I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny hj yarni
Umur : 70 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
2
4. Jantung/Paru : dalam batas normal
5. Abdomen : dalam batas normal
6. Ekstremitas : dalam batas normal
7. Kelenjar limfe : dalam batas normal
V. DIAGNOSA
Herpes Zoster Thoracocervical
3
2. DIAGNOSA BANDING
1. Dermatitis venenata
2. Dermatitis kontak iritan
3. PENATALAKSANAAN
- Acyclovir 5 x 800 mg
- Natrium diklofenak di berikan pada saat nyeri
- Salisil talk di berikan pada lesi yang belum pecah
- Fuson cr 10 gr diberikan pada lesi yang sudah pecah pemberian pasi
dan sore
FOLLOW UP
TD : 130/60 mmHg
Nadi : 95x/menit
Suhu : 36,8 ºC
Pernapasan : 20x/menit
Status Dermatologi
Lokasi :Regio Thoracal dextra dan cervical dextra
Ukuran : milier sampai lentikuler
Efloresensi : Tampak vesikel yang bergerombol dengan dasar macula
eritema yang menyebar bagian daerah thoracal sampai
cervical dextra, vesicel sebagian pecah menjadi krusta.
Ukuran bervariasi, lokasi unilateral
4
A Herpes Zoster Thoracocervical
P Terapi dari perawatan kulit :
Non medikamentosa
- Nacl 0,9% kompres
Medikamentosa
Sistemik
- Inj. Vit C 1 amp/12j/iv
- Inj. Ranitidin 1 amp/12j/iv
- Acyclovir 5 x 800 mg
Topical
- Salisil talk di berikan pada lesi yang belum pecah
- Fuson cr 10 gr diberikan pada lesi yang sudah pecah
pemberian pasi dan sore
5
Gambar
6
Pemeriksaan Hari 2 Tanggal 23 November 2017
S Bebas demam 2 hari (+), Nyeri berkurang (+) , edema (-), rasa panas
didaerah bintil berkurang (+), rasa gatal (-)
O Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 92x/menit
Suhu : 36.5 ºC
Pernapasan : 22x/menit
Status Dermatologi
Lokasi : Regio thoracal dan cervical dextra
Ukuran : milier sampai lentikuler
Efloresensi : Tampak vesikel yang bergerombol dengan dasar macula
eritema yang menyebar bagian daerah thoracal sampai
cervical dextra, vesicel sebagian pecah menjadi krusta.
Ukuran bervariasi, lokasi unilateral
7
Gambar
8
Pemeriksaan Hari 3 Tanggal 24 November 2017
S Bebas demam 3 hari (+), Nyeri berkurang (+) , edema (-), rasa panas
didaerah bintil berkurang (+), rasa gatal (-)
O Tanda vital
TD : 120/60 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36.5 ºC
Pernapasan : 22x/menit
Status Dermatologi
Lokasi : Regio thoracal dan cervical dextra
Ukuran : milier sampai lentikuler
Efloresensi : Tampak krusta bergerombol dengan dasar macula eritema
yang menyebar bagian daerah thoracal sampai cervical
dextra,. Ukuran bervariasi, lokasi unilateral
A Herpes Zoster Thoracocervical
P Terapi dari perawatan kulit :
Non medikamentosa
- Nacl 0,9% kompres
Medikamentosa
Sistemik
- Acyclovir 5 x 800 mg
Topical
- Salisil talk di berikan pada lesi yang belum pecah
- Fuson cr 10 gr diberikan pada lesi yang sudah pecah pemberian
pagi dan sore
9
Gambar
10
PEMBAHASAN
Virus varisella zoster merupakan satu virus yang dapat menyebabkan dua
penyakit. Infeksi VZV primer jugadikenal dengan cacar, biasanya terjadi pada
masa kanak-kanak, namun infeksi VZV berlanjut menginfeksi individu seumur
hidup, virus kemudian berkembang di sepanjang sumsum tulang di ganglia
dorsalis. Biasanya virus varisela zoster mengalami reaktivasi, menyebabkan
infeksi rekuren yang dikenal dengan nama herpes zoster atau shingles. Cara utama
penularan herpes zoster yaitu ditularkan melalui orang ke orang yang kontak
langsung cairan dari kulit yang lesi atau terinfeksi dari sekresi pernapasan Herpes
zoster adalah akibat dari infeksi VZV yang mengalami reaktivasi setelah masa
dorman di ganglion dorsalis. 1,2,3,4
Mula-mula penderita mengalami demam atau panas, sakit kepala, lemas dan
fotofobia akut disertai nyeri yang terbatas pada satu sisi tubuh saja. Pada fase akut
selanjutnya muncul makula kecil eritematosa di bagian tubuh yang nyeri, dalam 1-
2 hari akan berubah cepat menjadi papul dan kemudian berkembang menjadi
vesikel, semakin hari menyebar dan membesar, dapat disertai dengan rasa gatal
dan nyeri yang tak tertahankan. Kemunculan vesikel baru lebih dari satu minggu
hal tersebut berhubungan dengan sindrom imunodefisiensi. Cairan vesikel akan
menjadi keruh disebabkan masuknya sel radang sehingga akan menjadi pustula.
