Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Salah satu penyebab kecelakaan kapal di laut adalah peraan dari awak kapal yang tidak memperhatikan
perhitungan stablitas kapal sehingga dapat mengganggu kesimbangan secara umum yang akibatnya
dapat menyebabkan kecelakaan fatal seperti kapal tidak dapat dikendalikan,kehilangan kesimbangan
dan bahkan tenggelam yang pada akhirnya dapat merugikan harta benda,nyawa dan lingkungan .

Sedemikian pentingnya pengetahuan menghitung Stablitas kapal untuk keselamatan pelayaran,maka


setiap awak kapal harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kondisi
stabilitas kapalnya sehingga keselamatan dan kenyamanan pelayaran dapat tercapai.

Pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang daya apung dan daya muat kapal dimana kedua
hal ini sangat berhubungan dengan stabilitas kapal.
1) PENGERTIAN STABIITAS

Sebelum membahas daya apung dan daya muat kapal terlebih dahulu kita mengetahui arti daripada
sabilitas kapal.Stabilitas kapal adalah kesimbangan dari kapal,merupkan sifat atau kemampuan kapal
untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat senget(kemiringan) yang di sebabkan gaya
gaya dari luar

Secara umum hal hal yang mempengauhi stabilitas kapal dapat dikelompokan menjadi dua kelompok:

a) Faktor Intenal yaitu tata letak cago/barang,bentuk dan ukuran kapal ,kebocoran kaena kandas
atau tubrukan.
b) Faktor External yaitu hal hal yang berasal dari luar misalnya berupa angin,ombak,arus dan badai.

Oleh karena itu maka stabilitas kapal erat hubungannya dengan bentuk kapal,muatan,daft,dan ukuran
dari nilai GM.Posisi M hamper tetap dengan style kapal,pusat buoyancy B digerakan oleh draf kapal
sedangkan pusat gravitasi posisnya bervaiasi tegantung pada muatan.Sedangkan titik M adalah
tergantung dari bentuk kapal,hubungannya dengan bentuk kapal adalah lebar ,tinggi kapal.bila lebar
kapal melebar maka posisi kapal bertambah tinggi dan akan mempengaruhi terhadap stabilitas kapal.

Dilihat dari sifatanya stabilitas kapal dibedakan menjadi dua yaitu

a) Stablitas statis adalah stabilitas kapal dalam kondisi diam terdiri dari stabilitas melintang dan
membujur.
b) Stabilitas Dinamis diperuntukan bagi kapal kapal yang sedang oleng atau menganguk ataupun
saat menyenget besar.dalam teori stabilitas dinamis dikenal juga dengan istilah stabilitas awal
yaitu stabilitas pada senget keci lantara 0-15 drajat.Stabilitas awal ditentukan oleh 3 buah gaya
yuitu titik berat (center of gavity) titik G,Titik pung (center of buoyance) titik B,dan titik Meta
sentries atau titik M.

Adapun macam macam keadaan stablitas yaitu

a) Stabilitas Positif (Stable Equlibrium) ,yaitu suatu keadaan dimana titik G berada di atas titik M
sehinga sebuah kapal yang memliki stabilitas mantap sewaktu menyenget mesti memiliki
kemampuan untuk menegak kembali.
b) Stabilitas Netral (Neutral Equilibrium) yaitu suatu keadaan stabilitas dimana titik G berimpit
dengan titik M.maka momen penegak kapal memeiliki stabilitas netral sama dengan nol,atau
bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali sewaktu menyenget.Dengan kata
lain bila kapal senget tidak ada momen penerus sehingga kapal tetap miring pada sudut senget
yang sama,penyebabnya adalah titik G terlalu tinggi dan berimpit dengantitik M karena terlalu
banyak muatan dibagian atas kapal.
c) Stabilitas Negatif (Unstable Equilibrium) yaitu suatu keadaan stabiitas dimana titi G berada di
bawah titik M,sehingga kapal memilikistabilitas negative dan pada waktu kapal senget tidak
memilikikemampuan untuk menegakkembali bahkan sudut sengetnya bertambah besar.atau
suatu kondisi bila kapal miring karena gaya dari luar maka timbulah sebuah momen yang
dinamakan momen penerus/helling moment sehingga kapal akan bertambah miring.

