rasa aman dan
Rasa Aman
Dukungan Suami
Rendahnya
Faktor Pribadi Penggunaan
AKDR
Kesehatan Ibu
Sosial Ekonomi
Keterangan :
= Variebel Independen
= Variebel Dependen
E. Defenisi Operasional
1. Variabel Independen
a. Rasa aman
Kirteria objektif :
b. Dukungan suami
Kirteria objektif :
c. Faktor Pribadi
Kirteria objektif :
AKDR yang meliputi riwayat kesehatan yang kurang baik dan tidak cocok
dengan kontrasepsi.
Kirteria objektif :
2) Tidak : Jika ibu tidak memiliki riwayat kesehatan yang kurang baik
e. Sosial Ekonomi
Kirteria objektif :
2. Variabel Dependen
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim(AKDR) atau spiral adalah suatu alat yang
Kirteria objektif :
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
bersamaan.
1. Lokasi
1. Populasi
Kerja Puskesmas Sendana sebanyak 488 orang pada bulan agustus tahun 2016.
2. Sampel
Sampel dalam hal ini adalah sebagian pengguna akseptor KB yang ada di
wilayah Kerja Puskesmas Sendana. Penentuan besar sampel pada penelitian ini
N
𝑛=
1 + N ( d2 )
Keterangan:
N :Jumlah populasi
N = 488 responden
d = 0,1jadi,
N
𝑛=
1 + N (d2 )
488
𝑛=
1 + 488( 0,1²)
488
𝑛=
1 + 488( 0,01)
488
𝑛=
1 + 4.88
488
𝑛=
5.88
𝑛 = 82,9𝑛 = 83 responden
D. Pengumpulan data
1. Data primer
Data yang dikumpulkan langsung dari responden data tentang data
demografi respon dendan variable yang di teliti yaitu frekuensi penggunan AKDR
2. Data sekunder
Data yang di peroleh dari laporan Bagian KIA/KB tentang jumlah akseptor
KB.
E. Pengolahan data
d. Cleaning
e. Describing
F. Instrumen
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang
berisi pertanyaan tentang variable yang diteliti. Bentuk pertanyaan yang diberikan
untuk data demografi responden dan jenis alat kontrasepsi berupa pertanayaan
jawaban lain boleh menuliskan jawaban ada tempat yang disediakan. Untuk variebel
independen yaitu rasa aman dan dukungan suami, pertanyaannya dalam bentuk
checklist menggunakan skala Gutmann jika pilihan YA di beri skor 1 dan jika pilihan
G. Analisa data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
jika nilai p ≥0,05, berarti hasil perhitungan statistic tidak bermakna artinya tidak
H. Etika penelitian
1. Informed consent
Lembar persetujuan akan diberikan kepada setiap responden yang menjadi
3. Confidentiality (kerahasiaan)
BAB IV
Pada bab ini akan dikemukakan hasil dan pembahasan mengenai faktor yang
Puskesmas Sendana Kota Palopo Tahun 2016. Penelitian ini dilaksanakan mulai
bulan juni sampai dengan juli 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 83 orang.
A. Hasil Penelitian
wilayah Kota Palopo yang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu kelurahan Mawa.
Selatan.
tahun 2014 yaitu sebanyak 6.071 jiwa yang erdiri dari jenis kelamin laki-laki
sebanyak 3.052 jiwa dan jenis kelamin perempuan sebanyak 3.019 jiwa.
a. Umur Responden
Jumlah responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 64 orang
(77,1%) dan umur >35 tahun terdapat 19 orang (22,9%) jumlah responden
83 orang.
b. Pendidikan Responden
(45,8%) dan yang paling sedikit adalah D3 sebanyak 5 orang (6,0%) jumlah
responden 83 orang.
c. Pekerjaan Responden
dan yang paling sedikit adalah PNS sebanyak 2 orang (2,4%) jumlah
responden 83 orang.
d. Pendapatan Responden
83 orang.
3. Analisis Univariat
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai rasa aman, dukungan suami,
faktor pribadi, kesehatan ibu, sosial ekonomi dan pengguna Alat Kontrasepsi
Dalam rahim (AKDR) di Puskesmas Sendana Kota Palopo Tahun 2016.Hal ini
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Aman pada Penggunaan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas Sendana
Kota Palopo Tahun 2016
Jumlah
Rasa Aman
Frekuensi Persen
Ya 62 74,7%
Tidak 21 25,3%
Total 83 100.0%
berdasarkan variable rasa aman yang terbanyak adalah yang merasa amanse
orang (25,3%).