Lesi kemudian akan mengering yang diawali pada bagian tengah sehingga
terbentuk umbilikasi dan akhirnya akan menjadi krusta dalam waktu yang
bervariasi antara 2-12 hari, krusta akan lepas dalam waktu 1-3 minggu, dan
sembuh dalam waktu 3-4 minggu Pada kasus, lokasi herpes zoster thorakoservical
ditemukan vesikel bergerombol multipel, berbentuk bulat, dengan ukuran 0,3 –
0,5 cm diatas kulit eritematosus bersifat unilateral, tidak menyilang garis tengah,
umur vesikel dalam satu gerombolan sama, tetapi dengan gerombolan yang lain
tidak sama, kulit diantara gerombolan normal. Hal ini sesuai dengan herpes zoster
thorakoservical. 1,4,5.
11
Diagnosis banding Dermatitis venenata, dengan gejala klinis ditemukan
eritema edema, vesikel, bula, dan rasa panas di daerah kontak.diagnosis banding
pada kasus ini yaitu dermatitis kontak iritan dengan efloresensi eritema, edema,
papul, vesikel, skuama dan likenifikasi dengan keluhan gatal . Untuk menegakkan
diagnosis secara pasti dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium polymerase
chain reaction (PCR) merupakan tes yang paling sensitif dan spesifik dengan
sensitifitas berkisar 97-100%, membutuhkan setidaknya satu hari untuk
mendapatkan hasilnya. Dengan metode ini dapat digunakan berbagai jenis
preparat seperti scraping dasar vesikel dan apabila sudah berbentuk krusta dapat
juga digunakan sebagai preparat. Tes ini dapat menemukan asam nukleat dari
virus varicella zoster. Dapat juga dilakukan pemeriksaan direct fluorescent assay
(DFA) hasil dari pemeriksan ini cepat untuk mendiagnosis herpes zoster. Preparat
diambil dari scraping dasar vesikel. Tes ini dapat menemukan antigen virus
varicella zoster dan dapat membedakan antara virus herpes zoster dan virus herpes
simpleks dengan sensitivitas 90%.4,5,6
Tujuan utama terapi pada pasien herpes zoster yaitu untuk mempercepat
penyembuhan, mencegah kearah yang lebih parah, mengurangi rasa nyeri akut
dan kronis dan mengurangi komplikasi. Terapi antiviral yang dapat diberikan
asiklovir, famciclovir, valacyclovir, obat ini dapat menghambat polymerase VZV.
Secara umum obat ini aman dan ditoleransi aman pemberian pada orang tua. Efek
samping biasanya mual, muntah, diare, sakit kepala pada 8%-17% pasien.
Asiklovir diberikan 5 kali 800 mg sehari selama 7 – 10 hari atau famciclovir
12
diberikan 250-500 mg 3 kali sehari selama 7 hari. Obat ini diekresikan di ginjal
sehingga dosisnya harus disesuaikan karena memungkinkan terjadinya
insufisiensi ginjal atau alternatif obat lain yaitu valacyclovir diberikan sebanyak
1000 mg 3 kali sehari. Dosis harus disesuaikan pada pasien dengan insufisiensi
ginjal, trombotik trombositopeni purpura atau hemolitik uremik sindrom dan dosis
8000 mg ehari pada pasien dengan defisiensi sistem imun. Antibiotik diberikan
bila ada infeksi sekunder misalnya kulit menjadi bernanah dan terkelupas. Untuk
pengobatan secara topical diberikan tergantung stadium herpes zoster. Pemberian
bedak dapat diberikan jika masih dalam stadium vesikel tujuannya supaya vesikel
tida pecah sehingga tidak terjadi infeksi sekunder. 1,6,7
Dilakukan kompres terbuka bila terjadi erosif dan dapat diberikan salep
antibiotik bila terjadi ulserasi. Pada kasus diberikan asiklovir 5x800 mg per hari
diminum secara oral selama 7 hari, pemberian secara topical bedak salisil 2%
dioleskan dua kali sehari pada lesi keringdan diberikan fuson krim pada
daerahyang sudahpecah. Pasien juga diberikan vitamin C 1 ampul/12 jam sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwan vitamin C adalah antioxidant lini pertama
yang spesifik untuk imunitas dalam melawan virus imunitas selular Kasus
berbasis komunitas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka dengan
asupan vitamin C yang rendah secara signifikan berisiko lebih tinggi untuk
terkena herpes zoster. Vitamin C juga diketahui berhubungan dengan
meringankan rasa nyeri yang diderta pasien. KIE (komunikasi, informasi,
edukasi) diberikan untuk mencegah penularan, menjaga lesi tetap kering, dan
menjaga kebersihan lesi untuk mengurangi resiko superinfeksi bakteri Prognosis
pasien baik jika mendapatkan pengobatan secara dini.1,9
KESIMPULAN
13
pengobatan asiklovir 5x800 mg per hari diminum secara oral selama 7 hari,
pemberian secara topikal bedak talk salisil 2% pada lesi yang belum pecah dan
fucon Cr 10 gram untuk vesikal yang sudah pecah. Prognosis pasien baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15