2) GAYA APUNG

Pengertian Gaya apung ialah kemampuan suatu benda untuk mengapung dalam cairan atau
fluida.hubungan berat benda dengan berat air yang dipindahkan adalah apa yang menentukan jika
benda akan dapat mengapung meskipun ukuran dan bentuk benda memiliki efek ‘mereka bukan alasan
utama mengapa benda mengapung ataupun tenggelam.

Jika suatu benda akan memindahkan air lebih berat itu akan dapat mengapung, Gaya apung itu faktor
penting dalam desain banyak benda dan juga dalam sejumlah kegiatan berbasis air,seperti contoh
berperahu.

a) Prinsip Archimedes

Arcimedes adalah matematikiawan yang hidup pada abad III SM. Yang mendapat penghargaan dengan
menemukan cara bagamana kerja gaya apung.Menurut legendanya Arecemedes masuk kekamar mandi
pada suatu hari dan juga melihat bahwa semakin Arecemedes membenamkan dirinya kedalam air
semakin tinggi tingkat air yang akan naik. Dia menyadari bahwa tubuhnya menggeser air di bak
mandi.yang setelahnya Arcimedes memutuskan bahwa benda yang berada didalam airtinya akankurang
dari benda udara.melalui ini dia juga realisasi lainnya.Arcimedes mendiikan apa yang kemudian dikenal
dengan Prinsip Arcimedes.Adapun prinsip memiliki 2 gaya apung yaitu Gaya apung Positif dan Gaya
Apung Negatif.

b) Gaya Apung Positif

Sebuah benda yang mengapung didalam cairan akan dapat memiliki gaya apung positif hal tersebut
berarti bahwa jumlah air yang dipindahkan oleh berat benda tersebut lebih besar dari pada benda itu
sendiri.Misalnya Paerahu yang beratnya 23 kg tetapi memindahkan 45 kg air akan mudah
mengapng.Perahu yang menggantikan berat air yang lebih besar sebagian karena ukuran dan bentuk.hal
ini menjelaskan mengapa kapal laut yang berukuran besar dapat mengapung asalkan air yang
dipindahkan beratnya lebih besar dari kapal-kapal itu sendiri’mereka tidak akan tenggelam.

c) Gaya Apung Negatif

Gaya apung negatif inilah yang menyebabkan benda tenggelam .Hal tersebut mengacu pada sebuah
benda yang beratnya lebih dari berat cairan yang dipindahkan.Contohnya ialah kerikil mungkin memiliki
berat hanya 25 gram,namun jka hanya memindahkan 15 gram air tidak akan bias mengapung.jika kapal
tersebut setelah di muat memiliki berat 23 kg dengan ditambah 34 k dai bawaan barang,itu tidak akan
lagi mengapung sebab berat totalnya menjadi 56 kg lebih berat dari berat air yang dipindahkan yaitu
sebesar 45 kg.
Hal tersebut juga memungkinkan untuksebuah benda menjadiapung netral atau melayang di air.Hal
tesebut berarti bahwa berat benda danjuga jumlah cairan yang di gantikan yang hamper sama.Sebuah
benda apung netral akan dapat melayang melayang dalam cairan,tidak tenggelam maupun
mengambang.Sebuah kapal selam dapat juga menyesaikan berat badan dengan menambahkan ataupun
mengeluarkan air dalam tanki khusus yang di sebut tanki ballast.Denganemikian kesimbangan ballastnya
,kapal selam akan dapat melayang layang di berbagai tingkatan dibawah permukaan air tanpa harus
tengelam.

d) Ukuran dan Bentuk

Berapa banyak dari pemukaan sebuah benda dapat menyentuh permukan air yang memliki efek pada
suatu daya apung.Sebauah kapalyng sangat besar ini akan banyak memiliki area permukaan,yang berarti
bahwa berat badan kapal yang tesebar dibanyak air,semuanya akan dapat mendorong pada
kapal.Apabila kapalyang sama berada di ai dengan bentuk busur yang dapat mengarah ke bawah,itu
akan dapat mulai tenggelam disebabkan karena semua berat terkonsentrasi di satu area kecil,dan juga
air itu menggusur berat dari berat kapal

3) TITIK-TITIK PENTING DALAM SETABILITAS

Menurut Hind (1987) titik-titik penting dalam stabilitas adalah titik berat (G),Titik Apung (B),titik
Metacentrum (M).

a) Titik Berat (Ceter of Gravity)

Titik berat (Center of Gavity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal merupakan titik tangkap dari
sebuah gaya-gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal.Letak titik G ini dikapal dapat di ketahui
dengan meninjau semua pembagian bobot dikapal makin banyak bobot yang di letakan di bagian atas
makin tinggi letak titik G.