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami pada Penggunaan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
di Puskesmas Sendana Kota Palopo Tahun 2016
Jumlah
Dukungan Suami
Frekuensi Persen
Ya 42 50,6%
Tidak 41 49,4%
Total 83 100.0%
Sumber: Data Primer Tahun 2016
orang (49,4%).
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pribadi pada Penggunaan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
di Puskesmas Sendana Kota Palopo Tahun 2016
Jumlah
Faktor Pribadi
Frekuensi Persen
Ya 23 27,7%
Tidak 60 72,3%
Total 83 100.0%
Sumber: Data Primer Tahun 2016
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Kesehatan Ibu pada Penggunaan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
di Puskesmas Sendana Kota Palopo Tahun 2016
Jumlah
Kesehatan Ibu
Frekuesni Persen
AKDR 15 18,1%
orang (89,1%).
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi Yang
Digunakan di Puskesmas Sendana Kota Palopo Tahun 2016
Jumlah
Jenis Alat Kontrasepsi
Frekuensi Persen
AKDR 10 12,0%
4. Analisa Bivariat
Palopo Tahun 2016. Dimana hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.6
Penggunaan AKDR
Total
Rasa Aman Ya Bukan
n % n % N %
Ya 3 4,8 59 95,2 62 100
didapatkan P value = 0.002. Karena nilai p< 0.005, maka Ha diterima dan Ho
ditolak berarti ada hubungan rasa aman dengan penggunaan Alat Kontrasepsi
Tabel 4.7
Penggunaan AKDR
Total
Dukungan Suami Ya Bukan
n % N % N %
Ya 9 21.4 33 78.6 42 100
didapatkan P value = 0.020. Karena nilai p< 0.005, maka Ha diterima dan Ho
2016.
tabel 4.8
Penggunaan AKDR
Total
Faktor Pribadi Ya Tidak
n % n % N %
Ya 3 13,0 20 87,0 23 100
didapatkan P value = 1,000. Karena nilai p> 0.005, maka Ha ditolak dan Ho
diterima berarti tidak ada hubungan faktor pribadi dengan penggunaan Alat
2016
Tabel 4.9
0.000. Karena nilai p< 0.005, maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada
Tabel 4.10
Penggunaan AKDR
Total
Pendapatan Ya Tidak
N % n % N %
≥ Rp.2.250.000,- 0 0,0 3 100 3 100
didapatkan P value = 1,000. Karena nilai p> 0.005, maka Ha ditolak dan Ho
diterima berarti tidak ada hubungan faktor sosial ekonomi dengan penggunaan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas Sendana Kota Palopo
Tahun 2016.
B. Pembahasan
(AKDR)
penggunaan AKDR yang tidak nyaman yuaitu 7 orang sedangkan yang nyaman
ada 3 orang tidak nyaman menggunakan AKDR dan penggunaan AKDR yang
lain nyaman ada 59 orang dan tidak nyaman ada 14 orang total 83 orang.
merasa tidak aman menggunakan AKDR karena alasan takut, khawatir terhadap
nyeri yang hebat hanya nyeri sedang saja tetapi akan di kuatirkan akan terjadi
infeksi, mengganggu hubungan suami istri, mudah lepas dan biasa juga
pemasangan KB IUD.
bercak-bercak darah yang akan keluar melalui vagina sehingga ibu takut untuk
memakai IUD akan tetapi keluarnya bercak darah itu tidak akan menimbulkan
perdarahan yang hebat pada ibunya bercak darah yang keluar setelah
kemungkinana akan terjadi apabila seorang ibu melakukan pekerjaan yang akan
ibu tersebut dan juga biasanya terjadi pada waktu haid, disebabkan ukuran IUD
itu biasa akan menembus ke perut, jantung tetapi tidak akan mengakibatkan hal-
benang IUD dari waktu ke waktu untuk melakukan ini perempuan harus
hambatan pribadi, budaya, kesehatan dan rasa takut menjadi alasan akseptor
Saragih (2014), menyimpulkan bahwa faktor rasa aman merupakan faktor yang
Penelitian yang sama juga yang dilakukan oleh Manurung, dkk (2012) tentang
rasa aman mempunyai nilai uji kelayakan faktor sebesar 0,776 yang berarti ada
pengaruh yang faktor rasa aman terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD.