Secara definisi titik berat (G) ialah titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekeja ke bawah.Letak titik G
pada kapal kosong ditentukan oleh hasil pecobaan stabilitas.Pelu ketahui bahwa letak tiik G tegantung
daripada pembagian berat dikapal.Jadi selamatidak ada beat yang bergeser titik G tidak akan berubah
walaupun kapal oleng ataupun mengangguk.

b) Titik Apung (Cente of Buoyance)

Ttik Apung (cente of bouyance) dikenal dengan titik B dai sebuah kapal meupakan titik tangkap dari
resultan gaya –gaya yang menekan tegak keatasdari bagian kapal yang terbenam dala air.Titik tangkap B
bukanlah meupakan titik tangkap suatu titik yang tetap,akan tetapi akan bepindah-pindah oleh adanya
peubahan sarat kapal.Dalam stabilitas kapal titik B inilah yang enyebabkan kapal mampu untuk tegak
kembali setelah mengalami senget.Letak titik B tergantung dari besarnya senget kapal,bila senget
berubah maka letak titik B akan berubah,bila kapal menyenget titik B akan berpindah kesisi yang rendah.
c) Titik Metasentris

Titik metasentis atau di kenal dengan titik M dari sebuah kapal merupakan sebuah titik semu dari batas
dimana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar supaya kapal tetap mempunyai stabilitas yang positif
(Stabil) .Jadi titik Metacentis dapat berubah letaknya dan tergantung dari besarnya sudut senget.

Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 15 drajat) maka titik apung B bergerak
disepanjang busur dimana titik M meupakan titik pusatnya dibidang tegak kapal (center of line) dan
pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih sangat kecil,sehingga masih dapat di
katakana tetap.

Gbr titik titik penting dalam stabilitas.

Keterangan : K = Lunas (keel)


B = Titik Apung (Bouynance)
G = Titik Berat (gravity)
M = Titik metasentris (Metacentrs)
d= Sarat kapal(Draft)
D = Dalam kapal (depth)
CL = Cente line
WL = Water line
4) DIMENSI POKOK DALAM STABILITAS KAPAL

a) KM (Tinggi titik metasentis di atas lunas)

KM ialah jarak tegak gari lunas kapal ketitik M,atau jumlah jarakdai lunas ke titik apung (KB) Dan jarak
titik apung ke metaentris (BM),Sehingga KM dapatdi cari dengan rumus

KM = KB+BM

Diperoleh dari diagam metasentis atau hydosetatical curve bagi stiap sarat (draf ) pada saat itu.

b) KB (Tinggi titik apung dari lunas)

Letak titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap,akan tetapi berpindah-pindah oleh adanya
peubahan sarat atau senget kapal.

Menurut Rubianto (1996),nilai KB dapat dicari:

Untuk kapal tipe plat bottom ,KB=0,05d

Untuk kapal tipe V bottom KB = 0,67d

Untuk kapal tipe U bottom ,KB= 0,53d

Diamana d = daft kapal.

Dari diagram metasentis atau lengkung hidrostatis ,dimana nilai KB dapat dicari pada setiap saat kapal
saat itu .

c) BM (tinggi titik apung ke metasentris)

BM dinamakan jari-jari metasentris atau metasentris radius karena bila kapal mengoleng dengan sudut-
sudut yang kecil maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur lingkaran dimana M
meupakan titik pusatnya dan BM merupakan jari-jarinya .titik masih di anggap tetap karena sudut oleng
nya kecil (10-15 drajat)

BM = b2/10d ,dimana b=lebar kapal (m)

d= daft kapal (m)

d) KG (Tinggi titik berat dari lunas)

Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining experiment),selanjutnya KG
dapat di hitung dengan menggunakan dalil moment.Nilai KG dengandalil moment inidi gunakan apabila
terjadi pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan mengetahui letak titik berat suatu bobot di
atas lunas yang di sebut dengan vertical cente of gavity (VCG) lalu dikalikan dengan bobot muatan
tersebut sehingga di peroleh moment bobot tersebut,selanjutnya jumlah moment-moment seluruh
bobot di kapal dibagi dengan jumlah bobot menghasilkan nilai KG pada saat itu.

KG TOTAL=M/W

Dimana M = Jumlah moment(ton)

W = Jumlah perkalian titik berat dengan bobot benda (m ton)

e) GM (Tinggi metasentris)

Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G dan titik M.

GM = KM-KG

GM = (KB+BM)-KG

f) Momen Penegak (Righting Moment) dan Lengan Penegak (Righting Arms)

MOMENT PENEGAK adalah momen yang akan mengembalikan kapal kedudukan tegaknya setelah kapal
miring karena gaya-gaya dari luar dan gaya-gaya tersebut tidak bekerja lagi.

Gbr : Momen penegak atau Lengan Penegak


Pada waktu kapal miring, maka titik B pindah ke B1,sehingga garis gaya berat bekerja ke bawah
melalui G dan gaya keatas melalui B1.Titik M merupakan busur dari gaya-gaya tersebut.Bila
dari titik G ditarik garis tegak lurus ke B1M maka berhimpitan dengan sebuah titik Z.garis GZ
inilah yang di sebut dengan Lengan penegak (ringhting Arms).Seberapa besar kemampuan kapal
tersebut untuk menegak kembali diperlukan momen penegak (righting moment).
Pada waktu kapal dalam keadaan senget maka discaplement tidak berubah yang beubah
hanyalah factor dari momen penegaknya.Jadi artinya nilai GZ nyalah yang berubah karena nilai
moment yang sebanding dengan besa kecilnya nilai GZ,sehingga GZ dapat dipegunakan untuk
menandai besar kecilnya Stabilitas Kapal

Untuk menghitung nilai GZsebagai berikut:

SIN ?= GZ/GM

GZ = GM X SIN ?

MOMENT PENEGAK = W X GZ

g) Periode Oleng (Rollin eriode)

Periode oleng dapat kita gunakan untuk menilai ukuran stabilitas.Periode oleng berkaitan dengan titik
tinggi metrasentris,satu periode oleng lengkap adalah jangka waktu yang dibutuhkan mulai dari saat
kapal tegak,miringke kiri ,miring kekanan sampai tegak kembali.

Gambaran hubungan antara tinggi metasentrik (GM) denganperiode oleng adalah dengan rumus:

T = 0.75 / ?GM

Dimana T = Periode oleng dalam detik.

h) Pengaruh Permukaan bebas

Permukaan bebas terjadi di dalam kapal apabila terdapat suatu permukaan cairan yang bergerak dengan
bebas bila kapal oleng di laut dan cairan di dalam tanki bergerak-gerak akibatnya titik berat cairan tidak
lagi berada di tempat semula.Titik G dari cairan tadi kini berada di atas cairan tadi.gejala ini di sebut
dengan kenaikan semu titik berat.Dengan demikian pelu adanya koreksi terhadap nilai GM yang kita
pehitungkan dari kenaikan semu titik berat cairan tadi pada saat kapal mengoleng sehinga diperoleh
nilai GM yang Efektif.

Perhitungan untuk korksi permukaan bebas dapat di pergunakan rumus:

Gg1 =r.xlxb3/12x35xW

Dimana : gg1 = pergeseran titik g ke g1


r = berat jenis di dalam tanki dibagi beat jenis cairan diluar kapal

l = panjang tanki

b = lebar kaki

W = displacement kapal

2.DAYA MUAT KAPAL

a) Pembagian muatan secara Vertical (tegak)

-Apabila muatan kapal dipusatkan di atas stabilitas kapal akan kecil mengakibatkan kapal langsar
(tender)

-Apabila muatan dipusatkan dibawah stabilitas kapal besar dan mengakibatkan kapal kaku (stiff)

b) Pembagian uatan secara longitudinal (membujur)

-Menyangkut masalah ti (peredaan sarat/darf depan dan belakang

-Mencegah tejadinya HONGGING ;muatan dipusatkan pada ujung-ujung kapal (palka depan dan palka
belakang) dan SANGGNG apabila muatan dipusatkan ditengah kapal (palka tengah)

c) Pembagian muatan secara transvesar (Melintang)

-Mencegah kemiringan kapal apabila muatan banyak dilambung,kapal akan miring kekanan dan
sebaliknya.

-Kemampuan geladak untuk menyangga muatan (DLC = DECK LAD CAPACITY) terutama untuk geladak
antara (tween deck).

d) Jenis-Jenis tonase

1)isi kotor (gross tonnage),isi kotor besarnya tertera didalam sertifikat kapal itu isi ini merupakan jumlah
dari:

-isi ruangan dibawah geladak dan geladak tonas

-isi ruangan tempat-tempat antar keladak kedua dan geladak atas

-isi ruangan yang tertutup.