(AKDR)
dukungan suami didpatkan 9 orang dan tidak mendapatkan dukungan suami ada
suami 33 orang dan yang tidak mendapatkan dukungan suami 73 orang total 83
orang.
terhadap ibu melalui rasa simpati, berminat terhadap ibu, bersikap toleran
atau suka tanpa syarat dan juga mencoba untuk membantu ibu dalam
kecil, dengan kata lain sebagian besar pengguna non AKDR tidak mendapatkan
dukungan dari suami. Jadi dukungan suami disini sangat mempengaruhi ibu-ibu
mengantar sang istri untuk pemasangan IUD dan juga pada saat pemasangan
pemsangan IUD), tidak hanya waktu, support yang diberikan pada istrinya dalam
memeriksakan jika ada kelainan pada saat melakukan hubungan suami istri,
tidak merasa nyaman adanya benda asing yang ada didalam rahim ibu.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan
Menurut Kidlesy bahwa suami memiliki peranan penting dalam memilih IUD
mendapat dukungan suaminya. Hal yang sama juga di temui dalam penelitian
yang dilakukan oleh Supiani dan Sugiyanto tentang hubungan dukungan suami
kontrasepsi dalam rahim sangat tinggi yaitu sekitar 96,8%. Keeratan hubungan
Begitu pula pada penelitian yang dilakukan oleh Juliani Purba dkk (2013)
ditemui ada hubungan dukungan suami dengan keikut sertaan menjadi akseptor
KB pada ibu bersalin peserta Jampersal di RSUD DR.Djasamen Saragih
Pematang Siantar .
(AKDR)
dan 7 orang tidak menyetujui suaminya untuk berKB AKDR dan yang
AKDR.
Yang termasuk faktor pribadi dalam penelitian ini meliputi alasan ibu untuk
Faktor usia merupakan salah satu alasan yang mempengaruhi ibu memilih
AKDR karena merasa sudah tua sehingga sudah tidak ingin mempunyai anak
lagi sementara pada usia muda biasanya pemilihan AKDR dengan alasan untuk
menopause.
Faktor tujuan reproduksi yang mempengaruhi ibu memilih AKDR karena
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Marikar
Ayu, dkk di Puskesmas Tuminting Manado tahun 2015 bahwa salah satu faktor
(AKDR).
sehat dan yang tidak ada 3 orang yang mengganggu kesehatannya dan
mempengaruhi ibu antara lain riwayat kesehatan yang kurang baik misalnya:
diantaranya tekanan darah ringgi, badan gemuk, jadi subur, gagal pusing, lupa
minum dan sebagainya. Sedangkan alasan untuk mereka yang tidak memiliki
masalah kesehatan adalah tidak ada masalah dan tidak ada keluhan .
lebih besar dibanding dengan yang tidak memiliki riwayat kesehatan pada
(AKDR)
akan lebih mampu memilih kontrasepsi yang efeftif dan mahal daripada keluarga
yang tidak mampu, karena keluarga yang tidak mampu KB bukan merupakan
kebutuhan pokok.
Bagi sebagian ibu yang tidak memiliki pekerjaan atau bisa di bilang hanya
suami yang bekerja tetapi tidak itupun hanya untuk bisa dimakan saja dalam hal
ini banyak ibu yang tidak menggunakan IUD ini karena di anggapnya yang mahal
dana yang diperlukan. Harga AKDR berkisar dari Rp. 500.000,- Rp. 750.000,-
dengan harga yang relative mahal, untuk kalangan penghasilan dibawah UMK
tentu enggan untuk memilih dan memakai AKDR ini (Aldriana, 2013).
pemerintah. Selain itu alat dan biaya pemasangan AKDR selama di laksanakan
Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
<Rp.2.250.000,-.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunarsih dkk
alat kontrasepsi pada wanita usia subur ke Kelurahan Campang Raya Bandar
Lampung.
Begitu juga pada penelitian yang dilakukan Yuli Astuti dkk (2012), tentang
Klaten.Ada 13% dari 287 responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
kontrasepsi dalam penelitian yang dilakukan Ayu Putri dkk (2015), tentang faktor-
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang berhubungan
Kota Palopo Tahun 2016, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
f. Ada hubungan rasa aman dengan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi dalam
a. Saran
i. Bagi Masyarakat
efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi yang digunakan baik itu informasi
langsung kepada PUS maupun WUS tentang efek samping dari penggunaan alat
kontrasepsi tersebut.
penelitian selanjutnya dan dapat meneliti lebih jauh lagi tentang faktor-faktor lain