-isi dari ambang palka.

2) isi bersih(net tonnage = netto register ton =NRT)

Isi sebuah kapal diperoleh dari isi kotor di kurangi dengan isi sejumlah ruangan yng berfungsi tidak dapat
di pakai untuk mengangkut barang seperti:
-akomodasi kapal dan Ruang uangkar

-kamar radio,gudang serang,kamar mesin

3) Isi tolak (dicaplement = berat benaman)

Isi tolak sebuah kapal yang terapung di air ialah berat air air yang dipindahkan oleh kapal itu
sendiri.dengan demikian isi tolak sebuah kapal sama dengan jumlah ton air yang dipindahkan atau sama
dengan berat seluruh kapal beserta isinya.isi tolak merupakan jumlah dari

-berat kapal kosong hanya dengan inventasis tetap saja

-berat muatan

-berat bahan bakar ,air tawar,ballast, dan gudang

- berat perlengkapan dan inventaris tidak tetap

Untuk menghitung volume kapal yang terapung di air laut dengan rumus.

L X B X D x Cb,dimana

L = panjang kapal

B = Lebar kapal

D = dalam/sarat kapal

1 long ton = 1016 kg = 2240 lbs

Bj air laut diambil rata-rata 1,025 dan air tawar =1,000.

Cb atau block coefficient berkisar antara 0,65-0,68.

5) Bobot mati (DWT= DEAD WEIGHT TON)

Bobot mati atau yang sering disebut DWT ialah isi tolak dikurangi dengan berat kapal kosong dan
inventaris tetap saja.Dengan demikian bobot mati dapat di artikan dengan sejumlah berat muatan
,bahan bakar,air tawar,ballast,gudang, dan inventaris tida tetap,hingga kapal tenggelam sampai sarat
maksimal.

Cargo dwt ialah berat muatan yang dapat di muat atau diangkut oleh kapal tersebut.dengan kata lain
cargo dwt itu merupakan bobot mati dikurangi dengan bahan bakar ,air tawar,ballast,gudang dan
inventaris tidak tetap.
TUGAS
DAYA APUNG DAN DAYA MUAT KAPAL

NAMA : YUDHI PRATAMA WEMBEN

KELAS 2A/N PERIODE 1 TAHUN 2018


6) KESIMPULAN

* Sifat/kecenderungan atau kemampuan dari sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula
setelah mendapatkan gaya – gaya dari luar disebut stabilitas.Stabilitas kapal terdiri dari stabilitas
awal,stabilitas positif,stabilitas netral (Neutral equilibrium),stabilitas Negatif (Unstable equilibrium).

* Dilihat dari sifatnya stabilitas kapal dibedakan menjadi dua jenis yaitu stabilitas statis dan stabilitas
dinamis.

* Titik penting dalam perhitungan stabilitas kapal adalah titik berat /center of gravity (G),titik Apung/
center of Buoyancy (B),dan titik metasentrum / metacenter (M).

* Stabilitas kapal sangatlah di pengaruhi oleh titik penting yang berkaitan dengan dimensi pokok kapal
yaitu KM (Titik tinggi metasentris diatas lunas),KB (Titik Apung dari lunas),dan GM (Tinggi Metasentrum).

* Untuk stabilitas kapal maka dalam memperhitungkan Displacement (Berat Benaman) atau berat kapal
keseluruhan yang sama dengan zat cair yang dipindahkan oleh kapal tersebut dalam longton sebaiknya
perhatikan Hukum ARCHIMEDES.

*Dalam menghitung stabilitas perhatikan antara Dead weight tonage/DWT (Bobot mati), Light ship
Displacement (Berat kapal kosong), Gross register tonage, dan Net Register Tonage (NRT)

* Periode oleng berkaitan dengan tinggi metasentrum,satu periode oleng lengkap adalah jangka waktu
yang dibutuhkan mulai dari saat kapal tegak,miring ke kanan /kiri sampai kembali tegak.

* Permukaan bebasterjadi didalam kapal bila terdapat suatu permukaan cairan yang bergerak dengan
bebas dan bila kapal mengoleng dilaut dan cairan dalam tanki bergerak akibatnya titik berat cairan tidak
lagi berada dititik semula.Dengan demikian mata titik G dari cairan tadi berpindah dan berada di atas
cairan.Dengan demikian pula adanya koreksi terhadap Nilai GM sehingga di peroleh nilai GM yang
Efektif.

Anda mungkin juga menyukai